Anda di halaman 1dari 11

NASAL DELIVERY

OF BIOPHARMACEUTICALS
Dosen pengampu : apt. Tedi Rustandi, M.Farm
KELOMPOK 4
Anggota Kelompok :
Aditya Kumala Putri (220102036)
Intan Rizki (220102038)
Dimas Kalinggo Purnomo (220102040)
Mita (220102043)
Rahma Wati (220102045)
ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG
Saluran respirasi dibedakan menjadi
dua saluran, yaitu saluran bagian
atas dan saluran bagian bawah

Saluran Nafas Bagian Atas terdiri


dari :
Rongga hidung, faring dan laring
Saluran Nafas Bagian Bawah
terdiri dari :
trakea, bronkus, bronkiolus, dan
paru-paru
MEKANISME ABSORPSI OBAT NASAL
Beberapa mekanisme telah diusulkan tetapi ada 2 mekanisme
penyerapan obat yang digunakan:
1. Mekanisme pertama melibatkan rute berair transportasi, yang juga dikenal sebagai rute paracellular.
2. Mekanisme kedua melibatkan transportasi melalui rute lipoidal juga dikenal sebagai proses transelular
dan bertanggung jawab untuk pengangkutan lipofilik obat yang menunjukkan tingkat ketergantungan
pada lipofilitas.
Adapun perjalanan sistem penghantaran obat (DDS) intranasal
dalam tubuh, adalah sebagai berikut :
a.) Bentuk sediaan obat nasal dengan zat aktif untuk penggunaan efek lokal.
b.) Fase biofarmasetik. Obat dihisap melalui rongga hidung masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Fase ini
meliputi waktu mulai penggunaan sediaan obat melalui hidung hingga pelepasan zat aktifnya ke dalam
cairan tubuh.
C.) Ketersediaan farmasi. Obat siap untuk diabsorbi obat dalam bentuk zat aktif terlarut siap untuk
diabsorpsi yang selanjutnya zat aktif akan di distribusikan keseluruh tubuh (sistemik).
d.) Fase farmakokinetik. Tidak terjadi ADME fase ini meliputi waktu selama obat diangkut ke organ yang
ditentukan setelab obat dilepas dari bentuk sediaan.
e.) Ketersediaan hayati. Obat untuk member efek pada tahap ini obat mulai memberikan efek pada pasien
dengan cara berikatan
dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh.
f.) Fase farmakodimanik. Interaksi dengan reseptor ditempat kerja bila obat telah berinteraksi dengan
sisi reseptor biasanya protein membrane akan menimbulkan respon biologik. Tujuan utama pada fase ini
adalah optimisasi dari efek biologik.
g.) Efek terapi. Obat pada akhirnya memberikan efek terapi atau pengobatan pada pasien.Yang
diharapkan dapat memberikan kesembuhan pada pasien.
PELEPASAN DAN PERJALANAN
OBAT INTRANASAL
Intranasal sebagai rute yang nyaman dan dapat di andalkan
tidak hanya untuk lokal tetapi juga untuk sistemik. Rongga
hidung mempunyai keuntungan khusus untuk pengiriman sistemik
seperti kelimpahan darah pembuluh darah di mukosa hidung
berkontribusi pada penyerapan obat, yang hampir sama dengan
suntikan Intravena. Pengiriman obat jalur hidung dapat
digunakan untuk obat lokal seperti misalnya untuk mengobati
kondisi hidung tersumbat,rinitis,sinusitis dan alergi lainnya.
PELEPASAN DAN PERJALANAN
OBAT INTRANASAL
Obat yang termasuk kortikosteroid,anti histamin, anti kolinergik dan
vasokonstriktor dapat di berikan secara lokal. Dan obat sistemik yang
menggunakan hidung sebagai pintu masuk kedalam tubuh ada yang berbentuk gel,
suspensi,emulsi liposom dan mikropartikel sebagai tindakan sistemiknya. Bentu
sediaan ini sebagian besar dirancang untuk memanfaatkan keuntungan dari
onset aksi yang cepat bila di berikan melalui jalur hidung. Misalnya morfin dan
ketamin dapat diberikan secara intra-nasal untuk mencapai hasil yang cepat
berefek analgesik. Dan vaksin juga bisa diberikan menggunakan hidung jalur
potensial, seperti untuk influenza
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PENGGUNAAN DDS NASAL
PENYERAPAN OBAT
melalui rute hidung dipengaruhi oleh ukaran molekul.
b. Distribusi Obat dan deposis
a. Formulasi (Osmolaritas, pH, Konsentrasi)
Distribusi obat dapat mempengaruhi
1. Omolaritas bentuk sediaan mempengaruhi
efisiensi penyerapan hidung. Modus
penyerapan obat di hidung. Sebagai contoh
pemberian obat dapat mempengaruhi
ialahnatrium klorida yang mempengaruhi
distribusi obat di rongga hidung yang
penyerapan hidung. pada gilirannya akan nenentukan
2. pH sediaan obat dan permukaan hidung dapat efisiensi penyerapan obat. Penyerapan
mempengaruhi permeasi obat ini. Untuk dan bioavailabilitas bentuk sediaan
menghindari iritasi hidung, pH sediaan obat harus hidung terutama tergantung pada lokasi
disesuaikan dengan pH 4,5 - 6,5 karena lisozim disposisi.
ditemukan di sekret hidung, yang bertangsung
jawab untuk menshancurkan bakteri tertentu C. Viskositas
pada pH asam. Viskositas yang lebih tinggi dari
3. Gradien konsentrasi memainkan peran yang formulasi meningkatkan waktu kontak
sangat penting dalam proses penyerapan / antara obat dan mukosa hidung
permeasi obat melalui membran hidung karena sehingga meningkatkan waktu untuk
kerusakan mukosa hidung. permeasi.
PERTIMBANGAN BIOFARMASETIKA

Aksebilitas yang mudah dan area permukaan yang lebih tinggi hidung
merupakan organ pengiriman obat yang berpotensi layak. Pengembangan
produk farmasi adalah tugas penting yang secara langsung bergantung
pada tujuan terapiutiknya. Karena itu,sebelum pengembangan produk,
penting aspek biofarmasi perlu di perhatikan terlebih dahulu,apakah itu
ditunjukan untuk pengiriman lokal,pengiriman sistemik,dan administrasi
tunggal atau berulang kelayakan untuk mendapatkan terapiutik tujuan
akan menentukan apakah pengembangan sistem pengiriman hidung sesuai.
CONTOH SEDIAAN INTRANASAL
1.Tetes dan semprotan hidung
Formulasi yang paling sederhana dan paling
sistem pengiriman yang nyaman.
2. Gel Hidung
Bahan yang lembut, atau semi padat terdiri
dari dua atau lebih komponen, salah satu nya
cairan.
THANK YOU FOR
YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai