Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Acara 5:

Separasi Mekanis

Farradila Caesar Ratna Timur1, Kharisma2, Titisari Juwitaningtyas3

1Program Studi Teknologi Pangan FTI UAD, Kampus 4, Jl. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul,Yogyakarta 55164

_____________________________________________________________________________________________

Abstrak

Keywords: berisi maksimum 5 kata kunci atau frase yang digunakan (berjarak ½ spasi dari abstrak)

_____________________________________________________________________________________________

Pendahuluan

Separasi atau pemisahan dapat dibagi menjadi dua yaitu separasi mekanis dan separasi kontak kesetimbangan.
Separasi secara mekanis atau pemisahan mekanis (mechanical separation), digunakan untuk memisahkan partikel
antar dua komponen atau lebih yang dilakukan dengan cara mekanis. Separasi mekanis ini hanya dapat dipakai
untuk campuran heterogen, sedangkan untuk larutan homogen teknik separasi mekanis ini tidak dapat dilakukan.
Teknik-teknik separasi ini didasarkan atas perbedaan fisik antara partikel-partikel itu, seperti ukuran, bentuk, atau
densitas. Pemisahan mekanis ini meliputi sedimentasi (pengendapan), sentrifugasi (pemusingan), filtrasi
(penyaringan) dan pengempaan [1]. Melalui penyaringan sederhana, suatu campuran bahan padatan dan bahan
cairan atau bahan padat dan gas diproses yang bertumpukan pada suatu sisi plat berpori yang disebut medium filter
yang hanya melawatkan cairan atau gas serta meninggalkan bahan padat dalam bentuk gumpalan pada permukaan
filter medium. Cairan berupa suspensi partikel-partikel padat. Hasil dari pemisahan ini nantinya akan diperoleh
cairan bening yaitu filtrate dan bahan padat tertinggal pada filter medium yang disebut gumpalan filter [2]

Sedimentasi adalah salah satu operasi pemisahan campuran padatan dan cairan (slurry) menjadi cairan beningan
dan sludge (slurry yang pekat konsentrasinya). Sedimentasi merupakan metode pemisahan antara padatan dengan
cairan menggunakan gaya gravitasi. Dalam proses sedimentasi, salah satu faktor yang ikut menentukan waktu
sedimentasi adalah kecepatan partikel padatan yang turun ke bawah, sehingga dengan mengetahui kecepatan
pengendapan dapat memperkirakan waktu pengendapan yang efektif guna merancang tempat sedimentasi [3]. Proses
sedimentasi dalam industry pangan, misalnya dalam proses pengendapan partikel padatan pada bahan makanan cair,
pengendapan kristal dari larutan induk, pengendapan partikel terendap pada industri minuman beralkohol, dan
Untuk memisahkan bahan buangan dari bahan yang akan diolah, misalnya pada pabrik gula. Kecepatan sedimentasi
didefinisikan sebagai laju pengurangan atau penurunan ketinggian daerah batas antara slurry (endapan) dan
supernatant (liquid jernih) pada suhu seragam untuk mencegah pergeseran fluida karena konveksi [4].

Centrifuge bekerja menggunakan prinsip sedimentasi, dimana percepatan sentripetal digunakan untuk
memisahkan substansi dengan kepadatan lebih besar dan lebih kecil dengan menggunakan centrifuge, dimungkinkan
untuk memecah emulsi dan untuk memisahkan dispersi tetesan cairan halus, meskipun dalam hal ini fase tersuspensi
adalah dalam bentuk tetesan cair yang akan menyatu setelah pemisahan [5].

Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu. Apabila
objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat
bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang menuju
kearah dinding luar silinder atau tabung sesuai berat jenis masing-masing partikel , gaya tersebut adalah gaya
sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-partikel menuju dinding tabung dan terakumulasi membentuk
endapan. Dengan adanya teknik ini, proses pengendapan suatu bahan akan lebih cepat dan optimum dibandingkan
dengan teknik biasa [6].

