“ALAT-ALAT OPTIK”
DISUSUN OLEH :
Nama : Nur Ihsanudin
NIM : 022300013
Prodi : Elektronika Instrumentasi
Rekan Kerja :
Noor Fatih Farahat Parvez (022300012)
Siti Azizah Lubis (022300014)
Lensa cembung digambarkan dengan garis tegak lurus terhadap sumbu utama dan
diberi tanda positip (+) di bagian atas garis. Jika jarak benda ke lensa adalah 𝑆0 , jarak
fokus ke lensa adalah f, dan jarak lensa ke bayangan yang terbentuk adalah 𝑆1, maka
diperoleh hubungan sebagai berikut :
1 1 1
=𝑆 +𝑆 (1)
𝑓 1 0
Dengan ;
f = Jarak fokus lensa
𝑆0 = Jarak lensa ke benda
𝑆1 = Jarak lensa ke bayangan
Perbandingan antara jarak bayangan ke lensa (𝑆1) dengan jarak benda ke lensa
(𝑆0 ) atau perbandingan antara tinggi bayangan (ℎ1 ) dengan tinggi benda (ℎ0 ) disebut
perbesaran bayangan (M), yang besarnya dapat dihitung dengan persamaan :
𝑆 ℎ
𝑀 = |𝑆1 | = |ℎ1 | (2)
0 0
Daya atau kekuatan lensa adalah kemampuan lensa untuk mengumpulkan atau
menyebarkan berkas cahaya. Daya lensa dinyatakan dalam satuan dioptri yang
dinyatakan dengan persamaan berikut :
1
𝐷=𝑓 (3)
1 1 1
= + ′
𝑓𝑜𝑏 ∞ 𝑆 𝑜𝑏
𝑓𝑜𝑏 = 𝑆′𝑜𝑏
𝑓𝑜𝑏 =titik fokus lensa objektif
Perbesaran yang dihasilkan oleh lensa dapat dihitung dengan persamaan :
𝑓
𝑀 = 𝑆𝑜𝑏 (5)
𝑜𝑘
𝑓𝑜𝑘 = 𝑆𝑜𝑘
Perbesaran yang dihasilkan lensa dapat dihitung dengan persamaan :
𝑆′𝑜𝑏 𝑓
𝑀= atau 𝑀 = 𝑓𝑜𝑏 (8)
𝑆𝑜𝑘 𝑜𝑘
Panjang teleskop bias jika mata tak berakomodasi : 𝐿 = 𝑓𝑜𝑏 + 𝑓𝑜𝑘 (9)
2.6. Teleskop
Teleskop atau teropong berfungsi untuk melihat benda yang jauh (𝑆𝑜𝑏 = ∞) agar
tampak lebih dekat dan jelas. Ada 2 jenis utama teleskop yaitu teleskop bias dan teleskop
pantul. Prinsip dasar teleskop bias dibangun dari susunan dua lensa positif yang
diletakkan dalam satu garis dengan jarak antara kedua lensa dalam kisaran kedua jumlah
panjang fokusnya. Lensa objektif mempunyai jarak fokus yang cukup besar dengan
panjang fokus 𝑓𝑜𝑏 dan bayangan yang dibentuknya nyata, terbalik, dan diperkecil di fokus
lensa objektif. Lensa okuler dengan fokus yang cukup pendek 𝑓𝑜𝑘 akan memperbesar
bayangan yang terjadi.
Pengamatan benda langit dapat berlansung cukup lama. Agar mata tidak lelah,
maka pengamatan dilakukan dengan mata tidak berakomodasi. Agar hal ini dapat
tercapai, maka bayangan lensa objektif harus diletakkan di fokus lensa okuler. Ini berarti
titik fokus lensa objektif berimpit dengan titik fokus lensa okuler.
2.7. Kamera
Sebuah lensa yang berentuk bulat memiliki sudut pembelokan yang lebih tajam.
Pada dasarnya, dengan mengurangi kecembungan lensa akan meningkatkan jarak antara
titik-titik yang berlainan pada lensa. Hal ini menyebabkan pertambahan waktu tempuh
berkas cahaya sehingga salah satu bagian berkas cahaya akan bergerak lebih cepat
dibandingkan dengan berkas cahaya lainnya, yang pada gilirannnya akan menghasilkan
sebuah belokan yang lebih tajam.
Peningkatan sudut pembelokan memiliki efek yang jelas. Berkas cahaya dari
sebuah titik tertentu akan konvergen pada sebuah titik yang lebih dekat ke lensa. Pada
sebuah lensa yang bentuknya lebih datar, berkas cahaya tidak akan membelok secara
tajam. Akibatnya, berkas cahaya akan konvergen pada jarak yang lebih jauh dari lensa.
