Anda di halaman 1dari 14

5.

8
5.9 Ruang Operasi
Ruang operasi adalah suatu unit di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan
tindakan pembedahan secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus
lainnya. Luas ruangan harus cukup untuk memungkinkan petugas bergerak sekeliling peralatan bedah.
Ruang operasi harus dirancang dengan faktor keselamatan yang tinggi. 4 Instalasi Kamar Operasi adalah
salah satu instalasi yang ada di Rumah Sakit yang keberadaannya di bawah Pelayanan Medik dan
Bidang Keperawatan. Sebagai salah satu instalasi yang memberikan pelayanan pembedahan,
selayaknya memiliki sebuah pedoman yang dapat memandu atau sebagai acuan dalam seluruh kegiatan
pelayanan yang semestinya dilakukan/ dijalankan di Kamar Operasi yang memenuhi standar pelayanan,
keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah terjadinya bahaya yang dihadapi tim
bedah dan pasien yang menjalani operasi.3

5.8.1 Persyaratan dan Ketentuan Kamar Operasi1


Bangunan kamar operasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Mudah dicapai oleh pasien
 Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan perbatasan daerah steril dan non-steril
 Kereta dorong pasien harus mudah bergerak
 Lalu lintas kamar operasi harus teratur dan tidak simpang siur
 Terdapat batas yang tegas yang memisahkan antara daerah steril dan non-steril, untuk
pengaturan penggunaan baju khusus
 Letaknya dekat dengan UGD

Ketentuan kamar operasi:1,2


 Kamar yang tenang untuk tempat pasien menunggu tindakan anestesi yang dilengkapi
dengan fasilitas induksi anestesi
 Kamar operasi yang langsung berhubungan dengan kamar induksi c
 Kamar pulih (recovery room)
 Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, linen, obat farmasi termasuk bahan
narkotik
 Ruang/ tempat pengumpulan/ pembuangan peralatan dan linen bekas pakai operasi
 Ruang ganti pakaian pria dan wanita terpisah
 Ruang istirahat untuk staf yang jaga
 Ruang operasi hendaknya tidak bising dan steril. Kamar ganti hendaknya ditempatkan
sedemikian rupa sehingga terhindar dari area kotor setelah ganti dengan pakaian operasi.
Ruang perawat hendaknya terletak pada lokasi yang dapat mengamati pergerakan pasien.
 Dalam ruang operasi diperlukan 2 ruang tindakan, yaitu ruang untuk melakukan tindakan
elektif dan tindakan cito. Tindakan pembedahan elektif adalah tindakan yang telah
dijadwalkan terlebih dahulu sedangkan cito merupakan tindakan yang dilakukan sesegera
mungkin dikarenkana dapat mengancam nyawa pasien.
 Alur terdiri dari pintu masuk dan keluar untuk staf medik dan paramedik; pintu masuk
pasien operasi; dan alur perawatan

 Harus disediakan spoelhock untuk membuang barang barang bekas operasi


 Disarankan terdapat pembatasan yang jelas antara:
o Daerah bebas, area lalu lintas dari luar termasuk pasien
o Daerah semi steril, daerah transisi yang menuju koridor kamar operasi dan ruangan
semi steril
o Daerah steril, daerah prosedur steril diperlukan bagi personil yang harus sudah
berpakaian khusus dan masker
o Setiap 2 kamar operasi harus dilayani oleh 2 kamar scrub up
o Harus disediakan pintu keluar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang tidak
terlihat oleh pasien dan pengunjung

5.8.2 Zona pada Sarana Ruang Operasi Rumah Sakit1


Ruangan-ruangan pada bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit dapat dibagi kedalam
beberapa zona.
Gambar. Zona Ruang Operasi

1) Zona 1, Tingkat Resiko Rendah (Normal). Zona ini terdiri dari area resepsionis (ruang
administrasi dan pendaftaran), ruang tunggu keluarga pasien, janitor dan ruang utilitas kotor.