Alat centrifuge adalah suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan atau mengendapkan partikel-partikel dalam
suatu larutan yang memiliki berat molekul yang berbeda-beda. Alat centrifuge menggunakan perputar motor untuk
menghasilkan gaya sentrifugal yang timbul apabila suatu benda diputar pada satu titik. Gaya tersebut digunakan
untuk melepaskan partikel-partikel terlarut tersebut dari ikatan antar partikelnya, dengan demikian didapat partikel-
partikel secara homogen berdasarkan berat molekulnya. Besarnya gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh kecepatan
motor bergantung pada kecepatan putar motor, semakin tinggi kecepatan putar motor, maka semakin besar gaya
sentrifugal yang dihasilkan [7].

Tujuan dari praktikum ini yaitu membandingkan kecepatan pengendapan proses sedimentasi pada 3 larutan
dengan formulasi A (air 70 ml + larutan gula 30 ml + 1 sendok teh kopi); formulasi B (air 50 ml + larutan gula 50
ml + 1 sendok teh kopi); formulasi C (air 30 ml + larutan gula 70 ml + 1 sendok teh kopi) dan membandingkan
ketinggian fase padatan dan area cairan dari hasil sentrifugasi pada 4 merk santan yang berbeda

Metodologi

a. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum Separasi Mekanis antara lain gelas ukur, sendok teh, timer,
kompor, gelas beaker, spatula, penggaris, alat sentrifugasi tabung sentrifugasi

b. Bahan

Air, gula pasir, kopi bubuk, santan cair dengan 4 merk berbeda (Sasa, Rose Brand, Sun Kara, dan
Santan Kara)

c. Cara Kerja
Kecepatan Sedimentasi pada Perbedaan Konsentrasi Suspensi
1. Dipanaskan air 100 ml
2. Ditambahkan gula 100 gram kedalam air yang telah mendidih sampai
3. Diaduk larutan gula sampai homogen
4. Dibuat 3 larutan sampel dengan cara mencampurkan:
a. air 70 ml + larutan gula 30 ml + 1 sendok teh kopi
b. air 50 ml + larutan gula 50 ml + 1 sendok teh kopi
c. air 30 ml + larutan gula 70 ml + 1 sendok teh kopi
5. Diamati dan dicatat ketinggian area bening setiap 5 menit selama 30 menit
Tinggi area bening(cm)
6. Menghitung kecepatan pengendapan dengan rumus:
waktu (s)
Sentrifugasi pada Santan

1. Disambungkan centrifuge pada aliran listrik dan dinyalakan.


2. Dibuka penutup centrifuge
3. Dimasukkan santan kedalam test tube sebanyak 10 ml masingmasing merk sebanyak dua kali ulangan
(dua tabung).
4. Dimasukkan kedalam centrifuge secara bersilang berlawanan.
5. Ditutup kembali centrifuge
6. Diatur waktu dan kecepatan rotasi
7. Ditekan tombol on pada centrifuge untuk memulai proses.
8. Setelah selesai, centrifuge dibuka dan test tube dikeluarkan secara berseling
9. Diukur dan dicatat ketinggian dari masing-masing bagian larutan yang terbentuk
Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Hasil Sedimentasi larutan kopi

Ketinggian fase bening (cm) Kecepatan


No Sampel 5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’ Pengendapan
lartan (cm/s)
1 A 14,9 14,7 14,7 14,7 14,3 14,1 0,0078 cm/s
2 B 15 14,8 14,8 14,5 14,5 14,5 0,0081 cm/s
3 C 15,1 15 14,8 14,6 14,5 14,5 0,0081 cm/s

Perhitungan 1. Hasil Sedimentasi larutan kopi

Tinggi Area Bening (cm)


- Kecepatan pengendapan =
Waktu (s)

