Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA UMUM

“ALAT-ALAT OPTIK”

DISUSUN OLEH :
Nama : Nur Ihsanudin
NIM : 022300013
Prodi : Elektronika Instrumentasi
Rekan Kerja :
Noor Fatih Farahat Parvez (022300012)
Siti Azizah Lubis (022300014)

Dosen Pengampu : Teguh Handoyo, Phd.

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


SEMESTER GANJIL 2023/2024

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA


BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Disekitar kita terdapat banyak fenomena alam yang bisa kita amati dengan mata,
selain fenomena alam yang bisa dilihat dengan mata ada banyak sekali peristiwa yang sulit
untuk dilihat dengan mata telanjang. Contohnya peristiwa astronomi maupun peristiwa
dalam ukuran mikroskopis. Saat ini sudah banyak alat optik yang digunakan manusia untuk
mengamati fenomena disekitarnya. Fenomena astronomi dapat lebih banyak terungkap
karena tersedianya teleskop atau teropong yang lebih baik dari sebelumnya. Kemajuan dan
penemuan dalam biologi modern juga tidak dapat terjadi jika tidak ada mikroskop.
Alat optik adalah alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan dan
hukum pembiasan cahaya untuk membentuk bayangan suatu benda. Alat optik merupakan
alat yang berupa prisma, lensa dan cermin sebagai bagian utamanya. Dalam komponen alat
optik bisa terdiri atas sebuah lensa, beberapa lensa, ataupun kombinasi antara lensa, cermin,
dan prisma. Alat optik membuat hidup manusia lebih mudah dan berarti. Kita dapat
menikmati keindahan alam semesta, mengabadikan momen-momen terindah pada
lembaran foto atau bahkan bisa membuat butiran ketombe di kepala menjadi terlihat
sebesar lengan manusia.
Alat optik terbagi atas dua jenis, yaitu alat optik alami dan alat optik buatan. Yang
termasuk alat optik alami yaitu mata, sedangkan yang termasuk alat optik buatan di
antaranya adalah kacamata, kamera, lup (kaca pembesar), Mikroskop, teropong atau
teleskop, periskop dan sebagainya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip kerja teleskop?
2. Bagaimana prinsip kerja kamera?
3. Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja teleskop.
2. Mengetahui prinsip kerja kamera.
3. Mengetahui sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa.
1.4. Manfaat
Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti membutuhkan alat optik untuk
mengamati fenomena disekitarnya. Alat optik pemberian tuhan yang sangan berguna yaitu
mata. Karena penglihatan mata manusia terbatas, dibutuhkan alat optik untuk mengamati
peristiwa yang sulit diamati jika hanya dengan mata telanjang seperti fenomena astronomi.
Alat optik yang sering digunakan manusia seperti kacamata untuk mengatasi rabun pada
mata, teleskop, mikroskop, kaca pembesar, dan lain-lain. Dengan adanya alat optik, ilmu
pengetahuan dalam bidang biologi dan astronomi semakin berkembang.
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Sifat Cahaya


Seberkas cahaya yang merambat melalui medium yang sama maka arah rambatnya
akan berupa garis lurus. Jika melalui medium yang berbeda maka akan dibiaskan, yaitu
pembelokan cahaya karena merambat melalui dua jenis zat yang kerapatannya berbeda.
Apabila gelombang cahaya merambat dan menumbuk dinding penghalang, maka cahaya
akan dipantulkan atau dibiaskan.
2.2. Lensa Cekung (-)
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis dari pada bagian
pinggirnya. Lensa cekung terdiri atas 3 macam bentuk, yaitu lensa bikonkaf (cekung
rangkap), plan-konkaf (cekung datar), konveks-konkaf (cekung-cembung). Lensa cekung
disebut juga lensa negatif (-), yang memiliki sifat dapat menyebarkan cahaya (divergen).
Apabila seberkas cahaya sejajar sumbu utama mengenai permukaan lensa cekung, maka
berkas cahaya tersebut akan dibiaskan menyebar seolah-olah berasal dari satu titik, yaitu
titik fokus.
Lensa cekung dapat digambarkan berupa garis tegak lurus terhadap sumbu utama
dan diberi tanda negatif (-) di bagian atas garis.

