Anda di halaman 1dari 35

Fitoterapi Penyakit Kulit

“Jerawat”
Putri Rifanda 142210101088
Desy Wulandari 142210101092
Rizka Okta A.N. 142210101094
Luna Ivanka D. E 142210101096

Ni Putu Nurdika A. 142210101098


Fitri Fauziah 142210101102
Novi Artha L. 142210101106
Syamsu Dhuha 142210101108
Yulintan Maulidar 142210101109
PENDAHULUAN
1
Acne atau jerawat merupakan suatu gangguan kulit yang terjadi pada kelenjar sebaceous
(tempat diproduksinya minyak atau sebum) yang terletak pada dermis menumpuk di pori
mengakibatkan lesi di wajah atau bagian tubuh lainnya. Penyebab jerawat bisa karena
genetik atau perubahan hormonal (Peggy, 2012).

Definisi Jerawat Jerawat merupakan penyakit kulit yang banyak terjadi pada manusia dan umumnya dimulai
pada usia 14-19 tahun. Jerawat lebih awal berkembang pada wanita dibandikan pria, hal
ini dikarenakan pubertas pada wanita biasanya lebih awal daripada pria. Tingkat
keparahan dari jerawat bervariasi yang dipengaruhi banyak factor (Adityan & Thappa,
2009).

FITOTERAPI - JERAWAT
ETIOLOGI
2
Menurut Patel S D et al (2015), penyebab jerawat antara lain :

1. Siklus Menstruasi
2. Stress
3. Iklim
4. Make Up
5. Memitas jerawat

6. Tekanan fisik
7. Berkeringat
8. Membasuh wajah berlebihan
9. Obat-obatan
10. Makanan

FITOTERAPI - JERAWAT
PATOFISIOLOGI
3
Patogenesis jerawat meliputi multifaktor, faktor utamanya yaitu •Sebum yang merupakan hasil ekskresi dari kelenjar sebaceous
genetik. Umumnya Jerawat berkembang sebagai hasil interaksi membawa sel mati ke permukaan kulit. Perubahan hormon seks
dari 4 hal berikut, antara lain : yang terjadi pada saat pubertas, mengakibatkan produksi sebum
meningkat, dan menumpuk pada folikel rambut yang akhirnya
1. Hiperpoliferasi folikular epidermis disertai penyumbatan
tersumbat dan bisa menjadi tempat bakteri berkembangbiak.
folikel
•Bakteri yang berkembang biak pada folikel yang mengalami
2. Kelebihan Produksi sebum
penyumbatan adalah P.acne yang merupakan anggota flora normal
3. Adanya aktivitas bakteri Propionibacterium acnes dari kulit, bakteri tersebut yang bertanggung jawab atas pelepasan
lipase yang mendegradasi trigliserida yang terdapat dalam sebum
4. Peradangan/Inflamasi
menjadi asam lemak bebas dan juga melepaskan molekul inflamasi
(Patel S D et al, 2015) (Priyanka et al, 2011)

FITOTERAPI-JERAWAT
CONTOH KASUS :

• A.N RW Umur 18 tahun sedang mengalami masa menstruasinya. Lalu muncul banyak jerawat kecil maupun besar
berwarna merah pada wajahnya. Sebelumnya,dia belum pernah mengalami kemunculan jerawat dengan jumlah
banyak seperti ini. Sehingga dia memutuskan untuk menggunakan bahan alami terlebih dahulu untuk mengatasinya,
karena takut menambah jerawat atau mengiritasi kulit wajah jika menggunakan sabun berbahan kimia. Fitoterapi
apa yang dapat anda sarankan untuk A.N RW ?
FITOTERAPI JERAWAT
1. Calendula officinalis
1 2. Aloe vera L. 3
3. Vitex agnus-castus
4. Melaleuca alternifolia
5. Camellia sinensis
6. Piper betle
2 7. Phaleria macrocarpa 4

5 7
6
1. Calendula officinalis
Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman

Kingdom - Plantae
Subkingdom - Tracheobionta
Division - Magnoliophyta
Class - Magnoliopsida
Subclass - Asteridae
Order - Asterales
Family - Asteraceae Tribe - Calenduleae
Genus - Calendula
Species - C. officinalis
(Singh et al, 2011)

Gambar 1. Calendula officinalis (Singh Deskripsi Tanaman


et al, 2011) Merupakan tanaman yang memiliki nama lain Marigold, Pot Marigold. Tanaman ini adalah
tanaman herbal aromatik yang memiliki tinggi sekitar 0,3-0,6 m. Tanaman ini juga memiliki
batang lancip atau batang yang jarang bercabang. (Singh et al, 2011)

FITOTERAPI - JERAWAT
1. Calendula officinalis
Kandungan Senyawa,Mekanisme Kerja,Penelitian Terkait

•Kandungan Senyawa
Bunga dan daun merupakan bagian utama yang memiliki khasiat obat. Ekstrak bunga dan minyak esensial dari bunga digunakan dalam perawatan
beberapa penyakit seperti penyakit kulit (Benomar et al., 2010). Senyawa yang terkandung dalam tanaman ini antara lain flavonoid (quercetin dan rutin),
karotenoid, minyak esensial, saponin, karoten, triterpen, glikosida, resin, dan juga mengandung methone, isomethone, caryophgyllene, pedunculatine
(WHO, 2004). Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa 0,04% flavonoid dalam Calendula dapat memberikan aktivitas perawatan jerawat (Priyanka
et al., 2011).
•Mekanisme Kerja
Ekstrak bunga Calendula officinalis telah terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi yang signifikan terhadap edema akibat induksi karagenan dan
dekstran. Dalam penelitian terbaru yang dilakukan pada ekstrak bunga untuk mengetahui mekanisme yang terlibat dan ditemukan bahwa mekanisme
yang terjadi yaitu penghambatan oleh ekstrak Calendula pada produksi TNF-alpha oleh kultur makrofag.

•Penelitian Terkait
Beauty and Educational Center “Top Beauty” melakukan investigasi dengan produk kosmetik yang mengandung ekstrak Calendula pada penderita jerawat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pemberian 24 kasus jerawat di pusat kecantikan "Top Beauty" -Sofia, diperoleh hasil yang sangat baik,
dimana sekitar 79% individu yang dirawat merasa puas dengan penggunaannya (Ibrahim et al., 2010). Pada jurnal Treatment of Acne with Herbal
Remedie –Calendula officinalis: An Overview disimpulkan dari artikel-artikel penelitian terkait bahwa 0,04% flavonoid dapat memberikan aktivitas
perawatan jerawat yang cukup baik.

FITOTERAPI - JERAWAT
1. Calendula officinalis
Bentuk Sediaan, Dosis, dan Cara Penggunaan

A. Infus Bunga
Satu sendok makan bunga kering dicampur dengan 2 gelas air mendidih, dibiarkan selama 20 sampai 30 menit, kemudian
ditiriskan. Terapkan untuk lotion dan salep untuk kulit berminyak dan berjerawat.Infus juga dapat dibuat dengan
menggunakan 1 sendok teh (5-10 g) bunga kering dalam (250 ml) air mendidih, kemudian direndam 10-15 menit. Infus dapat
diminum 2-3 cangkir infus per hari.
B. Tingtur
Dapat dibuat dengan perbandingan 1:5 dalam alkohol 90%. Tingtur dapat digunakan dengan mengambil 5-10 tetes (1-2 mL)
tingtur tiga kali sehari.

C. Salep Calendula
Calendula juga bisa disiapkan dalam salep yang mengandung Calendula 2-5% (misalnya salep 2-5 gram calendula / 100g).
Sediaan ini dapat diaplikasikan 2-4 kali sehari sesuai kebutuhan.
D. Sediaan lain
Sediaan lain dari Calendula yaitu pembersih kulit, toner, lotion, dan krim.

FITOTERAPI - JERAWAT
1. Calendula officinalis
Dosis,Kontraindikasi,Interaksi

•Dosis
Dosis calendula yang tepat tergantung pada beberapa faktor seperti usia pengguna, kesehatan, dan beberapa kondisi lainnya. Pada saat ini tidak ada
cukup informasi ilmiah untuk menentukan kisaran dosis yang sesuai untuk calendula. Perlu diingat bahwa produk alami tidak selalu aman dan
dosisnya bisa menjadi penting. Pastikan untuk mengikuti petunjuk yang relevan pada label produk dan konsultasikan dengan apoteker atau dokter
atau profesional kesehatan lainnya sebelum menggunakannya. Penggunaannya dapat dihentikan apabila jerawat telah hilang.
•Kontraindikasi
Ibu hamil dan menyusui
Hipersensitivitas terhadap Calendula

•Interaksi
Obat ini dapat berinteraksi dengan obat penenang dan antihipertensi. Dalam dosis tinggi, calendula adalah sedatif ringan dan dapat menurunkan
tekanan darah, sehingga perlu dihindari penggunaannya dengan depresan sistem saraf pusat atau obat antihipertensi.

FITOTERAPI - JERAWAT
1. Calendula officinalis
Penyimpanan dan Keamanan

• Penyimpanan
-Produk calendula harus selalu disimpan di tempat gelap yang bebas dari kelembaban.
•Keamanan
- Calendula dianggap sebagai ramuan yang sangat aman, namun suplemen herbal harus selalu digunakan dengan hati-hati
karena dapat berinteraksi dengan ramuan, suplemen atau obat lain.
- Calendula dapat menyebabkan ruam kulit.
- Calendula diketahui mempengaruhi siklus haid dan tidak boleh digunakan selama kehamilan dan menyusui.

- Ramuan ini hanya bisa digunakan secara topikal pada anak-anak.


- Saat proses pembedahan, Calendula dapat menyebabkan kantuk yang berkepanjangan apabila dikombinasikan dengan obat
yang digunakan selama ataupun setelah operasi. Disarankan untuk menghentikan penggunaan calendula minimal 2 minggu
sebelum operasi dilakukan.

FITOTERAPI - JERAWAT
2. Aloe vera L.
Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta Ordo : Asparagales
Super Divisi : Spermatophyta Famili : Asphodelaceae
Divisi : Magnoliophyta Genus : Aloe
Kelas : Liliopsida) Spesies : Aloe vera L.

(Backer dan Van Den Brink, 1965)

Gambar 2. Aloe vera L. Deskripsi Tanaman


Tanaman lidah buaya merupakan suatu tumbuhan yang memiliki batang pendek yang tidak dapat
terlihat karena tertutup oleh daunnya yang rapat dan sebagian batangnya terbenam di dalam
tanah. Daun lidah buaya berbentuk pita dengan helaian daun yang memanjang, berdaging tebal,
tidak bertulang, berwarna hijau keabu – abuan, daunnya banyak mengandung air, dan banyak
mengandung getah yang serupa dengan gel dimana biasanya digunakan untuk bahan baku obat
(Agoes, 2010).

FITOTERAPI - JERAWAT
2. Aloe vera L.
Kandungan Senyawa,Manfaat,Penelitian Terkait

•Kandungan Senyawa
Aloe vera L. mengandung glikosida antrakinon (sebesar 10 – 30 %) seperti aloin A dan aloin B, mucilage sebanyak 30%, resin sebanyak 16 – 63%, gula
25%, mukopolisakarida seperti acemannan dan betamannan, asam lemak seperti kolesterol, kampesterol, β sitosterol, glikoprotein seperti aloecti A dan
B, serta enzim seperti siklooksigenase dan bradikinase. Aloe vera L. juga mengandung lupeol, asam salisilat, nitrogen, fenol, sulfur, magnesium, laktat,
prostanoid, dan serat (Ebadi, 2001).
•Manfaat
Kandungan aloin dalam lidah buaya memiliki efek laktasif. Sedangkan aloktin, kampesterol, beta sitosterol dan acemannan memiliki efek antiinflamasi.
Dan ada juga lupeol, asam salisilat, fenol, sulfur yang memiliki efek antibakteri (Ebadi, 2001). Efek sebagai antiinflamasi dan antibakteri dari lidah buaya
inilah yang bermanfaat untuk pengobatan jerawat. Bagian dari lidah buaya yang digunakan sebagai bahan obat biasanya adalah bagian gel dari daun
lidah buaya (Dalimartha, 2008).