2) Zona 2, Tingkat Resiko Sedang (Normal dengan Pre Filter) Zona ini terdiri dari ruang istirahat
dokter dan perawat, ruang plester, pantri petugas. Ruang tunggu pasien/ruang transfer dan
ruang loker (ruang ganti pakaian dokter dan perawat) merupakan area transisi antara zona 1
dengan zona 2.

3) Zona 3, Tingkat Resiko Tinggi (Semi Steril dengan Medium Filter) Zona ini meliputi
kompleks ruang operasi, yang terdiri dari ruang persiapan (preparation), peralatan/instrument
steril, ruang induksi, area scrub up, ruang pemulihan (recovery), ruang resusitasi neonates,
ruang linen, ruang pelaporan bedah, ruang penyimpanan perlengkapan bedah, ruang
penyimpanan peralatan anastesi, implant orthopedi dan emergensi serta koridor-koridor di
dalam kompleks ruang operasi. Merupakan area dengan kebersihan ruangan kelas 100.000.

4) Zona 4, Tingkat Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan Pre Filter, Medium Filter, Hepa Filter)
Zona ini adalah ruang operasi, dengan tekanan udara positif. Merupakan area dengan
kebersihan ruangan kelas 10.000. 101

5) Area Nuklei Steril Area ini terletak dibawah area aliran udara kebawah dimana bedah
dilakukan. Merupakan area dengan kebersihan ruangan kelas 1.000 sampai dengan 10.000

5.8.3 Standar Fasilitas Kamar Operasi1-3


1. Ruang Transfer (Transfer Room)
Pasien bedah dibaringkan di stretcher khusus ruang operasi. Untuk pasien bedah yang datang
menggunakan stretcher dari ruang lain, pasien tersebut dipindahkan ke stretcher khusus
Ruang Operasi Rumah Sakit. Pasien melepaskan semua perhiasan dan diserahkan kepada
keluarga pasien. Selanjutnya Pasien dibawa ke ruang persiapan (preperation room).
2. Ruang Tunggu Pasien (Holding Room)
Ruang tunggu pasien dimaksudkan untuk tempat menunggu pasien sebelum dilakukan
pekerjaan persiapan (preparation) oleh petugas Ruang Operasi Rumah Sakit dan menunggu
sebelum masuk ke kompleks ruang operasi. Apabila luasan area Ruang Operasi Rumah Sakit
RS tidak memungkinkan, kegiatan pada ruangan ini dapat di laksanakan di Ruang Transfer.
3. Ruang Persiapan Pasien
Ruang yang digunakan untuk mempersiapkan pasien bedah sebelum memasuki ruang
operasi. Di ruang persiapan, petugas Ruang Operasi Rumah Sakit membersihkan tubuh
pasien bedah, dan mencukur bagian tubuh yang perlu dicukur. Petugas Ruang Operasi
Rumah Sakit mengganti pakaian pasien bedah dengan pakaian khusus pasien Ruang Operasi
Rumah Sakit. Selanjutnya pasien bedah dibawa ke ruang induksi atau langsung ke ruang
operasi.
4. Ruang Induksi
Di ruang induksi, petugas Ruang Operasi Rumah Sakit mengukur tekanan darah pasien
bedah, memasang infus, memberikan kesempatan pada pasien untuk beristirahat/
menenangkan diri, dan memberikan penjelasan pada pasien bedah mengenai tindakan yang
akan dilaksanakan. Anastesi dapat dilakukan pada ruangan ini. Apabila luasan area Ruang
Operasi Rumah Sakit RS tidak memungkinkan, kegiatan anastesi dapat di laksanakan di
Ruang Operasi.
5. Ruang Penyiapan Peralatan/Instrumen Bedah
Peralatan/Instrumen dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembedahan dipersiapkan
pada ruang ini.
6. Ruang Pemulihan
Ruang pemulihan ditempatkan berdekatan dengan ruang operasi dan diawasi oleh perawat.
Pasien operasi yang ditempatkan di ruang pemulihan secara terus menerus dipantau karena
pembiusan normal atau ringan. Daerah ini memerlukan perawatan berkualitas tinggi yang
dapat secara cepat menilai pasien tentang status jantung, pernapasan, dan physiologis,
selanjutnya melakukan tindakan dengan memberikan pertolongan yang tepat. Setiap tempat
tidur pasien pasca operasi dilengkapi dengan masing masing satu outlet Oksigen, suction,
compressed air, kotak kontak listrik, dan peralatan monitor. Kereta darurat (emergency cart)
secara terpusat disediakan dan dilengkapi dengan defibrillator, airway, obatobatan darurat,
dan persediaan lainnya. Komunikasi ruang PACU (Post Anaesthetic Care Unit) langsung ke
ruangdokter bedah dan perawat bedah dengan interkom. Tombol panggil darurat ditempatkan
diseluruh ruangan Ruang Operasi Rumah Sakit.
7. Ruang Resusitasi Bayi/ Neonatus
Ruangan yang dipergunakan untuk menempatkan bayi baru lahir melalui operasi caesar,
untuk dilakukan tindakan resusitasi terhadap bayi. Pada ruangan ini dilengkapi dengan
tempat tidur bayi dan inkubator perawatan bayi. Pada tiap incubator harus dilengkapi dengan
1 (satu) outlet oksigen dan vacuum. Di ruang ini bayi hanya tinggal sementara dan akan
dipindahkan ke ruang bayi bersama ibunya setelah bayi tersebut stabil ke ruang perawatan.
Ruangan ini terletak di dekat ruang operasi.
8. Ruang ganti pakaian (Loker)
Loker atau ruang ganti pakaian, digunakan untuk dokter dan petugas medik mengganti
pakaian sebelum masuk ke lingkungan ruang operasi. Pada loker ini disediakan lemari
pakaian/loker dengan kunci yang dipegang oleh masing-masing petugas dan disediakan juga
lemari/tempat menyimpan pakaian ganti dokter dan perawat yang sdh disteril. Loker dipisah
antara pria dan wanita. Loker juga dilengkapi dengan toilet.
9. Scrub Station/ ruang cuci tangan
Scrub station adalah bak cuci tangan bagi dokter ahli bedah dan petugas medik yang akan
mengikuti langsung pembedahan di dalam ruang operasi. Bagi petugas medik yang tidak
terlibat tidak perlu mencuci tangannya di scrub station. Scrub station sebaiknya berada
disamping atau di depan ruang operasi. Beberapa persyaratan dari scrub station yang harus
dipenuhi, antara lain :
- Terdapat kran siku atau kran dengkul, minimal untuk 2 (dua) orang.

- Aliran air pada setiap kran cukup.

- Dilengkapi dengan ultra violet (UV), water sterilizer.

- Dilengkapi dengan tempat cairan desinfektan.

- Dilengkapi sikat kuku.