14 , 1 cm
- Kecepatan pengendapan (A) = = 0,0078 cm/s
1800 s

14 , 5 cm
- Kecepatan pengendapan (B) = = 0,0081 cm/s
1800

14 , 5 cm
- Kecepatan pengendapan (C) = = 0,0081 cm/s
1800 s

Sedimentasi adalah salah satu operasi pemisahan campuran padatan dan cairan (slurry) menjadi cairan beningan
dan sludge (slurry yang pekat konsentrasinya). Sedimentasi merupakan metode pemisahan antara padatan dengan
cairan menggunakan gaya gravitasi [3]. Berdasarkan tabel 1. Hasil sedimentasi larutan kopi yang telah dilakukan.
Pada proses sedimentasi larutan A (Air 70 ml + Lar gula 30 ml+ 1 sdt kopi) pada menit ke-5 didapatkan ketinggian
fase bening yaitu 14,9 cm, pada menit ke-10 didapatkan ketinggian fase bening yaitu 14,7 cm, pada menit ke-15
didapatkan ketinggian fase bening yaitu 14,7 cm, pada menit ke-20 didapatkan ketinggian fase bening yaitu 14,7 cm,
pada menit ke-25 didapatkan ketinggian fase bening yaitu 14,3 cm, pada menit ke-30 didapatkan ketinggian fase
bening yaitu 14,1 cm. Setelah dilakukan perhitungan kecepatan pengendapan pada larutan A (air 70 ml + larutan
gula 30 ml + 1 sendok teh kopi) maka didapatkan hasil pengendapannya sebesar 0,0078 cm/s. Pada proses
sedimentasi larutan B ( air 50 ml + larutan gula 50 ml + 1 sendok teh kopi) pada menit ke-5 didapatkan ketinggian
fase bening yaitu 15 cm, pada menit ke-10 didapatkan ketinggian fase bening yaitu14,8 cm, pada menit ke-15
didapatkan ketinggian fase bening yaitu14,8 cm, pada menit ke-20 didapatkan ketinggian fase bening yaitu 14,5 cm,
pada menit ke-25 didapatkan ketinggian fase bening yaitu 14,5 cm, pada menit ke-30 didapatkan ketinggian fase
bening yaitu 14,5 cm. Setelah dilakukan perhitungan kecepatan pengendapan pada larutan B ( air 50 ml + larutan
gula 50 ml + 1 sendok teh kopi) maka didapatkan hasil pengendapannya sebesar 0,0081 cm/s. Pada proses
sedimentasi larutan C (air 30 ml + larutan gula 70 ml + 1 sendok teh kopi) pada menit ke-5 didapatkan ketinggian
fase bening yaitu 15,1 cm, pada menit ke-10 didapatkan ketinggian fase bening yaitu 15 cm, pada menit ke-15
didapatkan ketinggian fase bening yaitu 14,8 cm, pada menit ke-20 didapatkan ketinggian fase bening yaitu 14,6 cm,
pada menit ke- 25 didapatkan ketinggian fase bening yaitu 14,5 cm, pada menit ke-30 didapatkan ketinggian fase
bening yaitu 14,5 cm. Setelah dilakukan perhitungan kecepatan pengendapan pada larutan C (air 30 ml + larutan
gula 70 ml + 1 sendok teh kopi) maka didapatkan hasil pengendapannya sebesar 0,0081 cm/s. Jika dibandingkan
kecepatan pengendapan sedimentasi antara larutan A, larutan B, dan larutan C, maka yang paling cepat mengendap
adalah larutan A dibandingkan larutan B dan larutan C, hal ini dikarenakan pada larutan A memiliki partikel gula
dan kopi yang lebih sedikit dibandingkan pada larutan B dan C. Selain itu, pada larutan A pelarut air yang
digunakan lebih banyak dibandingkan larutan gula dan bubuk kopi sehingga pemisahaan campuran antara air, gula
dan kopi menjadi cairan yang bening memerlukan waktu yang lebih cepat. Hal ini sesuai dengan literaur [3] Dalam
proses sedimentasi, salah satu faktor yang ikut menentukan waktu sedimentasi adalah kecepatan partikel padatan
yang turun ke bawah, sehingga dengan mengetahui kecepatan pengendapan dapat memperkirakan waktu
pengendapan yang efektif guna merancang tempat sedimentasi

Tabel 2. Hasil sentrifugasi santan pada merk yang berbeda

No Merk Santan Ketinggian fase padatan (cm) Ketinggian area cairan (cm)
1 2 Rerata 1 2 Rerata
1 Sasa 2,2 1,9 2,05 2,9 3 2,95
2 Rose brand 3,3 3 3,15 4 5,1 4,55
3 Sun Kara 4,4 5 4,7 3,7 4 3,85
4 Santan Kara 5,5 5 5,25 3 3,1 3,05