•Penelitian Terkait
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa gel ekstrak lidah buaya efektif terhadap bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pyogenes) dan Gram negatif (Pseudomonas aeruginosa). Gel lidah buaya mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Gram positif sebesar 75,3% sedangkan, pada bakteri Gram negatif gel lidah buaya mampu menghambat pertumbuhan
bakteri sampai 100% (Bashir dkk., 2011).

FITOTERAPI - JERAWAT
2. Aloe vera L.
Bentuk Sediaan dan Contoh Produk

•Gel Tradisional Lidah Buaya


1. Ambil lidah buaya yang masih segar.
2. Iris kulitnya dan ambil daging buahnya.
3. Remas daging lidah buaya tersebut untuk mengambil ekstrak gelnya.
4. Gel yang telah diekstrak tersebut lalu bisa dioleskan pada kulit yang mengalami gangguan jerawat. Jangan lupa untuk membersihkan wajah
sebelum diolesi lidah buaya.
5. Perawatan ini bisa dilakukan dua kali dalam sehari selama satu minggu.

•Contoh Produk
Oleskan pada bagian yang berjerawat secukupnya, sebelum menggunakan gel lidah buaya
bersihkan muka terlebih dahulu. Gunakan setiap hari secara teratur. Biasanya gunakan pada pagi
hari dan sore hari atau menjelang tidur. Jangan gunakan ketika kulit sedang terbuka atau terbakar.

FITOTERAPI - JERAWAT
2. Aloe vera L.
Penyimpanan dan Keamanan

•Keamanan
Produk gel lidah buaya aman untuk digunakan. Akan tetapi, produk atau sedian dalam bentuk gel tidak dapat digunakan pada kulit dengan luka
terbuka dan terbakar karena dapat menyebabkan iritasi. Apabila terjadi iritasi hentikan penggunaan produk gel lidah buaya.

•Penyimpanan
Simpan pada tempat yang sejuk dan kering serta terhindar dari sinar matahari langsung.

FITOTERAPI - JERAWAT
3. Vitex agnus-castus
Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Vitex
Spesies : Vitex agnus-castus var.
agnus-castus L

(Gilman and Watson, 1994)

Gambar 3. Vitex agnus-castus (Anonim, Deskripsi Tanaman


2009) Vitex agnus-castus termasuk Famili Verbenaceae, berasal dari Eropa selatan namun sekarang
banyak dibudidayakan. Vitex agnus-castus merupakan pohon semak yang tumbuh hingga 3 sampai
5 m dan memiliki daun hijau tua yang besar yang tumbuh di tangkai yang panjang dan berbulu.
Bunganya berwarna ungu dan buahnya berwarna hitam berukuran sekitar 5 mm dan mengandung
empat biji (Gilman and Watson, 1994).

FITOTERAPI - JERAWAT
3. Vitex agnus-castus
Kandungan Senyawa,Mekanisme Kerja
• Kandungan Senyawa

Vitex agnus-castus memiliki kandungan utama casticin. Casticin merupakan senyawa flavonoid yang termasuk flavon teroksidasi. Selain casticin, Vitex agnus-castus banyak mengandung senyawa kimia lain
seperti (Bone and Mills, 2013) :

• Minyak atsiri sekitar 0,7% mengandung monoterpen dan seskuiterpen

• Flavonoid termasuk flavon teroksidasi dan flavonoid lainnya

• Glikosida iridoid

• Diterpen dari jenis labdane dan halimane

• Konstituen lainnya

•Mekanisme Kerja
Dalam suatu percobaan yang melibatkan 161 pasien (laki-laki dan perempuan) dengan berbagai bentuk jerawat, perawatan minimal 3 bulan dengan
Vitex agnus-castus (tingtur 40 tetes / hari selama 4 sampai 6 minggu diikuti oleh 30 tetes / hari) bersamaan dengan disinfektan topikal ringan
menghasilkan perbaikan 70% pasien, hasil yang secara signifikan lebih baik daripada terapi standar. Mekanisme kerja dari Vitex agnus-castus pada
jerawat tidak diketahui, namun mungkin karena efek antiandrogenik ringan (Anonim, 2009).