Gambar 1. Lensa Cekung (Divergen)

2.3. Lensa Cembung (+)


Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari bagian
pinggirnya. Lensa cembung terdiri dari tiga macam bentuk, yaitu lensa bikonveks
(cembung rangkap), plan-konveks (cembung datar), dan konkaf-konveks (cembung-
cekung). Lensa cembung memiliki dua permukaan lengkung, sehingga terdapat dua titik
pusat kelengkungan, yaitu P1 dan P2, dan dua titik fokus, yaitu F1 dan F2. Lensa cembung
disebut juga lensa positif (+) yang memiliki sifat dapat mengumpulkan cahaya
(konvergen). Apabila ada seberkas cahaya sejajar sumbu utama mengenai permukaan
lensa, maka berkas cahaya tersebut akan dibiaskan melalui satu titik. Titik dimana cahaya
mengumpul disebut titik fokus.

Gambar 2. Lensa Cembung (Konvergen)

Lensa cembung digambarkan dengan garis tegak lurus terhadap sumbu utama dan
diberi tanda positip (+) di bagian atas garis. Jika jarak benda ke lensa adalah 𝑆0 , jarak
fokus ke lensa adalah f, dan jarak lensa ke bayangan yang terbentuk adalah 𝑆1, maka
diperoleh hubungan sebagai berikut :
1 1 1
=𝑆 +𝑆 (1)
𝑓 1 0

Dengan ;
f = Jarak fokus lensa
𝑆0 = Jarak lensa ke benda
𝑆1 = Jarak lensa ke bayangan
Perbandingan antara jarak bayangan ke lensa (𝑆1) dengan jarak benda ke lensa
(𝑆0 ) atau perbandingan antara tinggi bayangan (ℎ1 ) dengan tinggi benda (ℎ0 ) disebut
perbesaran bayangan (M), yang besarnya dapat dihitung dengan persamaan :
𝑆 ℎ
𝑀 = |𝑆1 | = |ℎ1 | (2)
0 0

Daya atau kekuatan lensa adalah kemampuan lensa untuk mengumpulkan atau
menyebarkan berkas cahaya. Daya lensa dinyatakan dalam satuan dioptri yang
dinyatakan dengan persamaan berikut :
1
𝐷=𝑓 (3)

D = daya lensa (dioptric)


f = jarak fokus lensa
2.4. Mata Berakomodasi Maksimum
Mata berakomodasi maksimum merupakan cara memandang objek dimana otot
siliar bekerja maksimum untuk menekan lensa agar berbentuk secembung-cembungnya.
Agar mata berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk harus tepat di titik fokus
lensa objektif dan berada di antara titik pusat optik dan titik fokus lensa okuler.

Gambar 3. Ilustrasi Mata Berakomodasi Maksimum

Saat mata berakomodasi maksimum syaratnya ada dua :


𝑆𝑜𝑘 < 𝑓𝑜𝑘
𝑆′𝑜𝑘 = −𝑆𝑛
Keterangan :
𝑆𝑜𝑘 = jarak benda ke lensa okuler
𝑓𝑜𝑘 = jarak fokus lensa okuler
𝑆′𝑜𝑘 = jarak bayangan ke lensa okuler
𝑆𝑛 = jarak baca normal (biasanya 25 cm)
Akibat 𝑆𝑜𝑏 = ∞ (tak terhingga) maka :
1 1 1
= 𝑆 + 𝑆′ (4)
𝑓𝑜𝑏 𝑜𝑏 𝑜𝑏

1 1 1
= + ′
𝑓𝑜𝑏 ∞ 𝑆 𝑜𝑏
𝑓𝑜𝑏 = 𝑆′𝑜𝑏
𝑓𝑜𝑏 =titik fokus lensa objektif
Perbesaran yang dihasilkan oleh lensa dapat dihitung dengan persamaan :
𝑓
𝑀 = 𝑆𝑜𝑏 (5)
𝑜𝑘

Panjang teleskop bias jika mata berakomodasi maksimum yakni :


