Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN MATERI p14

OLEH:
Gangga Rantetau

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
BAB 1
PROFESIONALISME GURU

Profesional berarti ahli dalam bidangnya dan berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya.
Professional merupakan satu kesatuan antara konsep personaliti dan integritas yang
dipadupadankan dengan skill atau keahliannya. Guru yang professional adalah guru yang
memiliki keahlian khusus dalam mengajar. Profesionalisme guru tentunya ditandai dengan kadar
kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru. Agar menjadi seorang guru yang professional, maka
kompetensi telah dibekalkan sejak seseorang masih menjadi calon guru.

A. Kompetensi guru
Kompetensi seorang guru telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru, yang mengacu juga pada Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen.
Macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh guru mencakup:
1. Kompetisi padagogi
Kompetisi padagogi meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadiaan yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia
3. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pembelajaran
disekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
Keempat kompetensi tersebut bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru.
Guru yang memiliki kompetensi tersebut pastinya dapat melaksanakan tugasnya
secara profesional.
B. Pembelajaran Abad 21
Barron dan Hammond (2008) berpendapat bahwa pendekatan tradisional yang
menekankan pada hafalan atau penerapan prosedur sederhana tidak akan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis atau kemandirian siswa. Setiap individu
harus terlibat dalam dalam pembelajaran berbasis inkuiri yang bermakna, memiliki nilai
kebenaran dan relevansi, untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
yang mereka perlukan.
Tuntutan keterampilan abad 21 menurut Wagner (2010) meliputi berpikir kritis dan
pemecah masalah, kolaborasi dan kepemimpinan, ketangkasan dan kemampuan adaptasi,
inisiatif dan entrepreneurship, komunikasi oral dan tertulis, akses informasi, dan rasa
ingin tahu dan imajinasi.
C. Penyiapan calon guru professional
1. Pedagogical Content Knowledge
Konsep PCK ini memberikan kesempatan yang lebih luas bagi calon guru untuk
berperan aktif dalam mengembangkan kompetensinya Menyusun perencanaan
pembelajaran. Kemampuan PCK difokuskan terhadap kompetensi calon guru dalam
penyusunan dokumen Content Representation (CoRe), Pedagogical and Professional-
experience Repertoires (PaP-eRs) dan dihubungkan dengan penyusunan RPP dan
Lembar Kerja Siswa (LKS).
2. Technological Pedagogical Content Knowledge
Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat, menuntut guru abad 21
mampu memilih dan memanfaatkan teknologi informasi ini dalam Pendidikan
disekolah. Trilling dan Fadel (2009) berpendapat bahwa penguasaan seseorang
terhadap literasi informasi, komunikasi dan teknologi akan berdampak pada
penguasaan keterampilan yang diperlukan untuk keberhasilan hidup di abad 21. Oleh
karena itu, guru harus mengembangkan kemampuan mengajarnya, serta mengikuti
perkembangan IPTEK.
D. Berpikir kreatif
Critical thingking merupakan kompetensi yang dipersyaratkan diabad 21. Berpikir kritis
dan kreatif harus dimiliki oleh calon guru, agar kelak menjadi guru yang kreatif dan
inovatif. Ada empat strategi yang dapat dilatihkan untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kreatif, yaitu berpikir analogi, berpikir parallel,berpikir divergen, dan berpikir
kombinasi (Sudarma, 2013).
E. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang mengubah strategi yang biasa
dilakukan menjadi strategi yang lebih menarik, mengaktifkan siswa, dan menciptakan
situasi belajar yang menyenangkan (Rusilowati,2016).
F. Kegiatan laboratorium inkuiri
Laboratorium merupakan salah satu wahana yang sesuai untuk mengembangkan
kemampuan yang banyak digunakan ditempat kerja atau yang sering disebut transferable
skill atau keterampilan generic atau keterampilan inti, seperti memecahkan masalah,
bekerja sama, berkomunikasi, dan memimpin (Canelas et al.,2017). Kegiatan
laboratorium yang dapat mendukung keterampilan-keterampilan tersebut adalah kegiatan
laboratorium inkuiri. Kegiatan laboratorium inkuiri mempersiapkan lingkungan belajar
untuk mamfasilitasi siswa agar proses pembelajaran berpusat pada siswa dan untuk
memberikan bimbingan secukupnya dalam rangka menjamin keberhasilan siswa dalam
proses penemuan konsep ilmiah.
G. Konferensi 3-2-1
Pembimbingan praktik mengajar, atau sering disebut dengan praktik pengalaman
lapangan (PPL), dengan menerapkan konsep supervisi akademik berstrategi konverensi.
Salah satu model konferensi yang dapat diterapkan dalam pembimbingan PPL adalah
konferensi 3-2-1 . Model K 3-2-1 adalah kegiatan bertemunya supervisor (guru pamong,
dosen pembimbing lapangan), dengan supervise (praktikan) secara bersama-sama untuk
melihat progress yang dicapai praktikan dalam kegiatannya.

Anda mungkin juga menyukai