FITOTERAPI - JERAWAT
3. Vitex agnus-castus
Bentuk Sediaan, Dosis, dan Cara Penggunaan

Buah beri kering atau segar dibuat dalam bentuk sediaan dekok atau tincture dan tablet atau kapsul untuk pemakaian
internal. Dosis yang biasa digunakan adalah dosis rendah seperti:
• 30 sampai 40 mg/hari ramuan sebagai ekstrak etanol-air
• 1 sampai 5 mL tincture 1 : 5 atau 1 sampai 4 mL ekstrak 1 : 2, atau dosis setara dalam bentuk tablet atau kapsul.

Menurut penggunaan tradisional, pengalaman penulis dan survei penggunaan di UK dan Australia, untuk pengobatan
jerawat digunakan dosis tinggi yaitu 2500 mg / hari dalam dosis terbagi diberikan dua sampai tiga kali per hari, dan diminum
sebelum makan. Pada penelitian lain juga disebutkan bahwa pengobatan jerawat selama 3 bulan dengan Vitex agnus-castus
(tingtur 40 tetes / hari selama 4 sampai 6 minggu diikuti oleh 30 tetes / hari) dapat menghasilkan perbaikan pada gangguan
jerawat (Anonim, 2009 dan Bone and Mills, 2013).

FITOTERAPI - JERAWAT
3. Vitex agnus-castus
Interaksi dan Keamanan

•Interaksi
Vitex agnus-castus dapat berinteraksi secara antagonis dengan antagonis reseptor dopamin. Namun, ini belum pernah diamati secara klinis
(Bone and Mills, 2013).

•Keamanan
Vitex agnus-castus aman digunakan karena hanya memberikan efek samping ringan jika dikonsumsi dalam kisaran
dosis yang dianjurkan. Gangguan gastrointestinal (terutama mual) adalah efek samping yang paling umum dilaporkan. Efek
samping yang kadang-kadang dilaporkan termasuk sakit kepala, kelelahan dan gejala terkait hormon, seperti perubahan siklus
menstruasi, mastalgia dan penambahan berat badan (Bone and Mills, 2013).

FITOTERAPI - JERAWAT
4. Camellia sinensis
Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Theaceae
Genus : Camellia
Spesies : C. sinensis
Nama binomial : Camellia sinensis

Gambar 4. Camellia sinensis


Deskripsi Tanaman
Camellia sinensis adalah tanaman teh yang daun dan pucuk daunnya digunakan untuk membuat
teh. Camellia sinensis berasal dari daratan Asia Selatan dan Tenggara.
Daun dengan umur yang berbeda mempunyai komposisi kimia yang berbeda pula sehingga
menghasilkan kualitas teh yang berbeda-beda. Biasanya, pucuk dan dua hingga tiga daun pertama
dipanen untuk permrosesan pembuatan teh.

FITOTERAPI - JERAWAT
4. Camellia sinensis
Indikasi

•Indikasi
Teh hijau banyak digunakan antioksidan, antikarsiogenik, antiinflamasi, termogenik, probiotik dan antrimikroba.
Teh hijau dalam mengatasi masalah kulit, digunakan antara lain :
1. Mengurangi produksi kelenjar sebasea.
2. Menghambat pertumbuhan Propinobakterium acne yang banyak terdapat di saluran kelenjar sebasea.
3. Menekan inflamasi.
4. Meningkatkan proses regenerasi kulit melalui pengelupasan kulit sehingga tidak terjadi sumbatan.

FITOTERAPI - JERAWAT
4. Camellia sinensis
Kandungan Senyawa,Mekanisme Kerja
•Mekanisme Kerja
Teh hijau memilki aktifiktas anti-sebum dengan menurunkan aktifitas hormonal sebagai inhibitor selektif 5 𝛼 reduktase yang ditemukan pada kelenjar sebasae dan dapat menurunkan inflamasi
berdasarkan adanya lipid seperti asam lenolat dan v-asam lenolat yaitu dengan mengurangi ukuran komedo (mikro) pada jerawat yang berkomedo. Teh hijau juga memiliki aktifitas antimikroba salah
satunya pada P.acnes.