𝐿 = 𝑆′𝑜𝑏 + 𝑆𝑜𝑘 atau 𝐿 = 𝑓𝑜𝑏 + 𝑆𝑜𝑘
2.5. Mata Tak Berakomodasi
Mata berakomodasi secara terus-menerus dapat melelahkan mata. Oleh karena itu,
pengamatan dapat dilakukan dengan mata tak berakomodasi. Benda langit yang sangat
jauh (𝑆𝑜𝑏 = ∞), bayangannya akan berada pada titik fokus objektif (𝑆′𝑜𝑏 = 𝑓𝑜𝑏 ). Bayangan
dari lensa objektif ini, selanjutnya menjadi benda bagi lensa okuler. Titik fokus lensa
okuler berimpit dengan titik fokus lensa objektif, berarti bayangan dari lensa objektif tadi
berada di titik fokus lensa okuler. Oleh lensa okuler, bayangan dari lensa objektif akan
dibiaskan lagi hingga terbentuk bayangan akhir di tak berhingga. Dengan demikian, mata
dapat mengamatinya tanpa berakomodasi.
Untuk mata tak berakomodasi harus memenuhi dua syarat, yaitu :
𝑆′𝑜𝑘 = ∞ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡𝑎𝑘 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎
𝑆𝑜𝑘 = 𝐹𝑜𝑘
Keterangan :
𝑆′𝑜𝑘 = jarak bayangan ke lensa okuler
𝑆𝑜𝑘 = jarak benda ke lensa okuler
𝑓𝑜𝑘 = titik fokus lensa okuler

Gambar 4. Ilustrasi Mata Tak Berakomodasi

Dari kedua syarat mata tak berakomodasi, diperoleh persamaan :


1 1 1
= 𝑆 + 𝑆′ (6)
𝑓𝑜𝑘 𝑜𝑘 𝑜𝑘

Karena 𝑆′𝑜𝑘 = ∞ (tak terhingga) maka ;


1 1
=𝑆 (7)
𝑓𝑜𝑘 𝑜𝑘

𝑓𝑜𝑘 = 𝑆𝑜𝑘
Perbesaran yang dihasilkan lensa dapat dihitung dengan persamaan :
𝑆′𝑜𝑏 𝑓
𝑀= atau 𝑀 = 𝑓𝑜𝑏 (8)
𝑆𝑜𝑘 𝑜𝑘

Panjang teleskop bias jika mata tak berakomodasi : 𝐿 = 𝑓𝑜𝑏 + 𝑓𝑜𝑘 (9)
2.6. Teleskop
Teleskop atau teropong berfungsi untuk melihat benda yang jauh (𝑆𝑜𝑏 = ∞) agar
tampak lebih dekat dan jelas. Ada 2 jenis utama teleskop yaitu teleskop bias dan teleskop
pantul. Prinsip dasar teleskop bias dibangun dari susunan dua lensa positif yang
diletakkan dalam satu garis dengan jarak antara kedua lensa dalam kisaran kedua jumlah
panjang fokusnya. Lensa objektif mempunyai jarak fokus yang cukup besar dengan
panjang fokus 𝑓𝑜𝑏 dan bayangan yang dibentuknya nyata, terbalik, dan diperkecil di fokus
lensa objektif. Lensa okuler dengan fokus yang cukup pendek 𝑓𝑜𝑘 akan memperbesar
bayangan yang terjadi.
Pengamatan benda langit dapat berlansung cukup lama. Agar mata tidak lelah,
maka pengamatan dilakukan dengan mata tidak berakomodasi. Agar hal ini dapat
tercapai, maka bayangan lensa objektif harus diletakkan di fokus lensa okuler. Ini berarti
titik fokus lensa objektif berimpit dengan titik fokus lensa okuler.
2.7. Kamera
Sebuah lensa yang berentuk bulat memiliki sudut pembelokan yang lebih tajam.
Pada dasarnya, dengan mengurangi kecembungan lensa akan meningkatkan jarak antara
titik-titik yang berlainan pada lensa. Hal ini menyebabkan pertambahan waktu tempuh
berkas cahaya sehingga salah satu bagian berkas cahaya akan bergerak lebih cepat
dibandingkan dengan berkas cahaya lainnya, yang pada gilirannnya akan menghasilkan
sebuah belokan yang lebih tajam.
Peningkatan sudut pembelokan memiliki efek yang jelas. Berkas cahaya dari
sebuah titik tertentu akan konvergen pada sebuah titik yang lebih dekat ke lensa. Pada
sebuah lensa yang bentuknya lebih datar, berkas cahaya tidak akan membelok secara
tajam. Akibatnya, berkas cahaya akan konvergen pada jarak yang lebih jauh dari lensa.
Dengan kata lain, bayangan real yang terfokus akan terbentuk pada jarak yang lebih jauh
dari lensa jika lensa yang digunakan adalah lensa dengan permukaan yang sedikit lebih
rata.
Meningkatkan jarak antara lensa dan bayangan real sebenarnya meningkatkan
ukuran total bayangan real tersebut. Andaikan sebuah proyektor: jika kita menggerakkan
sebuah proyektor menjauh dari layar, maka bayangan yang terbentuk akan menjadi lebih
besar. Secara sederhana, berkas cahaya tetap menyebar pada saat bergerak menjauhi
layar.
Peristiwa yang sama berlaku pada kamera. Pada saat jarak antara lensa dan
bayangan real bertambah, berkas cahaya akan lebih menyebar, membentuk sebuah
bayangan real yang lebih besar. Tetapi ukuran film tetap konstan. Jika kita menempatkan
sebuah lensa yang sangat datar, maka kamera akan memproyeksikan sebuah bayangan
real yang besar tetapi hanya bagian tengah dari bayangan tersebut yang akan tertangkap
di film.
Kamera profesional memungkinkan kita menempelkan berbagai macam lensa
sehingga kita dapat melihat objek dengan berbagai macam perbesaran. Kekuatan
perbesaran atau daya perbesaran lensa dinyatakan dengan istilah panjang fokus. Pada
kamera, panjang fokus didefinisikan sebagai jarak antara lensa dengan bayangan real
sebuah benda yang berada pada jarak yang jauh (misalnya bulan). Semakin besar panjang
fokus berarti semakin besar kemampuan perbesarannya.
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan alat dan bahan berupa rel presisi,
kaki rel, penyambung rel, tumpakan penjepit, lensa f = +50mm, lensa f = +100, lensa f =
+300mm, kotak cahaya, pemegang kotak cahaya, layar putih, diafragma anak panah,
kabel penghubung, dan catu daya.
3.2. Langkah Kerja
3.2.1. Percobaan Teleskop
Pada percobaan teleskop, praktikan perlu menyusun peralatan seperti pada
Gambar 5. Gunakan lenda f = +100mm sebagai lensa objektif dan lensa f =
+50mm sebagai lensa okuler.