10. Ruang Utilitas Kotor (Spoel Hoek, Disposal)
Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan.
Spoolhoek terdiri dari sloop sink dan service sink. Peralatan/instrumen/material kotor
dikeluarkan dari ruang operasi ke ruang utilitas kotor. Barang-barang kotor ini selanjutnya
dikirim ke ruang laundri dan CSSD (Central Sterilized Support Departement) untuk
dibersihkan dan disterilkan. Ruang laundri dan CSSD diluar ruang operasi rumah sakit.
11. Ruang Linen
Ruang linen berfungsi menyimpan linen, antara lain duk operasi dan pakaian bedah
petugas/dokter.
12. Ruang Penyimpanan Perlengkapan Bedah
Ruang tempat penyimpanan instrumen yang telah disterilkan. Instrumen berada dalam tromol
tertutup dan disimpan di dalam lemari instrumen. Bahanbahan lain seperti kasa steril dan
kapas yang telah disterilkan juga dapat disimpan di ruangan ini. Persediaan harus disusun
rapih pada rak-rak yang titik terendahnya tidak lebih dari 8 inci (20 cm) dari lantai dan titik
tertingginya tidak kurang dari 18 inci (45 cm) dari langit-langit. Persediaan rutin diperiksa
tanggal kadaluarsanya dan di bungkus secara terpadu. Ruang penyimpanan peralatan
anastesi, peralatan implant orthopedic, dan perlengkapan emergensi diletakkan pada ruang
yang berbeda dengan ruang penyimpanan perlengkapan bedah.
13. Ruang Penyimpanan Peralatan Kebersihan (Janitor)
Ruang untuk menyimpan peralatan kebersihan dan ruang tempat menempatkan barang-
barang kotor di dalam kontainer tertutup yang berasal dari ruang-ruang di dalam bangunan
(sarana) ruang operasi rumah sakit untuk selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan di luar
bangunan ruang operasi rumah sakit.
14. Ruang Dokter dan perawat
Ruang untuk istirahat dokter, perawat/ petugas lainnya setelah melakukan kegiatan
pembedahan atau tugas jaga.
15. Kamar mandi/wc
Kamar mandi/ WC di bedakan antara petugas dan pasien.
16. Parkir Brankar
Tempat parkir brangkar selama tidak ada kegiatan pembedahan atau selama tidak di perlukan

5.8.4 Ruang Operasi RSGM USK


RSGM USK saat ini sudah memiliki ruang operasi dengan ketersediaan alat yang sudah cukup
memadai. Akan tetapi, ruang operasi di RSGM USK belum difungsikan.

Gambar. Ruang Operasi RSGM USK

REFERENSI
1. Kementrian kesehatan RI. 2012. Pedoman Teknis Ruang Operasi Rumah Sakit
2. Anggreini P, Singgih ML. Penurunan Waktu Pra-Operasi Antar Tindakan Pembedahan
Menggunakan Analisa Changeover Time. J Tek ITS. 2021;10(2).
3. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Muhammad Zein Painan. 2023. Pedoman Pelayanan Kamar
Operasi Tahun 2023
4. Hati, I.P. (2019). Analisa Performa Tata Ruang dan Sirkulasi Menggunakan Metode Space
Syntax.
5.9 Instalasi Rawat Inap
Instalasi rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan
pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien
diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan dan
rehabilitasi medik.72,73 Letak ruang rawat inap harus di lokasi yang tenang, aman,
dan nyaman. Ruang rawat inap harus memiliki akses yang mudah ke ruang
penunjang pelayanan lainnya. Ruangan perawatan pasien di ruang rawat inap
harus dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan jenis penyakit.31
Bangunan rawat inap harus terletak pada lokasi yang tenang, aman dan
nyaman, tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibilitas atau pencapaian dari
sarana penunjang rawat inap. Bangunan rawat inap terletak jauh dari tempat-
tempat pembuangan kotoran, dan bising dari mesin/generator. 31 Dalam
menyelenggarakan pelayanan rawat inap, Rumah Sakit harus memiliki:72
a. Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah dan 20% (dua puluh persen) dari seluruh
tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta.
b. Jumlah tempat tidur perawatan di atas perawatan kelas I paling banyak
30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan swasta.
c. Jumlah tempat tidur perawatan intensif paling sedikit 8% (delapan persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit baik milik Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan swasta. Jumlah tempat tidur perawatan intensif
untuk Rumah Sakit umum terdiri atas 5% (lima persen) untuk pelayanan
unit rawat intensif (ICU), dan 3% (tiga persen) untuk pelayanan intensif
lainnya.
Ketentuan diatas dikecualikan untuk Rumah Sakit khusus mata dan Rumah
Sakit khusus gigi dan mulut. Tipe ruang rawat inap diantaranya:31
a. Ruang rawat inap 1 tempat tidur setiap kamar (VIP).
b. Ruang rawat inap 2 tempat tidur setiap kamar (Kelas 1)
c. Ruang rawat inap 4 tempat tidur setiap kamar (Kelas 2)
d. Ruang rawat inap 6 tempat tidur atau lebih setiap kamar (kelas 3).

Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan (Ruang Isolasi),


seperti:31
a. Pasien yang menderita penyakit menular.
b. Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti penyakit
tumor, ganggrein, diabetes, dan sebagainya).
c. Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam ruangan).
Keseluruhan ruang-ruang ini harus terlihat jelas dalam kebutuhan jumlah
dan jenis pasien yang akan dirawat.

5.9.2 Alur Pasien Rawat Inap


Alur perawatan pasien rawat inap adalah sebagai berikut:31
1) Pasien masuk ruang rawat inap dari IGD/COT/Rawat jalan melalui admisi.
2) Pasien mendapatkan Nomor Rekam Medis.
3) Serah terima & orientasi di pos perawat (Nurse Station).
4) Pasien ganti pakaian.
5) Pasien selanjutnya dirawat lebih lanjut di ruang rawat inap.
6) Pasien pulang ke rumah setelah sehat, atau
7) Pasien meninggal dikirim ke kamar jenazah.
5.9.3 Prosedur Pelayanan Rawat Inap
Prosedur Pelayanan Rawat Inap adalah sebagai berikut.72
a. Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas sesuai indikasi medis akan
mendapatkan surat perintah rawat inap dari dokter spesialis RSGMP atau
dari IGD atau membawa surat rujukan rawat inap dari dokter poliklinik
atau IGD.
b. Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan mendatangi bagian
pendaftaran untuk konfirmasi ruangan rawat inap.
c. Bagian pendaftaran rawat inap di RS akan menerbitkan Surat Keterangan
Perawatan RSGM.
d. Pasien/keluarga pasien menentukan ruang perawatan yang diinginkan atau
sesuai dengan ketentuan instansi penjamin.
e. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan atau
tindakan medis, maka yang bersangkutan harus menandatangani Surat
Bukti Pemeriksaan dan Tindakan.
f. Setiap selesai rawat inap, peserta/orang tua peserta bersangkutan harus
menandatangani Surat Bukti Rawat Inap dan pasien akan mendapatkan
perintah untuk kontrol kembali ke spesialis yang bersangkutan.
g. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter spesialis
ke untuk mendapatkan Surat Rujukan dokter spesialis di RS yang ditunjuk.
h. Selanjutnya berlaku prosedur rawat jalan dokter spesialis di RSGM.

5.9.4 Instalasi Rawat Inap RSGM USK


RSGM USK melayani pelayanan rawat jalan dan hingga saat ini belum
melayani rawat inap di RSGM USK. Prosedur pelayanan rawat jalan di RSM
USK diawali dengan petugas loket pendaftaran memasukkan data pasien yang
mendaftar ke aplikasi SIMRS. Jika pasien umum maka akan di arahkan langsung
ke loket pembayaran supaya data pasien dapat di lanjutkan ke poliklinik tujuan.
Untuk pasien Askes maka langsung di arahkan ke poli tujuan. Kemudian petugas
poliklinik meng-input diagnosis dokter ke aplikasi SIMRS. Petugas poliklinik
memasukkan tindakan/pelayanan yang di berikan kedalam aplikasi SIMRS untuk
dilanjutkan ke bagian pembayaran. Setelah selesai petugas poliklinik dapat
memulangkan pasien melalui aplikasi SIMRS. Loket pembayaran akan
melakukan tagihan kepada pasien sesuai data tindakan/pelayanan yang di
masukkan oleh petugas poliklinik di aplikasi SIMRS.

Instalasi rawat inap pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut akan mulai aktif
difungsikan setelah pembangunan selesai.
Gambar 5.15 Ruang Rawat Inap RSGM USK
31. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Dan Prasarana Rumah Sakit.
72. Zein M. Pelayanan Instalasi Rawat Inap. 2019;
73. Permenkes RI. Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Implement
Sci [Internet].2020;39(1):1–15:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/152506/permenkes-no-3-
tahun- 2020

Anda mungkin juga menyukai