EGCG dalam teh hijau sebagai antibakteri mempunyai dua mekanisme.

1. EGCG mencegah adhesi bakteri patogen pada membran sel inang.

2. EGCG mempengaruhi reduktase dihydrofolate yang diperlukan bakteri untuk mensintesis purin dan pirimidin sehingga aktivitas bakteri dapat dihambat

EGCG mengurangi inflamasi pada penderita Acne vulgaris dengan menekan jalur NF-Kb dan AP1 sehingga mengurangi kelangsungan hidup Propionibacterium acne yang merupakan bakteri penyebab
jerawat.

• Kandungan Senyawa

Ekstrak teh hijau mengandung tanin, polifenol katekin dan kafein.

• Asam polisakarida yang diisolasi dari daun C.sinensis menunjukkan hasil efek penghambatan dari Helicobacter pylori pada sel epitel lambung dan Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus
pada sel NIH3T3 eritrosit.

• Katekin (polifenol) adalah zat aktif utama pada teh hijau. Ada beberapa macam polifenol katekin pada teh hijau yaitu epikatekin (EC), epikatekin-3-galat (ECG), epigallokatekin (EGC), epigalokatekin-3-
galat (EGCG), katekin dan galokatekin (GC). EGCG yang paling banyak terkandung dalam teh hijau yaitu sebesar 65% dari semua total katekin, EGCG inilah yang digunakan sebagai obat acne vulgaris.

FITOTERAPI - JERAWAT
4. Camellia sinensis
Bentuk Sediaan, Dosis, dan Cara Penggunaan

• Teh hijau dipreparasi menjadi bentuk emulsi dengan kandungan 3% ektrak etanol teh hijau . Emulsi yang digunakan adalah
tipe air pada minyak (w/o).
• Tipe emulsi ini digunakan karena penggunannya yang lebih mudah dan mengurangi penguapan air pada permukaan kulit.
• Dioleskan ke tempat jerawat, pemakaian secara umum 2x sehari setelah mandi .
• Diberikan selama maksimal 2 bulan / sampai jerawat hilang.

FITOTERAPI - JERAWAT
Penelitian Uji Klinis

penelitian ini menggunakan 10 pasien laki laki


umur 25-40 tahun dengan penyakit kulit serius
terutama pada pipi dan lengan bawah.
Sebelumnya dilakukan uji iritasi -dengan
menempelkan patch pada lengan bawah selama
48 jam. Selanjutnya masing-masing individu
diberikan formula pada minggu ke 1,2,3,4,6 dan
8. Hasil menunjukan bahwa formula tersebut
dapat menurunkan kandungan sebum selama 60
hari (hasil ANOVA yaitu signifikan p < 0,5).
5. Phaleria macrocarpa
Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Thymelaeaceae
Genus : Phaleria
Spesies : Phaleria macrocarpa
Nama lokal : mahkuto dewo, pusaka dewa, derajat, makuto mewo, makuto rojo, makuto ratu (Jawa Tengah) ;
raja obat (Banten); buah simalakama (Depok)

Gambar 5. Phaleria macrocarpa

Bagian yang digunakan sebagai obat adalah daun ; daging dan kulit buahnya

FITOTERAPI - JERAWAT
5. Phaleria macrocarpa
Indikasi,Kegunaan,Kandungan Senyawa Aktif
•Indikasi
 Disentri
 Psoriasis dan jerawat
 Penyakit kulit seperti ekzim dan gatal-gatal

•Kegunaan
Antibakteri,Antivirus,Antiinflamasi,Analgesik,Antioksidan,Antihistamin

• Kandungan Senyawa Aktif


 alkaloid,
 saponin,
 flavonoid,
 polifenol

FITOTERAPI - JERAWAT
5. Phaleria macrocarpa
Keamanan

• Keamanan
Ibu hamil dilarang mengkonsumsi mahkota dewa karena mahkota dewa mampu berperan seperti oksitosin atau
sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga dapat menyebabkan keguguran.
Penggunaan mahkota dewa dalam dosis berlebihan dan dan jangka waktu lama dapat menimbulkan efek
samping seperti sakit kepala kronis

FITOTERAPI - JERAWAT
6. Melaleuca alternifolia
Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman
Klasfikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae

Subkindom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnliopsida

Subkelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Melaleuca

Gambar 3. Melaleuca alternifolia Spesies : Melaleuca alternifolia L.

