Anda di halaman 1dari 8

BIOPSIKOLOGI

Dibuat oleh:

Daniel Christanto 1511900070

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA


Sumber : https://www.sehatq.com/artikel/penyebab-mata-juling-pada-anak-benarkah-karena-
keturunan

Penyebab Mata Juling pada Anak, Benarkah Karena Keturunan?

17 May 2019 | Nina Hertiwi Putri

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Sebagai suatu kondisi yang sudah sering didengar, penyebab mata juling bagi sebagian orang masih
menjadi misteri. Banyak orangtua yang merasa khawatir anaknya akan mengalami kelainan ini,
karena tidak tahu kondisi yang mendasarinya.

Hal ini juga membuat mitos yang beredar seputar mata juling semakin menyebar. Karena itu, ada
baiknya anda mengenali lebih jauh kondisi yang sebenarnya bisa menjadi penyebab mata juling serta
faktor risikonya.

Main gadget bukan penyebab mata juling pada anak

Dalam istilah kedokteran, mata juling disebut dengan strabismus. Kondisi ini dapat terjadi karena
adanya gangguan pada otot mata, saraf yang memberikan informasi ke otot, atau bagian di otak
yang secara langsung mengatur pergerakan mata.

Mata juling juga merupakan kondisi yang dapat menurun di keluarga. Sekitar 30% anak yang
bermata juling, memiliki anggota keluarga dengan kondisi serupa. Kondisi lain yang sering berkaitan
dengan mata juling di antaranya:

 Kelainan rabun di mata yang tidak kunjung mendapat perawatan


 Gangguan penglihatan hanya pada satu mata
 Cerebral palsy (lumpuh otak)
 Sindrom down (sekitar 20-60% orang dengan kondisi ini memiliki mata juling)
 Hidrosefalus
 Tumor otak
 Cedera kepala
 Gangguan saraf

Bayi yang baru lahir juga sering terlihat memiliki mata juling. Namun perlu diingat, mata juling pada
bayi bukanlah kondisi sebenarnya dan akan mulai membaik saat memasuki usia empat bulan.

Susunan mata bayi yang baru lahir terlihat seperti juling, karena perkembangan fisik yang belum
sempurna. Akibatnya, pergerakan mata bayi belum dapat terjadi secara sempurna.

Jika kondisi mata juling pada bayi tak kunjung membaik setelah usia empat bulan, Anda disarankan
untuk mengonsultasikannya ke dokter mata.

Bisakah mata juling pada anak disembuhkan?

Mata juling bisa dirawat dan semakin cepat perawatan dimulai akan semakin baik. Hal ini
dikarenakan koneksi utama antara mata dan otak baru akan terbentuk sempurna saat anak berusia
delapan tahun.

Perawatan mata juling pada anak dapat menggunakan kacamata, penutup mata, obat tetes mata,
atau operasi. Dokter akan menentukan langkah perawatan yang paling tepat, sesuai dengan kondisi
Anda.

Mata juling yang dialami anak pada tahun pertama kehidupannya, disebut sebagai infatile esotropia.
Jenis gangguan inilah yang biasanya menurun di keluarga dan memerlukan operasi untuk
merawatnya.

Sementara itu, mata juling yang muncul pada anak berusia dua hingga lima tahun, disebut sebagai
acquired esotropia. Pada kondisi ini, perawatan menggunakan kacamata lebih dianjurkan.

Setelah perawatan dilakukan, Anda masih perlu untuk tetap memperhatikan perkembangannya,
karena kekambuhan bisa saja terjadi.

Jika mata juling disebabkan oleh penyakit tertentu, maka pengobatan penyakit tersebut dapat
membantu memperbaiki mata juling.
Setelah mengetahui berbagai penyebab mata juling di atas, Anda diharapkan tidak lagi mempercayai
mitos-mitos yang tidak benar seputar kondisi ini. Jangan tunda untuk segera memeriksakan mata ke
dokter, apabila mulai muncul gejala-gejala gangguan tertentu.
OPINI
KOGNITIF

Proses kognitif individu yang memiliki gangguan mata strabismus dimulai dari sensasi yang
diterima oleh para pengidap mata juling (strabismus tersebut) yang tentu saja terutama akan kita
bahas dari panca indera mata sebagai panca indera penglihatan. Individu yang memiliki mata juling
tidak mampu memfokuskan pengelihatannya dikarenakan fokus pada pupil mata individu tersebut
tidak tertuju pada satu titik yang sama. Hal ini menyebabkan individu tersebut mempunyai
penglihatan ganda. Ketika individu melihat dalam waktu yang lama, otak akan terus berusaha
memfokuskan pandangan walaupun otak akan kesulitan memproses pandangan ganda tersebut dan
tentu akan menyebabkan kepala menjadi pusing dikarenakan otak kehilangan keseimbangan.

