Konstipasi merupakan kondisi dimana seseorang sulit buang air
besar secara teratur dan umumnya seseorang yang mengalami konstipasi mengeluhkan mengeden terlalu kuat, tinja yang keras, dan rasa ketidakmampuan defekasi saat diinginkan. (Sembiring, 2015)
Pada umumnya etiologi dari konstipasi adalah kurangnya
konsumsi serat, kurang minum air mineral, diet yang salah (diet rendah serat), kelainan yang berhubungan dengan kelainan usus, kolon, dan rectum, serta kurangnya aktifitas fisik
Kehamilan merupakan salah satu faktor penyebab sistemik untuk
terjadinya konstipasi atau susah buang air besar. Hal tersebut terjadi karena kondisi rahim pada ibu hamil membesar, sehingga terjadi penekanan rahim pada usus besar dan rektum, selain itu hormon progesteron pada ibu hamil juga menyebabkan penurunan motilitas usus. Konstipasi terbagi atas 2 klasifikasi, yaitu konstipasi primer (terjadi tanpa adanya penyebab yang jelas) dan konstipasi sekunder (terjadi akibat adanya obat penyebab konstipasi, factor gaya hidup pemicu konstipasi, atau akibat adanya gangguan kesehatan pemicu konstipasi) Perbedaan yang signifikan antara kondisi normal dan konstipasi adalah dari adanya massa feces yang terlalu banyak dan padat akibat tidak dikeluarkannya dalam kolon selama beberapa hari, sehingga sebagai kompensansi dari adanya hal tersebut, kontraksi otot dan fiksasi diafragma membutuhkan energi yang sangat besar. Daftar Pustaka • Endyarni, B., & Syarif, B. H. (2004). Konstipasi Fungsional, 6(2), 75–80. • MA, B. (1994). Constipation and Faecal Incontinence in Childhood. University of Amsterdam. • Sembiring, L. P. (2015). Konstipasi pada Kehamilan, (1), 12–15. • Wells, B., Dipiro, J., Schwinghammer, T., & Dipiro, C. (2009). Pharmacotherapy Handbook. Pharmacotherapy Handbook (7th editio). New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. https://doi.org/10.1345/aph.10237