Deskripsi Tanaman

Melaleuca alternifolia adalah sejenis pohon atau semak tinggi di keluarga myrtle, Myrtaceae. Endemik ke Australia, di tenggara Queensland dan
pantai utara dan berbatasan dengan wilayah New South Wales dimana tumbuh di sepanjang sungai dan rawa, dan seringkali merupakan spesies
dominan tempat tumbuhnya. Melaleuca alternifolia adalah pohon kecil berukuran sekitar 7 m (20 kaki) dengan mahkota lebat dan kulit keputihan.
Daunnya tersusun berselang-seling, terkadang berserakan atau berbintik-bintik. Daunnya halus, lembut, bentuk linier, lebar 10-35 mm (0,4-1 inci)
dan lebar 1 mm (0,04 inci). Kaya akan minyak dengan kelenjar yang menonjol.

FITOTERAPI - JERAWAT
6. Melaleuca alternifolia
Kandungan Senyawa,Mekanisme Kerja

• Kandungan Senyawa

Melaleuca alternifolia memiliki komponen utama terpinen-4-ol, α-terpineol dan α-pinene yang bersifat sebagai inihibitor terhadap flora kulit. Senyawa lain yang terkandung adalah
terpene dan limonene, dapat menyebabkan alergi pada kulit hipersensitif. Namun, reaksi merugikan tea tree oil jarang terjadi.

•Mekanisme Kerja
Mekanisme Melaleuca alternifolia dalam menyembuhkan jerawat adalah dari komponen terpinen-4-ol, α-terpineol dan α-pinene yang memiliki aktivitas
penghambatan terhadap flora kulit termasuk S. aureus, S. epidermidis dan P. acnes. Tea tree oil telah lama dianggap sebagai agen antiseptik topikal yang
berguna di Australia dan telah terbukti memiliki berbagai aktivitas antimikroba. Dari suatu penelitian yang dilakukan bahwa baik tea tree oil 5% dan
peroksida benzoyl 5% memiliki efek yang signifikan dalam memperbaiki jerawat pasien dengan mengurangi jumlah lesi yang meradang dan tidak
meradang (komedo terbuka dan tertutup), walaupun onset aksi dalam kasus tea tree oil lebih lambat. Namun, efek samping lebih sedikit dialami oleh
pasien yang diobati dengan tea tree oil.

FITOTERAPI - JERAWAT
6. Melaleuca alternifolia
Bentuk Sediaan, Dosis,Cara Penggunaan dan Keamanan

• Bentuk Sediaan, Dosis,Cara Penggunaan


Melaleuca alternifolia digunakan dalam bentuk krim, gel, dan minyak esensial. Dosis aman dapat digunakan dengan tingkat
ambang 1mg / L. Cara pemakaiannya dapat dilakukan dengan mengoleskan langsung pada kulit yang berjerawat.

• Keamanan
Tea tree oil telah banyak dikomersialkan sebagai over-the counter perawatan jerawat dan mungkin lebih disukai karena
khasiatnya dan keamanan. Sampel yang dianalisis mengandung nikel dan kobal pada masing-masing di bawah 0,8 μg / L dan
0,4 μg / L. Kromium ditemukan di bawah 1 μg / L. Dengan demikian semua sampel tidak menimbulkan risiko bahkan bila
dioleskan setiap hari pada kulit.

