Anda di halaman 1dari 5

Fournier’s Gangrene Pada Wanita Cendana Medical Journal, Edisi 21, Nomor 1, April 2021

FOURNIER’S GANGRENE PADA WANITA

Arley Sadra Telussa, Ricardo Clainkwee Amalo

ABSTRAK

Fournier’s Gangrene merupakan fasciitis nekrotikans yang terdapat pada area genital,
perineum, dan perianal. Penyakit ini merupakan kasus yang jarang diketemui terutama pada
wanita. Penyakit ini bersifat akut, agresif, dan berkembang pesat, dengan angka mortalitas
yang tinggi dan disertai komplikasi seperti sepsis dan kegagalan organ. Pada laporan kasus
kami ini, Kami melaporkan kasus seorang wanita berusia 33 tahun dengan abses gluteus yang
kemudian menyebar hingga mencapai area perianal dan genital dalam waktu 7 hari. Pasien
mengeluhkan demam, malaise, udem, dan nyeri pada area cruris dan genitalia ekterna,
eritema, timbulnya nekrosis dan ulkus yang berbau busuk serta mengeluarkan nanah. Telah
diisolasi bakteri Escherichia coli. Telah dilakukan terapi untuk mengontrol metabolik dan
juga terapi antibiotik intravena, Debridemen ekstensif dan perawatan luka yang bertujuan
untuk proses penyembuhan Fournier’s Gangrene serta mengontrol komorbiditas.

Kata Kunci: Fournier’s Gangrene, Sepsis, Diabetes Mellitus

Fournier’s gangrene merupakan bergantung pada pengenalan dan


fasciitis nekrotikan yang berlokasi pada pengobatan dini, serta isolasi yang tepat
area genital, perineum dan perianal. dari bakteri penyebab, yang kemudian
Penyakit ini lebih sering ditemukan pada dapat mengarahkan pada terapi antibiotik
pria, pada wanita memiliki angka kejadian yang tepat serta tatalaksana debridemen
yang lebih rendah. Etiologi penyakit ini bedah yang cepat.
adalah oleh karena bakteri, dengan fokus
infeksi awal biasanya berasal dari traktus LAPORAN KASUS
genitourinary, area anorektal, atau jaringan
lunak disekitar area genitalia.1 Organisme Seorang wanita, 33 tahun yang
yang paling sering ditemukan dari hasil berasal dari status sosial-ekonomi rendah,
isolasi adalah Streptococcus grup A, datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan
Staphylococcus koagulase negatif, S. aures, nyeri hebat pada area gluteus dan
S. epidermidis dan spesies Clostridium. perineum. Pasien merupakan rujukan dari
Organisme gram negatif seperti E. coli, rumah sakit lain dengan diagnosa diabetes
Enterobacter, Pseudomonas, Proteus and mellitus tidak terkontrol, dan abses gluteus.
Bacteriodes. Infeksi polimikroba cenderung Awalnya, pasien mendapati dua buah luka
lebih sering terjadi dibandingkan infeksi di area gluteus yang kemudian menyebar
tunggal. Faktor resiko penyakit ini adalah, hingga area perianal dan genital dalam
diabetes mellitus, obesitas, malnutrisi, waktu 7 hari. Keluhan ini sering kali
imunosupresi, gagal ginjal, penggunaan disertai dengan nyeri hebat, bengkak, dan
steroid, dan leukimia.2 demam. Dari hasil pemeriksaan fisik,
didapatkan pasien kompos mentis, afebris,
Penyakit ini bersifat akut, agresif, dan laju pernapasan 20 kali per menit, detak
berkembang pesat, dengan angka mortalitas jantung 100 kali per menit, tekanan darah
yang tinggi dan disertai komplikasi seperti 100/60 mmHg, SaO2 99%. Pada
sepsis dan kegagalan organ. 3,4 Untuk pemeriksaan sistemik didapatkan keadaan
menilai keparahan penyakit dan mortalitas sistemik pasien stabil dan hasil
yang terkait, digunakan Fournier’s pemeriksaan normal. Pada pemeriksaan
gangrene severity index (FGSI) yang terdiri status lokalis, didapatkan kedua gluteus dan
dari 9 parameter.5 Prognosis penyakit ini area perianal tampak eritema, udem,

UNIVERSITAS NUSA CENDANA 164


Fournier’s Gangrene Pada Wanita Cendana Medical Journal, Edisi 21, Nomor 1, April 2021

fluktuasi (+) dengan nanah berbau busuk. Gambar 2. Keadaan pasien setelah
Pasien dirawat inapkan. Dilakukan dilakukan debridemen
pemeriksaan penunjang awal yang
diperlukan. Pada pemeriksaan darah
lengkap didapatkan leukositosis dengan
predominan sel polimorfonuklear. Gula
darah sewaktu didapatkan 221 mg/dL.
Pemeriksaan elektrolit didapatkan
hiponatremia (126 mmol/L) dan
hipokalemia (2.3 mmol/L). pemeriksaan
lain menunjukkan hipoalbuminemia (1.7
mg/L). Pemeriksaan kultur darah dan pus
juga dilakukan. Pada kultur pus didapatkan DISKUSI
pertumbuhan Escherichia Coli sensitif
Ceftazidime. Pasien ditatalaksana dengan Catatan sejarah mengenai gangrene
antibiotik intravena yaitu Ceftazidime dan genital berasal dari Abu Ali al-Husayn ibn
Metronidazole dengan debridemen bedah Sina (Avicenna), seorang dokter dari Arab
yang dilakukan segera. Semua daerah kulit dan juga polimatik. Ia menjelaskan
yang nekrotik dan jaringan subkutan komplikasi operasi dari teknik transperineal
kemudian segera di eksisi, juga dalam proses pengangkatan batu kandung
menggunakan hidrogen peroksida dan kemih, salah satunya adalah gangrene
povidone iodine. Antibiotik intravena regional, ia mengatakan bahwa hal tersebut
dilanjutkan hingga pasien pulang. Pasien merupakan ‘alarm kematian pasien’. Pada
menggunakan kateter foley dan dilakukan tahun 1764 Fournier Gangrene pertama kali
perawatan luka dilakukan setiap 24 jam. diperkenalkan secara modern oleh Dr. H.
Terapi supportif lain yang bertujuan untuk Baurienne sebagai gangrene perineum
mengontrol gula darah dan meningkatkan regional pada kasus yang dialami seorang
kadar albumin pasien juga dilakukan. anak laki-laki yang ditanduk oleh seekor
Pasien kemudian dipulangkan setelah 15 lembu. Robert Robertson dalam
hari rawat inap dengan keadaan klinis dan publikasinya tentang catatannya selama di
hasil laboratorium yang cenderung kapal pada tahun 1772-1774 melaporkan
membaik. sebuah kasus yang terjadi pada seorang
tukang daging di kapal tersebut, yang
Gambar 1. Keadaan pasien sebelum mengalami udem penis dan skrotum yang
dilakukan debridemen kemudian secara progresif berkembang
menjadi infeksi berat dan menyebabkan
kematian dalam 72 jam sejak gejala awal. 6
Meskipun terdapat banyak laporan
mengenai gangrene genital sebelumnya,
namun nama Fournier Gangrene dikenal
setelah Spesialis Venerologi asal Prancis,
Jean Alfred Fournier pada tahun 1883
melaporkan rangkaian kasus serupa dari
beberapa pasiennya yang kemudian
dianggap idiopatik. 4,6 Namun, mayoritas
pasien Fournier Gangrene datang dengan
infeksi pada jaringan perianal atau traktus
urinarius dan riwayat trauma lokal.3 Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik menyeluruh
dan observasi, dalam banyak kasus dapat
diidentifikasi faktor resiko dan penyebab

UNIVERSITAS NUSA CENDANA 165


Fournier’s Gangrene Pada Wanita Cendana Medical Journal, Edisi 21, Nomor 1, April 2021

dasar yang berkontribusi sehingga jarang kegagalan multi-organ 66%, diikuti oleh
didapatkan kasus yang benar-benar masalah pada respirasi 19.4%, ginjal 18%,
idiopatik.1 kardiovaskular 15.7%, and hepatik 5%.11
Terdapat banyak faktor resiko terjadinya
Fournier’s Gangrene (FG) adalah FG, DM merupakan faktor predisposisi
suatu fasciitis nekrotikan yang berlokasi tersering dengan insidensi 46%-76.9%
pada area genital, perineum dan perianal menurut Taken k, dkk dan 20%-70%
yang merupakan salah satu penyakit yang menurut Auerbach j, dkk.6,10 Faktor
berbahaya dan mengancam jiwa.1,7 Oleh predisposisi lainnya yaitu penggunaan
karena progresifitas penyakit yang cepat alkohol kronik dengan insidensi 25-50%.
sehingga dapat mengakibatkan sepsis, syok Di daerah endemik HIV, HIV merupakan
sepsis, disfungsi multi-organ fulminant, dan faktor resiko yang paling sering mendasari
kematian.6 Fournier’s gangrene adalah terjadinya penyakit ini. Penyakit komorbid,
penyakit yang sangat langka, terjadi pada seperti penyakit vascular atau kondisi
1,6 kasus per 100.000 pria per tahun, imunosupresi sangat terkait dengan
sebesar 0.02-0.09% dari total pasien yang kejadian penyakit dan kematian. Resiko
berobat di rumah sakit bedah. Rata-rata kematian meningkat secara signifikan pada
pasien berusia 50.9 tahun, dengan rasio pria pasien dengan diabetes, penyakit jantung,
banding wanita adalah 10:1.8 Menurut dan gagal ginjal.6
penelitian di Turki, rata-rata umur pasien
FG adalah 52 tahun, dengan jarak usia Penyebab gangren Fournier adalah
antara 26 hingga 90 tahun, dan rasio antara infeksi polimikroba oleh bakteri aerob dan
pria dan wanita 4:1.3 Insiden FG diantara anaerob, yang meliputi koliform, klebsiella,
pasien wanita dilaporkan sebesar 0.25 per streptokokus, stafilokokus, clostridium,
100,000 pasien dalam satu penelitian, bakteroid, dan corynobacteria. E Coli telah
meskipun seringkali pasien wanita datang dilaporkan sebagai organisme yang paling
dengan klinis yang lebih berat, memerlukan umum ditemukan dari hasil kultur luka.
ventilasi mekanis dan dialisis dua kali lebih Sering kali ditemukan bakteri anaerob dari
sering, memerlukan perawatan lebih lama, hasil biakkan, yang kemungkinan
dan memiliki kasus kematian yang lebih disebabkan oleh karena kesalahan teknis.10
tinggi dibanding pria. Sebuah penelitian Fournier’s Gangrene Severity Index (FGSI)
pada pasien di Jepang melaporkan bahwa adalah suatu standar skoring untuk menilai
pasien wanita seringkali memiliki usia yang prognosis pada pasien dengan Fournier
lebih tua dan mengalami kasus kematian Gangrene berdasarkan status fisiologis dan
yang lebih tinggi pula.6 Alasan mengapa metabolik pasien yang pertama kali
prevalensi FG pada wanita lebih rendah dikemukakan pada tahun 1995.12 Skor
mungkin dikarenakan drainase area tersebut merupakan kombinasi dari
perineum wanita yang lebih baik oleh parameter fisiologis saat pasien masuk,
karena sekresi vagina.9 Terdapat beberapa seperti suhu, detak jantung, laju respirasi,
literatur yang melaporkan kasus FG pada natrium, kalium, kreatinin, leukosit,
anak.10 Pada daerah Selatan AS, didapatkan hematokrit dan bikarbonat. Skoring ini
angka kejadian FG tertinggi yaitu 1.9 kasus dikemukakan oleh Laor,dkk. FGSI telah
per 100.000, peningkatan prevalensi terbukti sensitif dan spesifik sebagai
populasi pasien dengan diabetes juga prediktor kematian pada pasien dengan
sangat besar hubungannya dengan resiko Fournier Gangrene. Skor FGSI di atas 9
FG, dengan peningkatan 0.2 kasus FG menunjukkan 75% kemungkinan kematian
/100,000 penduduk laki- laki pada setiap sementara skor 9 atau kurang dikaitkan
peningkatan 1% prevalensi diabetes.6 dengan 78% kemungkinan pasien bertahan
Angka kematian berkisar antara 4% hingga hidup.9 Dalam studi lain, dijelaskan setiap
setinggi 80%.10 Penyebab kematian peningkatan 1 poin dalam FGSI
tersering yaitu sepsis 76%, diikuti oleh memberikan 32% peningkatan waktu rawat

