Anda di halaman 1dari 14

INTRANASAL DRUG DELIVERY

Nama
Basuki riyanto 12330001
Michael argasio 12330099
Latar belakang
Sistem penghantaran obat nasal ini telah berlangsung sejak lama,
dikenal dalam pengobatan Ayurvedi di India dan oleh orang Indian
di Amerika Selatan, melalui cara penghisapan (snuff) obat untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
Drug Delivery System Intranasal (DDS Intranasal) merupakan sistem
pengahantaran obat melalui hidung.
Mukosa hidung telah dianggap sebagai rute pemberian obat untuk
mencapai absorpsi yang lebih cepat dan lebih tinggi karena dapat
mengurangi aktivitas dari saluran pencernaan, mengurangi aktivitas
pankreas dan aktivitas enzimatik lambung, pH netral pada mukus
hidung akan mengurangi aktivitas gastrointestinal (Krishnamoorthy
R et al, 1998;.. Kisan R et al, 2007).
Proses Penggunaan Obat
Intranasal
Proses penggunaan DDS Intranasal dapat melalui penghantaran dua
arah dengan laju nafas, sebagai berikut :
1. Ketika nafas dikeluarkan ke dalam alat, langit-langit lunak secara
otomatis menutup rapat rongga hidung
2. Nafas memasuki satu lubang hidung lewat mulut pipa yang menyegel
3. Dan memicu pengeluaran partikel ke dalam aliran, memajukan
partikel melewati klep hidung untuk menuju tempat sasaran
4. Aliran udara melewati communication posterior ke sekat hidung dan
keluar melalui bagian hidung yang lain di jurusan berlawanan.
5. Sehingga proses tersebut akan menghasilkan :
6. > 90 % dosis obat didepositkan melalui katup nasal
7. > 70 % dosis didepositkan di bawah posterior 2/3 rongga nasal
8. Reproducibility tinggi dari pendepositan melalui katup nasal
9. Tidak ada endapan pada paru - paru.
Mekanisme Absorpsi Obat
Intranasal
Mekanisme penyerapan Begitu banyak yang ada sebelumnya
tapi hanya dua mekanisme telah dominan digunakan, seperti :
1. Mekanisme pertama melibatkan rute berair transportasi,
yang juga dikenal sebagai rute paracellular. Rute ini lambat
dan pasif. Ada korelasi log-log terbalik antara intranasal
penyerapan dan berat molekul senyawa larut dalam air.
2. Mekanisme kedua melibatkan transportasi melalui rute
lipoidal juga dikenal sebagai proses transelular dan
bertanggung jawab untuk pengangkutan lipofilik obat yang
menunjukkan tingkat ketergantungan pada lipofilisitas
mereka.
Perjalanan Obat Intranasal
Bentuk sediaan obat nasal dengan zat aktif : sediaan nasal
diformulasikan atau dirancang dengan sedemikian rupa untuk
penggunaan efek lokal.
Fase biofarmasetik obat dihisap melalui rongga hidung
masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Fase ini meliputi waktu
mulai penggunaan sediaan obat melalui hidung hingga
pelepasan zat aktifnya ke dalam cairan tubuh.
Ketersediaan farmasi obat siap untuk diabsorbi . Obat
dalam bentuk zat aktif terlarut siap untuk diabsorpsi yang
selanjutnya zat aktif akan didistribusikan keseluruh tubuh
(sistemik)
Fase farmakokinetik tidak terjadi ADME . Fase ini meliputi
waktu selama obat diangkut ke organ yang ditentukan setelah
obat dilepas dari bentuk sediaan.
Ketersediaan hayati obat untuk memberi efek .pada tahap ini
obat mulai memberikan efek pada pasien dengan cara berikatan
dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh.
Fase farmakodimanik interaksi dengan reseptor ditempat
kerja. Bila obat telah berinteraksi dengan sisi reseptor biasanya
protein membrane akan menimbulkan renspon biologik. Tujuan
utama pada fase ini adalah optimisasi dari efek biologik.
Efek terapi obat pada akhirnya memberikan efek terapi atau
pengobatan pada pasien. Yang diharapkan dapat memberikan
kesembuhan pada pasien.
Faktor Yang Mempengaruhi Absorpsi
Drug Delivery Intranasal
- Faktor yang mempengaruhi penyerapan obat hidung
dijelaskan sebagai berikut :
Sifat fisiko kimia obat : Keseimbangan Lipofilik-hidrofilik ,
Degradasi enzimatik dalam rongga hidung ,Ukuran molekul.