Gambar 5. Susunan Percobaaan Lensa Teleskop

Atur jarak kedua lensa kurang lebih 15 cm. setelah susunan selesai arahkan
ke benda /objek yang jauh. Geser lensa okuler sampai didapatkan bayangan yang
tajam. Ulangi percobaan dengan kombinasi lensa yang tersedia untuk susunan
teleskop yang berbeda. Jangan lupa catat hasil percobaan pada lembar data.
3.2.2. Percobaan Kamera
Percobaan selanjutnya adalah percobaan kamera. Praktikan perlu membuat
susunan seperti pada Gambar 6. Pada percobaan ini gunakan bagian belakang
kotak cahaya agar menghasilkan sinar menyebar. Pasang lensa f = +100mm pada
jarak 35 cm dari diafragma anak panah. Letakan layar putih di belakang lensa.
Gambar 6. Susunan Percobaan Kamera

Setelah susunan selesai, hubungkan catu daya ke teganga PLN, pilih tegangan
keluaran catu daya 12 V. kemudian hubungkan kotak cahaya dengan catu daya
dengan kabel penghubung. Nyalakan catu daya, pada layar akan tampak bayangan
benda, geser layar hingga didapatkan bayangan yang tajam. Ubah jarak benda
dengan menggeser lensa. Amati dan catat jarak layar saat bayangan jelas/tajam.
Ulangi percobaan dengan menggunakan lensa f = +50mm.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data dan Perhitungan


4.1.1. Percobaan Teleskop
Setelah dilakukan percobaan teleskop menggunakan lensa fokus f =
+50mm, f = +100mm, dan f = +300 mm diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Data Percobaan Teleskop