Pandangan ganda tersebut membuat individu menjadi kesulitan dalam mempersepsikan gambar 3
dimensi dikarenakan otak tidak mampu menggabungkan dua gambar. Selain kesulitan dalam
mempersepsikan kedalaman, penderita strabismus atau juling juga akan kesulitan dalam koordinasi.

Apakah yang saya maksud dengan kesulitan dalam koordinasi?

Ambil contoh dalam hal permainan lempar tangkap, mata kiri dan kanan akan menangkap sensasi
yang berbeda sehingga otak kesulitan untuk menentukan sensasi mana untuk diikuti. Ini akan
mempengaruhi gerak psikomotor individu tersebut tetapi akan saya jelaskan di lain topik karena
akan berbeda aspek.

Memang kejadian ini akan kental terasa dialami para penderita strabismus atau juling ini di masa
masa awal kehidupannya.

Namun seiring dengan berjalannya waktu otak akan beradaptasi dalam mempersepsikan suatu
sensasi.

Saya bertanya kepada teman saya apakah ia memiliki teman dengan mata juling dan ia mengatakan
bahwa ia pernah mempunyai teman yang memiliki mata juling. Mata juling yang ia dapatkan
dikarenakan karena ia memiliki down syndrome. Walaupun saya kurang paham apakah opini saya ini
dapat diterima atau tidak, proses kognitif seorang down syndrome tersebut menurut teman saya
lebih lambat dari orang normal. Bisa jadi hal ini disebabkan oleh kurangnya pelatihan konsentrasi
keseimbangan yang seharusnya dilakukan sejak masa kanak kanak. Ketika masa kanak kanak,
seorang anak akan dilatih keseimbangan. Selain melatih keseimbangan, ternyata ini juga
mempengaruhi latihan konsentrasi seorang anak. Kita kembali lagi dengan si anak down syndrome
ini. Saya membayangkan si anak ini ketika masih kecil dikarenakan memiliki mata yang juling maka
akan kesulitan dalam menyeimbangkan dirinya. Mata kiri dan kanan yang tidak memiliki titik focus
yang sama inilah penyebabnya. Kurangnya proses latihan keseimbangan ini menjadikan seorang
anak menjadi memiliki kekurangan dalam konsentrasinya. Ditarik lagi dalam kurangnya konsentrasi
ini menjadikan anak lambat dalam menangkap informasi. Anak tersebut akan kesulitan dalam
belajar. Jangankan dalam belajar, dalam komunikasi sehari hari saja saya rasa anak tersebut akan
kesulitan.
PSIKOLOGI

Menurut saya fenomena strabismus dapat dikaji dengan beberapa perspektif psikologi.
Sebagai contoh bahwa orang yang memiliki mata juling biasanya akan memiliki rasa
keberhargaan diri yang lebih rendah dari orang kebanyakan.

Stempel masyarakat sekitar yang menilai dari fisik tentu akan melekat di diri teman teman
yang memiliki kekurangan mata juling. Walaupun hal ini tidak mutlak terjadi tetapi dalam
beberapa kasus kebanyakan, fenomena ini tidaklah langka terjadi.

Dari kecil, orang dengan kekurangan ini akan mendapatkan perlakuan berbeda dari orang
normal lainnya. Jika dipandang dengan perspektif behaviouristic, lingkungan yang tidak
mendukung perkembangan mental yang sehat akan berdampak negative kepada penderita
strabismus. Alhasil, seperti yang saya sebutkan tadi individu tersebut tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang kurang percaya diri.

Walau tidak menutup kemungkinan apabila dilihat dari perspektif humanistic jika anak
tersebut memiliki daya juang untuk menjadi pribadi yang lebih baik, mampu menerima
segala kekurangan dirinya dan mau berkembang serta berguna bagi orang lain, niscaya anak
tersebut tidak akan terbelenggu akan kekurangannya sebagai anak yang memiliki
kekurangan dalam segi fisik.
PSIKOMOTOR

Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya di aspek kognitif, seorang anak dengan mata juling
akan memiliki kesulitan dalam hal koordinasi.

Psikomotor anak tersebut terganggu oleh karena penglihatan gandanya yang mengakibatkan
sulitnya memahami kedalaman suatu benda dan koordinasi.

Seorang anak yang koordinasinya tidak terasah dengan baik akan memiliki kesulitan dalam
perkembangan perkembangan selanjutnya.

Satu lagi berhubungan dengan keseimbangan yang kurang, seorang penderita strabismus yang
keseimbangannya tidak dalam porsi yang benar akan mengakibatkan efek efek lainnya.

Perkembangan focus mata pada penderita strabismus pada awal mula kehidupannya memang
kesulitan dalam menentukan focus matanya. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan apabila
tidak diobati, focus pandangan para penderita strabismus menurut saya akan beralih pada satu mata
saja dan itu akan menyebabkan sang penderita strabismus atau mata juling memiliki mata malas
dikarenakan mata yang satu tidak lagi digunakan secara utuh.

Anda mungkin juga menyukai