Hasil Penelitian: Working From Home (WFH) Menjadi Satu Hal Yang Pada Akhirnya Lazim Dalam
Hasil Penelitian: Working From Home (WFH) Menjadi Satu Hal Yang Pada Akhirnya Lazim Dalam
Working from Home (WFH) menjadi satu hal yang pada akhirnya lazim dalam
Ritme sirkadian merupakan jam alami dalam tubuh manusia, adalah sistem
internal tubuh yang mengatur banyak hal terutama siklus tidur-bangun yang
berulang setiap 24 jam, dimana ritme ini dipengaruhi langsung oleh isyarat
lingkungan, terutama cahaya, yakni gelap dan terang (Guyton, 2020). Berdasarkan
hubungan yang signifikan dengan kualitas tidur. Lebih lanjut, dalam penelitian
tersebut bukan hanya ritme sirkadian yang menjadi pengaruh namun juga
penggunaan gadget, yang juga relevan dalam fenomena WFH ini. Adapun urgensi
kualitas tidur yang baik juga dijelaskan dalam penelitian (Stella dkk., 2022),
bahwa kualitas tidur yang baik (sehat) dapat berpengaruh terhadap kesehatan
manusia, dalam hal ini menurunkan resiko terjadinya hipertensi dan meningkatkan
bagian tubuh atau sistem tubuh manusia. Salah satu peneliti (Zhao et. al., 2018),
menyebutkan bahwa paparan dari blue light salah satunya dapat berdampak secara
fisik yaitu pada kerusakan mata. Selain itu, menurut peneliti (Lubis & Zaini,
2022) ada hubungan yang signifikan antara paparan sinar biru pada perangkat
layar digital dengan kualitas tidur mahasiswa. Diketahui bahwa Dari 150 subjek
penelitian, terdapat 64% wanita, 36% pria. Usia, 1,3% berusia 19 tahun, 18,7%
tahun. Eksposur cahaya biru, buruk 94%, bagus 6%. Kualitas tidur, buruk 87,3%,
baik 12,7%. Hubungan paparan sinar biru dengan kualitas tidur diperoleh nilai
p<0,001 dan koefisien r sebesar 0,663. Penelitian lain yang juga mendukung
temuan ini
melihat kelebihan dan kekurangan sebuah lensa di pasaran yang mengklaim dapat
menghalau paparan blue light saat menggunakan digital devices. Namun, apabila
dilihat lebih jauh, penelitian memperlihatkan bahwa ada pengaruh antara paparan
bahwa bahwa semakin tinggi paparan blue light, semakin rendah kualitas tidur,
dan begitu pula sebaliknya, dimana dimana kualitas tidur juga berkaitan erat
blue light itu sendiri, diduga dapat mempengaruhi peningkatan kualitas tidur dan
ritme sirkadian. Dugaan ini dapat didukung dalam hasil penelitian (Saputra, dkk.,
2022) bahwa penggunaan gadget sebelum tidur salah satunya dapat menyebabkan
siklus tidur terganggu dan cara pemakaian yang terus menerus menjadi faktor
bisa mengurangi resiko terganggunya siklus tidur atau ritme sirkadian. Kemudian
sebuah temuan penelitian (Guarana et. al., 2021) mendukung dugaan ini, dimana
lanjut dijelaskan bahwa dalam kajian khusus literatur menganai sirkadian, pada
dasarnya penelitian ini menduga bahwa tidur dengan hemat biaya (melalui
pengurangan paparan blue light), dapat meningkatkan berbagai hasil yang relevan
secara organisasi, dimana penelitian ini dilakukan terhadap pekerja kantoran. Hal
ini juga didukung oleh peneliti (Henriksen et. al., dkk) dimana pemblokiran
paparan blue light tidak hanya meningkatkan kualitas tidur tetapi bahkan
Kemudian didapati pula gap dalam penelitian ini dimana peneliti (Shechter
et. al., 2020) menemukan adanya inkonsistensi dalam pengaruh paparan blue light
manfaat dan yang lainnya tidak menunjukkan efek intervensi. Namun yang pasti
khususnya pada bagian panjang gelombang pendek dari visible spectrum. Meski
demikian, yaiitu temuan menunjukkan hasil yang bercampur, namun secara umum