Anda di halaman 1dari 4

1.

Kelas Ibu Hamil Trimester 1 (Kebutuhan Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan)
Tgl : 16 Oktober 2019
Kode : F3
Peserta: Ibu hamil trimester 1 pegawai pabrik MPS
Latar belakang:
1000 hari pertama kehidupan adalah masa sejak anak dalam kandungan sampai seorang
anak berusia dua tahun. Fase ini disebut sebagai Periode Emas karena pada masa ini terjadi
pertumbuhan otak yang sangat pesat. Kurang gizi di periode ini akan mengakibatkan
kerusakan atau terhambatnya pertumbuhan yang tidak dapat diperbaiki dimasa kehidupan
selanjutnya.
Bayi yang mendapat cukup gizi selama Periode Emas, termasuk Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) langsung setelah bayi dilahirkan, ASI Eksklusif sejak usia 0-6 bulan, imunisasi
lengkap, dan gizi cukup dengan makanan pendamping ASI setelah usia 6 bulan, akan tumbuh
menjadi Balita yang sehat, kuat dan cerdas.
Puskesmas Kusuma Bangsa sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang
memiliki wilayah kerja, berperan sebagai promotor kesehatan ibu dan anak sehingga
diharapkan generasi yang akan datang mendapatkan gizi yang cukup sejak 1000 hari pertama
kehidupan.

Permasalahan:
- Masih didapatkan kasus bayi dengan berat lahir rendah
- Masyarakat belum memahami pentingnya nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan
Perencanaan dan pemilihan intervensi:
- Pemberian materi sosialisasi tentang kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan
- Pemberian pre test dan pos test mengenai kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama
kehidupan
Pelaksanaan:
- Pemberian pre test mengenai kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan
- Pemberian materi bagaimana kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan dapat
terpenuhi dengan baik
- Pemberian post test mengenai kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan
- Evaluasi kesulitan, kesimpulan, dan saran terhadap program
Monitoring dan evaluasi:
- Kegiatan sosialisasi dan berjalan dengan lancar
- Ibu hamil mengerti mengenai pentingnya kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama
kehidupan dan bagaimana agar kebutuhan gizi tersebut dapat terpenuhi dengan baik
2. Pengawas Pengobatan TB MDR

Tgl : 8 Nov- 6 Jan 2020


Kode : F5
Peserta: Penderita TB MDR
Latar belakang:
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru.
Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan
komplikasi berbahaya hingga kematian.
TB Resisten Obat adalah keadaan dimana kuman M. tuberculosis sudah tidak dapat lagi
dibunuh dengan salah satu atau lebih obat anti TB (OAT). Pada tahun 2013 WHO
memperkirakan di Indonesia terdapat 6.800 kasus baru TB dengan Multi Drug Resistance
(TB MDR) setiap tahun. Diperkirakan pula lebih dari 55% pasien Multi Drug Resistant
Tuberculosis (MDR TB) belum terdiagnosis atau mendapat pengobatan dengan baik dan
benar.
Sasaran strategi nasional pengendalian TB yaitu menurunkan prevalensi TB. Ada
beberapa indicator yang dapat digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan program
pengendalian TB, (1) indikator penemuan kasus, (2) indikator pengobatan, dan (3) angka
keberhasilan pengobatan TB. Program Pengawas Pengobatan TB MDR ini diharapkan dapat
menunjang indikator pengobatan serta memonitor keberhasilan pengobatan TB.
Permasalahan:
- Masih rendahnya angka keberhasilan pengobatan TB
- Kurangnya pengawasan dalam pengobatan TB
Perencanaan dan pemilihan intervensi:
- Pasien minum obat diawasi oleh petugas puskesmas
- Pencatatan pengobatan pasien oleh petugas puskesmas
Pelaksanaan:
- Pasien datang setiap hari ke puskesmas untuk mendapatkan obat
- Pasien minum obat diawasi oleh petugas puskesmas
- Pasien diberi obat suntik oleh petugas puskesmas
- Pencatatan pengobatan pasien oleh petugas puskesmas
Monitoring dan evaluasi:
- Pasien rutin berobat
- Keluhan pasien selama masa pengobatan

Anda mungkin juga menyukai