Anda di halaman 1dari 7

BAB 8

PRIVASI DALAM ETIKA KOMUNIKASI DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

DI SUSUN OLEH :

PUTRI NABILA REIZKY ( 20231012 )

DOSEN PENGAMPU :

BUDIMAN PURBA, MAP

MATA KULIAH :

FILSAFATDAN ETIKA KOMUNIKASI

PRODI :

KOMUNIKASI ( PAGI )

UNIVERSITAS DHARMAWANGSA

2021/2022
LATAR BELAKANG

Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada
suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan itu menyangkut
keterbukaan atau ketertutupan, adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain, atau
justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain. Secara umum,
pengertian privasi adalah Kerahasiaan pribadi (privacy) adalah kemampuan satu atau
sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik,
atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka. Terdapat faktor yang
mempengaruhi privasi yaitu faktor personal, faktor situasional, faktor budaya.

1. Faktor Personal. Marshall (dalam Gifford, 1987) mengatakan bahwa perbedaan dalam
latar belakang pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan akan privasi. Dalam
penelitiannya, ditemukan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam suasana rumah yang
sesak akan lebih memilih keadaan yang anonim dan reserve saat ia dewasa. Sedangkan
orang menghabiskan sebagian besar waktunya di kota akan lebih memilih keadaan
anonim dan intimacy.
2. Faktor Situasional. Beberapa hasil penelitian tentang privasi dalam dunia kerja, secara
umum menyimpulkan bahwa kepuasaan terhadap kebutuhan akan privasi sangat
berhubungan dengan seberapa besar lingkungan mengijinkan orang-orang di dalamnya
untuk menyendiri (Gifford, 1987).
3. Faktor Budaya. Penemuan dari beberapa peneliti tentang privasi dalam berbagai budaya
(seperti Patterson dan Chiswick pada suku Iban di Kalimantan, Yoors pada orang Gypsy
dan Geertz pada orang Jawa dan Bali) memandang bahwa tiap-tiap budaya tidak
ditemukan adanya

perbedaan dalam banyaknya privasi yang diinginkan, tetapi sangat berbeda dalam cara
bagaimana mereka mendapatkan privasi (Gifford, 1987).

Menurut Louis Alvin Day dalam bukunya yang berjudul “Eticsin Media Communication,
( 2006:132 ), mengatakan bahwa invasi privasi oleh media meliputi spektrum yang luas, mulai
dari reporter, hingga pengiklanan. Pengiklanan mengubah persoalaan etik menjadi persoalan
ekonomi. Dalam kodisi persaingan media yang makin ketat, proses invasi tersebut merupakan
hal yang tak dapat dihindari. Namun demikian, tetap saja hal tersebut menimbulkan dilema
antara media dan audiensnya. Day sendiri mendefinisikan privasi sebagai “hak untuk dibiarkan
atau hak untuk mengontrol publikasi yang tidak diinginkan tentang urusan personal seseorang”.
Tendendi praktik komunikasi dan juga bmedia adalah pengungkapan ( revelation ), sedangkan
tendensi dari privasi adalah penyembunyian ( concealment ). Di Amerika Serikat, setiap orang
yang merasa privasinya dilanggar memiliki hak untuk mengajukan gugatan yang dikenal dengan
istilah “Privacy Tort”. Adapun peristiwa – peristiwa itu, yakni :

 Intrusion, yaitu tindakan mendatangi atau mengintervensi wilayah personal seseorang


tanpa diundang atau tanpa izin yang bersangkutan.
 Public disclosure of embarrassing private facts, yaitu penyebar luasan informasi atau
fakta – fakya yang memalukan tentang diri seseorang.
 Publicity which places some one false light in the public eye, yaitu publikasi yang
mengelirukan pandangan orang banyak terhadap seseorang.
 Appropriation of name or likeness, yaitu penyalah gunaan nama atau kemiripan
seseorang untuk kepentingan tertentu.

Pada saat yang sama kita menolak penggusuran ruang privat oleh penguasa, namun pada saat
yang sama pula kita bersuka cita ketika ruang privat kita di obok – obok oleh praktik
komunikasi. Dengan kata lain, kita cenderung menjadi toleran ketika praktik komunikasi
menginvasi privasi kita.

PEMBAHASAN

NILAI PRIVASI

Pentingnya privasi bagi kita :

 Privasi memberikan kemampuan untuk menjaga in formasi pribadi yang bersifat rahasia
sebagai dasar pembentukan otonomi individu.
 Privasi dapat melindungi dari cacian dan ejekan orang lain, khususnya dalam masyarakat
dimana toleransi masih rendah, dimana gaya hidup dan tingkah laku aneh tidak
diperkenankan.
 Privasi merupakan mekanisme untuk mengontrol reputasi seseorang.
 Privasi merupakan perangkat bagi berlangsungnya interaksi sosial.
 Privasi merupakan benteng dari kekuasaan pemerintah.