FITOTERAPI - JERAWAT
7. Piper betle
Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobinta
Divisi : Magnoliophyta
Super Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
SubKelas : Magnolidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L

Gambar 3. Piper betle

Deskripsi Tanaman
Piper betle atau yang biasa dikenal dengan sebutan tanaman sirih memiliki khasiat-khasiat atau mampu memberikan efek
farmakologi pada bagian tertentu dari tanaman tersebut. Bagian utama yang mampu memberikan efek farmakologis adalah daun
yang telah dikeringkan, akar dan buah. Piper betle biasa ditemukan di wilayah Asia selatan tropis dan telah mulai ditemukan di
bagian Afrika Timur, Mandagascar, dan India Barat

FITOTERAPI - JERAWAT
7. Piper betle
Kandungan Senyawa,Mekanisme Kerja

• Kandungan Senyawa

Minyak volatile (0,8-1,8%), komponen utama terdiri dari chavibetol (betel phenol), eugenol, alilpirokatekol (hidroksichavicol), alilpirokatekol-mono dan -diasetat, anethole,
chavibetolacetate, chavicol, metil eugenol, safrol. Kandungan neolignan termasuk krotepoksid, piperbetol, piperol, dll. Kandungan dalam Piper betle juga terdapat senyawa fenolik,
tannin, minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, dll

•Mekanisme Kerja
Senyawa tannin merupakan salah satu kandungan senyawa dari ekstrak daun sirih terpurifikasi, selain itu terdapat pula kandungan senyawa yang
berhasil terpurifikasi seperti flavonoid dan polifenol, kandungan-kandungan tersebut bersifat polar atau larut dalam air
Tannin dalam aktivitasnya sebagai antibakteri adalah dengan menghambat enzim ekstraseluler dari mikroba, selain itu tannin juga mampu secara
langsung mempengaruhi metabolism dari mikroba
Flavonoid mampu bekerja dengan menyerang dinding sel bakteri
Turunan fenol spesifik bekerja dengan mendenaturasi protein sel hingga terjadi lisis dan kematian pada sel bakteri

FITOTERAPI - JERAWAT
7. Piper betle
Bentuk Sediaan, Dosis, Cara Penggunaan dan Keamanan

• Bentuk Sediaan, Dosis, Cara Penggunaan


Piper betle untuk mengatasi jerawat secara topical tersedia dalam bentuk
sabun batang maupun sabun cair yang mana cara penggunaannya dapat
digunakan 2 kali sehari setelah mandi atau ketika setelah berpergian dapat
membersihkan wajah dengan sabun sirih
Tersedia dalam bentuk kapsul, namun biasanya memiliki banyak khasiat
didalamnya. Seperti mengatasi masalah keputihan pada wanita, meredakan
batuk, sebagai obat saluran pencernaan, mengatasi jerawat, dll. Cara
penggunaannya dengan mengonsumsi kapsul sirih sebanyak 2 kali sehari,
tiap minum 2 kapsul

• Keamanan
Penggunaan sabun sirih aman digunakan untuk semua jenis kulit, namun penggunaannya harus hati-hati bahkan dihentikan jika
terdapat reaksi iritasi atau ruam merah pada kulit
Dalam uji in vitro, daya antifungi ekstrak daun sirih 4% pada jamur Candida albicans tidak berbeda secara nyata dengan
aktivitas flukonazol 25 mg.4 Efek antijamur terhadap Candida albicans juga ditunjukkan dengan angka KHM (Konsentrasi
Hambatan Minimal)

FITOTERAPI - JERAWAT
DAFTAR PUSTAKA
3
• Agoes, A. 2003. Tanaman Obat Indonesia. Penebar Swadaya : Jakarta.
• Backer, C.A. and Van Den Brink, R.C.B.. 1965. Flora of Java : Spermatophytes only volume 3. N.V.P.
Noordhoff-Groningen-The Netherlands.
• Brendler, T., Nathan, J., Potter, J. C., & Rodgers, K. (2000). PDR for Herbal Medicine.
• Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, jilid 5. Trubus Agriwidya : Jakarta.
• Ebadi, M. 2001. Pharmacodynamic Basis of Herbal Medicine. CRC press : United State of America.
• Wallis, TE. 1967. Textbook of Pharmacognosy. (1st edition 1946) 5th Edition; 1967 reprinted 1969; J. & A.
Churchill Ltd. ISBN No. 7000-1291-5.
• WHO Monographs of selected medicinal plants; Volume 2; 2004.
• (BPOMRI), B. P. O. dan M. R. I. (2011). Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia (pp. 1–40).
Jakarta: BPOM Departemen Kesehatan RI.

FITOTERAPI-JERAWAT
Thank You!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai