BAB 3
PENYELENGGARAAN
UPAYA KESEHATAN
PERSEORANGAN DAN
PENUNJANG (UKPP)
3.9. PELAYANAN
LABORATORIUM DIKELOLA
1 SESUAI DENGAN
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
YANG DITETAPKAN
ELEMEN PENILAIAN
a. Kepala Puskesmas
menetapkan nilai
normal, rentang nilai
rujukan untuk setiap
jenis pemeriksaan yang
disediakan,dan nilai
kritis pemeriksaan
laboratorium (R)
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA
DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT
KECAMATAN EMPANG
KEPUTUSAN
KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
KECAMATAN EMPANG
NOMOR 53 TAHUN 2023
TENTANG
PENYELENGGARAAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
KECAMATAN EMPANG
[Type here]
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES
/PER/III /2008 tentang Rekam Medis;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
46 tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019
Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
MEMUTUSKAN
[Type here]
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
KETIGA : ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya sesuai ketentuan.
[Type here]
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT KECAMATAN EMPANG
NOMOR : NOMOR 53 TAHUN 2018
TANGGAL : 20 AGUSTUS 2018
Permintaan Pemeriksaan
6. 89 TAHUN 2015 13 Januari 2015
Laboratorium
Pengambilan Spesimen
7. 90 TAHUN 2015 13 Januari 2015
Laboratorium
Penerimaan Spesimen
8. 91 TAHUN 2015 14 Januari 2015
Laboratorium
[Type here]
11. Rujukan Laboraorium pada
94 TAHUN 2015 14 Januari 2015
UPT Puskesmas Empang
Laboratorium
[Type here]
Penanggung jawab Waktu
[Type here]
B. PENUNJANG PELAYANAN KLINIS UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN EMPANG
a. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas
meliputi;
No Jenis Pemeriksaan Metode Pemeriksaan
1 Hematologi Manual
Hemoglobin Sahli
Trombosit Manual (dgn Rees Ecker)
Lekosit Manual (dgn R. Turk)
Eritrosit Manual (dgn R. Hayem)
Hematokrit Sentrifuge
2 Serologi
Widal Semi Kuantitatif
Golongan Darah Aglutinasi
HbsAg Kualitatif (stik)
Anti HIV Kualitatif (stik)
Tes Syphilis Kualitatif (stik)
3 Kimia
Glukosa Sewaktu POCT/stik
Glukosa Puasa POCT/stik
Gula darah 2 jam pp POCT/stik
Kolesterol Total POCT/stik
Asam Urat POCT/stik
IgG IGM Dengue Kualitatif (stik)
4 Urinalisa
Maskroskopis urin (bau, Makroskopis
warna, jernih)
Kimiawi (PH, protein, Stik
glukosa)
Mikroskopis (sedimen urin) Mikroskopis
Tes Kehamilan Kualitatif (stik)
[Type here]
6. Hasil pemeriksaan harus diinterpertasi oleh petugas yang
terlatih
7. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan
harus dipandu dengan prosedur mulai dari permintaan
pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan
penyimpanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan hasil
8. Jika ada permintaan pemeriksaan diluar jam kerja maka
pelayanan laboratorium dilakukan dengan cara on call petugas
yang diatur jadwalnya yaitu dimulai setelah jam kerja antara
jam 14.00 – 06.00 WITA.
9. Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi diatur sebagai
berikut:
a. Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat penyakit hepatitis
B, maka menggunakan APD doubel misalkan handscoon
dan masker
b. Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat penyakit TBC,
maka menggunakan APD doubel misalkan handscoon dan
masker
10. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan APD
11. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman
menurut ketentuan yang berlaku
12. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium
harus dikelola sebagai limbah infeksius
13. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang
disediakan
7. Widal test
[Type here]
10. Golongan darah anti AB
27. Aquadest
28. Alkohol 70 %
[Type here]
40. Tabung hematokrit
45. Tourniquet
54. Spirtus
55. Kapas
14. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada
tempat dan suhu sesuai dengan ketentuan yang berlaku
15. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan
sekali
BATAS BUFFER STOCK REAGEN DAN BAHAN HABIS PAKAI
UNTUK MELAKUKAN ORDER / PENGAJUAN BARANG
Microhaematocrit
100 pcs 100 Test 120 pasien
1. Sodium Heparin
Salmonella Paratyphi
5 ml 200 Test 121 test
4. BO
[Type here]
CO
Salmonella Paratyphi
5 ml 200 Test 121 test
8. BH
Salmonella Paratyphi
5 ml 200 Test 121 test
9. CH
[Type here]
34. Kapas 1 Rol - ¼ rol
KIMIA DARAH
PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
Uric Acid Sesuai brosur kit
Glukosa Sesuai brosur kit
Kolesterol Sesuai brosur kit
SEROLOGI
PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
[Type here]
Widal :
Salmonella Typhi O Negatif
Salmonella Paratyphi A-O Negatif
Salmonella Paratyphi B-O Negatif
Salmonella Paratyphi C-O Negatif
Salmonella Typhi H Negatif
Salmonella Paratyphi A-H Negatif
Salmonella Paratyphi B-H Negatif
Salmonella Paratyphi C-H Negatif
HbsAg Non Reaktif
HIV Non Reaktif
Syphilis Non Reaktif
Golongan Darah Sesuai hasil pemeriksaan
Tes Kehamilan Positif/negatif
URINALISA
PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
Bj 1.000 – 1.030
pH 5.0 – 8.0
Leukosit Negatif
Nitrit Negatif
Protein Negatif
Reduksi Negatif
Keton Negatif
Urobilinogen Negatif
Bilirubin Negatif
Darah Negatif
Sedimen :
Eritrosit 0 – 1 /LPB
Lekosit 0 – 2 /LPB
Silinder Negatif
Kristal Negatif
Epitel Negatif
[Type here]
Malaria Negatif
Feses Negatif
Kimia klinik
Hematologi
b. PENGELOLAAN OBAT:
1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium
puskesmas
2. Yang berhak menulis resep adalah Dokter Umum,Dokter Gigi,
3. Yang berhak menyiapkan obat adalah Petugas Kefarmasian
[Type here]
4. Pengelolaan obat di Pustu atau Polindes dilakukan oleh perawat atau
bidan wilayah, kecuali obat psikotropika dan narkotika
5. Obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam
6. Ketersedian obat wajib dievaluasi paling lambat tiap bulan
7. Obat kadaluwarsa tidak boleh diberikan pada pasien
8. Pemberian Obat narkotika dan psikotropika , diatur sebagai berikut:
a. Peresepan obat narkotika dan psikotropika hanya bolah dilakukan
oleh Dokter
b. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus dilakukan
sebagai berikut:
1. Didalam lemari terpisah yang memiliki pengamanan Double
Lock
2. Kunci lemari narkotika harus dipegang oleh dua orang ( Satu
petugas satu kunci)
c. Penyimpanan disertai dengan kartu stok
9. Jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus
diidentifikasi dan ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dokter
10. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga farmasi atau tenaga teknis
kefarmasian dengan memperhatikan higiene dan kebersihan
11. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan
tiap-tiap obat
12. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi
minimal: nama pasien, aturan pakai, cara pemakaian, waktu
menggunakan, dan cara penyimpanan yang benar.
13. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat
allergi, interaksi obat, dan efek samping obat
14. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti, dan dicatat
dalam rekam medis
15. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus dilaporkan
dan ditindak lanjuti
16. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan untuk
mengatasi jika terjadi kedaruratan dalam pelayanan kesehatan
17. Obat emergensi harus disegel, dimonitor penggunaannya, dan segera
diganti jika digunakan dan disegel kembali oleh petugas farmasi
[Type here]
Meliputi:
a. KU : Keluhan Utama
b. PF : Pemeriksaan Fisik
c. BB : Berat Badan
d. TB : Tinggi Badan
e. S : Suhu
f. N : Nadi
g. TD : Tekanan Darah
h. RR : Respiratory Rate
i. DBN : Dalam Batas Normal
j. KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi
k. E.S : Efek samping obat
l. TFU : Tinggi fundus uteri
m. HB : Hemoglobin
n. BTA : Basil tahan Asam
o. Au : Asam urat
p. GDS : Gula darah sewaktu
q. DM : Diabetes militus
r. UL : Urin lengkap
s. DL : darah lengkap
t. HbsAg: Hepatitis B antigen
[Type here]
a. Penyimpanan Rekam Medis diletakkan pada rak arsip
penyimpanan sesuai dengan urutan nomor mulai dari 01,02 dan
seterusnya.
8. Masa retensi rekam medis adalah sebagai berikut
a. Masa retensi rekam medis pada puskesmas wajib disimpan
sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 ( dua ) tahun terhitung
dari tanggal terakhir pasien berobat.
b. Setelah batas waktu yang ditentukan terlampaui rekam medis
dapat di musnahkan.
[Type here]
d. MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau
secara rutin
2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air, linstrik, ventilasi harus
dipantau secara periodik, dipelihara, dan diperbaiki dan dipastikan
berfungsi
3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus
didokumentasikan
4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan
benar, dimonitor penyimpanan dan penggunaannya, dan ditindak
lanjuti
5. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang aman
meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan,
pemantauan dan evaluasi
6. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi
perencanaan, pelaksanaaan, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
7. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu
8. Peralatan steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar
[Type here]
IRFAN AGUNG RIANTO
PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM
[Type here]
UPT PUSKESMAS KECAMATAN EMPANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan karuniaNya
yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Pedoman Pelayanan Unit
Laboratorium dapat selesai disusun.
Buku Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium merupakan panduan kerja bagi
semua pihak yang terkait dengan unit Laboratorium dalam tata cara pelaksanaan.
Dalam Pedoman Pelayanan Laboratorium ini diuraikan tentang standar
ketenagaan, standar fasilitas, tata laksana pelayanan, logistik, keselamatan sasaran
kegiatan/program, keselamatan kerja dan pengendalian mutu.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakaih yang sedalam-dalamnya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian pedoman pelayanan
unit laboratorium.
[Type here]
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………..........………….… i
BAB I PENDAHULUAN…………………………………...……..……...………….…..1
BAB II KETENAGAAN.…………………………………..……………...…...………...3
[Type here]
BAB I
PENDAHULUAN
[Type here]
maka Puskesmas diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang
dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang
bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran
penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
Ketentuan mengenai keharusan memenuhi kriteria dalam penyelenggaraan
Laboratorium Puskesmas diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat, peraturan
Menteri Kesehatan ini dapat dipergunakan sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja
Laboratorium Puskesmas dan merupakan persyaratan minimal yang harus dimiliki oleh
setiap Puskesmas
BAB II
KETENAGAAN
Jumlah
No Jenis Tenaga Kualifikasi
Ketentuan lainnya:
1. Penambahan tenaga pelaksana tergantung dari beban kerja laboratorium.
2. Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas adalah dokter Puskesmas.
3. Tenaga teknis dianjurkan jangan merangkap tugas lain.
4. Setiap petugas laboratorium harus mempunyai uraian tugas yang tertulis dan
diketahui oleh kepala Puskesmas.
[Type here]
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawab:
1. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium.
2. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium.
3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium.
4. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
B. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur
operasional.
2. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium.
3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan.
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.
5. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga
kesehatan lain.
6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
[Type here]
BAB III
SARANA, PRASARANA, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN
A. Sarana
Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas Empang.
1. Ukuran ruang 3 x 4 m2
2. Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan.
3. Dinding berwarna terang, keras, tidak berpori, kedap air, dan mudah dibersihkan
serta tahan terhadap bahan kimia (keramik).
4. Lantai terbuat dari bahan keramik yang tidak licin, tidak berpori, warna terang,
dan mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia (epoxi, vinyl).
5. Pintu memiliki lebar bukaan 120 cm yang terdiri dari 2 dua daun pintu dengan
ukuran 50 cm dan 70 cm.
6. Kamar kecil / WC pasien laboratorium bergabung dengan WC pasien
Puskesmas.
7. Model denah Laboratorium Puskesmas ukuran 3x4 m2. ( Lampiran 1 )
B. Prasarana
Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana yang
ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Prasarana-prasarana
Laboratorium Puskesmas yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Pencahayaan harus cukup. Pencahayaan alami diperoleh setidaknya dari jendela
dengan luas minimal 1,6 m2 (yaitu terdiri dari 2 jendela dengan ukuran lebar 80
[Type here]
cm x tinggi 100 cm). Cahaya dari jendela tidak boleh langsung mengarah ke meja
pemeriksaan dan rak reagen, untuk menghindari terjadinya reaksi antara reagen
dengan sinar matahari yang panas. Kategori pencahayaan pada Laboratorium
Puskesmas dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:
Pengambilan sampel
2 Area pengambilan sampel darah 200-500
[Type here]
C. Perlengkapan dan Peralatan
1. Perlengkapan
a. Meja pengambilan sampel darah
1) Menggunakan meja kayu (ukuran 110 x 40 cm)
2) Mempunyai laci
b. Meja pendaftaran dan , pengambilan hasil
c. tempat penerimaan sampel urin dan dahak,
d. Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien
1) Terbuat dari plastik
d. Bak cuci/sink
1) Dilengkapi keran untuk mengalirkan air bersih
2) Ukuran 37 cm x 33 cm dengan kedalaman bak 14 cm
3) Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem pengolahan
air limbah Puskesmas
e. Meja pemeriksaan
1) Lebar meja adalah 60 cm dengan panjang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan yang diselenggarakan
2) Meja pemeriksaan terbuat/dilapisi dari bahan tahan panas, tahan zat kimia
(seperti teflon/ formika), mudah dibersihkan, tidak berpori dan berwarna
terang
3) Ada meja khusus untuk meletakkan alat centrifuge
f. Lemari pendingin (refrigerator)
1) Fungsinya adalah untuk menyimpan reagen dan sampel
2) Reagen dan sampel disimpan dalam lemari pendingin yang terpisah
g. Lemari alat
1) Fungsinya untuk menyimpan alat dan reagen basah dengan suhu kamar
2) Ukuran sekitar p x l x t = 90 cm x 45 cm x 177 cm
3) Terbuat dari rangka besi dengan rak terbuat dari besi
4) Khusus untuk mikroskop dilengkapi dengan lampu 5 watt
2. Peralatan
Jenis dan jumlah peralatan Laboratorium Puskesmas tergantung dari metode
pemeriksaan, jenis dan program Puskesmas. Daftar peralatan utama dan penunjang
Laboratorium Puskesmas Empang dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Daftar Peralatan Utama dan Peralatan Penunjang Laboratorium
Puskesmas Empang
No Jenis Peralatan Pus.Empang
1. Fotometer 1
2. Hemositometer set 1
[Type here]
3. Mikroskop Binokuler 2
5. Sentrifuge listrik 1
6. Sentrifuge mikrohematokrit 1
7. Westergren set 10
8. Telly counter 1
9. Peralatan glass 1
II Peralatan penunjang
4. Lampu spritus 1
5. Lemari es 1
6. Pembendung 2
7. Penghisap karet 1
8. Penjepit tabung 1
9. Pensil kaca 1
[Type here]
11. Pot sputum Sesuai kebutuhan
- 3 cc Sesuai kebutuhan
- 5 cc Sesuai kebutuhan
17. Timer 1
BAB IV
KEGIATAN PEMERIKSAAN
PASIEN
RUJUKAN/
PASIEN DOKTER
11 1
RUANG PEMERIKSAAN 3
DOKTER
RUANG LABORATORIUM
PENGAMBILAN/
PENERIMAAN SPESIMEN
6 10
9 PEMERIKSAAN
[Type here]
7
VALIDASI HASIL
PEMERIKSAAN OLEH
PENANGGUNG JAWAB
LABORATORIUM
PENGAMBILAN HASIL
Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas Empang.
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan,
diberi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium (Formulir 1).
3. Pasien rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang ke Puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium, setelah mendaftar di loket pendaftaran
Puskesmas, langsung menuju ruang laboratorium untuk menyerahkan formulir
permintaan rujukan pemeriksaan laboratorium dari dokter yang merujuknya
(Formulir 2).
4. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas
laboratorium.
5. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien
diambil spesimennya.
6. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
7. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk
dilakukan validasi.
8. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3) diletakkan di
loket pengambilan hasil.
9. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke ruang
pemeriksaan dokter untuk mendapat penjelasan dari dokter tentang hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut.
10. Untuk pasien rujukan, Formulir hasil pemeriksaan laboratorium langsung dibawa
ke dokter yang merujuk.
11. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter pemeriksa
kepada pasien.
[Type here]
a. Hematologi: Hemoglobin, Hematokrit, Hitung eritrosit, Hitung trombosit,
Hitung lekosit, Hitung jenis lekosit, LED, Masa perdarahan dan Masa
pembekuan.
b. Kimia klinik: Glukosa, Asam urat, , Kolesterol total,
c. Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA, Malaria, Microfilaria
d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, HbsAg, , Anti HIV,
Syphilis dan Antigen/antibody dengue.
e. Urinalisa: Makroskopis (Warna, Kejernihan, Bau, Volume), pH, Berat jenis,
Protein, Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Lekosit, Eritrosit dan
Mikroskopik (sedimen).
f. Tinja: Makroskopik dan Mikroskopik.
2. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakan metode manual
dan semi automatik
3. Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap
pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas Empang. Penanganan dan
penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
a. Di perhatikan tanggal kadaluwarsa & suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuai urutan
penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam
sediaan induk.
d. Di perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi
pada sediaan reagen.
e. Segera ditutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Melindungi label dari kerusakan.
g. Menempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan dalam lemari
supaya tidak kena cahaya matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
Kemampuan pemeriksaan, metode, peralatan, dan reagen Laboratorium
Puskesmas dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
[Type here]
Tabel 4. Kemampuan Pemeriksaan, Metode, Peralatan, dan Reagen Laboratorium Puskesmas
JENIS
NO SPESIMEN METODE ALAT REAGEN PKM PDTP PDTPK
PEMERIKSAAN
I. HEMATOLOGI
Hemoglobin, Darah vena/kapiler + Hematin asam (Sahli) Hemoglobinometer set HC1 0,1 N - - +
penetapan kadar antikoagulan EDTA
Siantmethemoglobin Fotometer Kit Hb (Drabkin) + + +
1.
JENIS PDTP
NO SPESIMEN METODE ALAT REAGEN PKM PDTP
PEMERIKSAAN K
Trombosit, hitung Darah vena + Mikroskopis Hemositometer set,
Rees,Ecker / Ao + + +
jumlah antikoagulan EDTA Mikroskop
4.
Automatic cell Counter Blood cell counter Kit sesuai Alat - + +
[Type here]
Lekosit, hitung Darah vena + Mikroskopis Hemositometer set,
Turk + + +
jumlah antikoagulan EDTA Mikroskop
5.
Automatic cell Counter Blood cell counter - + +
[Type here]
Darah Elektrometri/strip Elektrometer Strip test + + +
Serum Fotometri Fotometer Kit SGPT + + +
7. SGPT
Darah Elektrometri/strip Fotometer Strip test + + +
8. Alkali fosfatase Serum Fotometri Fotometer Kit alkali fostafase + + +
Darah Fotometri Fotometer Kit asam urat + + +
9. Asam Urat
Serum Elektrometri/strip Fotometer Strip test + + +
[Type here]
(Mycobacterium dahak, object
tuberculose) glass, lampu
spiritus, lidi,
pinset, rak
pengecatan
2. Diplococcus gram -Sekret vagina Mikroskopis Mikroskop, Garam + + +
negative (Neisseria (endocervic) object glass,
gonnorrhoeae) -Sekret urethra lampu spiritus,
-Sekret mata ose, pinset, rak
pengecatan
3. Trichomonas Sekret vagina Mikroskopis Mikroskop, Garam fisiologis 0,9 + + +
vaginalis object glass, %
cover glass
4. Candida albicans Sekret vagina Mikroskopis Mikroskop, KOH 10% + + +
object glass,
cover glass,
lampu spiritus
5. Bakterial vaginosis Sekret vagina Mikroskopis Mikroskop, Garam + + +
object glass,
cover glass,
lampu spiritus,
ose
6. Malaria Darah tepi Mikroskopis Mikroskop, Giemsa + + +
object glass,
cover
glass,lancet
[Type here]
Rapid test Lancet Kit rapid test - + +
7. Microfilaria Darah tepi Mikroskopis Mikroskop, Giemsa + + +
object glass,
cover
glass,lancet
8. Jamur permukaan Kerokan kulit Mikroskopis Mikroskop, Larutan KOH 10% / + + +
Rambut Kuku object glass, 20%
cover
glass,scalpel
JENIS
NO SPESIMEN METODE ALAT REAGEN PKM PDTP PDTPK
PEMERIKSAAN
IV. IMUNOLOGI
1. Tes kehamilan Urin sewaktu Rapid test Wadah urin Kit Rapid Test + + +
Kehamilan
Aglutinasi Object glass, Latex + + +
rotator
2. Golongan darah Darah kapiler Aglutinasi Kertas Kit golongan darah + + +
golongan
darah,
pengaduk kaca
3. WIDAL Serum Aglutinasi Object Kit Widal + + +
glass,micro
pipet,
centrifuge,
tabung reaksi,
[Type here]
spuit, rotator
4. VDRL Serum Flokulasi Rotator plate, Kit VDRL (RPR) + + +
centrifuge,
tabung reaksi,
spuit
5. HBs Ag Serum Rapid test Kit Rapid test, Kit Rapid Test HBs + + +
centrifuge, Ag
tabung reaksi,
spuit
6. Anti HIV Darah (whole Rapid test Kit Rapid test, Kit anti HIV + + +
blood) lancet
7. Antigen/antibodi Serum Rapid test Sentrifus, Kit IgG, IgM Dengue + + +
dengue tabung reaksi,
spuit
B. URINALISA
[Type here]
-Konvensional Tabung reaksi, benedict + + +
lampu spiritus
6. Bilirubin Urin segar -Kimia kering Carik celup Carik celup + + +
-Konvensional Tabung reaksi, Fouchet BaC12 10% + + +
kertas saring,
orong
7. Urobilinogen Urin segar Kimia kering Carik celup Carik celup + + +
8. Keton Urin segar Kimia kering Carik celup Carik celup + + +
s
9. Nitrit Urin segar Kimia kering Carik celup Carik celup + + +
[Type here]
3. Mikroskopis
- Telur Tinja baru Mikroskopis (sediaan) Mikroskop, Eosin 2% + + +
cacing object glass,
cover glass
- Amuba Tinja baru Mikroskopis (sediaan) Mikroskop, Eosin 2% + + +
object glass,
cover glass
- Eritrosit Tinja baru Mikroskopis (sediaan) Mikroskop, Eosin 2% + + +
object glass,
cover glass
- Sisa Tinja baru Mikroskopis (sediaan) Mikroskop, Sudan III Asam + + +
makanan object glass, asetat, Lugol
cover glass
- Lain-lain Tinja baru Mikroskopis Mikroskop, Eosin 2% + + +
(bakteri, (sediaan) object glass,
jamur) cover glass
Keterangan :
Penggunaan metode strip pada pemeriksaan kimia klinik hanya untuk skrining
[Type here]
C. Rujukan
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan sesuai
dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika Laboratorium Puskesmas tidak mampu
melakukan pemeriksaan, maka spesimen atau pasien dikirim ke laboratorium lain
(dirujuk).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada rujukan laboratorium:
1. Spesimen yang akan dirujuk, sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.
Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen antara lain:
a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas specimen (masa
stabilitas beberapa spesimen dapat dilihat pada tabel 5)
b. Tidak terkena sinar matahari langsung
c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk
pemberian label yang bertuliskan ”Bahan Pemeriksaan Infeksius” atau
”Bahan Pemeriksaan Berbahaya”
d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat
e. Penggunaan media transpor untuk pemeriksaan mikrobiologi
2. Spesimen yang dirujuk harus diberi label berisi nomor spesimen, nama, umur,
jenis kelamin, alamat, tanggal pengambilan spesimen pada badan wadah
3. Spesimen yang dirujuk harus disertai formulir pengiriman yang berisi data
sebagai berikut:
a. Nomor spesimen
b. Nama penderita
c. Umur
d. Jenis kelamin
e. Alamat penderita
f. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
g. Jenis spesimen dan asal bahan
h. Gejala penyakit, lamanya penyakit dan pengobatan yang diberikan
sebelumnya
i. Permintaan pemeriksaan
j. Tanggal pengiriman
k. Nama serta alamat pengirim :
1) Dokter
2) Puskesmas
3) dll
4. Kemudian dikirim melalui petugas atau melalui pihak ketiga (kantor pos atau jasa
ekspedisi).
[Type here]
Tabel 5. Jenis Spesimen, Antikoagulan/Pengawet dan Wadah Yang Dipakai Untuk
Pemeriksaan Rujukan Dengan Stabilitasnya.
HEMATOLOGI
KIMIA KLINIK
[Type here]
4,5 mg/ml ) 4°C ( 7 hari )
darah
Gula darah -20°C ( 2
bulan )
Serum 2 ml G/P
2-8°C ( 12 jam )
20-25°C ( 6 hari
) 4°C ( 6 hari )
Kolestrol Serum 1 ml G/P
-20°C ( 6
bulan )
20-25°C ( 5 hari
) 4°C ( 5 hari )
Asam Urat Serum 1 ml G/P
-20°C ( 6
bulan )
20-25°C ( 6 hari
) 4°C ( 6 hari )
Protein total Serum 1 ml G/P
-20°C ( 10 hari )
20-25°C (14
hari) 4°C ( 14
Na, K, Cl Serum 1 ml G/P
hari )
4°C ( 24 jam )
20-25°C (> 3
hari aktifitas
turun ) 4°C ( > 3
GOT Serum 1 ml G/P hari aktifitas
turun )
-20°C ( 7 hari )
[Type here]
20-25°C (> 3
hari aktifitas
turun ) 4°C ( > 3
GPT Serum 1 ml G/P hari aktifitas
turun )
-20°C ( 7 hari )
SEROLOGI
Widal Serum 2 ml - P
2-8°C ( 2-3
hari )
HBsAg Serum 2 ml -
Deep Freezer -
P
20°C (1 bulan)
URINALISA
Protein 5 ml G/P
Glukosa 5 ml G/P
[Type here]
Suhu kamar
4-8°C ( 1 hari )
Pagi
Keton 5 ml G/P
Suhu kamar
Darah
segar
Malaria 2 G Secepatnya
tetes
Darah
segar/
Mikrofilaria 2 Na2EDTA 1- G Secepatnya
darah
tetes 1,5 mg/ml
EDTA
darah
Secret secuk
uretra/ upny
Trichomonas Langsung
vagina a
dikerjakan
Secret secuk
uretra/ upny
Candida Langsung
vagina a
dikerjakan
[Type here]
Keterangan :
[Type here]
D. Alur Pengiriman Spesimen Rujukan
RUANG LABORATORIUM
PENGAMBILAN/ PENERIMAAN
SPESIMEN
PENGELOLAAN
SPESIMEN/ PENGEPAKAN SPESIMEN 6
RUJUKAN
PENGAMBILAN/
SPESIMEN RUJUKAN DENGAN
PENGIRIMAN HASIL
FORMULIR PERMINTAAN
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN
RUJUKAN
PEMERIKSAAN OLEH
LABORATORIUM RUJUKAN
4
HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
RUJUKAN
Keterangan Gambar:
1) Setelah spesimen diambil atau diterima di ruang laboratorium, dilakukan
pengelolaan/pengepakan/pengemasan spesimen
2) Spesimen yang sudah dikemas diberi formulir permintaan rujukan pemeriksaan
(Formulir 2)
3) Spesimen dikirim ke laboratorium rujukan
4) Setelah dilakukan pemeriksaan, keluarlah hasil pemeriksaan laboratorium yang
ditulis pada formulir hasil pemeriksaan
5) Formulir Hasil Pemeriksaan dibawa ke tempat pengambilan/pengiriman hasil
6) Formulir Hasil Pemeriksaan dibawa atau dikirim ke laboratorium yang merujuk
[Type here]
E. Pencatatan dan Pelaporan
1). Pencatatan
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk evaluasi. Macam-macam
pencatatan antara lain:
a. Buku waktu penyampaian hasil pemeriksaan
b. Buku Permintaan Pemeriksaan dan Hasil Pemeriksaan
c. Buku Rujukan
d. Pelaporan
2) Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi
pencatatan harian. Laporan triwulan, semester, dan tahunan sesuai ketentuan
yang berlaku. Pelaporan hasil laboratorium untuk penyakit tertentu menggunakan
formulir baku yang sudah ditentukan oleh program.
[Type here]
BAB V
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
[Type here]
3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung
tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja
dalam laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium
(hati-hati dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang
dengan rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju
proteksi sebelum meninggalkan ruang laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat yang
berwenang.
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di
tempat kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau
benda tajam dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti
dalam laboratorium dan diberi keterangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning
(menjadi limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
15. Pengelolaan spesimen
Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan,
pengiriman dan pengolahan spesimen dengan benar.
Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada wadah yang
memiliki konstruksi yang baik, dengan karet pengaman untuk mencegah
kebocoran ketika dipindahkan.
Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari
pencemaran dari luar kontainer atau laboratorium.
Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh:
membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan
masker.
Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan
mengganti sarung tangan.
Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan
dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
[Type here]
Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus Didekontaminasi
dengan desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius dan
limbah cair kimia. Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.
[Type here]
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku.
BAB VI
MUTU LABORATORIUM
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman
kerja bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru
yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh Kepala Puskesmas.
B. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses atau
semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan. Kegiatan ini berupa Pemantapan Mutu Internal (PMI), Pemantapan
Mutu Eksternal (PME) dan Peningkatan Mutu.
1. Pemantapan Mutu Internal (PMI/Internal Quality Control) Pemantapan Mutu
Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan
oleh setiap laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi
kejadian kesalahan atau penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan
yang tepat.
a. Manfaat:
1) Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.
2) Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah
tidak terjadi dan perbaikan penyimpanan dapat dilakukan segera.
3) Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien,
pengambilan, pengiriman, penyimpanan dan pengolahan dan pemeriksaan
spesimen sampai dengan pencatatan dan pelaporan telah dilakukan
dengan benar.
4) Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya.
5) Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan (customer)
[Type here]
b. Cakupan
Objek Pemantapan Mutu Internal meliputi aktivitas: tahap praanalitik, tahap
analitik dan tahap pasca-analitik.
1) Tahap Pra-Analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien, mengambil
spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim
spesimen rujukan sampai dengan menyimpan spesimen.
a) Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien
mengenai persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
b) Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara
spesimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan
mencatat kondisi fisik spesimen tersebut pada saat diterima antara lain
volume, warna, kekeruhan, dan konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai
dan memenuhi persyaratan hendaknya ditolak. Dalam keadaan spesimen
tidak dapat ditolak (via pos, ekspedisi), maka perlu dicatat dalam buku
penerimaan spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.
c) Penanganan spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi
penyimpanan spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah benar
untuk pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman spesimen
sudah benar.
d) Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian
pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika
Laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka
spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk
yang relatif stabil.
e) Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Beberapa
cara menyimpan spesimen antara lain :
Disimpan pada suhu kamar (Misalnya penyimpanan usap dubur dalam
Carry & Blair untuk pemeriksaan Vibrio cholera).
Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0oC – 8oC.
Dapat diberikan bahan pengawet.
Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
2) Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan
memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan
menggunakan bahan kontrol dan pemeriksaan spesimen.
[Type here]
a) Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa kadaluarsa
tidak terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara
pengenceran sudah benar.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas
antara lain:
1) Pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan spesimen.
2) Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap
jenis pemeriksaan.
[Type here]
Setiap Laboratorium Puskesmas wajib mengikuti Pemantapan Mutu
Eksternal yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik meliputi
semua bidang pemeriksaan laboratorium.Pemantapan mutu eksternal untuk berbagai
bidang pemeriksaan diselenggarakan pada berbagai tingkatan, yaitu :
1. Tingkat nasional/tingkat pusat : Kementerian Kesehatan
2. Tingkat Regional : BBLK
3. Tingkat Propinsi/wilayah : BBLK/ BLK
Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi
Laboratorium Puskesmas, karena dari hasil evaluasi yang diperoleh dapat
menunjukkan performance (penampilan/proficiency) laboratorium yang bersangkutan
dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan. Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak
boleh diperlakukan secara khusus, harus dilaksanakan oleh petugas yang biasa
melakukan pemeriksaan tersebut serta menggunakan peralatan/reagen/metoda yang
biasa digunakan, sehingga hasil pemantapan mutu eksternal tersebut benar-benar
dapat mencerminkan penampilan laboratorium yang sebenarnya. Setiap nilai yang
diterima dari penyelenggara dicatat dan dievaluasi untuk mencari penyebab-
penyebab dan mengambil langkah-langkah perbaikan.
3. Peningkatan Mutu
Peningkatan Mutu adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh
laboratorium sebagai tindak lanjut dari Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan
Pemantapan Mutu Eksternal (PME) untuk meningkatkan kinerja laboratorium.
[Type here]
BAB VIII
PENUTUP
[Type here]
REFERENSI :
[Type here]
CONTOH FORMULIR
Nama : Pengirim :
Alamat : No. RM :
......................................
Dokter / Pengirim
[Type here]
(.....................................)
Pasien/ Spesimen
Rujukan
PERMINTAAN RUJUKAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Nama : Pengirim :
Alamat : No. RM :
......................................
[Type here]
Dokter / Pengirim
(.....................................)
[Type here]
LAMPIRAN 1
[Type here]
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
No SOP/UKP/VIII/
Dokumen 061/2018
S No Revisi 01
P
Tanggal
O 5/11/2018
Terbit
Halaman 1/5
Puskesmas
Irfan Agung Rianto
Kecamatan
NIP. 1968011919880315
Empang
1. Pengertian Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan darah yang
meliputi pemeriksaan : Hemoglobin, Hematokrit, Hitung eritrosit,
hitung trombosit, hitung lekosit, LED, hitung jenis lekosit, Masa
perdarahan dan Masa pembekuan.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan kegiatan
pemeriksaan hematologi
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Empang No. 53 Tahun
2018 Tentang Kebijakan Penyelenggaraan Penunjang
Pelayanan Klinis
4. Referensi 1. Good Laboratory Practice (GLP) tahun 1999
2. PerMenKes no 43 tahun 2013 tentang cara penyelenggaraan
laboratorium klinik yang benar.
3. Buku 1 dan 2 modul Pelatihan tehnis tenaga laboratorium di
puskesmas, Kemenkes RI tahun 2015
5. Langkah- a. PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN (CARA SAHLI)
langkah Prinsip : hemoglobin diubah menjadi hematin asam,
kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual
dengan standard dalam alat itu.
Cara kerja :
i. Petugas menyiapkan alat (tabung
hemoglobinometer) dan reagen (HCL 0,1 N)
kemudian petugas memasukkan kira-kira 5 tetes
HCL 0,1 N ke dalam tabung hemoglobinometer
sampai tanda 2.
ii. Petugas melakukan pengambilan darah kapiler
kemudian darah yang keluar tersebut dihisap
dengan pipet sahli sampai tepat garis tanda 20 uL.
(tidak boleh dihisap dengan mulut)
iii. Petugas menghapus kelebihan darah yang melekat
pada sebelah luar ujung pipet dengan kertas tissu.
(hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet
berkurang)
iv. Petugas segera mengalirkan darah dari pipet sahli
ke dalam dasar tabung hemoglobinometer yang
berisi HCL 0,1 N dan langsung mencatat waktunya.
(Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara).
v. Petugas membilas pipet sahli sebelum diangkat
dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCL
dari dalam pipet secara berulang 2 atau 3 kali untuk
membersihkan darah yang masih tertinggal dalam
pipet.
vi. Petugas mencampur isi tabung itu supaya darah
dan asam bersenyawa (tunggu 5 menit untuk
pembentukan asam hematin); warna campuran
akan berubah menjadi coklat tua.
[Type here]
vii. Petugas menambahkan air setetes demi setetes,
tiap kali diaduk dengan batang pengaduk yang
tersedia. Persamaan warna campuran dan batang
standard harus dicapai dalam waktu 3-5 menit
setelah saat darah dan HCL dicampur. Pada usaha
mempersamakan warna hendaknya tabung diputar
demikian sehingga garis bagi tidak terlihat.
viii. Petugas membaca miniskus (permukaan terendah
dari campuran larutan) sebagai kadar hemoglobin
(dalam satuan gram/100 ml darah).
[Type here]
dalam tabung reaksi.
ii. Petugas menambahkan 10 uL darah EDTA ke
dalam larutan tersebut dan dicampur rata
(pengenceran 200x).
iii. Petugas membilas darah yang tersisa di dalam
pipet dengan menghisap dan mengeluarkan
larutan pengencer sebanyak 3 kali.
iv. Petugas menyiapkan bilik hitung dengan kaca
penutupnya.
v. Petugas memipet Larutan campuran dengan pipet
pasteur kemudian ujung pipet disentuhkan pada
permukaan bilik hitung dengan menyinggung kaca
penutupnya.
vi. Petugas membiarkan bilik hitung terisi perlahan-
lahan dengan daya kapilaritasnya.
[Type here]
2. Ruang TB DOTs
3. Ruang Kesehatan Anak Dan Imunisasi
4. Ruang Kesehatan Ibu Dan KB
5. Ruang Rawat Inap
6. Ruang Bersalin
9. Dokumen
Form. Hasil pemeriksaan , register harian lab.
Terkait
10. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
historis Diubah diberlakukan
perubahan 1. Variabel Dari 7 variabel menjadi 5/11/2018
10 variabel
PEMERIKSAAN URINALISA
[Type here]
No SOP/UKP/VIII/
Dokumen 062 /2018
S No Revisi 01
P
Tanggal
O 5/11/2018
Terbit
Halaman 1/3
Puskesmas
Irfan Agung Rianto
Kecamatan
NIP. 1968011919880315
Empang
1. Pengertian Pemeriksaan urinalisa adalah suatu kegiatan pemeriksaan
laboratorium yang memeriksa urin untuk mendapatkan hasil
tentang gambaran fungsi ginjal
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan kegiatan pemeriksaan
urinalisa di laboratorium puskesmas Empang
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Empang No. 53 Tahun
2018 Tentang Kebijakan Penyelenggaraan Penunjang Pelayanan
Klinis
4. Referensi 1. Good Laboratory Practice (GLP) tahun 1999
2. PerMenKes no 43 tahun 2013 tentang cara penyelenggaraan
laboratorium klinik yang benar.
3. Buku 1 dan 2 modul Pelatihan tehnis tenaga laboratorium di
puskesmas, Kemenkes RI tahun 2015
5. Langkah- Pemeriksaan Kimia Urin (Cara Stik Carik Celup)
langkah Cara kerja :
1. Petugas mencampur urin dengan cara mengocoknya, jika
urin kelihatan keruh petugas dapat menjernihkannya dengan
cara menuangkan ±10 ml ke dalam tabung sentrifus
kemudian diputar dengan sentrifus untuk memisahkan urin
dengan endapannya.
2. Petugas memeriksa tanggal kadaluarsa pada botol carik
celup dan fisik dari strip urin.
3. Petugas mengambil strip urin sesuai kebutuhan, dan
menutup kembali botol dengan rapat.
4. Satu strip urin yang telah diambil, kemudian dibandingkan
dengan standart warna negatif pada botol untuk menilai
kelayakan strip urin. Bila warna sesuai, maka strip urin dapat
digunakan.
5. Petugas mencelupkan strip urin tersebut ke dalam tabung
sentrifuge yang berisi urin sampai semua parameter
terendam dan tidak lebih dari 1 detik.
6. Petugas meniriskan strip urin pada kertas tissue dengan
posisi tegak lurus horizontal untuk menghilangkan kelebihan
urin dan menghindari adanya sisa urin karena dapat
menyebabkan kesalahan penilaian.
7. Petugas membaca strip urin dengan membandingkan warna
standar parameter pada botol dalam waktu sesuai petunjuk
pada kit insert.
8. Petugas mencatat dalam buku register pemeriksaan dan
melaporkan hasil pemeriksaan.
Sedimen urin
Cara kerja :
[Type here]
1. Petugas menghomogenkan terlebih dahulu sampel urin.
2. Petugas memasukkan 10 ml urin ke dalam tabung
sentrifuge dan diputar selama 5 menit kecepatan 1500-2000
rpm.
3. setelah disentrifuge, petugas menuangkan supernatan
dengan gerakan cepat dan luwes lalu tabung sentrifuge
ditegakkan kembali sehingga didapatkan sedimen urin.
4. Petugas mengocok tabung untuk mensuspensikan sedimen.
5. Petugas mengambil 1-2 tetes dengan pipet tetes ke objek
glass dan ditutup dengan deck glass.
6. Kemudian petugas memeriksanya dibawah mikroskop
dengan pembesaran awal 10x (minimal 10 LP) dilanjutkan
pembesaran 40x (diamati 10-20 LP).
6. Bagan Alir
PEMERIKSAAN
MIKROBIOLOGI
[Type here]
No SOP/UKP/VIII/
Dokumen 063 /2018
S No Revisi 01
P
Tanggal
O 5/11/2018
Terbit
Halaman 1/6
Puskesmas
Irfan Agung Rianto
Kecamatan
NIP. 1968011919880315
Empang
1. Pengertian Pemeriksaan mikrobiologi adalah suatu kegiatan pemeriksaan
laboratorium yang meliputi pemeriksaan Sputum BTA,
Diplococcus gram negatif, Trichomonas vaginalis dsb.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan kegiatan pemeriksaan
mikrobiologi di laboratorium puskesmas Empang
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Empang No. 53 Tahun
2018 Tentang Kebijakan Penyelenggaraan Penunjang Pelayanan
Klinis
4. Referensi 1. Kemenkes RI,2015,Modul Pelatihan Teknis Tenaga
Laboratorium di Puskesmas.
2. Permenkes no 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Langkah- PERSIAPAN Pemeriksaan Sputum BTA
langkah Petugas mempersiapkan alat dan bahan seperti :
[Type here]
PEMBUATAN SEDIAAN
[Type here]
PEWARNAAN METODE ZIEHL NEELSEN
[Type here]
Petugas melakukan pembacaan sediaan apus sepanjang garis
tengah dari ujung kiri ke kanan atau sebaliknya.
