Orasi Ilmiah
Oleh:
I Gede Yusa
Disampaikan Pada
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Dalam Bidang Ilmu Hukum
Pada Fakultas Hukum Universitas Udayana
Sabtu, 27 Maret 2021
Universitas Udayana
Bukit Jimbaran
2021
2
Orasi Ilmiah
Oleh:
I Gede Yusa
Disampaikan Pada
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Dalam Bidang Ilmu Hukum
Pada Fakultas Hukum Universitas Udayana
Sabtu, 27 Maret 2021
Universitas Udayana
Bukit Jimbaran
2021
3
Om Swastyastu,
Pertama-tama saya memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang
Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rakhmat
beliaulah kita dapat berkumpul dan bertemu lewat online dalam acara
pengukuhan Jabatan Aklademik Profesor atau Guru Besar.
Sebagai langkah awal saya melaksanakan tugas jabatan Guru Besar, hari
ini saya menyampaikan orasi ilmiah dihadapan Rapat Terbuka Senat
Universitas Udayana. Sesuai dengan bidang ilmu yang saya tekuni
selama studi di perguruan tinggi yaitu Ilmu Hukum Tata Negara, maka
judul Orasi ilmiah yang akan saya sampaikan adalah “MERANCANG
UNDANG-UNDANG KEPRESIDENAN YANG BERSUMBER
PADA HUKUM KETATANEGARAAN MAJAPAHIT”.
3. Bayu Brata, Bayu atau angin selalu memenuhi ruang, tidak ada
satupun ruang yang tidak terisi oleh angin. Dia memberikan
kehidupan dalam wujud nafas, memenuhi ruang dan tidak
menyisakan satupun ruang yang tidak terjamah olehnya.
Demikian halnya dengan seorang pemimpin/Presiden, layaknya
berlaku seperti angin, yaitu mampu membaca seluruh pikiran
dan kehendak rakyat.
4. Yama Brata, Dewa Yama adalah Dewa Pengadil, yang
menghukum orang yang berbuat salah dan memberikan pahala
kepada orang yang suci, jujur dan setia.
5. Baruna Brata, Baruna (Waruna) Brata, yakni Dewa Baruna
dianggap Dewa yang bersenjata Naga Pasa yang bertugas
membasmi durjana dan musuh. Artinya pemimpin atau Presiden
harus memiliki pengetahuan atau wawasan yang luas sehingga
mampu menghilangkan kendala-kendala yang dapat merusak
kinerja organisasi atau kabinet yang dipimpinnya. Dalam
konteks ini, kendala-kendala yang menghambat berlangsungnya
sistem pemerintahan yang baik hendaknya dapat diketahui dan
segera dicarikan solusinya. Kendala itu bisa bersumber dari
struktur, kultur, maupun aparatur pemerintahan.
6. Chandra (Sasi) Brata, yakni tercermin dalam sifat-sifat Dewa
Bulan, tatkala Bulan penuh (Purnama) semua penghuni dunia
senang olehnya. Ini merupakan harapan setiap rakyat bahwa
Presiden hendaknya selalu ramah, dan menunjukkan muka yang
15
7. Amatsya adalah orang yang tahu dan ahli tentang tanah dan
sumber daya alam.
8. Sumantra adalah orang yang pandai mengatur pendapatan,
anggaran belanja negara, dan keuangan pada umumnya.
Begitu pentingnya kedudukan dan peran menteri dalam menjalankan
roda pemerintahan juga terdapat dalam Arthasastra seperti dijelaskan
dalam Canakya Sutra “Naikam cakram paribhramayati” (Kereta tidak
bisa bergerak dengan satu roda”). Maksudnya, Raja atau Presiden tidak
akan mampu menjalankan pemerintahan sendiri sehingga diperlukan
bantuan pihak lain atau dewan menteri (Atmatya). Menurut Kautilya,
dewan menteri harus ditunjuk dari penduduk asli, teruji kesetiaannya,
berasal dari keluarga terhormat, mudah diawasi, terlatih dalam seni,
berilmu, tekun, tangkas, cakap berbicara, gagah berani, cerdas, berakal,
mempunyai kekuatan, mampu memimpin, serta mampu mengatasi
berbagai situasi.
Raja atau Presiden yang didampingi oleh Pendeta lazim dikenal dengan
Rajarshi. Secara harfiah Rajarshi terdiri atas dua kata, Raja dan Rshi.
Raja berarti seorang pemimpin tertinggi dalam sistem monarkhi atau
kerajaan. Sementara itu Rshi menunjuk pada seseorang yang
berkedudukan sebagai pendeta agama atau orang yang memiliki
pengetahuan mendalam di bidang keagamaan. Dalam sistem
ketatanegaraan Hindu konsep Raja dan Rshi ini menunjukkan hubungan
penting antara Swamin dan Purohita. Menurut Maharsi Kautilya seorang
Purohita harus dipilih dari para pendeta yang benar-benar paham tentang
Sadangga (badan-badanVeda) dengan kata lain seorang Purohita
haruslah pendeta yang memahami isi kitab suci Veda. Dalam Kautilya
Arthasastra, IX.V.10-11 dijelaskan bahwa seorang Raja (Svamin)
hendaknya mengikuti nasihat Purohita, seperti bhakti seorang murid
kepada gurunya, seorang anak kepada ayahnya atau pembantu kepada
majikannya. Sebab kaum Ksatriya hanya akan berhasil apabila ada
Brahmana, kekuatannya disucikan oleh mantra dan nasehat para menteri
(Atamatyasampat), dengan kerja dan pengetahuan ketatanegaraannya ia
akan menjadi jaya tidak terkalahkan. Di sini tampak bahwa hubungan
antara Svamin dan Purohita dalam sistem ketatanegaraan Hindu
merupakan kesatuan fungsional yang saling mendukung satu dengan
lainnya.18
Sejalan dengan itu, dalam Kakawin Ramayana dijelaskan
hubungan antara Natha yang artinya Raja (Presiden) dan Wiku yang
berarti Purohita sebagai berikut:
20
hukumannya tiga kali lipat dan terakhir jika yang melanggar hukum
adalah para kaum Brahmana atau yang menguasai Kitab Suci maka
hukumannya adalah empat kali lipat.23
Berkaitan dengan pencantuman sanksi dalam rancangan undang-undang
lembaga kepresidenan kelak sebagai ius konstituendum maka saya
mengusulkan agar hukuman kepada Presiden dan Wakil Presiden jika
terbukti melanggar hukum itu bisa diperberat karena dianggap sangat
menguasi hukum dan malah sebagai pembuat hukum (undang-undang).
Disamping itu pula Presiden/Wakil Presiden sebagai panutan
masyarakat atau warga negara maka harus menjadi contoh dan tauladan
dalam mentaati hukum itu sendiri.
23
PENUTUP
Sebagai penutup orasi ilmiah pengukuhan jabatan Guru Besar saya ini,
ijinkan saya menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada Catur Guru, yaitu empat (4) guru saya :
Pertama adalah Guru Sawadyaya yaitu Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, Para Dewa dan Dewi serta Bhetara-
Bhetari yang telah memberikan sinar sucinya dan terus melindungi dan
menuntun saya sampai saat ini. Kedua adalah Guru Wisesa yaitu
Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan yang telah mengangkat saya dalam jabatan akademik
Profesor atau Guru Besar. Begitu juga Mahkamah Konstitusi RI yang
telah membantu pembiayaan penelitian disertasi saya sehingga selesai
pada waktunya.
Ketiga adalah Guru Pengajian saya dari Sekolah Dasar Negeri No.6
Klungkung, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Klungkung, Sekolah
Menengah Pertama Negeri Sibetan, Bebandem Karangasem dan
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Klungkung. Kemudian dosen saya
dari program S1 dan S2 Fakultas Hukum Universitas Udayana serta
dosen Program S3 Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang
terutama Dosen sekaligus kolega saya antara lain : Prof Dr. IDG
Atamadja,S.H.,M.S, Prof. Dr. I Made Pasek Diantha,S.H.,M.S, Prof. Dr.
I Nyoman Nurjaya,S.H.,M.S., I Ketut Wirta Griadi,S.H.,M.H., Prof. Dr.
25
Catur Guru keempat adalah Guru Rupaka, yaitu orang tua saya, Bapak I
Nyoman Karsa dan Ibu Ni Nengah Ringin, yang ke duanya sudah
almarhum. Walaupun ke dua orang tua saya tidak bisa menikmati
pendidikan sekolah dasar sebagaimana mestinya tapi saya yakin karena
doa beliaulah saya bisa menapaki pendidikan sampai jenjang tertinggi.
Demikian juga kedua mertua saya, Bapak Kapten Pol. I Komang Alit
dan Ibu Ni Nyoman Sujani yang juga sudah almarhum, saya hanya bisa
berdoa semoga kedua orang tua dan mertua saya Amor ring Acintya.
26
Catatan:
1) Dapat dilihat ada satu lembaga negara sudah berganti tiga (3) hingga
lima (5) kali undang-undang, seperti UU MD3, UU MK dll.
2) Jika kita lihat di negara lain hampir sebagian besar lembaga
kepresidenan diatur dalam sebuah undang-undang.
3) Dalam sidang BPUPKI, anggota Sanoesi sempat juga memunculkan
sistem Kerajaan. Dapat dilihat dalam Risalah BPUPKI, h.123.
4) Sebelum amandemen titik berat pemerintah ada di Eksekutif
(Executif Heavy) namun setelah amandemen menjadi legeslatif heavy
5) IDG Atmadja, 2012, Ilmu Negara, Setara Press, Malang. H.131, bisa
juga dilihat dalam Boli Sablon, Joko Soetono, dan Azhary.
6) Untuk hari kelahiran NKRI sebelumya ada dua pandangan, yaitu 17
Agustus 1945 dan 18 Agustus 1945.
7) IDG Atmadja,2011, Negara dan Pemerintah Menurut Hindu,Setara
Press, Malang, h.121.
8) Kerajaan yang ada seperti Medang Kemulan, Pajajaran, Singosari,
dll.
9) J.H.C.Kern, W,H.Rassers, 1982, Ciwa dan Buddha, Djambatan, XV.
10) Kisah Mahabarata dan Ramayana sering dijadikan pagelaran
Wayang dengan bahasa Kawi atau Jawa Kuno.
11) Prof. Mr. Djokosoetono karena kepintaran dan keahliannya waktu
mahasiswa sering lulus dengan tidak perlu diuji oleh dosennya.
12) Slametmuljana, 1967, Perundang-undangan Madjapahit,
Bhratara, Jakarta, h.18.
29
DAFTAR PUSTAKA
Atmadja, IDG, 2012, Ilmu Negara, Setara Press, Malang.
Azhary, 1983, Ilmu Negara Pembahasan Buku Prof.Mr.R Kranenburg,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Boli Sabon, Max, 1992, Ilmu Negara, Buku Panduan Mahasiswa, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Gunada, IB, 2012, Aneka Politik Hindu, Widya Dharma, Denpasar.
Irawan Soejito, 1969, Teknik Membuat Undang-Undang, Pradnya
Paramitha, Jakarta.
Hestu Cipto Handoyo, 2008, Prinsip-prinsip Legal Drafting dan Naskah
Akademik, Univ.Atma Jaya, Yogyakarta.
Kern, J.H.C.,W.H.Rassers, 1982, Civa Dan Buddha, Djambatan.
Maria Farida Indriati S, 2007, Ilmu Perundang-undangan, Kanisius,
Yogyakarta.
Marhaendra,W.A.Gede,dkk, 2017, Perancangan Peraturan
Perundang-undangan, Pustaka Ekspresi, Tabanan, Bali.
Mahkamah Konstitusi RI, 2008, UUD NRI 1945, Sekretariat Jenderal
dan Kepaniteraan MK, Jakarta.
Pudja, G.M.A., dan Tjok Rai S, 1977, Manawa Dharmacastra (Manu
Dharmacastra), C.V. Junasco, Jakarta.
Slametmuljana, 1967, Perundang-undangan Madjapahit, Bhratara,
Jakarta.
Sekretariat Negara RI, 1995, Risalah Sidang BPUPKI, Jakarta.
Yusa, I Gede,Ed.,2011, Demokrasi, HAM dan Konstitusi, Setara Press
Malang.
31
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1973 : Tamat SD No.6 Klungkung
2. Tahun 1976 : Tamat SMP Negeri 1 Sibetan
Karangasem
3. Tahun 1980 : Tamat SMA Negeri 1 Klungkung
4. Tahun 1985 : Lulus Sarjana Hukum Jurusan Hukum
Tata Negara, FH Unud
5. Tahun 2005 : Lulus Magister Hukum Program Pasca
Sarjana Univeritas Udayana.
6. Tahun 2011 : Lulus Program Doktor Ilmu Hukum, FH
Univeritas Brawijaya.
Riwayat Pekerjaan
1. Asisten Dosen (CPNS) : 1986
2. Dosen Pengajar FH Unud : 1986 – sekarang
3. Dosen Tidak Tetap Unwar : 1987 – 1997
4. Dosen TT Poltekkes Denpasar : 1996 – sekarang
5. Dosen TT AKBID Kartini Dps : 2007 – 2019
6. Dosen TT FT Arsitektur Unud : 1995 – 2016
7. Dosen TT Poltek Negeri Bali : 2008 - 2010
8. Staf PD I FH Unud : 1990 – 1994
9. Humas Dekan FH Unud : 1995 – 1999
10. Sekretaris PUSDOKPUB FH : 2005 – 2010
11. Ketua Bagian HTN : 2005 – 2009
2013 - 2017
12. Sekretaris Pusat Kajian Konstitusi : 2009-2016
13. Ketua DPD APHAMK Bali : 2010 – 2020
14. Wakil Dekan III FH Unud : 2016 - 2020
33
Perolehan HKI
1. Buku Monograf Konstitusionalitas Permendagri No.2 Tahun
2016 Tentang Kartu Identitas Anak. Nomor :00017730 2.
Tanggal pemberian 17 Desember 2019.
2. Perubahan Hak Mewaris Perempuan Di Bali. Nomor
:000177303. Tanggal pemberian 17 Desember 2019.