Dari tabel 2. Hasil sentrifugasi santan pada merk yang berbeda telah dilakukan sentrifugasi santan pada merk
yang berbeda (Sasa, Rose Brand, Sun Karam, dan Santan Kara) sentrifugasi dilakukan dua kali pengulangan
menggunakan alat centrifugasi. Menurut literature [7] Alat centrifuge menggunakan perputar motor untuk
menghasilkan gaya sentrifugal yang timbul apabila suatu benda diputar pada satu titik. Gaya tersebut digunakan
untuk melepaskan partikel-partikel terlarut tersebut dari ikatan antar partikelnya, dengan demikian didapat partikel-
partikel secara homogen berdasarkan berat molekulnya. Besarnya gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh kecepatan
motor bergantung pada kecepatan putar motor, semakin tinggi kecepatan putar motor, maka semakin besar gaya
sentrifugal yang dihasilkan. Centrifugasi dilakukan dengan kecepatan 3000 rpm selama 1 menit. Sebelum dilakukan
sentifugasi pada santan, mulanya santan dengan berbagai macam merk berwarna putih dan homogen pada tabung
sentrifugasi. Setelah dilakukan proses sentrifugasi dihasilkan antara fase padatan dan cairan. Pada santan merk sasa
dihasilkan rata-rata ketinggian fase padatan yaitu 2,05 cm dan rata-rata ketinggian area cairan yaitu 2,95 cm, pada
santan sasa dihasilkan fase cairan lebih tinggi dibandingkan padatan. Pada santan merk rose brand dihasilkan rerata
fase padatan yaitu 3,15 cm dan rata-rata ketinggian area cairan yaitu 4,55 cm, pada santan rose brand dihasilkan fase
area cairan lebih tinggi dibandingkan padatan. Pada santan merk sun kara dihasilkan rata rata ketinggian fase
padatan yaitu 4,7 cm dan rata rata ketinggian fase cairan yaitu 3,85 cm, pada santan sun kara dihasilkan ketinggian
fase padatan lebih banyak dibandingkan fase cairan. Pada santan merk santan kara dihasilkan rata-rata ketinggian
padatan yaitu 5,25 cm dan rata-rata ketinggian area cairan yaitu 3,05 cm, pada santan merk santan kara dihasilkan
fase padatan lebih banyak dibandingkan fase cairan. Berdasarkan tabel 2. Hasil sentrifugasi santan pada merk yang
berbeda dapat dilihat bahwa santan merk santan kara memiliki partikel zat santan paling tinggi, kemudian tertinggi
kedua yaitu santan merk sun kara, tertinggi ketiga yaitu santan merk rose brand, dan yang paling terendah yaitu
santan sasa
Daftar Pustaka

[1] Oxtoby, David W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern, Ed. Ke4. Jilid. 1, Jakarta: Erlangga

[2] Cook. T.M dan Cullen.D.J. 1986. Industri Kimia Organik Aspek-aspek Keamanan dan Kesehatan. Jakarta:
Gramedia

[3] Setiyadi, Suratno Lourentius, Ezra Ariella W. , Gede Prema M.S. MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN
PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya
Mandala, Surabaya, Indonesia. ISSN 1412-7350

[4] Foust A.S., 1980. "Principle of Unit Operation", 4 ed., John Wiley and Sons, New York,

[5] Coulson, J.M., dan Richardson. 1991. Chemical Engineering. 4th Edn, Particle Technology and Separation
Processes, USA.

[6] Zulfikar. 2008. Kimia Kesehatan Jilid 3. Jakarta: Penerbit BSE

[7] Hasibuhan, Elliwati. 2018. Karya Tulis Ilmiah: Pengenalan Centrifuge Pada Mahasiswa Yang Melakukan
Penelitian Di Laboratorium Terpadu Imunologi. Medan: Universitas Sumetera Utara

Anda mungkin juga menyukai