[Type here]
INTEPRESTASI HASIL
Petugas melaporkan hasil pemeriksaan mikroskopis dengan
mengacu kepada skala International Union Against To Lung
Disease (IUATLD)
6. Bagan Alir
7. Hal hal yang - Sampel dahak yang dikumpulkan jangan berupa air liur (pasien
perlu perlu diberi petunjuk cara mengeluarkan dahak).
diperhatikan - Proses pemanasan pada waktu pewarnaan jangan terlalu panas
karena bisa merusak sediaan (bisa menghasilkan positif palsu).
PEMERIKSAAN FECES
[Type here]
No SOP/UKP/VIII/
Dokumen 064 /2018
S No Revisi 01
P
Tanggal
O 5/11/2018
Terbit
Halaman 1/2
Puskesmas
Irfan Agung Rianto
Kecamatan
NIP. 1968011919880315
Empang
1. Pengertian Pemeriksaan Faeces Lengkap adalah suatu pemeriksaan
terhadap faeces yang meliputi pemeriksaan Makroskopis : warna,
keadaan, cacing, darah dan lendir dan Mikroskopis : amoeba,
kista, telur cacing, lekosit, eritrosit dll
7. Hal hal yang Untuk menghindari kesalahan pemeriksaan sampel tinja harus
perlu segar (jika dilakukan penundaan pemeriksaan sampel tinja harus
diperhatikan ditambahkan pengawet Formalin)
8. Unit Terkait 1. Ruang Pemeriksan Umum
2. Ruang TB DOTs
3. Ruang Kesehatan Anak Dan Imunisasi
4. Ruang Kesehatan Ibu dan KB
5. Ruang Rawat Inap
6. Ruang Bersalin
9. Dokumen
Form. Hasil pemeriksaan , register harian lab
Terkait
10. Rekaman No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
historis diberlakukan
perubahan 1. Variabel Dari 7 variabel 5/11/2018
menjadi 10 variabel
[Type here]
2. Kebijakan SK Kepala UPT 5/11/2018
Puskesmas Kec.
Empang tentang
Jenis-jenis
pelayanan
penunjang klinis
menjadi Kebijakan
Penyelenggaraan
Penunjang
Pelayanan Klinis
PEMERIKSAAN KIMIA
KLINIK
S No SOP/UKP/VIII/
P Dokumen 065/2018
O No Revisi 01
[Type here]
Tanggal
5/11/2018
Terbit
Halaman 1/3
Puskesmas
Irfan Agung Rianto
Kecamatan
NIP. 1968011919880315
Empang
1. Pengertian Pemeriksaan kimia klinik adalah pemeriksaan laboratorium
yang meliputi pemeriksaan : glucosa, asam urat, kolesterol
total, protein, albumin, bilirubin total, bilirubin direk, SGOT,
SGPT, alkali fosfatase, ureum(BUN), kreatinin, trigliserida,
kolesterol HDL dan kolesterol LDL.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan kegiatan
pemeriksaan kimia klinik
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Empang No. 53
Tahun 2018 Tentang Kebijakan Penyelenggaraan Penunjang
Pelayanan Klinis
4. Referensi 1. Good Laboratory Practice (GLP) tahun 1999
2. PerMenKes no 43 tahun 2013 tentang cara
penyelenggaraan laboratorium klinik yang benar.
3. Buku 1 dan 2 modul Pelatihan tehnis tenaga laboratorium
di puskesmas, Kemenkes RI tahun 2015
5. Langkah- a. Pemeriksaan asam urat (metode POCT)
langkah 1. Petugas memasang Baterai ke dalam alat POCT
Nesco Multicheck dan alat diaktifkan.
2. Petugas mengatur jam, tanggal dan tahun pada alat.
3. Petugas mengambil chip warna kuning dan
memasukkannya ke dalam alat untuk kalibrasi alat.
4. Apabila pada layar muncul OK artinya alat siap
dipakai.
5. Setiap botol strip asam urat darah terdapat chip test.
6. Petugas memasukkan chip asam urat darah (warna
kuning) dan strip asam urat terlebih dahulu untuk
mengukur kadar asam urat darah.
7. Pada layar akan muncul angka atau kode sesuai
pada botol strip.
8. Setelah itu akan muncul gambar tetes darah
berkedip-kedip.
9. Petugas mengambil darah kapiler lewat ujung jari
tengah (SOP pengambilan darah kapiler).
10. Petugas menyentuhkan tetesan darah yang keluar
dari ujung jari pada stik asam urat yang sudah
terpasang pada monitor, biarkan meresap sampai ke
ujung strip dan terdengar bunyi beep (menandakan
jika volume darah untuk pemeriksaan sudah
mencukupi).
11. Alat secara otomatis akan membaca sendiri.
Petugas menunggu hasilnya selama 20 detik.
[Type here]
3. Petugas memasukkan strip glucoDr pada alat,
setelah itu akan muncul gambar tetes darah
berkedip-kedip dan bunyi beep, artinya alat siap
dipakai.
4. Petugas mengambil darah kapiler lewat ujung jari
tengah (SOP pengambilan darah kapiler).
5. Petugas menyentuhkan tetesan darah yang keluar
dari ujung jari pada stik glucoDr yang sudah
terpasang pada monitor, darah akan meresap
sampai ujung strip dan terdengar bunyi beep
(menandakan jika volume darah untuk pemeriksaan
sudah mencukupi).
6. Alat secara otomatis akan membaca sendiri.
Petugas menunggu hasilnya selama 15 detik.
[Type here]
5. Ruang PAL TB DOTs
6. Ruang Gawat Darurat
7. Ruang Rawat Inap
8. Ruang Bersalin
9. Dokumen
Form. Hasil pemeriksaan , register harian lab
Terkait
10. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
historis Diubah diberlakukan
perubahan 1. Variabel Dari 7 variabel 5/11/2018
menjadi 10 variabel
PEMERIKSAAN
IMUNOLOGI
S No SOP/UKP/VIII/
P Dokumen 066/2018
[Type here]
No Revisi 01
Tanggal
O 5/11/2018
Terbit
Halaman 1/6
Puskesmas
Irfan Agung Rianto
Kecamatan
NIP. 1968011919880315
Empang
1. Pengertian Pemeriksaan imunologi adalah suatu kegiatan laboratorium yang
meliputi : tes kehamilan, golongan darah, widal, HbsAg, anti HIV,
antigen/antibody dengue (IgM/IgG), VDRL, Syphilis.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan pemeriksaan imunologi
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Empang No. 53 Tahun
2018 Tentang Kebijakan Penyelenggaraan Penunjang Pelayanan
Klinis
4. Referensi 1. Good Laboratory Practice (GLP) tahun 1999
2. PerMenKes no 43 tahun 2013 tentang cara penyelenggaraan
laboratorium klinik yang benar.
3. Buku 1 dan 2 modul Pelatihan tehnis tenaga laboratorium di
puskesmas, Kemenkes RI tahun 2015
5. Langkah- a. Tes kehamilan
langkah d. Petugas menerima sampel urin pasien (urin pertama di
pagi hari setelah bangun tidur) dalam wadah yang bersih
yang sudah diberi label identitas lengkap pasien.
e. Petugas mengeluarkan strip tes dari kemasannya.
f. Petugas mencelupkan strip kedalam urin sesuai dengan
tanda panah batas garis maksimum selama 30-60 detik.
g. Petugas mengangkat strip dari urin, kemudian di tunggu
1-3 menit, dan dibaca hasilnya
h. Jika muncul 2 garis merah, hasilnya adalah positif (artinya
hamil).
i. Jika muncul 1 garis merah, hasilnya adalah negatif
(artinya tidak hamil)
c. Tes widal
1. Specimen yang digunakan untuk pemeriksaan widal
adalah serum atau plasma heparin.