Tak Berakomodasi 𝒇𝒐𝒃 𝒇𝒐𝒃


𝑴𝑻 = 𝑴𝒑 =
𝒇𝒐𝒌 𝒇𝒐𝒃 L 𝒇𝒐𝒌 (𝑳 − 𝒇𝒐𝒃 )
10 10
5 cm 10 cm 15 cm 𝑀𝑇 = = 2 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑀𝑝 =
5 (15 − 10)
= 2𝐾𝑎𝑙𝑖
30 30
5 cm 30 cm 33 cm 𝑀𝑇 = = 6 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑀𝑝 =
5 (33 − 30)
= 10 𝑘𝑎𝑙𝑖
5 5
30 cm 5 cm 20 cm 𝑀𝑇 = = 0,16 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑀𝑝 =
30 (20 − 5)
= 0,3 𝑘𝑎𝑙𝑖
5 5
10 cm 5 cm 14 cm 𝑀𝑇 = = 0,5 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑀𝑝 =
10 (14 − 5)
= 0,5 𝑘𝑎𝑙𝑖

4.1.2. Percobaan Kamera


A. Lensa f = +100mm
Setelah dilakukan percobaan kamera dengan lensa fokus f = +100mm
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2. Data Percobaan Kamera (f = +100mm)

No S (cm) S’ (cm)
1. 30 15
2. 35 14
3. 40 14
4. 45 14
5. 50 13
Sifat bayangan dengan lensa f = +100mm
1. S = 30 cm, sifatnya : terbalik, nyata, diperkecil
2. S = 35 cm, sifatnya : terbalik, nyata, diperkecil
3. S = 40 cm, sifatnya : terbalik, nyata, diperkecil
4. S = 45 cm, sifatnya : terbalik, nyata, diperkecil
5. S = 50 cm, sifatnya : terbalik, nyata, diperkecil
Dengan Persamaan (1) dapat dicari jarak bayangan dengan lensa secara
teori:
1 1 1 1 1 1
=𝑆 +𝑆 →𝑆 =𝑓−𝑆
𝑓 1 0 1 0

1 1 1
1. S = 30, 𝑆′ = 10 − 30 = 15 𝑐𝑚
1 1 1
2. S = 35, 𝑆′ = 10 − 35 = 14 𝑐𝑚
1 1 1
3. S = 40, 𝑆′ = 10 − 40 = 13,3 𝑐𝑚
1 1 1
4. S = 45, 𝑆′ = 10 − 45 = 12,8 𝑐𝑚
1 1 1
5. S = 50, 𝑆′ = 10 − 50 = 12,5 𝑐𝑚

B. Lensa f = +50mm
Setelah dilakukan percobaan kamera dengan lensa fokus f = +50mm
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3. Data Percobaan Kamera (f = +50mm)

No S (cm) S’ (cm)
1. 30 4
2. 35 4
3. 40 4
4. 45 4
5. 50 4

Sifat bayangan dengan lensa f = +50mm


1. S = 30 cm, sifatnya : tegak, nyata, diperkecil
2. S = 35 cm, sifatnya : tegak, nyata, diperkecil
3. S = 40 cm, sifatnya : tegak, nyata, diperkecil
4. S = 45 cm, sifatnya : tegak, nyata, diperkecil
5. S = 50 cm, sifatnya : tegak, nyata, diperkecil
Dengan Persamaan (1) dapat dicari jarak bayangan dengan lensa secara
teori:
1 1 1 1 1 1
=𝑆 +𝑆 →𝑆 =𝑓−𝑆
𝑓 1 0 1 0

1 1 1
1. S = 30, 𝑆′ = 5 − 30 = 6 𝑐𝑚
1 1 1
2. S = 35, 𝑆′ = 5 − 35 = 5,8 𝑐𝑚
1 1 1
3. S = 40, 𝑆′ = 5 − 40 = 5,7 𝑐𝑚
1 1 1
4. S = 45, 𝑆′ = 5 − 45 = 5,6 𝑐𝑚
1 1 1
5. S = 50, 𝑆′ = 5 − 50 = 5,5 𝑐𝑚