UNIVERSITAS NUSA CENDANA 166


Fournier’s Gangrene Pada Wanita Cendana Medical Journal, Edisi 21, Nomor 1, April 2021

inap di rumah sakit (> 25 hari) dan predisposisi yang tepat, dan debridemen
peningkatan risiko mortalitas.5 Kekurangan bedah yang agresif dapat mendukung
dari sistem penilaian ini adalah tidak perbaikan klinis pasien.. Pada pasien ini,
dimuatnya kriteria mengenai waktu masuk kemungkinan disebabkan oleh infeksi
pasien, IMT dan faktor komorbid. Terdapat sekunder dari abses gluteus yang meluas ke
beberapa sistem penilaian lain untuk perianal dan genital dengan faktor
menentukan tingkat keparahan prognosis komorbid berupa diabetes yang tidak
pasien seperti Uludag Fournier’s Gangrene terkontrol. Perawatan Fournier Gangrene
Severity Index dan Charlson Comorbidity didasarkan pada debridemen bedah radikal
Index. Namun, beberapa studi manajemen antimikroba, stabilisasi
mengungkapkan bahwa skor FGSI dinilai metabolik dan hemodinamik, disertai
lebih sensitif dan spesifik untuk dengan terapi suportif. Pada kasus ini,
memprediksi angka kematian dan seperti yang direkomendasikan,
dibandingkan dengan UFGSI.2 Terdapat debridemen ekstensif telah dilakukan,
sistem penilaian lainnya yaitu CCI, dalam sejumlah besar jaringan nekrotik di eksisi,
studi yang dilakukan oleh Dolouglu, dkk perawatan luka telah dilakukan dan di
dijelaskan bahwa CCI dapat berguna untuk observasi setiap harinya. Pasien ini dirawat
mengevaluasi prognosis pasien, skor CCI dengan pendekatan multidisiplin yang
yang tinggi dapat dikaitkan dengan melibatkan spesialis penyakit dalam,
prognosis yang buruk dan bertanggung spesialis urologi dan spesialis bedah umum.
jawab atas kematian. Skor CCI dan FGSI Pasien dipulangkan setelah 15 hari rawat
yang tinggi dikaitkan dengan prognosis inap dengan hasil klinis dan laboratorium
yang buruk pada pasien.9 Berdasarkan data yang lebih baik.
dalam kasus ini, didapatkan suhu pasien
38,3, detak jantung 110 kali per menit, laju KESIMPULAN
pernapasan 22 kali per menit.
Berdasarkan kasus ini, dapat
Dari pemeriksaan laboratorium, disimpulkan bahwa Fournier Gangrene
ditemukan natrium pasien 128 mmol / L, merupakan penyakit yang sangat agresif,
kalium 2.2 mmol / L, kreatinin 0.52 mg / dengan angka morbiditas yang sangat
dl, leukosit 9.56 x 10 ^ 3 / ul, hematokrit tinggi, terlepas dari informasi yang tersedia
20.0% dan bikarbonat 23,2 mmol / L. tentang proses perjalanan penyakit. Kunci
Fournier’s Gangrene Severity Index (FGSI) dari prognosis yang lebih baik adalah
skor dari pasien ini adalah 12. Kami juga tatalaksana diagnosis dengan intervensi
menambahkan skor Quick Sequential bedah sejak dini, dan terapi antimikroba
Organ Failure Assesment (qSOFA) yang spesifik, pembalut dan perawatan luka,
berguna untuk mengidentifikasi sepsis pada disertai dengan pengobatan penyakit
pasien yang dirawat di luar Intensive Care penyerta pasien. Kami merekomendasikan
Unit (ICU) dan memiliki resiko tinggi pendekatan multidisiplin dalam diagnosis
kematian. qSOFA memiliki akurasi yang dan manajemen penyakit, yang bertujuan
lebih besar dari SIRS untuk dihitung untuk mencapai prognosis yang lebih baik
sebelum pasien masuk ICU.13 Penilaian ini serta penurunan angka mortalitas.
meliputi perubahan status mental, laju
pernapasan  22 dan tekanan darah  100 DAFTAR PUSTAKA
mmHg. Skor qSOFA “positif” (≥2)
menunjukkan prognosis yang lebih buruk
1. Singh A, Ahmed K, Aydin A, et all.
pada pasien dengan dugaan infeksi. qSOFA
Fournier's gangrene. A clinical
pada pasien ini adalah 2. Kedua skor
review. Arch Ital Urol Androl. 2016
tersebut menentukan pasien ini berisiko
Oct 5;88(3):157-164.
tinggi untuk kematian di rumah sakit.
Diagnosis dini, manajemen faktor
2. Bansal, A.R., Punith, M., Bansal,