Karakteristik sediaan Obat Intranasal : Formulasi (Osmolaritas,
pH, Konsentrasi) , Distribusi Obat dan deposisi , Viskositas
Sifat anatomi dan fisiologis dari rongga hidung : Mukosiliar ,
Rhinitis , Permeabilitas membran , pH Lingkungan .
Pemilihan Bentuk Sediaan
Intranasal Drug Delivery
Pemilihan bentuk sediaan tergantung pada obat yang digunakan,
indikasi, pasien dan pemeriksaan terakhir.
Semprot hidung : Ketersediaan pompa dosis terukur dan , nasal spray
dapat memberikan dosis yang tepat 25-200 um. Ukuran partikel dan
morfologi dari obat dan viskositas formulasi menentukan
pilihan pompa dan perakitan.
Tetes hidung adalah salah satu yang paling sederhana dan
nyaman dikembangkan untuk penghantaran. Kerugian utama dari ini
adalah kurangnya presisi dosis tetes hidung mungkin tidak cocok
untuk produk resep.
Nasal Gel : Keuntungan dari nasala gel yaitu pengurangan dampak
rasa karena mengurangi menelan, pengurangan kebocoran
anterior formulasi, pengurangan iritasi dengan
menggunakan eksipien menenangkan / emolien dan sasaran
pengiriman ke mukosa untuk penyerapan yang lebih baik.
Nasal Bubuk : Keuntungan untuk bentuk sediaan serbuk
hidung adalah tidak adanya bahan pengawet dan stabilitas
superior formulasi. tetapi iritasi mukosa hidung
dan pengiriman dosis terukur adalah beberapa tantangan
formulasi. Umumnya, penyerapan bertindak melalui salah satu
dari mekanisme berikut: Menghambat aktivitas
enzim; Mengurangi kekentalan lendir atau elastisitas ,
Penurunan pembersihan mukosiliar , melarutkan atau
menstabilkan obat.
Intranasal mikroemulsi merupakan salah satu pengiriman obat
non-invasif untuk sirkulasi sistemik. Vyas (2006) telah
melaporkan bahwa formulasi mikroemulsi clonazepam
digabungkan dengan agen mukoadhesif dipamerkan timbulnya
tindakan lebih cepat diikuti dengan durasi berkepanjangan
tindakan dalam pengobatan status epileptikus.
Kelebihan dan Kekurangan
Intranasal Drug Delivery
1. Kelebihan :
Konsentrasi rendah dalam sirkulasi sistemik dapat mengurangi
efek samping sistemik
Area permukaan untuk absorpsi luas ( 160 cm3 )
Onset of action yang cepat
Dosis yang diperlukan untuk efek farmakologinya dapat dikurangi
2. Kekurangan :
Difusi obat terhalang oleh mucus dan ikatan mucus
Mukosa nasal dan sekresinya dapat mendegradasi obat
Iritasi lokal dan sensitivisasi obat harus diperhatikan
Hanya untuk obat yang poten (dosis kecil) dengan ukuran
partikel 5 10 m
Kesimpulan
Sistem penghantaran obat (Drug Delivery System) Intranasal adalah suatu
teknologi penyampaian obat alternatif yang diciptakan untuk mencapai
tempat kerja yang optimal di intranasal.
Mekanisme Absorpsi Intranasal terbagi dua, yaitu : Mekanisme melibatkan
rute berair transportasi yang dikenal dengan proses paraselular dan
Mekanisme melibatkan transportasi melalui rute lipodial yang dikenal
sebagai proses transelular
Faktor-faktor yang mempengaruhi DDS intranasal: Sifat Fisiko kimia Obat :
Lipofilik-hidrofilik keseimbangan, Degradasi enzimatik dalam rongga hidung,
Ukuran molekul.
Karakteristik sediaan Obat Intranasal : Formulasi (Konsentrasi, pH,
osmolaritas), Obat distribusi dan deposisi, Viskositas
Sifat anatomi dan fisiologis dari rongga hidung : Mukosiliar, Dingin, rhinitis,
Permeabilitas membran, pH lingkungan
Sediaan Intranasal dapat berupa semprot hidung, nasal gel, tetes hidung,
nasal bubuk dan nasal mikroemulsi.
Daftar Pustaka
M.Alagusundaram, et.al. 2010. Nasal Drug Delivery System.
Department of Pharmaceutics, Annamacharya College of
Pharmacy, India.
Akhtar Ali, et al. 2012. intranasal drug delivery system.
Institute of Pharmacy, Bundelkhand University, Jhansi (U.P),
India
Shargel., leon, Yu., Andrew, Biofarmasetika dan
Farmakokinetika Terapan, AIrlangga University Press,
Surabaya.
ANSEL H.C. :Introduction to Pharmaceutical Dosage Form.Lea
Febiger. Philadelphia.1969. p. 54 - 70.
Video : courtesy of youtobe

Anda mungkin juga menyukai