PRIVASI SEBAGAI NILAI MORAL

Konsep privasi tidak seperti konsep kebenaran, dimana akar norma privasi tidak ditemukan
dalam sejarah masa lampau. Di barat, nilai privasi didorong oleh revolusi kebudayaan di
perancis dan revolusi industri di inggris. Di Amerika Serikat, privasi muncul pada abad 18, ketika
media massa lebih banyak memuat opini daripada berita tentang seseorang. Memasuki abad ke
20, privasi tidak hanya merupakan konsep moral, tetapi juga konsep legal.

Wacana etika melibatkan perilaku dan sistem nilai etis yang dipunyai oleh setiap individu atau
kolektif masyarakat. Oleh sebab itu, wacana privasi sebagai etika mempunyai unsur – unsur
pokok. Seperti kebebasan, tanggung jawab, hati nurani, dan prinsip – prinsip moral dasar.

Kebebasan adalah unsur pokok dan utama dalam wacana privasi. Tanggung jawab adalah
kemampuan individu untuk menjawab segala pertanyaan yang mungkin timbul dari tindakan –
tindakan. Hati nurani adalah penghayatan tentang nilai baik atau buruk berhubungan dengan
situasi konkret. Prinsip kesadaran moral adalah beberapa tataran yang perlu diketahui untuk
memosisikan tindakan individu dalam kerangka nilai moral tertentu.

PROBLEMATIKA PRIVASI DALAM MEDIA

Sebagian besar media pers nasional, tidak terkecuali media arus utama

( mainstream ) yang bergengsi, melanggar privasi dalam penyajian beritanya.

Media pers semata mencari sensasional dan tidak di sadarinya telah merugikan publik.
Permasalahan ini dinilai bentuk pelanggaran kode etik jurnalistik wartawan indonesia yang
baru, menuntut wartawan menempuh cara yang profesional termasuk menghormati hak privasi
atau masalah kehidupan pribadi orang.

Kategori privasi lainnya adalah kelahiran, kematian, dan perkawinan yang pemberitaannya
harus memperoleh izin dari subjek berita yang bersangkutan dari keluarganya. Terdapat
sejumlah dilema dalam praktik komunikasi untuk menerapkan prinsip privasi dalam konten
media terutama menyangkut isu – isu, antara lain :

 Penyakit menular
 Homoseksual
 Korban kejahatan seksual
 Tersangka dibawah umur
 Bunuh diri
 Kamera dan rekaman tersembunyi

Isu – isu tersebut mengandung nilai – nilai yang sensitif untuk dipublikasikan. Bahkan sebagian
dari kita misalnya akan sensitif ketika ditanya soal usia. Namun demikian, keenam isu tersebut
tentunya juga memiliki nilai berita dan nilai jual untuk dapat diangkat sebagai produk media,
selain tentunya memberi informasi dan pemahaman bagi audiensnya.

Prinsip kegunaan sosial banyak dipertanyakan pada produk media infotainment. “junk food
news”, adalah berita yang tidak ada relevansinya dengan kepentingan publik. Dan ini sering kali
terjadi dalam berita infotainment. Infotainment merupakan fenomena global. Dalam kpnteks
persaingan industri media, mendorong tayangan infotainment dan pekerjanya menempati
posisi yang cukup penting dalam landscape media saat ini.

KESIMPULAN
Pengertian privasi adalah Kerahasiaan pribadi (Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu
atau sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari
publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka. Privasi memberikan
kemampuan untuk menjaga informasi pribadi yang bersifat rahasia sebagai dasar pembentukan
otonomi individu. Privasi dapat melindungi dari cacian dan ejekan orang lain, khususnya dalam
masyarakat dimana toleransi masih rendah, dimana gaya hidup dan tingkah laku aneh tidak
diperkenankan.

DAFTAR PUSTAKA
Cangara Hafied, 2008, Pengantar Ilmu Komunikasi, Rajawali Pers, Jakarta.

Haryatmoko, Dr. 2007. Etika Komunikasi : Manipulasi Media, Kekerasan Dan Pornografi.
Yogyakarta: Kanisius

Lasiyo dan Yuwono, 1985, Pengantar Ilmu Filsafat (Cet. I; Yogyakarta: Liberty,)

Mufid, Muhamad. 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Kencana

Salam Burhanuddin, Drs. 1997. Etika Sosial : Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta:
Anggota IKAPI

Shoelhi Mohammad, 2009, Komunikasi Internasional Persfektif Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa


Rekatama Media).

Wiryanto, 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Grasindo).

Anda mungkin juga menyukai