UNIVERSITAS NUSA CENDANA 167


Fournier’s Gangrene Pada Wanita Cendana Medical Journal, Edisi 21, Nomor 1, April 2021

M. et al. Study of the Simplified Clinical Cases. Urol Int.


Prognostic Scoring System in 2018;101(1):91-97.
Patients with Fournier’s
Gangrene. Hellenic J Surg. 9. Doluoğlu ÖG, Karagöz MA, Kılınç
2020;92:18–22. MF, et al. Overview of different
scoring systems in Fournier's
3. Oguz A, Gümüş M, Turkoglu A, et Gangrene and assessment of
al. Fournier's Gangrene: A Summary prognostic factors. Turk J Urol.
of 10 Years of Clinical 2016;42(3):190-196.
Experience. Int Surg.
2015;100(5):934-941. 10. Taken K, Oncu MR, Ergun M, et al.
Fournier's gangrene: Causes,
4. Auerbach J, Bornstein K, Ramzy M, presentation and survival of sixty-five
et all. Fournier Gangrene in the patients. Pak J Med Sci.
Emergency Department: Diagnostic 2016;32(3):746-750.
Dilemmas, Treatments and Current
Perspectives. Open Access Emerg 11. El-Qushayri AE, Khalaf KM, Dahy
Med. 2020;12:353-364. A, et al. Fournier's gangrene
mortality: A 17-year systematic
5. Ferretti M, Saji AA, Phillips J. review and meta-analysis. Int J Infect
Fournier's Gangrene: A Review and Dis. 2020;92:218-225.
Outcome Comparison from 2009 to
2016. Adv Wound Care (New 12. Agwu NP, Muhammad AS,
Rochelle). 2017;6(9):289-295. Abdullahi AA, Bashir B, Legbo JN,
Mungadi IA. Pattern and outcome of
6. Short B. Fournier gangrene: an management of Fournier's gangrene
historical reappraisal. Intern Med J. in a resource-constraint setting. Urol
2018 Sep;48(9):1157-1160. Ann. 2020;12(3):248-253

7. Coffee, Rochella & Setiawan, Kelvin


& Rosadi, Bramastha & Lawanto, 13. Finkelsztein EJ, Jones DS, Ma KC, et
Terry. Fournier Gangrene in A 65 al. Comparison of qSOFA and SIRS
Years Old Obese Female with for predicting adverse outcomes of
Uncontrolled Type II Diabetes patients with suspicion of sepsis
Mellitus - A Case Report. JBN outside the intensive care unit. Crit
(Jurnal Bedah Nasional). 2020;1-6. Care. 2017;21(1):73.

8. Chernyadyev SA, Ufimtseva MA,


Vishnevskaya IF, et al. Fournier's
Gangrene: Literature Review and

UNIVERSITAS NUSA CENDANA 168

Anda mungkin juga menyukai