1. Kajian Literatur
Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan
dengan topik masalah.
Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut
berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah,
atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang
diidentifikasi.
Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi
untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian
atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan
wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab
masalah.
Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.
Setelah dilakukan
analisis
kemampuan siswa
belum optimal
2. sulitnya disebabkan:
memberi
pemahaman Sumber wawancara kepada A. belum
tentang peta kepala sekolah (Dahlia, S.Pd} menguasai
a. Kurang tersedianya media sepenuhnya
konsep dan bahan ajar untuk prosedur
penjumlahan membaca permulaan Siswa penjumlahan
dan kurang pendampingan bilangan
pengurangan. belajar membaca di rumah dengan cara
b. Orangtua kurang menyimpan
menguasai metode untuk dan
mengajari anak pengurangan
membaca di rumah bilangan
c. Guru belum menerapkan dengan cara
gerakan literasi
meminjam
pembiasaan membaca di
B. kesulitan
kelas
memaknai
soal cerita,
yaitu dalam
merubah
kalimat
Kajian literatur : sehari-hari
Sutrisno, 2020 menjadi
Berdasarkan analisis hasil kalimat
penelitian yang telah dilakukan, matematika;
maka dapat disimpulkan bahwa
bentuk-bentuk kesulitan belajar
siswa dalam materi
penjumlahan dan pengurangan
bilangan, yaitu miskonsepsi
pada operasi penjumlahan atau
pengurangan yang melibatkan
bilangan nol; belum menguasai
sepenuhnya prosedur
penjumlahan bilangan dengan
cara menyimpan dan
pengurangan bilangan dengan
cara meminjam; kesulitan
memaknai soal cerita, yaitu
dalam merubah kalimat sehari-
hari menjadi kalimat
matematika; serta
kekurangtelitian dalam
mengerjakan soal dan berujung
pada kekeliruan pada jawaban
yang diberikan.
Sumber wawancara kepada
guru
(Arif Hidayat, S.Pdi)
1. Sebagian siswa belum
menguasai konsep
penjumlahan dan
pengurangan.
2. Tingkat kemampuan dan
kecepatan siswa dalam
menjawab pertanyaanlisan
menjumlah dan menguragi
bilangansampai angka
20masih kurang baik
3. Siswa masih belum
menunjukkan adanya
keberaniantampil didepan
kelas
Sumber wawancara kepada
kepala sekolah (Dahlia, S.Pd}
1. menyiapkan anak untuk
belajar matematika, mulai
dari yang konkrit ke yang
abstrak,
2. penyediaan kesempatan
kepada anak untuk berlatih
dan mengulang,
generalisasi ke dalam
situasi baru, bertolak dari
kekuatan dan kelemahan
siswa,
3. perlunya membangun
fondasi yang kuat tentang
konsep dan keterampilan
matematika,