2. petugas mengambil darah vena 3-5 ml dengan spuit (SOP
pengambilan darah vena) kemudian dimasukkan ke
dalam tabung sentrifuge.
3. Petugas memutar sentrifus dengan memusingkan sampel
darah untuk mendapatkan serum, lalu petugas
memisahkan serum atau plasma yang terpisah untuk
diperiksa laboratorium.
4. Petugas meneteskan serum diatas slide sebanyak 20 μl
[Type here]
dengan menggunakan mikro pipet , serum diteteskan
sesuai dengan banyak antigen yang digunakan ( titer
1/180 )
5. Petugas menambahkan 1 tetes antigen pada masing-
masing serum
6. Petugas kemudian mencampur larutan tersebut hingga
homogen dengan batang pengaduk.
7. Petugas menggoyangkan slide tersebut selama 1
menit,dan di baca ada tidaknya aglutinasi.
8. Jika terjadi aglutinasi maka dilakukan penipisan serum
yaitu 10 μl (titer 1/160) dan 5 μl (titer 1/320) dan
dikerjakan sama dengan yang diatas.
d. Tes Hbsag
1. Specimen yang digunakan untuk deteksi HBsAg adalah
serum atau plasma heparin.
2. petugas mengambil darah vena 3-5 ml dengan spuit
(SOP pengambilan darah vena) kemudian dimasukkan
ke dalam tabung sentrifuge.
3. Petugas memutar sentrifus untuk memusingkan sampel
darah, lalu petugas memisahkan serum atau plasma
yang terpisah untuk diperiksa laboratorium.
4. Petugas mengeluarkan strip rapid tes HbsAg dari
kemasannya.
5. Petugas mencelupkan strip rapid tes HbsAg ke dalam
serum/plasma tersebut sesuai dengan tanda panah
batas garis maksimum, selama 10 detik.
6. Petugas kemudian mengangkat strip dari serum/plasma,
tunggu 15 menit, dibaca hasilnya.
7. Jika muncul 2 garis merah (di tanda C dan T), maka
hasilnya positif.
Jika muncul 1 garis merah (di tanda C saja), maka
hasilnya negatif.
[Type here]
dalam bantalan spesimen di dalam lubang.
9. Petugas menambahkan 2 tetes buffer/sesuai instruksi
pada kit insert secara vertikal 1 cm di atas lubang
berbentuk persegi/area buffer.
10. Petugas membaca hasil setelah penambahan
buffer/selama waktu yang ditentukan sesuai instruksi
pada kit insert. Garis merah muda di area tes
menandakan hasil positif. Perhatikan adanya strip merah
pada area kontrol, bila tidak ada, hasil pemeriksaan tidak
valid.
[Type here]
menyerap.
9. petugas membaca hasil dalam waktu 5 – 20 menit
(jangan melebihi 20 menit).
10. petugas mencatat hasil pada formulir tes dan konseling
IMS dan buku register pemeriksaan IMS.
6. Bagan Alir
PEMERIKSAAN
PARASITOLOGI
[Type here]
No SOP/UKP/VIII/
Dokumen 067/2018
S No Revisi 01
P
Tanggal
O 5/11/2018
Terbit
Halaman 1/4
Puskesmas
Irfan Agung Rianto
Kecamatan
NIP. 1968011919880315
Empang
1. Pengertian Pemeriksaan parasitologi adalah suatu kegiatan pemeriksaan
laboratorium yang meliputi pemeriksaan malaria, mikrofilaria dan
jamur permukaan.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan kegiatan pemeriksaan
parasitologi di laboratorium puskesmas Empang
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Empang No. 53 Tahun
2018 Tentang Kebijakan Penyelenggaraan Penunjang Pelayanan
Klinis
4. Referensi 1. Good Laboratory Practice (GLP) tahun 1999
2. PerMenKes no 43 tahun 2013 tentang cara penyelenggaraan
laboratorium klinik yang benar.
3. Buku 1 dan 2 modul Pelatihan tehnis tenaga laboratorium di
puskesmas, Kemenkes RI tahun 2015
5. Langkah- 1. Pemeriksaan malaria dengan Sediaan Darah
langkah Pengambilan spesimen darah
Petugas menulis identitas pasien di objek glass seperti
nama, umur & tanggal pengambilan dengan pensil kaca /
kertas label.
Petugas membersihkan ujung jari pasien dengan kapas
alkohol 70% dan membiarkannya kering sendiri.
Petugas menusuk ujung jari pasien dengan lancet steril
sedalam ±3 mm. Darah harus keluar dengan sendirinya
tanpa diperas.
Petugas menghapus tetesan darah pertama dengan kapas
kering, dan menunggu sampai darah keluar lagi.
Petugas menyentuhkan tetesan darah tersebut pada kaca
objek.
Pembuatan Sediaan Darah untuk Pemeriksaan Malaria
a. Sediaan hapus darah tebal
Petugas meneteskan satu tetes darah pada objek
glass (jangan menggunakan darah dengan
antikoagulan).
[Type here]
30-45® (objek glass tidak boleh ditekan), hingga
membentuk bagian tipis. Petugas mengeringkan
sediaan
Petugas melakukan fiksasi dengan metanol selama
5 menit.
Kemudian petugas bisa mewarnainya dengan
giemsa selama 20-30 menit.
Pemeriksaan
Sediaan yang sudah diwarnai & sudah kering diperiksa
dengan mikroskop.
Petugas meneteskan 1 tetes minyak imersi diatas sediaan
kemudian diperiksa dengan pembesaran obyektif 100x
dan okuler 5-6x.
Petugas mencari gambaran tropozoit yang mempunyai inti
berwarna merah dan sitoplasma berwarna biru. Bila
plasmodium sudah diketahui maka langkah selanjutnya
petugas memperkirakan kemungkinan adanya
plasmodium yang lain (infeksi campuran).
[Type here]
7. Hal hal yang Sunber kesalahan pemeriksaan :
perlu - Antikoagulan pada pengambilan darah vena dapat
diperhatikan mempengaruhi morfologi parasit dan hasil pulasan serta
memakan waktu lebih lama untuk mengeringkan sediaan apus
darah tebal. (sebaiknya sediaan apus darah malaria dari darah
kapiler)
- Jangan melakukan fiksasi dengan metanol pada sediaan apus
darah tebal.
- Sediaan darah rusak termakan semut/kecoa saat dikeringkan.
8. Unit Terkait 1. Ruang Pemeriksan Umum
2. Ruang Kesehatan Gigi Dan Mulut
3. Ruang Kesehatan Ibu dan KB
4. Ruang LKB
5. Ruang PAL TB DOTs
6. Ruang Gawat Darurat
7. Ruang Rawat Inap
8. Ruang Bersalin
9. Dokumen
Form. Hasil pemeriksaan , register harian lab.
Terkait
10. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
historis Diubah diberlakukan
perubahan 1. Variabel Dari 7 variabel menjadi 5/11/2018
10 variabel
[Type here]