Dengan kata lain, bayangan real yang terfokus akan terbentuk pada jarak yang lebih jauh
dari lensa jika lensa yang digunakan adalah lensa dengan permukaan yang sedikit lebih
rata.
Meningkatkan jarak antara lensa dan bayangan real sebenarnya meningkatkan
ukuran total bayangan real tersebut. Andaikan sebuah proyektor: jika kita menggerakkan
sebuah proyektor menjauh dari layar, maka bayangan yang terbentuk akan menjadi lebih
besar. Secara sederhana, berkas cahaya tetap menyebar pada saat bergerak menjauhi
layar.
Peristiwa yang sama berlaku pada kamera. Pada saat jarak antara lensa dan
bayangan real bertambah, berkas cahaya akan lebih menyebar, membentuk sebuah
bayangan real yang lebih besar. Tetapi ukuran film tetap konstan. Jika kita menempatkan
sebuah lensa yang sangat datar, maka kamera akan memproyeksikan sebuah bayangan
real yang besar tetapi hanya bagian tengah dari bayangan tersebut yang akan tertangkap
di film.
Kamera profesional memungkinkan kita menempelkan berbagai macam lensa
sehingga kita dapat melihat objek dengan berbagai macam perbesaran. Kekuatan
perbesaran atau daya perbesaran lensa dinyatakan dengan istilah panjang fokus. Pada
kamera, panjang fokus didefinisikan sebagai jarak antara lensa dengan bayangan real
sebuah benda yang berada pada jarak yang jauh (misalnya bulan). Semakin besar panjang
fokus berarti semakin besar kemampuan perbesarannya.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Atur jarak kedua lensa kurang lebih 15 cm. setelah susunan selesai arahkan
ke benda /objek yang jauh. Geser lensa okuler sampai didapatkan bayangan yang
tajam. Ulangi percobaan dengan kombinasi lensa yang tersedia untuk susunan
teleskop yang berbeda. Jangan lupa catat hasil percobaan pada lembar data.
3.2.2. Percobaan Kamera
Percobaan selanjutnya adalah percobaan kamera. Praktikan perlu membuat
susunan seperti pada Gambar 6. Pada percobaan ini gunakan bagian belakang
kotak cahaya agar menghasilkan sinar menyebar. Pasang lensa f = +100mm pada
jarak 35 cm dari diafragma anak panah. Letakan layar putih di belakang lensa.
Gambar 6. Susunan Percobaan Kamera
Setelah susunan selesai, hubungkan catu daya ke teganga PLN, pilih tegangan
keluaran catu daya 12 V. kemudian hubungkan kotak cahaya dengan catu daya
dengan kabel penghubung. Nyalakan catu daya, pada layar akan tampak bayangan
benda, geser layar hingga didapatkan bayangan yang tajam. Ubah jarak benda
dengan menggeser lensa. Amati dan catat jarak layar saat bayangan jelas/tajam.
Ulangi percobaan dengan menggunakan lensa f = +50mm.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
No S (cm) S’ (cm)
1. 30 15
2. 35 14
3. 40 14
4. 45 14
5. 50 13
Sifat bayangan dengan lensa f = +100mm
1. S = 30 cm, sifatnya : terbalik, nyata, diperkecil
2. S = 35 cm, sifatnya : terbalik, nyata, diperkecil
3. S = 40 cm, sifatnya : terbalik, nyata, diperkecil
4. S = 45 cm, sifatnya : terbalik, nyata, diperkecil
5. S = 50 cm, sifatnya : terbalik, nyata, diperkecil
Dengan Persamaan (1) dapat dicari jarak bayangan dengan lensa secara
teori:
1 1 1 1 1 1
=𝑆 +𝑆 →𝑆 =𝑓−𝑆
𝑓 1 0 1 0
1 1 1
1. S = 30, 𝑆′ = 10 − 30 = 15 𝑐𝑚
1 1 1
2. S = 35, 𝑆′ = 10 − 35 = 14 𝑐𝑚
1 1 1
3. S = 40, 𝑆′ = 10 − 40 = 13,3 𝑐𝑚
1 1 1
4. S = 45, 𝑆′ = 10 − 45 = 12,8 𝑐𝑚
1 1 1
5. S = 50, 𝑆′ = 10 − 50 = 12,5 𝑐𝑚
B. Lensa f = +50mm
Setelah dilakukan percobaan kamera dengan lensa fokus f = +50mm
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3. Data Percobaan Kamera (f = +50mm)
No S (cm) S’ (cm)
1. 30 4
2. 35 4
3. 40 4
4. 45 4
5. 50 4
1 1 1
1. S = 30, 𝑆′ = 5 − 30 = 6 𝑐𝑚
1 1 1
2. S = 35, 𝑆′ = 5 − 35 = 5,8 𝑐𝑚
1 1 1
3. S = 40, 𝑆′ = 5 − 40 = 5,7 𝑐𝑚
1 1 1
4. S = 45, 𝑆′ = 5 − 45 = 5,6 𝑐𝑚
1 1 1
5. S = 50, 𝑆′ = 5 − 50 = 5,5 𝑐𝑚
4.2. Pembahasan
4.2.1. Percobaan Teleskop
Pada percobaan pertama dilakukan percobaan teleskop menggunakan lensa
fokus f = +50mm, f = +100mm dan f = +300mm. setelah dilakukan percobaan
diperoleh data pada Tabel 1. Dari data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan
jika besar lensa okuler dan lensa objektif yang digunakan mempengaruhi sifat
bayangan yang terbentuk. Jika lensa objektif lebih besar dari lensa okuler maka
akan bayangan akan diperbesar dan terbalik. Sedangkan jika lensa objektif lebih
kecil dari lensa okuler maka bayangan akan diperkecil dan terbalik. Dari hasil
percobaaan yang telah diperoleh bisa dibandingkan hasil perbesaran bayangan
hasil percobaan dan teori. Terdapat sedikit perbedaan perbesaran saat percobaan
dan toeri saat menggunakan lensa objektif +300mm. Untuk mendapatkan
perbesaran yang maksimal kita bisa menentukan jarak antar lensa okuler dan
objektif menggunakan Persamaan (9).
4.2.2. Percobaan Kamera
Percobaan yang berikutnya adalah percobaan kamera yang dilakukan dengan
lensa fokus f = +50mm dan f = +100mm. Pada percobaan dengan lensa fokus
+100mm diperoleh data Tabel 2. Dari hasil pengamatan diperoleh sifat bayangan
dari lensa f = +100mm adalah nyata, terbalik, dan diperkecil. Lalu pada percobaan
menggunakan lensa fokus +50mm diperoleh data pada Tabel 3. Sifat bayangan
menggunakan lensa fokus +50mm bayangannya nyata, tegak, dan diperkecil. Dari
penggunaaan lensa selama percobaan ada perbedaan sifat bayangan yang
terbentuk, pada lensa f = +100mm bayangannya terbalik sedangkan pada lensa f
= +50mm bayangannya tegak.
Jika jarak bayangan pada percobaan dibandingkan dengan hasil perhitungan
secara teori menunjukan hanya sedikit perbedaan. Pada lensa fokus f = +100mm
jarak bayangan berkisar 13-15 cm sedangkan pada lensa fokus f = +50mm jarak
bayangan berkisar 5-6 cm. Adanya perbedaan hasil percobaan dan perhitungan
teori disebabkan ketidak telitian praktikan selama pengamatan bayangan yang
terbentuk maupun adanya gangguan penglihatan praktikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Alat optik adalah alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan dan hukum
pembiasan cahaya untuk membentuk bayangan suatu benda.
2. Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis dari pada bagian
pinggirnya.
3. Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari bagian pinggirnya.
4. Teleskop atau teropong berfungsi untuk melihat benda yang jauh (𝑆𝑜𝑏 = ∞) agar
tampak lebih dekat dan jelas.
5. Besar lensa okuler dan objektif mempengaruhi sifat bayangan pada teleskop, jika
objektif lebih besar dari okuler akan terjadi perbesaran, sebaliknya jika okuler lebih
besar dari objektif akan terjadi bayangan diperkecil.
6. Pada percobaan teleskop semakin besar fokus lensa objektifnya maka akan terjadi
perbesaran yang lebih besar.
7. Perbedaan besar fokus lensa pada percobaan kamera berpengaruh pada bayangan
benda yang terbentuk.
8. Lensa f = +100mm menghasilkan bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil, sedangkan
lensa fokus +50mm menghasilkan bayangan nyata, tegak, dan diperkecil
5.2. Saran
Harmoko, Jati. (2021). Alat Optik dalam Kehidupan Sehari-Hari beserta Manfaatnya.
materikimia.com. 16 Desember 2021. Diakses pada 2 November 2023, dari Alat Optik
dalam Kehidupan Sehari-Hari beserta Manfaatnya - Materi Kimia
LAMPIRAN