4.2. Pembahasan
4.2.1. Percobaan Teleskop
Pada percobaan pertama dilakukan percobaan teleskop menggunakan lensa
fokus f = +50mm, f = +100mm dan f = +300mm. setelah dilakukan percobaan
diperoleh data pada Tabel 1. Dari data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan
jika besar lensa okuler dan lensa objektif yang digunakan mempengaruhi sifat
bayangan yang terbentuk. Jika lensa objektif lebih besar dari lensa okuler maka
akan bayangan akan diperbesar dan terbalik. Sedangkan jika lensa objektif lebih
kecil dari lensa okuler maka bayangan akan diperkecil dan terbalik. Dari hasil
percobaaan yang telah diperoleh bisa dibandingkan hasil perbesaran bayangan
hasil percobaan dan teori. Terdapat sedikit perbedaan perbesaran saat percobaan
dan toeri saat menggunakan lensa objektif +300mm. Untuk mendapatkan
perbesaran yang maksimal kita bisa menentukan jarak antar lensa okuler dan
objektif menggunakan Persamaan (9).
4.2.2. Percobaan Kamera
Percobaan yang berikutnya adalah percobaan kamera yang dilakukan dengan
lensa fokus f = +50mm dan f = +100mm. Pada percobaan dengan lensa fokus
+100mm diperoleh data Tabel 2. Dari hasil pengamatan diperoleh sifat bayangan
dari lensa f = +100mm adalah nyata, terbalik, dan diperkecil. Lalu pada percobaan
menggunakan lensa fokus +50mm diperoleh data pada Tabel 3. Sifat bayangan
menggunakan lensa fokus +50mm bayangannya nyata, tegak, dan diperkecil. Dari
penggunaaan lensa selama percobaan ada perbedaan sifat bayangan yang
terbentuk, pada lensa f = +100mm bayangannya terbalik sedangkan pada lensa f
= +50mm bayangannya tegak.
Jika jarak bayangan pada percobaan dibandingkan dengan hasil perhitungan
secara teori menunjukan hanya sedikit perbedaan. Pada lensa fokus f = +100mm
jarak bayangan berkisar 13-15 cm sedangkan pada lensa fokus f = +50mm jarak
bayangan berkisar 5-6 cm. Adanya perbedaan hasil percobaan dan perhitungan
teori disebabkan ketidak telitian praktikan selama pengamatan bayangan yang
terbentuk maupun adanya gangguan penglihatan praktikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Alat optik adalah alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan dan hukum
pembiasan cahaya untuk membentuk bayangan suatu benda.
2. Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis dari pada bagian
pinggirnya.
3. Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari bagian pinggirnya.
4. Teleskop atau teropong berfungsi untuk melihat benda yang jauh (𝑆𝑜𝑏 = ∞) agar
tampak lebih dekat dan jelas.
5. Besar lensa okuler dan objektif mempengaruhi sifat bayangan pada teleskop, jika
objektif lebih besar dari okuler akan terjadi perbesaran, sebaliknya jika okuler lebih
besar dari objektif akan terjadi bayangan diperkecil.
6. Pada percobaan teleskop semakin besar fokus lensa objektifnya maka akan terjadi
perbesaran yang lebih besar.
7. Perbedaan besar fokus lensa pada percobaan kamera berpengaruh pada bayangan
benda yang terbentuk.
8. Lensa f = +100mm menghasilkan bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil, sedangkan
lensa fokus +50mm menghasilkan bayangan nyata, tegak, dan diperkecil

5.2. Saran

1. Praktikan harus mempelajari materi praktikum sebelum praktikum dilaksanakan.


2. Praktikan harus mengikuti semua langkah kerja yang dianjurkan agar tidak terjadi
kesalahan yang seharusnya tidak ada.
3. Praktikan harus memastikan besar fokus lensa yang digunakan.
4. Praktikan harus teliti dalam pengamatan bayangan yang terbentuk selama percobaan.
5. Praktikan harus teliti dalam perhitungan data yang diperoleh selama percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Puspitasari dkk. (2023). Petunjuk Praktikum Fisika Umum. Alat-Alat Optik,114-124.


Blog MIPA, Supervisor. (2018). Alat Optik: Pengertian, Macam, Gambar, Rumus, Contoh Soal
dan Pembahasan Bagian 1. www.fisikabc.com. 9 Februari 2018. Diakses pada 1
November 2023, dari Alat Optik: Pengertian, Macam, Gambar, Rumus, Contoh Soal dan
Pembahasan Bagian 1 | FISIKABC

Harmoko, Jati. (2021). Alat Optik dalam Kehidupan Sehari-Hari beserta Manfaatnya.
materikimia.com. 16 Desember 2021. Diakses pada 2 November 2023, dari Alat Optik
dalam Kehidupan Sehari-Hari beserta Manfaatnya - Materi Kimia
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai