Anda di halaman 1dari 93

ANALISIS PENGGUNAAN METODE PENGAKUAN LABA KOTOR

DALAM PENJUALAN ANGSURAN TERHADAP LAPORAN KEUANGAN


(Studi Kasus pada Perusahaan Properti PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri)

SKRIPSI

Oleh:

Nama : Jessica Ayu Fitria Agustin


NPM :16130310173
Program Studi : Akuntansi
Bidang Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI

FAKULTAS EKONOMI KEDIRI

2023
ANALISIS PENGGUNAAN METODE PENGAKUAN LABA KOTOR
DALAM PENJUALAN ANGSURAN TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
(Studi Kasus pada Perusahaan Properti PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri)

SKRIPSI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna
memperoleh gelar sarjana Strata 1 Program Studi Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri

Oleh:

Nama : Jessica Ayu Fitria Agustin


NPM : 16130310173
Program Studi : Akuntansi
Bidang Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI

FAKULTAS EKONOMI

KEDIRI

2023

i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Jessica Ayu Fitria Agustin
NIM : 16130310173
Program Studi : Akuntansi
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Penggunaan Metode
Pengakuan Laba Kotor Dalam Penjualan Angsuran Terhadap Laporan
Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan Properti PT. Pilar Pitoe Sejahtera
Kediri)”. Adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri. Bukan duplikasi,
kecuali yang telah disebutkan dalam referensinya dengan jelas. Apabila ada
penyimpangan dalam skripsi ini maka tanggung jawab sepenuhnya berada pada
penulis.
Demikian pernyataan ini, dibuat dengan penuh kesadaran dan ketulusan,
semoga bisa menjadi bukti rasa tanggung jawab peneliti dan dapat berguna
sebagaimana mestinya.

Kediri, 2023
Peneliti

Materai
10.000

Jessica Ayu Fitria Agustin

ii
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PENGGUNAAN METODE PENGAKUAN LABA KOTOR


DALAM PENJUALAN ANGSURAN TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
(Studi Kasus pada Perusahaan Properti PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri)

Oleh:

Nama : Jessica Ayu Fitria Agustin


NPM : 16130310173
Program Studi : Akuntansi
Bidang Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

Kediri,
Telah Disetujui dan Disahkah Oleh

Dosen Pendamping I Dosen Pendamping II

Dr. Dr.
NIK. NIK.

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah dipertahankan/diujikan dan disahkan untuk memenuhi syarat guna


memperoleh gelar sarjana Strata 1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Kadiri

Oleh:

Nama : Jessica Ayu Fitria Agustin


NPM : 16130310173
Program Studi : Akuntansi
Bidang Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

Kediri,
Penguji I/Pembimbing Skripsi 1 : Muhammad Alfa Niam, SE., MM (...........)
Penguji II/Pembimbing Skripsi 2 : Ahmad Yani, SE., MM (….......)
Penguji 3 : Agus Athori, SE., MM (...........)

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Kadiri-Kediri

Dr. Sri Luayyi, S.E., M.SA


NIK. 1977060620070425.1.70198

iv
MOTTO

Perihal Keberhasilan

Kau adalah do’a orang tua yang mengantarkan ku sampai pada tujuan;

Sementara aku, hanyalah moral yang dibesarkan untuk berpegang teguh

pada budi pekerti.

v
Judul Penelitian: Analisis Penggunaan Metode Pengakuan Laba Kotor Dalam
Penjualan Angsuran Terhadap Laporan Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan
Properti PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri)
Dosen Pembimbing : Dr. Sri Luayyi, SE., MSA
Imarotus Suaidah S.Pd., M.Pd.
Nama Mahasiswa : Jessica Ayu Fitria Agustin
NPM : 16130310173

ABSTRAK

Perusahaan properti PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri merupakan


perusahaan yang menawarkan penjualan angsuran perumahan dengan berbagai
pilihan ukuran rumah di berbagai tempat salah satunya di Kota Kediri. Selama ini,
metode pencatatan pengakuan laba kotor yang diterapkan ialah menggunakan
accrual basis. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh metode
pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran terhadap laporan keuangan PT.
Pilar Pitoe Sejahtera Kediri.
Penelitian ini memakai metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Variabel penelitian ini ialah laba kotor, penjualan angsuran, dan
laporan keuangan PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri. Data diperoleh melalui teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menghitung laba
kotor Accrual Basis dan laba kotor Cash Basis.
Temuan penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan pencatatan
acrual basis total penjualan unit rumah yang dijual oleh perusahaan yaitu
sejumlah Rp. 8.917.500.000,00 dengan total 48 unit yang terjual sedangkan
dengan menggunakan cash basis penjualan unit rumah yang dijual oleh
perusahaan yaitu sejumlah Rp 7.081.500.000,00 dengan total 48 unit. Dengan
demikian bisa dilihat perbedaan pencatatan metode, baik itu cash basis maupun
accrual basis maka akan terjadi perbedaan karena yang dicatatnya berbeda baik
itu akunnya maupun nominalnya. Namun, sebaiknya PT. Pilar Pitoe Sejahtera
memakai accrual basis agar lebih teratur dalam hal pencatatan. Sebab, perusahaan
akan melibatkan transaksi yang kompleks seperti pinjaman ke bank, pembayaran,
piutang, inventaris dan yang lainnya karena dengan metode accrual basis juga
menunjukan gambaran yang lebih baik tentang profitabilitas bisnis perusahaan.
Kata Kunci: Pengakuan laba kotor, Penjualan angsura, PT. Pilar Pitoe
Sejahtera Kediri

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, tiada hentinya penulis mengucap syukur karena
berkat rahmat Allah yang telah memberikan kesehatan jasmani, memberikan
kesehatan akal dan memberikan kesehatan hati sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, yang dengan kontribusinya berdakwah memerangi
kebodohan, memberikan cahaya penerangan bagi gelapnya kebenaran, dan
memberikan suri tauladan terbaik untuk umat manusia.
Skripsi ini penulis buat dengan penuh kesadaran dan ambisi yang haus akan
ilmu pengetahuan, hingga kepasrahan akan ketetapan Allah swt. Penulis berusaha
sebaik mungkin dalam menyelesaikan penelitian ini dan tentunya dengan bantuan
pihak-pihak lain seperti keluarga, pembimbing, dan sahabat yang selalu
memberikan arahan dan dukungan sehingga dari banyaknya lika-liku perjalanan,
pengerjaan skripsi ini masih bisa terselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul
“Analisis Penggunaan Metode Pengakuan Laba Kotor Dalam Penjualan
Angsuran Terhadap Laporan Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan
Properti PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri)” ini penulis sadari tidak akan selesai
tanpa bantuan dari pihak-pihak yang sangat berpengaruh dalam memberikan
kontribusinya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan ini penulis haturkan rasa terima kasih sebanyak-banyaknya dan
penghargaan setulus-tulusnya kepada yang terhotmat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ali Maschan Moesa, Msi, selaku Rektor Universitas Islam
Kadiri Kediri.
2. Ibu Dr. Sri Luayyi, SE., MSA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Kadiri Kediri.
3. Bapak Muhammad Alfa Niam, SE., MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Universitas Islam Kadiri Kediri.
4. Ibu Dr. Sri Luayyi, SE., MSA selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, nasihat dan memberikan motivasi kepada peneliti dalam
penyusunan penelitian ini.

vii
5. Ibu Imarotus Suaidah S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing 2 yang yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan
bimbingan, pengarahan, dan mengkoreksi isi/ format penulisan skripsi kepada
peneliti, serta memberikan motivasi kepada peneliti dalam penyusunan
penelitian ini.
6. Kedua orang tua, Ayah … dan Mamah … yang selalu memberikan kasih
sayang penuh serta motivasi kepada anaknya, terimakasih atas dukungan lahir
dan batin dari kecil hingga mencapai gelar S1 ku.
7. Sahabatku .. dan sahabatku lainnya. Terimakasih telah menjadi tempat
berkeluh kesah, menjadi pengingat dan penyemangat ketika malas
mengerjakan skripsi.
8. Teman-teman kelas Akuntansi … dan teman kuliah lainnya yang tidak bisa di
sebutkan satu-satu. Terimakasih sudah menjadi teman yang menyenangkan..
9. Semua pihak yang telah membantu, berpartisipasi dan memberikan dukungan
dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis sangat menyadari dalam penelitian ini masih banyak kekurangan.


Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan krtik dan saran yang dapat
membangun, guna perbaikan ke arah lebih baik lagi kedepannya. Penulis sangat
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang dan dapat memberikan
kontribusi yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Kediri, … 2023
Penulis

Jessica Ayu Fitria Agustin

viii
DAFTAR ISI

SAMPUL...................................................................................................................
SAMPUL DALAM..................................................................................................i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...........................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iv
MOTTO...................................................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Batasan Masalah...............................................................................3
1.3 Rumusan Masalah............................................................................ 3
1.4 Tujuan Penelitian..............................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................5
2.1 Penelitian Terdahulu.........................................................................5
2.2 Tinjauan dan Kajian Pustaka............................................................8
2.2.1 Pengertian Laba Kotor.............................................................8
2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Laba Kotor.................................9
2.2.3 Analisis Laba Kotor...............................................................11
2.2.4 Manfaat Dalam Menganalisis Laba Kotor.............................12
2.2.5 Metode Pengakuan Laba Kotor.............................................14
2.3 Penjualan Angsuran........................................................................ 21
2.3.1 Pengertian Penjualan Angsuran.............................................21
2.3.2 Karakteristik Penjualan Angsuran......................................... 22

ix
2.3.3 Tujuan Penjualan Angsuran...................................................23
2.3.4 Masalah dalam penjualan angsuran.......................................23
2.4 Laporan Keuangan..........................................................................26
2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan...............................................26
2.4.2 Tujuan Laporan Keuangan.................................................... 27
2.4.3 Jenis-jenis Laporan Keuangan...............................................28
2.4.4 Asumsi Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
...............................................................................................28
2.4.5 Unsur-unsur Laporan Keuangan............................................29
2.4.6 Komponen Laporan Keuangan..............................................30
2.5 Analisis Penggunaan Metode Pengakuan Laba Kotor dalam
Penjualan Angsuran Terhadap Laporan Keuangan.........................40
2.6 Kerangka Pikir................................................................................41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................43
3.1 Ruang Lingkup Penelitian..............................................................43
3.2 Jenis Penelitian...............................................................................43
3.3 Lokasi Penelitian............................................................................43
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulannya...................................44
3.4.1 Sumber Data..........................................................................44
3.4.2 Jenis Data..............................................................................44
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data....................................................44
3.5 Identifikasi Variabel.......................................................................45
3.6 Definisi Oparsional Variabel..........................................................45
3.7 Teknik Analisis Data......................................................................46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................49
4.1 Hasil Penelitian..............................................................................49
4.4.1 Gambaran umum perusahaan................................................49
4.4.2 Struktur Organisasi Perusahaan............................................50
4.2 Hasil Penelitian..............................................................................52
4.2.1 Perhitungan Labar Kotor Metode Accrual Basis..................52
4.2.2 Penjualan Angsuran...............................................................55

x
4.2.3 Pembayaran Uang Muka.......................................................56
4.2.4 Pembayaran Biaya Fee..........................................................57
4.2.5 Pembayaran Angsuran dan Bunga........................................57
4.2.6 Perhitungan Laba Kotor metode cash basis..........................57
4.2.7 Penjualan Angsuran...............................................................60
4.2.8 Pembayaran Uang Muka.......................................................62
4.2.9 Pembayaran Biaya Fee..........................................................62
4.2.10 Pembayaran angsuran dan bunga........................................63
4.2.11 Realisasi laba kotor.............................................................64
4.2.12 Perhitungan Laporan keuangan...........................................64
4.3 Interpretasi......................................................................................69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................70
5.1 Kesimpulan....................................................................................70
5.2 Saran...............................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................72
LAMPIRAN..........................................................................................................74

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.................................................................................5


Tabel 2.2 Contoh Format Laporan Posisi Keuangan..............................................33
Tabel 2.3 Contoh Format Laporan Laba Rugi........................................................35
Tabel 2.4 Contoh Format Laporan Perubahan Ekuitas..........................................36
Tabel 2.5 Contoh Format Laporan Arus Kas..........................................................39
Tabel 4.1 Laporan Laba Rugi.................................................................................52
Tabel 4.2 Laporan Laba Rugi ................................................................................58
Tabel 4.3 Laporan Laba Rugi ................................................................................64

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir..............................................................................41


Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Pilar Pitoe Sejahtera.....................................50

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perekonomian merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

manusia. Kebutuhan hidup di dunia akan terpenuhi apabila aspek ekonominya

mendukung. Bisnis merupakan usaha seseorang maupun kelompok untuk

menghasilkan keuntungan atau laba dalam menopang kelangsungan hidupnya.

Perusahaan merupakan salah satu wadah dari sebuah bisnis yang memiliki badan

hukum legal dan berisikan transaksi-transaksi keuangan yang seharusnya layak

dipertanggung jawabkan. Terdapat dua hal aktivitas yang dikerjakan perusahaan

yakni pembelian serta penjualan. Bila dibandingkan dengan penjualan pembelian

dapat mendatangkan laba bagi perusahaan. Perusahaan akan mendapat laba, bila

penjualan yang dilakukan lebih besar dibanding pembelian. Melalui penjualan

yang besar tersebut, harapannya dapat meningkatkan laba juga. Laba dibedakan

menjadi dua jenis yaitu laba bersih (net profit) yakni laba yang sudah dikurangi

biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode tertentu

termasuk pajak dan laba kotor.

Laba kotor ialah hasil perolehan penjualan yang didapatkan pertama kali

sebelum dikurangi seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Laba kotor

merupakan pendapatan pertama kali yang diperoleh perusahaan, maka faktor

penjualan dan harga pokok dapat menjadi faktor penentu naik atau turunnya

laba kotor. Metode pengakuan laba kotor dalam akuntansi terdapat dua

pendekatan umum yakni penetapan laba kotor ketika terjadinya penjualan

1
2

(accrual basis) dan penepatan laba kotor sealaras dengan realisasi penerimaan kas

(cash basis). Setiap metode pengakuan laba kotor atas penjualan diterapkan

dengan tujuan perusahaan tetap mendapatkan keuntungan. Sistim penjualan

angsuran merupakan salah satu kebijakan yang dapat diterapkan perusahaan.

Penjualan angsuran merupakan penjualan yang dilaksanakan melalui

perjanjian di mana pembayaran ini dilakukan secara berangsur. Penjualan

angsuran adalah metode yang banyak dipakai oleh customer, sebab ia bisa

mendapatkan suatu barang yang terlebih dulu hanya dengan membayar uang

muka di awal, selanjutnya dalam kurun waktu tertentu perusahaan memiliki

tagihan pada customer. Perusahaan sebagai pengelola harus dapat memprediksi

target-target biaya yang dikeluarkan untuk membuat 1 unit barang sebagai dasar

dalam penentuan harga dan keuntungan yang akan diterima. Perusahaan dituntut

memiliki ketentuan dan konsekuensi dalam perjanjian penjualan angsuran dengan

konsumen. Ketetapan dan konsekuensi ini berupa perjanjian bersyarat, perjanjian

awal tentang hak milik barang dan perjanjian beli sewa. Selain itu, penjualan

angsuran ialah sistem penjualan yang memerlukan waktu yang relatif panjang.

Semakin panjang waktun tagihan, maka makin besar pula risiko piutang yang tak

tertagih.

Laba kotor merupakan keuntungan perusahaan yang belum dipotong oleh

biaya apapun dalam penjualan memiliki dua metode pengakuan yaitu basis akrual

dan basis kas dalam pencatatan akuntansi. Dua metode pengakuan tersebut sangat

berperan di dalam kegiatan penjualan angsuran, karena penerapan masing-masing

metode akan berimbas terhadap hasil laba kotor yang berbeda.


3

Perusahaan properti PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri merupakan

perusahaan yang menawarkan penjualan angsuran perumahan dengan pilihan

ukuran rumah mulai tipe 30, 36, 45, 60, 72 dan 90 dengan tenor maksimal 25

tahun. Perusahaan ini membuka lahan kavling perumahan di berbagai tempat

salah satunya di Kota Kediri. Permasalahan yang tidak bisa dihindari oleh pihak

properti adalah penjualan oleh pembeli, dalam artian pembeli tidak sanggup

meneruskan pembayaran angsuran kepada pihak properti. Selama ini, metode

pencatatan pengakuan laba kotor yang diterapkan oleh PT. Pilar Pitoe Sejahtera

Kediri adalah dengan menggunakan accrual basis.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti membuat penelitian

berjudul “Analisis Penggunaan Metode Pengakuan Laba Kotor Dalam

Penjualan Angsuran Terhadap Laporan Keuangan ( Studi Kasus PT.

Properti PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri)”.

1.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka peneliti membatasi penelitian

hanya pada pengaruh pengakuan laba kotor berbasis akrual dan berbasis kas

dalam penjualan angsuran terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan yang

dianalisis adalah laporan laba-rugi. Periode yang dianalisis adalah tahun 2021.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh metode

pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran terhadap laporan keuangan PT.
4

Pilar Pitoe Sejahtera Kediri?

1.4 Tujuan Penelitian


Mengetahui pengaruh metode pengakuan laba kotor dalam penjualan

angsuran terhadap laporan keuangan PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat. Manfaat

penelitian antara lain:

1. Manfaat Operasional

a. Dapat dijadikan sebagai masukan dan sebagai bahan pertimbangan agar

perusahaan memilih penggunaan metode pengakuan laba kotor dalam

akuntansi atas penjualan angsuran terhadap laporan keuangan yang lebih

baik dan efisien.

b. Memberi wawasan serta informasi bagi pelaku bisnis yang menjalankan

penjualan angsuran.

2. Manfaat Akademik

a. Dapat digunakan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang

didapat selama dibangku kuliah kedalam realitas yang sesungguhnya di

lapangan.

b. Dapat berguna sebagai masukan, referensi, serta bahan pertimbangan

bagi pihak lain yang hendak melaksanakan penelitian dengan topik yang

sama kedepannya.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu

yang pernah dilakukan. Adapun tujuan dari pemaparan penelitian terdahulu

ini adalah sebagai referensi dan perbandingan. Berikut beberapa penelitian

terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dilakukan yang layak untuk diulas:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

1 Nama Peneliti: Radus Batau (2013)

. Judul Penelitian: Penerapan metode pengakuan laba kotor dalam penjualan


angsuran pada PT.Hadji Kala Di Kota Makassar
Metode Penelitian: Penelitian Kuantitatif dengan analisis yang digunakan
adalah analisis komparatif dan indeks kesesuaian kasar (IKK).
Hasil Penelitian: Hasilnya, PT.Hadji Kala melakukan transaksi penjualan
secara angsuran, maka laba yang diperoleh bisa diakui secara langsung
ketika terjadinya transaksi penjualan angsuran. Pennggunaan metode
pengakuan labakotor pada penjualan angsuran di PT.Hadji Kala di kota
Makassar dengan teori menunjukan Indeks Kesesuaian Kasar sebesar 30%
dari 100% jumlah keseslarasan kasar 70%, tingkat ketaksesuaiannya yang
artinya penggunaan metode pengakuan labakotor pada penjualan angsuran di
PT.Hadji Kala di kota Makassar tak selarasa dengan teori. Ke tujuh transaksi
yang tak sejalan dengan teori itu, bisa menyebabkan dua perbedaan utama
yakni: Perbedaan dari sisi akun yang menyebabkan total nilai beberapa
akun ada di posisi neraca berbeda antar perusahaan dan teori. Dari tujuh
transaksi, yang mengakibatkan perbedaan itu ialah: a) Penerimaan uangmuka,
b) Penerimaan angsuran, c) Ketika menjual secara angsuran, d) Pemindahan

5
6

saldo uangmuka penjualan, e) Pemindahan saldo rekening iktisar rugilaba.


Perbedaan nilai Laporan Laba Rugi serta Neraca. Berdasarkan tujuh transaksi,
terdapat beberapa transaksi yang menjadi penyebab perbedaan tersebut, di
antaranya: a) Ketika menjual barang secara angsuran (b) Pengakuan realisasi
labakotor.
Persamaan: Persamaannya adalah sama-sama menganalisis pengakuan
labakotor pada penjualan angsuran.
Perbedaan: Perbedaannya adalah metode yang diterapkan dalam pengakuan
laba kotor penelitian terdahulu diakui saat penjualan berlangsung. Penelitian
yang hendak dilakukan peneliti memakai 2 metode pengakuan laba kotor
yang berbeda. Selain itu, perusahaan yang diamati penelitian terdahulu pada
perusahaan penjualan mobil Toyota, sedangkan pada penelitian ini mengamati
perusahaan properti.
2 Nama Peneliti: Hasriati (2017)
Judul Penelitian: Analisis Pengakuan Pendapatan Penjualan Angsuran
.
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.23) Pada PT.Diana
Indonesia Cabang Makassar
Metode Penelitian: Penelitian kuantitatif dengan alat analisis yang digunakan
adalah analisis komparatif
Hasil Penelitian: Metode penjualan angsuran pada PT.Diana Indonesia
Cabang Makassar bisa diketahui bahwa dalam pengakuan lababruto,
perusahaan mennggunakan metode laba bruto penjualan angsuran selaras
dengan periode penerimaan kas. Laba bruto dalam hal ini direalisasi sesuai
dengan jumlah penerimaan kas serta angsuran yang diterima di periode
akuntansi yang berkaitan. Metode bunga yang dipakai PT.Diana Indonesia
Cabang Makassar ialah metode berkala yang dihitung berdasarkan besarnya
angsuran pokok awal. Metode perhitungan bunga ini paling menguntungkan
untuk penjualan angsuran, sebab menghasilkan bunga angsuran yang sama
besar untuk tiap periodenya.
Persamaan: Persamaannya adalah sama-sama menganalisis penjualan
7

angsuran.
Perbedaan: Perbedaannya adalah alat analisis yang digunakan penelitian
terdahulu adalah analisis komparatif, sedangkan pada penelitian yang akan
dilakukan peneliti adalah analisis kuantitatif. Selain itu, perusahaan yang
diamati penelitian terdahulu pada perusahaan motor merek Kawasaki Vespa,
sedangkan pada penelitian ini mengamati perusahaan properti.
3 Nama Peneliti: Yentina Siregar1 dan Nurul Anugrah Lestari2 (2019)
Judul Penelitian: Analisis Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No.44 pada Pengembangan Real Estate PT.Buana Cipta Propertindo
Metode Penelitian: Penelitian kuantitatif
Hasil Penelitian: PT.Buana Cipta Propertindo ialah perusahaan real estate
yang memakai metode akrual penuh (full accrual Method) sebagai metode
pengakuan penghasilan, pada biaya pinjaman PT.Buana Cipta Propertindo
menggunakan biaya itu ke dalam akun piutang internal yang semestisnya
akun itu masuk kedalam biaya aktivitas pengembangan real estate. Pada biaya
komisi serta pematangan tanah perusahaan tak mengelompokkan ke dalam
biaya perolehan tanah, sebab tanah yang dipakai bukan milik developer.
Sejauh ini PT.Buana Cipta Propertindo mengembangkan proyek real estate
dari lahan kosong atau baru. Selanjutnya, PT.Buana Cipta Propertindo
menggunakan biaya bangunan infrastruktur umum yang berupa jalan umum,
jalan serta pasar di mana dalam PSAK No.44, di dalamnya harus ada sekolah,
serta tempat ibadah. Untuk biaya pembangunan sarana umum yang bisa
dikomersilkan penerapan aktivitas pengembangan real estate yang dikerjakan
PT.Buana Cipta Propertindo ada ketaksamaan dengan penerapan yang
diuraikan di PSAK No.44. Hal tersebut dikarenakan belum pernah ada
transaksi penjualan sarana umum yang ada di proyek itu.
Persamaan: Persamaannya adalah sama-sama menganalisis pengakuan
pendapatan dan mengamati real estate/perumahan.
Perbedaan: Perbedaannya adalah alat analisis yang digunakan penelitian
terdahulu adalah analisis komparatif, sedangkan pada penelitian yang akan
8

dilakukan peneliti adalah analisis kuantitatif.


Sumber: Data diolah 2023

2.2 Tinjauan dan Kajian Pustaka

2.2.1 Pengertian Laba Kotor

Laba kotor ialah selisih dari penghasilan perusahaan yang dikurang cost

barang yang terjual. Cost barng terjual ialah seluruh biaya yang dikeluarkan,

pemanufakturan penghitungan diawali dari tahap saat bahan baku masuk ke

pabrik, dari pengolahan hingga penjualan, seluruh biayanya langsung berkaitan

dengan pembuatan barang itu, dikategorikan sebagai cost barang yang terjual

(Ariani, 2010: 26). Laba kotor yakni laba yang didapat sebelum dikurang dengan

biaya yang jadi beban perusahaan. Dengan kata lain, semua laba yang paling

awal yang diperoleh perusahaan (Kasmir, 2012: 302).

Kasmir (2014: 304) menerangkan bahwa laba kotor ialah penghasilan yang

didapat sebuah perusahaan sebelum dikurangkan dengan biaya beban perusahan.

Dalam arti, seluruh laba yang diperoleh perusahaan pertama kali.

“Jam Stice (2004: 243) menjelaskan bahwa laba kotor ialah selisih antar
penghasilan dari penjualan bersih serta pokok harga penjualan. Hal ini
merupakan angka yang penting dalam perusahaan. Bila perusahaan tak
mendapat hasil yang cukup dari jasa atau dari penjualan barang untuk
mengcover bebanyang terkait langsung dengan jasa ataupun barang itu,
maka perusahaan itu tak bisa berumur panjang di bisnis itu”.

“Budiyasa & Eka (2015) menerangkan bahwa laba kotor akan sesuai bila
jadi predikor arus kas masa mendatang, sebab laporan labarugi, laba kotor
di laporan lebih dulu ketimbang penghitungan laba yang lain. Pada laba
kotor ada peran manajemen yang cukup signifikan, hingga mempunyai
pengaruh sangat kuat dengan penciptan penghasilan, karenanya laba kotor
memengaruhi arus kas di masa depan”.
9

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Laba Kotor

Kartadinata (1991: 237) mengatakan tujuan analisa laba kotor ialah

mencari pemicu adanya perbedaan pada laba kotor itu. Adapun faktor yang jadi

penyebab terjadi perbedaan pada laba kotor, antara lain:

1. Selisih serta price variance (harga jual) ataupun di tingkant biayanya.

2. Volume varian (selisih volume) yang desebabkan jumlah unit yang

sesungguhnya terjual lebih besar ataupun kecil dibanding jumlah volume

penjualan yang diprediksi.

3. Mix variance (selisih komposisi), dikarenakan komposisi produk yang terjual

tak sama dengan komposisi yang diprediksi.

Menurut Kasmir ( 2017: 215), terdapat dua faktor yang memengaruhi laba

kotor, yakni:

1. Perubahan harga jual

Sales price variance (perubahan harga jual) yakni terdapat perubahan

antar harga jual yang sebenarnya dengan harga jual yang ditarifkan atau harga

jual tahun terdahulu. Perubahan labakotor yang disebabkan oleh perubahan

harga jual yang bisa ditetapkan melalui rumus:

(Hj2 – Hj1)K2

Keterangan:
Hj1 = Harga jual per satuan produk yang di budgetkan atau tahun

yang lalu

Hj2 = Harga jual persatuan produk yang sebenarnya


10

K2 = Kuantitas atau volume produk yang sebenanya di jual tahun ini

Bila (Hj2-Hj1) K2 menghasilkan/menunjukkan angka positif artinya

ada kenaikan harga yang menerangkan kondisi yang menghasilkan,

kebalikannya jika negatif artinya ada penurunan harga jual serta

menerangkan kondisi yang merugikan.

2. Jumlah barang yang dijual

Total barang yang terjual ialah jumlah barang atau kuantitas barang

(volume) yang terjual dalam satu periode. Bila barang yang dijual berkuantitas

banyak, maka sudah pasti dapat memengaruhi peningkatan laba kotor. Begitu

juga bila kuantitas barang yang terjual sedikit, maka bisa mengakibatkan

penjualan menurun (Kasmir, 2027: 2l8).

Perubahan kuantitas produk yang dijual (sales volume variance), yaitu

adanya perbedaan antara kuantitas produk yang direncanakan pada tahun

sebelumnya dengan kuantitas produk yang sesungguhnya dijual

(direalisasikan). Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan

kuantitas ataun volume produk yang dijual dapat ditentukan dengan rumus:

(K2 – K1)Hj1

Keterangan:

K2 = Kuantitas penjualan yang sesungguhnya tahun ini

K1 = Kuantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya

Hj1 = Harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun
11

sebelumnya

Apabila (K2 - K1) menghasilkan angka positif menunjukkan bahwa

volumepenjualan yang sesungguhnya lebih besar dari pada yang

direncanakan. Hal ini menunjukkan keadaan yang menguntungkan atau

bagian penjualan bekerja lebih baik. Sebaliknya, bila menghasilkan angka

negatif berarti penjualan menurun dan menunjukkan keadaan yang

merugikan.

2.2.3 Analisis Laba Kotor

Analisis laba kotor merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting

bagi manajemen guna mengambil keputusan untuk masa sekarang dan yang akan

datang. Artinya analisis laba kotor akan banyak membantu manajemen dalam

melakukan tindakan apa yang akan diambil ke depan dengan kondisi yang terjadi

sekarang atau untuk mengevaluasi apa penyebab turun atau naiknya laba kotor

tersebut sehingga target tidak tercapai. Untuk melakukan analisis laba kotor

dibutuhkan berbagai data perusahaan, seperti:

1. Target yang telah ditentukan.

2. Pencapaian hasil laba pada periode tertentu.

3. Laba pada periode sebelumnya.

Target yang telah ditetapkan adalah jumlah angka atau presentase laba

yang telah ditetapkan manajemen sebelumnya, target ini ditentukan perusahaan

sebelum menjalankan aktivitasnya (Kasmir, 2014:304).

2.2.4 Manfaat Dalam Menganalisis Laba Kotor

Analisis laba kotor merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting
12

bagi manajemen guna mengambil keputusan untuk masa sekarang dan yang akan

datang. Artinya analisis laba kotor akan banyak membantu manajemen dalam

melakukan tindakan apa yang akan diambil ke depan dengan kondisi yang terjadi

sekarang atau untuk mengevaluasi apa penyebab turun atau naiknya laba kotor

tersebut sehingga target tidak tercapai ( Azmi, Yusriyah N & Muh Raufmamsyah,

2021). Dengan demikian, analisis laba kotor memberikan manfaat yang cukup

banyak bagi pihak manajemen. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh dari

analisis laba kotor adalah:

1. Untuk Mengetahui Penyebab Turunnya Harga Jual

Dengan diketahuinya penyebab naik turunnya harga, pihak

manajemen dapat memprediksi berbagai hal, terutama berkaitan dengan

penentuan harga jual ke depan dan target harga jual yang lebih realistis.

Kesalahan akibat penentuan harga jual ini pasti dikarenakan faktor perubahan

harga jual yang sangat rentan terhadap perubahan di luar lingkungan

perusahaan. Misalnya apabila terdapat pesaing baru dengan kualitas barang

yang sama dengan produk kita, tetapi memberikan harga jual yang lebih

murah, hal tersebut juga akan memengaruhi nilai penjualan perusahaan

tentunya. Demikian pula jika produk yang sejenis diluar berkurang,

perusahaan dapat menaikkan harga jual yang diinginkan.

2. Untuk mengetahui penyebab naiknya harga jual

Kenaikan harga jual perlu di cermati penyebabnya, naiknya harga jual

ini sangat memengaruhi perolehan laba kotor perusahaan. Faktor penyebab

naiknya harga jual dapat berasal dari dalam perusahaan, misalnya kenaikan
13

biaya-biaya. Harga jual juga dapat naik karena dipengaruhi dari luar

perusahaan, misalnya pesaing sejenis menaikkan harga jualnya dan

manajemen ikut pula menaikkan harga jual. Penentuan kenaikan harga jual

yang melebihi harga pesaing sangat berbahaya dalam usaha pencapaian

jumlah penjualan. Manajemen dalam hal ini dituntut untuk meningkatkan

upaya-upaya pemasaran yang lebih intensif di samping meningkatkan mutu

produk yang ditawarkan.

3. Untuk Mengetahui Penyebab Turunnya Harga Pokok Penjualan

Di samping kenaikan harga jual, laba kotor juga dipengaruhi oleh

penurunan harga pokok penjualan. Penyebab menurunnya harga jual tidak

jauh berbeda dengan kenaikan harga pokok penjualan. Hanya saja penurunan

harga pokok penjualan akan membuat perusahaan berusaha keras untuk

bekerja lebih efisien dibandingkan dengan pesaing. Kalau tidak, beban biaya

yang telah dianggarkan akan ikut memengaruhi nilai perolehan penjualan ke

depan.

4. Untuk Mengetahui Penyebab Naiknya Harga Pokok Penjualan

Penyebab naiknya harga pokok penjualan juga sangat penting untuk

diketahui oleh perusahaan karena dengan diketahuinya penyebab naiknya

harga pokok penjualan, perusahaan pada akhirnya mampu menyesuaikan

dengan harga jual dan biaya biaya lainnya. Penyebab utama naiknya harga

pokok penjualan sebagian besar adalah karena dari pihak luar perusahaan

sehingga mau tidak mau perusahaan harus mampu menyesuaikan diri.

5. Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Bagian Penjualan


14

Analisis laba kotor juga memberikan manfaat sebagai bentuk

pertanggungjawaban bagian penjualan akibat naik harga jual. Artinya ada

pihak-pihak yang memang seharusnya bertanggung jawab apabila terjadi

kenaikan atau penurunan harga jual.

6. Sebagai Bentuk Pertanggung jawaban Bagian Produksi

Analisis laba kotor juga memberikan manfaat sebagai bentuk

pertanggung jawaban bagian produksi akibat turunnya harga pokok. Analisis

laba kotor digunakan sebagai bahan untuk menetukan kebijakan manajemen

ke depan dengan mencermati kegagalan atau kesuksesan pencapaian laba

kotor sebelumnya. Jika berhasil dengan manajemen sekarang akan

dipertahankan atau dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Akan tetapi,

jika gagal akan diganti dengan manajemen yang baru. Di samping itu,

keberhasilan atau kegagalan manajemen dalam mencapai target laba kotor

juga akan menentukan besar kecilnya insentif yang bakal mereka terima

(Kasmir, 2014:307).

2.2.5 Metode Pengakuan Laba Kotor

Metode pengakuan laba kotor dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu:

Laba kotor diakui untuk periode dimana penjualan dilakukan (Accrual Basis).

Laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan ditandai dengan timbulnya

piutang atau tagihan kepada pembeli. Ketentuan metode ini adalah sebagai

berikut:

a. Laba diakui seluruhnya pada periode dimana penjualan dilakukan.

b. Pada tahun berikutnya, tidak diakui adanya laba tetapi hanya mencatat
15

penerimaan kas dan mengurangi piutang.

c. Hasil penagihan (pembayaran) setelah tahun penjualan dianggap

sebagai pengembalian pokok piutang angsuran.

d. Apabila konsumen dibebani bunga maka pencatatan atas bunga

dilakukan dengan mengakui pendapatan bunga.

1. Laba kotor diakui dalam periode penjualan terjadi tanpa memperhatikan

apakah pembayarannya sudah diterima atau belum. Karena pendapatan

diakui pada periode terjadinya transaksi penjualan, maka semua biaya

yang berhubungan dengan penjualan tersebut harus dibebankan dalam

periode terjadinya penjualan. Agar laporan rugi-laba dapat mencerminkan

“proper maching revenue with expens” sebaiknya perusahaan

mencadangkan biaya penagihan dan biaya-biaya lain yang berhubungan

dengan penjualan tersebut.

a. Jangka waktu pembayaran relatif pendek.

b. Biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan, termasuk biaya

penagihan dan biaya lain dapat ditaksir secara teliti.

c. Kemungkinan terjadinya pembatalan sangat kecil (Suparwoto, 2010:87) .

Berikut ini adalah pencatatan jurnal laba kotor accrual basis:

a. Pembayaran Uang Muka

Kas xxx
b. Penjualan Angsuran
Piutang xxx
16

Piutang xxx

Aktiva tetap xxx


Laba penjualan xxx

c. Pembayaran biaya komisi dan penjualan:

Biaya komisi dan penjualan xxx


Kas xxx

d. Pembayaran angsuran dan bunga:

Kas xxx

Piutang xxx

Pendapatan bunga xxx

e. Jurnal penyesuaian:

Piutang bunga xxx

Pendapatan bunga xxx

f. Jurnal penutup:

Laba penjualan xxx

Pendapatan bunga xxx

Biaya komisi dan penjualan xxx


Ikhtisar laba-rugi
xxx
17

g. Jurnal pembalik:

Pendapatan bunga xxx

Piutang bunga xxx

2. Laba Kotor dihubungkan dengan periode-periode dimana terjadinya realisasi

pembayaran telah terjadi sesuai dengan perjanjian atau penerimaan kas (Cash

Basis). Dasar kas laba kotor atas penjualan diakui apabila pembayaran dari

piutang penjualan sudah diterima. Penerimaan kas tersebut terdiri dari

pembayaran atas harga pokok penjualan dan pembayaran atas laba kotor.

Perlakuan terhadap penerimaan piutang penjualan tersebut ada tiga metode,

yaitu:

a. Harga pokok kemudian laba kotor

Dalam metode ini, penerimaan kas dari penjualan, baik uang

muka maupun pembayaran dianggap sebagai pembayaran atas harga

pokok penjualan. Setelah harga pokok penjualan diterima semua, maka

penerimaan selanjutnya dianggap sebagai pembayaran laba kotor.

Karena metode ini terlalu konservatif, maka biasanya metode ini

biasanya digunakan pada perusahaan yang menjual barang tahan lama

dengan harga jual yang relatif tinggi dan periode pembayaran yang

panjang

b. Laba kotor kemudian laba pokok

Metode ini merupakan kebalikan dari metode cost recovery.


18

Dengan metode ini, penerimaan kas dari piutang penjualan pertama-

tama dianggap sebagai pembayaran laba kotor. Setelah laba kotor

direalisir, maka penerimaan selanjutnya dianggap sebagai pembayaran

atas harga pokok penjualan.

c. Harga pokok dan laba kotor secara proporsional (metode penjualan

angsuran)

Dalam metode ini, setiap penerimaan kas dari piutang penjualan

terdiri dari dua unsur, yaitu pembayaran atas harga pokok penjualan dan

pembayaran atas laba kotor secara proporsional. Pada tiap akhir periode,

perusahaan harus melakukan penyesuaian untuk laba kotor yang dapat

direalisir sebesar prosentase laba kotor dikalikan jumlah uang yang telah

diterima pada periode tersebut (Suparwoto, 2010:90).

Laba kotor yang terjadi diakui sesuai dengan jumlah uang kas dari

penjualan yang direalisasi dalam periode yang bersangkutan. Prosedur ini

biasanya digunakan untuk kontrak-kontrak penjualan yang jangka waktunya

melampaui satu periode akuntansi:

Berikut ini adalah pencatatan jurnal laba kotor cash basis:

a. Penjualan angsuran:

Piutang angsuran xxx

Aktiva Tetap xxx

Laba kotor belum direalisasi xxx

b. Pembayaran uang muka:

Kas xxx

Piutang xxx
19

c. Pembayaran biaya komisi dan penjualan:

Biaya komisi dan penjualan xxx

Kas xxx

d. Pembayaran angsuran dan bunga:

Kas xxx

Piutang xxx

Pendapatan bunga xxx


20

e. Realisasi laba kotor:

Laba kotor belum direalisasi xxx

Realisasi laba kotor xxx

f. Jurnal penyesuaian:

Piutang bunga xxx

Pendapatan bunga xxx

g. Jurnal penutup:

Realisasi laba kotor xxx


Pendapatan bunga xxx

Biaya komisi dan penjualan xxx

Ikhtisar laba-rugi xxx

h. Jurnal pembalik:

Pendapatan bunga xxx

Piutang bunga xxx

Sumber : Yunus dan Harnanto, (2013:113).


21

2.3 Penjualan Angsuran

2.3.1 Pengertian Penjualan Angsuran

Penjualan angsuran/cicilan adalah penjualan barang dagangan dengan

pembayaran secara bertahap yaitu uang muka diterima pada saat barang

diserahkan kepada pembeli dan beberapa kali cicilan untuk sisa harga jual.

Penjualan cicilan bisa berkisar dari 3 bulan sampai beberapa tahun, periode

pembayaran yang panjang mengakibatkan resiko kerugian piutang dan biaya

untuk mengurangi resiko kerugian yang mungkin terjadi, pada umumnya

perjanjian penjualan cicilan menentukan :

1. Jumlah uang muka yang cukup signifikan sehingga dapat menutup

kemungkinan kerugian.

2. Bunga yang dibebankan ke pembeli selama periode pembayaran.

3. Saat hak milik barang pindah ke pembeli.

4. Hak penjual untuk menarik kembali barang dalam hal pembeli tidak

melunasi seluruh harga jual barang.

Penjualan angsuran saat ini banyak sekali digunakan pada pengusaha atau

bisnis properti, usaha ritel dan kendaraan. Banyak pengusaha menggunakan

metode penjualan angsuran untuk meningkatkan penjualan dan kemudahan untuk

konsumen.

Menurut Yunus dan Harnanto (2013:109), penjualan angsuran


adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana
pembayarannya dilakukan secara bertahap, yaitu pada saat barang- barang
diserahkan kepada pembeli, penjual menerima pembayaran pertama
sebagian dari harga penjualan (diberikan down payment), serta sisanya
dibayar dalam beberapa kali angsuran.
22

Menurut Fahuwu (2009), penjualan angsuran adalah penyerahan


produk milik penjual kepada pembeli dengan menerima pembayaran uang
uang muka (down payment) dan sisanya diangsur sesuai dengan yang
diperjanjikan. Tujuan penjualan angsuran adalah untuk meningkatkan
penjualan dengan memperluas pangsa pasar produk tertentu milik penjual.

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

penjualan angsuran adalah suatu transaksi yang dilakukan perusahaan dengan cara

pihak perusahaan menerima pembayaran uang muka terlebih dahulu dari pembeli

dan sisanya dibayar secara berangsur, sesuai dengan perjanjian antara kedua belah

pihak.

2.3.2 Karakteristik Penjualan Angsuran

Penjualan angsuran memiliki beberapa karakteristik yang perlu dimiliki

dan dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, karakterisitik

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pada saat perjanjian penjualan angsuran disetujui, pembeli harus membayar

suatu jumlah tertentu yang merupakan uang muka (down payment) dari sisa

harga jual dibayar secara angsuran.

2. Kepada pembeli dibebankan bunga yang biasanya sudah dimasukkan dalam

perhitungan total pembayaran angsuran.

3. Hak milik atas barang tetap berada di tangan penjual sampai seluruh/

sebagian dari harga jual telah dibayar.

4. Dalam hal pembeli tidak mampu untuk melunasi semua kewajibannya,

penjual berhak untuk menarik kembali barang yang telah dijual tersebut

(Drebin, 2006:121).
23

2.3.3 Tujuan Penjualan Angsuran

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan melakukan kebijakan

penjualan angsuran di samping penjualan tunai untuk meningkatkan omzet

penjualan dimana perusahaan sudah mempertimbangkan untung ruginya dengan

membandingkan laba kotor yang diperoleh dari setiap penjualan. Tujuan

penjualan angsuran secara umum adalah untuk meningkatkan volume penjualan,

yang pada akhirnya juga akan meningkatkan laba perusahaan (Suparwoto,

2010:267).

2.3.4 Masalah dalam penjualan angsuran

1. Masalah non akuntansi dalam penjualan angsuran

Masalah non akuntansi yang utama dalam penjualan angsuran adalah

bagaimana cara untuk menekan atau mengurangi risiko terjadinya kerugian

karena adanya pembeli yang tidak memenuhi kewajibannya dapat menjadi

seminimal mungkin. Untuk mengurangi risiko, dapat dilakukan dengan

beberapa cara yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

a. Mengurangi kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuran,

dapat dilakukan dengan beberapa cara:

1) Penjualan angsuran dilakukan secara selektif.

2) Penjualan angsuran dilakukan dengan persetujuan atau sepengetahuan

atas pembeli.

3) Pembayaran angsuran dilakukan dengan pemotongan gaji.

b. Menyediakan perlindungan hukum kepada penjual, dengan cara membuat

perjanjian jual-beli angsuran yang isinya antara lain:


24

1) Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract).

2) Menggunakan bukti kepemilikan sebagai jaminan kredit (transfer of

title with property subject to loan mortgage).

3) Menjaminkan pada pihak ketiga (transfer of title to trustee).

4) Perjanjian sewa beli (lease-purchase arrangement).

c. Menyediakan perlindungan ekonomi kepada penjual. Agar pembatalan

pembelian angsuran tidak terjadi maka:

1) Uang muka harus cukup besar.

2) Jangka waktu angsuran jangan terlalu panjang.

3) Angsuran cukup besar (Suparwoto, 2010:270).

2. Masalah akuntansi yang berhubungan dengan penjualan angsuran

Masalah akuntansi yang berhubungan dengan penjualan angsuran

dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu: masalah yang berhubungan dengan

pengakuan laba kotor, masalah yang berhubungan dengan cara penghitungan

bunga dan angsuran, masalah yang berhubungan dengan tukar tambah, dan

masalah yang berhubungan dengan penjualan angsuran (Suparwoto, 2010:271).

a. Masalah yang berhubungan dengan perhitungan laba kotor

Dasar pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran ada dua

macam, yaitu laba kotor diakui pada periode penjualan (accrual basis) dan

laba kotor diakui pada periode realisasi penerimaan kas (cash basis).

b. Masalah yang berhubungan dengan perhitungan bunga dan angsuran

Dalam penjualan angsuran, selain memperhitungkan laba biasanya

penjual membebankan biaya bunga kepada pembeli. Dalam keadaan seperti


25

ini, besarnya pembayaran yang diterima dari pembeli terdiri dari dua

unsur, yaitu bunga yang diperhitungkan dan angsuran pokok pinjaman.

Dengan demikian, besarnya pembayaran yang diterima setiap saat

tergantung pada dua hal, yaitu: dasar perhitungan bunga, dan dasar

penentuan angsuran pokok pinjaman (Suparwoto, 2010:271).

c. Masalah yang berhubungan dengan tukar tambah

Tukar tambah yang dimaksud adalah apabila penjual menyerahkan

barang-barang baru dengan perjanjian angsuran, sedangkan pembayaran

pertama (down payment) dari pembeli berupa penyerahan barang-barang

bekas, yang dinilai atas dasar perjanjian yang telah diadakan antara pihak

penjual dan pembeli (Yunus dan Harnanto, 2013:128).

Bagi penjual meskipun ia sudah terikat dengan perjanjian penjualan

angsuran yang telah dibuat tetapi untuk lebih aman dan hati- hati, maka

barang yang diterima dari pertukaran tadi harus dinilai kembali dengan

memperhatikan kemungkinan adanya perbaikan- perbaikan serta suatu

tingkat laba pada umumnya yang diharapkan dari penjualan kembali barang

bekas tersebut. Dalam hal ini terhadap barang yang diterima harus dicatat

sebesar harga penilaian, yang dianggap sebagai cost (estimated cost).

Sedangkan jumlah harga barang yang diterima menurut tawar menawar

dalam perjanjian (trade- in), bukan merupakan “cost” tetapi merupakan

harga pertukarannya.

d. Masalah yang berhubungan dengan pembatalan penjualan angsuran

Apabila pembeli gagal untuk memenuhi kewajibannya seperti yang


26

tercantum di dalam surat perjanjian penjualan angsuran, maka barang-

barang yang bersangkutan ditarik dan dimiliki oleh penjual (Suparwoto,

2010:272).

2.4 Laporan Keuangan

2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2013 : 105) laporan keuangan


menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada
saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan
yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba rugi, atau hasil usaha,
laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan.

Menurut PSAK No. 1 (2020: 2), “laporan keuangan adalah


penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas”.Berdasarkan pengertian laporan keuangan menurut PSAK
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas serta hasil akhir dari kegiatan akuntansi yang memperlihatkan
kondisi keuangan dalam jangka waktu tertentu. Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI) dalam PSAK No. 1 (2020: 3) menyatakan bahwa “tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Pengertian mengenai laporan keuangan yang dikemukakan oleh para ahli

adalah sebagai berikut:

Menurut Kieso, dkk (2017:4), laporan keuangan merupakan sarana untuk

menyampaikan informasi keuangan kepada pihak di luar perusahaan. Laporan

keuangan menggambarkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam satuan

uang.

Menurut Bahri (2016:134), laporan keuangan merupakan ringkasan dari

suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode

pelaporan dan dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan


27

kepadanya oleh pihak pemilik perusahaan.

Menurut Samryn (2015:30), secara umum laporan keuangan merupakan

ikhitisar-ikhtisar yang menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas

serta perubahan ekuitas sebuah organisasi dalam suatu periode waktu tertentu

dalam satuan uang.

Berdasarkan beberapa pengertian laporan keuangan di atas yang

dikemukakan beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan

selama periode pelaporan dan untuk disampaikan kepada pihak luar perusahaan

yang terdiri dari posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas serta perubahan

ekuitas.

2.4.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2013:11), adalah sebagai

berikut:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap


28

aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu

periode.

7. Informasi keuangan lainnya.

2.4.3 Jenis-jenis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2009:107) yang dimaksud dengan neraca adalah:

Laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau

aset kewajiban-kewajibannya atau utang, atau hak para pemilik perusahaan yang

tertanam dalam perusahaan tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat tertentu.

Laporan keuangan yang lengkap menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK

No. 1 (2020:1.3) terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode.

2. Laporan laba rugi dari penghasilan komprehensif lain selama periode.

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode.

4. Catatan atas laporan keuangan.

5. Laporan posisi keuangan pada awal periode.

Menurut Munawir (2010:13) pengertian dari neraca adalah “Laporan yang

sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada saat

tertentu”. Laporan laba rugi menurut Munawir (2010:26) yakni “Suatu laporan

yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu

perusahaan selama periode tertentu”.

2.4.4 Asumsi Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan ( 2013 : 85), penyusunan dan


29

penyajian laporan keuangan mendasar pada dua asumsi dasar, yaitu dasar akrual

dan kelangsungan usaha untuk penjelasannya sebagai berikut:

1. Dasar Akrual

Dengan dasar akrual ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui

pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau

dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan

keuangan pada periode yang bersangkutan. Dengan dasar ini, laporan keuangan

tidak hanya memberikan informasi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan

pembayaran kas, melainkan juga memberi informasi tentang kewajiban

pembayaran kas dan sumber daya yang mewujudkan kas yang akan diterima di

masa depan.

2. Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha

perusahaan, yang berarti perusahaan akan tetap melanjutkan usahanya di masa

depan. Ini berarti bahwa perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau

berkeinginan untuk melikuidasi atau mengurangi secara material skala

usahanya (Prastowo, 2015:4-5).

2.4.5 Unsur-unsur Laporan Keuangan

Tujuan dari laporan keuangan pada suatu perusahaan dapat tercermin

dari laporan keuangan yang terdiri dari beberapa unsur laporan keuangan.

Menurut Halim & Hanafi (2007:12), terdapat 3 bentuk laporan yang pokok

pada suatu perusahaan yaitu neraca, laporan laba rugi dan laporan aliran kas.

Sedangkan menurut Kasmir (2013:28), menyebutkan secara lengkap terdapat 5


30

unsur atau komponen laporan keuangan yaitu:

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Perubahan Modal

4. Laporan Arus Kas

5. Catatan Atas Laporan keuangan

2.4.6 Komponen Laporan Keuangan

Secara umum, laporan keuangan yang disiapkan oleh perusahaan meliputi:

1. Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan adalah laporan yang menggambarkan,

melaporkan jumlah aktiva, kewajiban dan ekuitas yang dimiliki oleh suatu

entitas (perusahaan) pada periode tertentu.

a. Komponen laporan posisi keuangan

Komponen atau isi yang terdapat dalam laporan posisi keuangan

sebagai berikut:

1) Aktiva (harta)

Aktiva merupakan harta atau kekayaan (aset) yang dimiliki oleh

perusahaan,baik pada saat tertentu. Klasifikasi aktiva terdiri dari:

a) Aktiva Lancar

Aktiva lancar merupakan harta atau kekayaan yang segera

dapat diuangkan (ditunaikan) pada saat dibutuhkan dan paling

lama 1 tahun. Aktiva lancar merupakan aktiva yang paling likuid

dibandingkan dengan aktiva lainnya, meliputi kas, bank, surat-


31

surat berharga, piutang, sediaan, sewa dibayar di muka, dan

aktiva lancar lainnya.

b) Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan harta atau kekayaan perusahaan

yang digunakan dalam jangka panjang lebih dari 1 tahun, meliputi

aktiva tetap yang berwujud: tanah, bangunan, mesin, kendaraan

dan aktiva tetap yang tidak berwujud: hak paten, merek dagang,

goodwill, lisensi dan lainnya.

c) Aktiva Lainnya

Aktiva lainnya merupakan harta atau kekayaan yang tidak

dapat digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap,

meliputi bangunandalam proses, piutang jangka panjang, tanah

dalam penyelesaian, dan lainnya.

2) Kewajiban (utang)

Kewajiban dapat diklasifikasi terdiri dari:

a) Utang Lancar

Utang lancar merupakan kewajiban atau utang

perusahaan kepada pihak lain yang harus segera dibayar. Jangka

waktu utang lancar adalah maksimal dari 1 tahun. Utang lancar

meliputi utang dagang, utang wesel, utang pajak, utang gaji, dan

utang lancar lainnya.

b) Utang Jangka Panjang

Utang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan


32

kepada pihak lain yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun.

Artinya, jatuh tempo utang tersebut relatif lebih panjang dari

utang lancar. Utang jangka panjang meliputi utang obligasi, utang

hipotik, dan utang jangka panjang lainnya.

c) Penghasilan yang Diterima di Muka

Penghasilan yang diterima di muka merupakan

penerimaan uang oleh perusahaan namun belum direalisasi

barang atau jasanya. Artinya, perusahaan sudah menerima

pembayaran atas penjualan barang atau jasa tetapi pengiriman

atau pemberian barang atau jasa belum dilakukan oleh

perusahaan.

3) Modal (ekuitas)

Modal atau ekuitas merupakan hak yang dimiliki perusahaan.

Komponen modal yang terdiri dari: modal setor, agio saham, laba

ditahan, dan lainnya (Kasmir, 2014:76-81).


33

b. Format laporan posisi keuangan

Tabel 2.2
Contoh Format Laporan Posisi Keuangan
PT SS
LAPORAN POSISI
KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2019
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas xxx
Piutang usaha xxx
Persediaan barang dagangan xxx
Persediaan supplies xxx
+
xxx
Aktiva Tetap
Tanah xxx
Peralatan xxx
Dikurangi : Akumulasi penyusutan aktiva (xxx)
+
xxx
Aktiva Lain-lain
Investasi dalam surat berharga xxx
+
TOTAL AKTIVA xxx
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Jangka Pendek
Utang usaha xxx
Utang wesel xxx
Utang bunga xxx
Utang pajak xxx
+ xxx
Kewajiban Jangka Panjang
Utang Obligasi xxx
Ekuitas
Modal Saham xxx
Saldo laba xxx
+ xxx
+
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS xxx
34

Sumber : Samryn, (2015)


35

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang menginformasikan dan

menunjukkan kondisi usaha suatu perusahaan dalam pada periode tertentu.

a. Komponen Laporan Laba Rugi

Komponen atau isi yang terdapat dalam laporan laba rugi sebagai

berikut:

1) Penghasilan

Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau

penurunan kewajiban yangmengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi (setoran) penanam modal. Penghasilan meliputi

baik pendapatan maupun keuntungan. Pendapatan timbul dalam

pelaksanaan aktvitas perusahaan yang biasa, meliputi penjualan,

penghasilan jasa, bunga, dividen, dan sewa.

2) Beban

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban yang timbul

dari pelaksanaan aktivitas ini, meliputi beban pokok penjualan, beban

gaji dan beban lainnya (Prastowo,2015:10).


36

b. Format Laporan Laba Rugi


Tabel 2.3
Contoh Format Laporan Laba Rugi

PT SS
LAPORAN LABA
RUGI
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2020
Penjualan neto xx
Beban pokok x
penjualan Laba bruto (xx
penjualan x)
xxx
xxx
Beban penjualan xxx
Beban gaji xxx
penjualan Beban +
perjalanan Beban
iklan
(xx
x)
Beban administrasi
Gaji kantor dan umum xxx
Beban penyusutan-funitur dan peralatan xxx
Beban pajak properti xxx
Beban sewa xxx
Beban piutang tak tertagih x (xxx
Beban telepon dan internet x )
x
xxx
x
x +
x
Beban asuransi xxx
+
Total beban administrasi
Pendapatan dan beban lainnya
Pendapatan bunga
Laba dari xxx
operasi Beban (xxx)
bunga xx
Laba sebelum pajak x
penghasilan Pajak (xx
penghasilan x)
37

Laba Neto xx
x
Sumber: Kieso, dkk, (2017)
38

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan

jumlah modal yang dimiliki perusahaan dan menunjukkan perubahan modal

serta sebab-sebab berubahnya modal pada periode tertentu. Bentuk laporan

perubahan ekuitas adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4
Contoh Format Laporan Perubahan Ekuitas
PT SS
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER
2020
Modal, 1 Januari Xx
x
Ditambah: Laba neto xxx
+
xxx
Dikurangi : Dividen (xx
x)
Modal, 31 Desember xxx
Sumber: Kieso, dkk, (2017)

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan dan

melaporkan arus penerimaan kas, arus pengeluaran kas dan perubahan bersih

kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama

periode yang dilaporkan suatu entitas (perusahaan).

a. Komponen Laporan Arus Kas

Laporan arus kas melaporkan arus kas untuk suatu periode

tertentu dan disajikan berdasarkan tiga aktivitas sebagai berikut:

1) Aktivitas Operasi
39

Aktivitas operasi diperoleh dari hasil aktivitas penghasil utama

pendapatanperusahaan. Aktivitas operasi meliputi:

a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.

b) Penerimaan kas dari royalti, fee, komisi dan pendapatan lainnya.

c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.

d) Pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan.

e) Pembayaran kas atas restitusi pajak penghasilan.

Penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman dan

kontrak lain yang dimiliki untuk tujuan perdagangan yang sejenis

dengan persediaan yang dimaksudkan untuk dijual kembali.

2) Aktivitas Investasi

Aktivitas mencerminkan pengeluaran kas sehubungan sumber

daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa

depan. Aktivitas operasi meliputi:

a) Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap (termasuk aset tetap

yang dibangun sendiri), aset tidak berwujud dan aset jangka

panjang lainnya.

b) Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud, dan

aset jangka panjang lainnya.

c) Pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang

entitas lain dan bunga dalam joint ventura (selain pembayaran

untuk efek yang diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas atau

dimiliki untuk diperdagangkan).


40

d) Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari

entitas lain dan bunga dari join ventura (selain penerimaan dari

efek yang diklasifikasikan sebagai setara kas atau untuk

diperdagangkan).

e) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain.

f) Penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka dan pinjaman

yang diberikan kepada pihak lain.

3) Aktivitas Pendanaan

Arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan sebagai

berikut:

a) Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek lain,

b) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau

menebussaham entitas.

c) Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan

pinjaman jangka pendekatau jangka panjang lainnya;.

d) Pelunasan pinjaman.

e) Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban

yang berkaitan dengan sewa pembiayaaan (Bahri, 2016:140).

Pada dasarnya penyusunan laporan arus kas pada aktivitas

operasi disajikan dengan dua metode, yaitu metode langsung dan tidak

langsung.
41

b. Bentuk Laporan Arus Kas


Tabel 2.5
Contoh Format Laporan Arus Kas
PT SS
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2020
Arus kas dari aktivitas operasi
Laba neto xxx
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba neto
menjadi
kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi :
Beban penyusutan x
x
x
Amortisasi aset takberwujud x
x
x
Keuntungan atas penjualan aset tetap x
x
x
Kenaikan piutang usaha (neto) x
x
x
Penurunan xxx
persediaan xxx x
Penurunan utang + x
usaha x
Kas neto yang diperoleh dari aktivitas +
operasi : Arus kas dari aktivitas investasi x
Penjualan aset x
tetap Pembelian x
peralatan xx
Pembelian tanah x
Kas neto yang digunakan oleh aktivitas investasi xx
x
Arus kas dari aktivitas xx
pendanaan Pembayaran x+
dividen tunai Penerbitan ` x
saham biasa Pelunasan x x
obligasi x x
Kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan x
x
x
x
42

xxx +

Kenaikan bersih xxx


kas Kas pada awal +
tahun Kas pada xx
akhir tahun x
(xx
x)
xx
x
Sumber: Kieso, dkk, (2017)
43

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang dibuat menyangkut

berbagai hal terkait secara langsung dengan laporan keuangan disajikan

perusahaan yang pada periode tertentu. Agar laporan keuangan dapat dipahami

secara benar dan tidak menyesatkan bagi para pemakai, maka semua informasi

yang penting bagi para pemakai harus diungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan sebagai berikut:

a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan

akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa yang dianggap

penting, yang dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu 1) dasar pengukuran

dalam menyiapkan laporan keuangan. 2) kebijakan akuntansi tertentu yang

diperlukan guna memahami laporan keuangan secara khusus.

b. Informasi yang diwajibkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi

tidak disajikan di dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.

c. Informasi tambahan yang tidak disajikan di dalam laporan keuangan tetapi

diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

d. Pengungkapan lain (Zamzami, 2016:28-29).

2.5 Analisis Penggunaan Metode Pengakuan Laba Kotor dalam Penjualan

Angsuran Terhadap Laporan Keuangan

Laba kotor merupakan keuntungan perusahaan yang belum dipotong oleh

biaya apapun selain harga pokok penjualan. Dalam penjualan angsuran memiliki

dua metode pengakuan yaitu basis akrual dan basis kas dalam pencatatan

akuntansi. Metode pengakuan tersebut sangat berperan di dalam kegiatan


44

penjualan angsuran, karena penerapan masing-masing metode akan berimbas

terhadap hasil laba kotor yang berbeda.

Penjualan angsuran tidak selalu berjalan mulus seperti yang diharapkan,

ada saat tertentu yang membuat kondisi keuangan perusahaan berubah.. Penjualan

angsuran yang diputuskan oleh pembeli perlu ditindaklanjuti perusahaan dengan

menghitung serta mencatat laba kotor dan penarikan barang kembali dalam

transaksi penjualannya. Karena, penggunaan metode pengakuan laba kotor yang

berbeda akan berdampak pada pelaporan hasil laba kotor dalam laporan keuangan

perusahaan. Kegiatan transaksi dan masalah tersebut sering dialami oleh

perusahaan yang bergerak di bidang properti atau pembangunan perumahan.

2.6 Kerangka Pikir

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Penjualan Angsuran
Laba Kotor

Laba Kotor diakui pada penjualan


Laba Kotor
( Accrual
dihubungkan
Basis )dengan periode-periode terjadinya realisasi penerimaan kas (Cash Bas
Laporan Keuangan
45

Keterangan:
Penelitian ini menganalisis penggunaan metode pengakuan laba kotor

dalam penjualan angsuran terhadap laporan keuangan. Peneliti akan melakukan

analisis dampak penggunaan metode pengakuan laba kotor penjualan angsuran

terhadap laporan keuangan dengan menggunakan 2 metode pengakuan laba kotor

yang berbeda. Pada hasil pencatatan pengakuan laba kotor yang berbeda dengan

transaksi-transaksi yang berlaku, maka hasil laporan keuangannya apakah juga

akan berbeda dan mana yang lebih menguntungkan.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode pengakuan

laba kotor atas penjualan angsuran. Pada penelitan ini memfokuskan penelitian

pada variabel penelitian: laba kotor, penjualan angsuran dan laporan keuangan.

Penelitian atas variabel tersebut dilakukan pada perusahaan yang bergerak di

bidang properti PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Metode penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu

metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu

hasil penelitian yang berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai

apa yang ingin diketahui.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat melakukannya kegiatan penelitian

untuk mendapatkan data yakni di PT. Pilar Pitoe Sejahtera yang berada di Ruko

Taman Bunga Residence Blok A2 Gor Jayabaya, Kediri. Alasan peneliti memilih

lokasi penelitian di PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri adalah:

1. Karena perusahaan tersebut berskala sedang dan memiliki proyek

perumahan yang tersebar di Kediri Raya.

46
47

2. Jarang dilakukan penelitian.

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulannya

3.4.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yang berupa gambaran umum perusahaan (profil perusahaan, lokasi perusahaan,

struktur organisasi perusahaan), kebijakan penggunaan metode pengakuan laba

kotor, transaksi penjualan angsuran, dan laporan keuangan (laporan laba rugi)

tahun 2021.

3.4.2 Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Kualitatif

Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini berupa gambaran

umum perusahaan (profil perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi

perusahaan) dan kebijakan penggunaan metode pengakuan laba kotor.

2. Data Kuantitatif

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa transaksi penjualan

angsuran PT. Pilar Pitoe Sejahtera pada tahun 2021 dan laporan keuangan

(laporan laba rugi) tahun 2021.

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah proses pemerolehan data dari tangan pertama, dengan

cara melakukan pengamatan orang serta lokasi dilakukannya penelitian.


48

Observasi merupakan metode yang sifatnya akurat dan spesifik untuk

mengumpulkan data dan mencari informasi mengenai segala kegiatan yang

dijadikan obyek kajian penelitian (Creswell,Patton 2020).

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan.

Dari wawancara ini peneliti akan memperoleh informasi tentang kebijakan

penggunaan metode pengakuan laba kotor.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan

memanfaatkan dokumen yang dibuat oleh perusahaan. Data yang akan diambil

oleh peneliti antara lain gambaran umum perusahaan (profil perusahaan, lokasi

perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan), kebijakan penggunaan metode

pengakuan laba kotor, transaksi penjualan angsuran, dan laporan keuangan

(laporan laba rugi) perusahaan Tahun 2021.

3.5 Identifikasi Variabel

Variabel penelitian yang digunakan penelitian adalah

1. Laba kotor

2. Penjualan Angsuran

3. Laporan Keuangan (laba rugi)


49

3.6 Definisi Oparsional Variabel

Berdasarkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka dapat

diuraikan dalam berbagai variabel operasional yang didefinisikan sebagai berikut:

1. Laba kotor

Laba kotor merupakan hasil perolehan penjualan yang didapatkan

pertama kali sebelum dikurangi seluruh biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan.

2. Penjualan Angsuran

Penjualan angsuran adalah suatu transaksi yang dilakukan perusahaan

dengan cara pihak perusahaan menerima pembayaran uang muka terlebih

dahulu dari pembeli dan sisanya dibayar secara berangsur, sesuai dengan

perjanjian antara kedua belah pihak.

3. Laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

transaksi-transaksi keuangan selama periode pelaporan dan untuk

disampaikan kepada pihak luar perusahaan yang terdiri dari posisi keuangan,

hasil usaha, dan arus kas serta perubahan ekuitas.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang penting dalam

penelitian. Sebab analisis yang salah akan mengakibatkan pengambilan data

simpulan yang salah juga. Penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif kuantitatif, karena sebagai cara untuk mengolah data menjadi


50

informasi sehingga data tersebut lebih mudah dipahami dan bermanfaat

dalam pengambilan keputusan perusahaan. Teknik ini dapat dilaksanakan

dengan cara sebagai berikut:

1. Menghitung laba kotor Accrual Basis

a. Metode Accrual Basis:

1) Penjualan angsuran:

Piutang xxx

Aktiva tetap xxx xxx


Laba Penjualan

2) Pembayaran uang muka:

Kas xxx
Piutang xxx

3) Pembayaran biaya komisi dan penjualan:

Biaya komisi dan penjualan xxx

Kas xxx

4) Pembayaran angsuran dan bunga:

Kas xxx

Piutang xxx
Pendapatan bunga xxx
51

2. Menghitung laba kotor Cash Basis

a. Metode Cash Basis

1) Penjualan angsuran:
Piutang xxx

Aktiva tetap xxx


Laba kotor belum direalisasi xxx

2) Pembayaran uang muka:

Kas xxx

Piutang xxx

3) Pembayaran biaya komisi dan penjualan:

Biaya komisi dan penjualan xxx

Kas xxx

4) Pembayaran angsuran dan bunga:

Kas xxx

Piutang xxx
Pendapatan Bunga xxx

5) Realisasi laba kotor:

Laba kotor belum direalisasi xxx

Realisasi laba kotor xxx


52

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran umum perusahaan

PT. Pilar Pitoe Sejahtera adalah merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang pengembangan atau developer yang memasarkan perumahan yang

kantor pemasarannya beralamat di Ruko Taman Bunga Residence Blok A2 Gor

Jayabaya Kediri, 64119. PT. Pilar Pitoe Sejahtera mempunyai visi dan misi

sebagai berikut :

Visi :

Menjadi perusahaan nasional yang handal, sesuai konsep bisnis yang

sehat tanpa meninggalkan identitas lokal.

Misi:

Menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya untuk tercapainya

kesejahteraan seluruh stakeholder mengembangkan usaha yang bertumpu

pada solusi akan kebutuhan masyarakat menghasilkan produk dan layanan

terbaik melalui sdm yang profesional dan berkualitas sehingga senantiasa

memberikan jaminan kepuasan bagi setiap pelanggan .


53

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Kasir
Adapun struktur organisasi perusahaan adalah:

Gambar 2 4.1
Struktur Organisasi PT. Pilar Pitoe Sejahtera

Direktur Utama

Administrasi
ADM I ADM II ADM III Pajak

Marketing

Sumber : Data Primer PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri, 2021


Kasir

Berikut dibawah ini merupakan tugas pokok dari masing-masing bagian

yang terdapat dalam PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri, yaitu:

Tugas dan Tanggung Jawab

1) Direktur

Yang mana dalam perusahaan ialah pimpinan dari perusahaan sendiri PT.

Pilar Pitoe Sejahtera Kediri.

2) Kasir

Yang mana dalam perusahaan bertugas untuk proses pembayaran gaji

karyawan, keperluan yang berhubungan dengan perusahaan (menerima uang


54

dari penjualan rumah dan membayar semua keperluan perusahaan).

3) Administrasi

Mengkordinir semua admin di perusahaan.

a. Admin I : Mengisi data penjualan atau Aplikasi Bank untuk proses akad

kredit.

b. Admin II : Menyampaikan Aplikasi Bank yang sudah lengkap data

konsumennya ke pihak Bank, mendampingi konsumen untuk wawancara,

dan mendampingi konsumen akad kredit di Bank.

c. Admin III : Membuat laporan pajak pengesahan membayar pajak

BPHTB

4) Marketing

a. Melakukan update data/listing produk properti yang dijualnya secara

berkala.

b. Membuat iklan melalui media promosi offline maupun online.

c. Melakukan presentasi di depan calon pembeli.

d. Siap dan bersedia mengantarkan calon pembeli ke lokasi properti yang

diinginkan.

e. Melakukan kerja sama dengan pihak notaris dan perbankan.

f. Memastikan terkumpulnya persyaratan dokumen pembeli.


55

4.1.3 Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pilar Pitoe Sejahtera

PT. Pilar Pitoe Sejahtera melakukan transaksi ini dengan menjual rumah

secara tunai dan dicicil. Penjualan tunai diproses lebih cepat daripada penjualan

cicilan karena lebih sedikit persyaratan yang dipertimbangkan.

PT. Pilar Pitoe Sejahtera mengakui laba kotor penjualan angsuran sesuai

dengan periode penerimaan kas untuk perjanjian penjualan angsuran pada saat

mencatat pendapatan dari penjualan angsuran. Metode ini digunakan karena

perusahaan berkeyakinan bahwa laba kotor harus sesuai dengan jumlah kas yang

diterima dari pembayaran cicilan selama periode akuntansi yang bersangkutan.

Karena ketidakpastian seputar penagihan piutang, metode laba kotor

diakui sesuai dengan penerimaan kas perusahaan. Penagihan tagihan dianggap

meragukan karena pembeli yang terlibat dalam transaksi cicilan ini

memperpanjang jangka waktu pembayaran, yang membahayakan penagihan.

Selain faktor ambiguitas, metode laba kotor diakui sesuai dengan penerimaan kas,

yaitu pendapatan berdasarkan fakta bahwa hak atas produk tidak akan dialihkan

kepada pembeli sampai jumlah tagihan dibayar penuh.

Meskipun demikian, hasil tetap menjadi masalah kontroversial. Hal ini

disebabkan perbedaan sudut pandang mengenai konsep pendapatan dan periode

ketidakpastian terkait dengan penagihan piutang. Oleh karena itu, akuntan harus

mempertimbangkan semua keadaan yang dihadapi dalam situasi tertentu dan

kemudian memilih solusi yang menurutnya paling akurat mencerminkan proses,

aktivitas, dan posisi keuangan perusahaan. Dalam hal ini, PT. Pilar Pitoe Sejahtera

telah mengamati hal ini.


56

4.1.4 Perhitungan Bunga Pada Penjualan Angsuran

Penentuan dan perhitungan bunga juga merupakan faktor penting, karena

menyangkut nilai waktu dan uang yang diinvestasikan oleh perusahaan dalam

bentuk perumahan, dalam hal ini unit rumah yang dijual secara angsuran.

Kriteria yang digunakan oleh PT. Pilar Pitoe Sejahtera untuk menentukan suku

bunga adalah tipe rumah dan jangka waktu pembayaran. Tergantung pada

perjanjian kredit pembeli, setiap bentuk rumah memiliki tingkat bunga yang

berbeda, dan periode yang ditentukan adalah 5, 10, 15, dan 20 tahun.

PT. Pilar Pitoe Sejahtera menggunakan metode bunga periodik untuk

menghitung bunga angsuran yang didasarkan pada besaran pokok awal. Cara

perhitungan bunga ini akan menghasilkan bunga angsuran yang sama untuk setiap

periode karena bunga dihitung dengan mengalikan harga dasar kontrak penjualan

angsuran dengan tingkat bunga yang telah ditentukan dan dibagi dengan jangka

waktu angsuran.

Metode cicilan yang digunakan oleh PT. Pilar Pitoe Sejahtera adalah metode

cicilan awal periode. Pembayaran pertama yang diterima pada awal periode tidak

sesuai dengan setoran awal. Pembayaran di muka diterima setelah pengiriman

kunci atau unit. Bunga dihitung dengan mengurangkan cicilan pertama dari pokok

piutang; biaya bunga dihitung dari sisi piutang angsuran, yaitu dengan cara

membagi kembali persentase bunga dengan sisa piutang. Jumlah piutang angsuran

yang harus dibayar selama masa angsuran sama dengan selisih antara sisa piutang

dan bunga. Karena cicilan ini dibayar di muka, jumlah total cicilan akan dikurangi

satu.
57

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam transaksi yang terjadi pada PT. Pilar

Pitoe Sejahtera sebagai berikut:

Contoh :

Pada tanggal 3 Januari 2021 PT. Pilar Pitoe Sejahtera menjual satu unit rumah

dengan tipe 36 seharga Rp 150.000.000.

Penjualan diatas dilakukan dengan perjanjian sebagai berikut:

1) Uang muka dibayarkan 5% dari harga unit

2) Plafon yang dipilih adalah 5 tahun dengan angsuran per satu bulan

3) Bunga yang dikenakan adalah sebesar 5% dari harga pokok ( bunga

dihitung dari saldo pokok angsuran)

4) Angsuran dilakukan sebanyak 119 kali angsuran (setelah dipotong

pembayaran dimuka saat serah terima kunci)

berikut perhitungan dan jurnal transaksi yang dilakukan oleh PT. Pilar Pitoe

Sejahtera pada saat penjualan unit, dan pada saat konsumen melakukan

pembayaran angsuran:

Harga unit rumah tipe 36 Rp. 150.000.000,00,-

Biaya Administrasi Ro 500.000,00-

Uang muka (Rp. 7.500.000,00)

Sisa harga jual Rp. 143.000.000,00,-

Bunga (5 x 5 % x Rp. 143.000.000,00,) Rp. 35.750.000,00,-

Piutang penjualan cicilan Rp. 178.750.00,00.-

Jadi besar piutang penjualan cicilan adalah Rp. 178.750.00,00 sehingga cicilan

perbulanya dibulatkan menjadi Rp. 2.980.000,00 ( Rp. 178.750.00,00 dibagi 60 ).


58

Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk penjualan unit

yaitu :

Biaya pembangunan aset Rp 45.000.000,00

Biaya fee penjualan untuk marketing Rp 3.000.000,00

Biaya pembelian tanah Rp 23.000.000,00

Biaya split sertifikat Rp 1.000.000,00

Jumlah Rp 72.000.000,00

Dari transaksi diatas, perusahaan melakukan pencatatan dengan menjurnal sebagai

berikut :

1. Jurnal pada saat penjualan

Tabel 4.1 Jurnal Pada Saat Penjualan

Metode Deskripsi Debit Kredit

Laba diakui Kas Rp7.500.000,00.- Rp150.000.000,00,-

secara Piutang Angsuran unit Rp150.000.000,00,- Rp7.500.000,00.-

proporsional Laba belum direalisasi

2. Perhitungan Bunga Angsuran

Perhitungan:
59

Saldo pokok : Harga Jual – Uang Muka

: 150.000.000 – 7.500.000

: 142.500.000

Angsuran Pokok : Piutang Angsuran : 60 kali angsuran

: 142.500.000: 60

: 2.375.000

Bunga : Saldo Pokok x 5% x 5 tahun

: 142.500.000 x 5% x 5

: 35.625.000 : 60 angsuran

: 593.750

Total Angsuran : Angsuran pokok + bunga

: 2.375.000+ 593.750

: 2.968.750

Saldo Pokok Akhir : Saldo Pokok – Angsuran Pokok

: 142.500.000 – 2.375.000

: 140.125.000

4.1.5 Metode Accrual Basis

A. Perhitungan Laba Rugi

Pengguankaan metode accrual basis dalam perhitungan laba rugi PT Pitoe

Sejahtera pada tahun 2021 adalah sebagai berikut:


60

Tabel 4.1
Laporan Laba Rugi

LAPORAN LABA RUGI


PT PILAR PITOE SEJAHTERA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2021
METODE ACCRUAL BASIS
PENDAPATAN
Pendapatan Booking Fee Rp 337.500.000,00

Pendapatan Penjualan Unit Rp 8.580.000.000,00

Rp 8.917.500.000,00

BIAYA HPP UNIT


B.Fasum & Fasos Rp 250.000.000,00
B.Pembangunan Rumah Rp 2.160.000.000,00
B.Sertifikat Rp 48.000.000,00

B.Perijinan Rp 2.000.000,00

B.Pematangan Lahan Rp 100.000.000,00

B.Listrik & Jaringan Rp 137.000.000,00


B.Marketing Fee Rp 135.000.000,00
B.Pembuatan Deker & Saluran Rp 187.000.000,00
B.Pajak Rp 277.800.000,00
B.Pajak SSP Rp 72.000.000,00
B.AJB / NOTARIS / PPJB Rp 24.400.000,00
TOTAL HPP Rp 3.393.2000.000,00
LABA BRUTO Rp 5.524.300.000,00
BIAYA ADM & UMUM
Biaya Gaji Karyawan Rp 198.000.000,00
Biaya Upah harian Rp 4.200.000,00
Biaya Uang lembur Rp 3.560.000,00
Biaya Listrik & Air Kantor Rp 1.500.400,00
Biaya Pulsa , telpon dan Internet Rp 2.288.000,00
Biaya Rumah tangga kantor Rp 7.004.000,00
Biaya BBM , tol & parkir Rp 12.172.000,00
Biaya pemeliharaan kendaraan Rp 7.500.000,00
Biaya ATK, fotocopy , pos & Rp 364.000,00
Biaya Peralatan & perlengkapan Rp 5.900.000,00
61

kantor
Biaya pemeliharaan peralatan Rp 2.400.000,00
kantor
Biaya keamanan & Kebersihan Rp 225.000,00
Biaya umum lain-lain Rp 3.000.000,00
Biaya PDAM Rp 1.000.000,00
Biaya Entertaiment Rp 9.500.700,00
Rp 258.614.100,00
Rp 5.265.685.900,00
PENDAPATAN & BIAYA LAIN
B.Adm Bank Rp 1.230.576,00
B.Bunga Bank Rp 310.500,00
TOTAL PEND&BIAYA LAIN Rp 1.541.076,00
LABA NETTO Rp 5.264.144.824,00
Sumber : Data Internal PT. Pilar Pitoe Sejahtera, 2021

Dalam Laporan laba rugi diatas dapat dilihat bahwa total penjualan unit rumah

oleh perusahaan adalah sejumlah Rp 8.917.500.000,00 dengan total sebanyak 48

unit dengan tipe 36 yang terjual dalam tahun 2021.

B. Penjualan Angsuran

Berikut dibawah ini merupakan jurnal perusahaan pada saat melakukan

penjualan menggunakan metode accrual basis:

1. Penjualan angsuran:

Piutang Konsumen Rp 178.750.000,00

Aktiva Tetap Rp 72.000.000,00

Laba Penjualan Rp 106.750.000,00

Perhitungan laba penjualan = total penjualan – biaya biaya yang dikeluarkan

= Rp 178.750.000 – Rp 72.000.000

= Rp 106.750.000,00
62

C. Pembayaran Uang Muka

Berikut dibawah ini merupakan jurnal yang dicatat oleh PT. Pilar Pitoe

Sejahtera atas penerimaan uang muka :

Kas Rp 7.500.000,00

Piutang konsumen Rp 7.500.000,00

D. Pembayaran Biaya Fee

Berikut dibawah ini merupakan jurnal yang dicatat oleh PT. Pilar Pitoe Sejahtera

atas pembayaran biaya fee untuk marketing yang diberikan oleh pihak developer :

Biaya fee marketing Rp3.000.000,00

Kas Rp3.000.000,00

E. Pembayaran Angsuran dan Bunga

Berikut dibawah ini merupakan jurnal yang dicatat oleh PT. Pilar Pitoe Sejahtera

atas pembayaran angsuran dan bunga yang diberikan oleh pihak konsumen

kepada developer :

Kas Rp 2.980.000,00

Piutang konsumen Rp 2.500.000,00

Pendapatan bunga Rp 480.000

Perhitungan tersebut didapatkan dari:

Perhitungan untuk piutang = Rp 150.000.000 : 60

= Rp 2.500.000
63

Perhitungan untuk pendapatan bunga = Rp 28.750.000 : 60

= Rp 480.000

4.1.6 Perhitungan Laba Kotor metode cash basis

Berikut dibawah ini merupakan Laporan Laba Rugi PT Pitoe Sejahtera pada tahun

2021 dibawah ini:

A. Perhitungan Laba Rugi

Tabel 4.2
Laporan Laba Rugi

LAPORAN LABA RUGI


PT PILAR PITOE SEJAHTERA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2021
METODE CASH BASIS
PENDAPATAN
Pendapatan Booking Fee Rp 337.500.000,00

Pendapatan Penjualan Unit Rp 6.750.000.000,00

Rp 7.081.500.000,00

BIAYA HPP UNIT


B.Fasum & Fasos Rp 250.000.000,00
B.Pembangunan Rumah Rp 2.160.000.000,00
B.Sertifikat Rp 48.000.000,00

B.Perijinan Rp 2.000.000,00

B.Pematangan Lahan Rp 100.000.000,00

B.Listrik & Jaringan Rp 137.000.000,00


B.Marketing Fee Rp 135.000.000,00
B.Pembuatan Deker & Saluran Rp 187.000.000,00
B.Pajak Rp 277.800.000,00
64

B.Pajak SSP Rp 72.000.000,00


B.AJB / NOTARIS / PPJB Rp 24.400.000,00
TOTAL HPP Rp 3.393.2000.000,00
LABA BRUTO Rp 3.688.3000.000,00
BIAYA ADM & UMUM
Biaya Gaji Karyawan Rp 198.000.000,00
Biaya Upah harian Rp 4.200.000,00
Biaya Uang lembur Rp 3.560.000,00
Biaya Listrik & Air Kantor Rp 1.500.400,00
Biaya Pulsa , telpon dan Internet Rp 2.288.000,00
Biaya Rumah tangga kantor Rp 7.004.000,00
Biaya BBM , tol & parkir Rp 12.172.000,00
Biaya pemeliharaan kendaraan Rp 7.500.000,00
Biaya ATK, fotocopy , pos & Rp 364.000,00
Biaya Peralatan & perlengkapan Rp 5.900.000,00
kantor
Biaya pemeliharaan peralatan Rp 2.400.000,00
kantor
Biaya keamanan & Kebersihan Rp 225.000,00
Biaya umum lain-lain Rp 3.000.000,00
Biaya PDAM Rp 1.000.000,00
Biaya Entertaiment Rp 9.500.700,00
Rp 258.614.100,00
Rp 3.429.685.900,00
PENDAPATAN & BIAYA LAIN
B.Adm Bank Rp 1.230.576,00
B.Bunga Bank Rp 310.500,00
TOTAL PEND&BIAYA LAIN Rp 1.541.076,00
LABA NETTO Rp 3.428.144.824,00
Sumber : PT. Pilar Pitoe Sejahtera, 2021

Dalam Laporan laba rugi diatas kita bisa lihat bahwa total penjualan unit rumah

yang dijual oleh perusahaan yaitu sejumlah Rp 7.081.500.000,00 dengan total 48

unit yang terjual dalam tahun 2021


65

B. Penjualan Angsuran

Berikut dibawah ini merupakan jurnal perusahaan pada saat melakukan penjualan

menggunakan metode basis cash :

Penjualan angsuran:

Piutang konsumen Rp 150.000.000,00

Aktiva Tetap Rp 72.000.000,00

Laba kotor belum direalisasi Rp 78.000.000,00

Perhitungan laba kotor yang belum direalisasikan = total penjualan –biaya biaya

yang dikeluarkan

= Rp 150 000.000 – Rp 72.000.000

= Rp 78.000.000,00

C. Pembayaran Uang Muka

Berikut dibawah ini merupakan jurnal yang dicatat oleh PT. Pilar Pitoe

Sejahtera atas penerimaan uang muka :

Kas Rp 7.500.000,00

Piutang konsumen Rp 7.500.000,00

D. Pembayaran Biaya Fee

Berikut dibawah ini merupakan jurnal yang dicatat oleh PT. Pilar Pitoe Sejahtera

atas pembayaran biaya fee untuk marketing yang diberikan oleh pihak developer :

Biaya fee marketing Rp3.000.000,00

Kas Rp3.000.000,00
66

E. Pembayaran Angsuran dan Bunga

Berikut dibawah ini merupakan jurnal yang dicatat oleh PT. Pilar Pitoe Sejahtera

atas pembayaran angsuran dan bunga yang diberikan oleh pihak konsumen

kepada developer :

Kas Rp 2.980.000,00

Piutang konsumen Rp 2.500.000,00

Pendapatan bunga Rp 480.000

Perhitungan tersebut didapatkan dari:

Perhitungan untuk piutang = Rp 150.000.000 : 60

= Rp 2.500.000

Perhitungan untuk pendapatan bunga = Rp 28.750.000 : 60

= Rp 480.000

F. Realisasi laba kotor

Berikut dibawah ini merupakan jurnal untuk realisasi laba kotor :

Laba kotor belum direalisasi Rp 78.000.000,00

Realisasi laba kotor Rp 78.000.000,00

G. Perhitungan Laporan keuangan

Berikut dibawah ini merupakan laporan keuangan PT. Pilar Pitoe Sejahtera

Tabel 4.5

Laporan Laba Rugi


Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi
Pt Pilar Pitoe Sejahtera Pt Pilar Pitoe Sejahtera
Untuk Peruode Yang Berakhir Untuk Peruode Yang Berakhir
67

31 Desember 2021 31 Desember 2021


Accrual Basis Cash Basis
Pendapatan Pendapatan
Pendapatan Booking Rp Pendapatan Rp
Fee 337.500.000,0 Booking Fee 337.500.000,0
0 0
Pendapatan Penjualan Rp Pendapatan Rp
Unit 8.580.000.000, Penjualan Unit 6.750.000.000,0
00 0
Rp Rp
8.917.500.000, 7.081.500.000,0
00 0
Biaya Hpp Unit Biaya Hpp Unit
B.Fasum & Fasos Rp B.Fasum & Fasos Rp
250.000.000,00 250.000.000,00
B.Pembangunan Rp B.Pembangunan Rp
Rumah 2.160.000.000,00 Rumah 2.160.000.000,00
B.Sertifikat Rp 48.000.000,00 B.Sertifikat Rp 48.000.000,00
B.Perijinan Rp 2.000.000,00 B.Perijinan Rp 2.000.000,00
B.Pematangan Lahan Rp B.Pematangan Rp
100.000.000,00 Lahan 100.000.000,00
B.Listrik & Jaringan Rp B.Listrik & Rp
137.000.000,00 Jaringan 137.000.000,00
B.Marketing Fee Rp B.Marketing Fee Rp
135.000.000,00 135.000.000,00
B.Pembuatan Deker & Rp B.Pembuatan Deker Rp
Saluran 187.000.000,00 & Saluran 187.000.000,00
B.Pajak Rp B.Pajak Rp
277.800.000,00 277.800.000,00
B.Pajak Ssp Rp 72.000.000,00 B.Pajak Ssp Rp 72.000.000,00
B.Ajb / Notaris / Ppjb Rp 24.400.000,00 B.Ajb / Notaris / Rp 24.400.000,00
Ppjb
Total Hpp Rp Total Hpp Rp
3.393.2000.000,0 3.393.2000.000,00
0
Laba Bruto Rp Laba Bruto Rp
5.524.300.000,00 3.688.3000.000,00
Biaya Adm & Umum Biaya Adm &
Umum
Biaya Gaji Karyawan Rp Biaya Gaji Rp
198.000.000,00 Karyawan 198.000.000,00
Biaya Upah Harian Rp 4.200.000,00 Biaya Upah Harian Rp 4.200.000,00
Biaya Uang Lembur Rp 3.560.000,00 Biaya Uang Rp 3.560.000,00
Lembur
Biaya Listrik & Air Rp 1.500.400,00 Biaya Listrik & Air Rp 1.500.400,00
Kantor Kantor
Biaya Pulsa , Telpon Rp 2.288.000,00 Biaya Pulsa , Rp 2.288.000,00
68

Dan Internet Telpon Dan Internet


Biaya Rumah Tangga Rp 7.004.000,00 Biaya Rumah Rp 7.004.000,00
Kantor Tangga Kantor
Biaya Bbm , Tol & Rp 12.172.000,00 Biaya Bbm , Tol & Rp 12.172.000,00
Parkir Parkir
Biaya Pemeliharaan Rp 7.500.000,00 Biaya Pemeliharaan Rp 7.500.000,00
Kendaraan Kendaraan
Biaya Atk, Fotocopy , Rp 364.000,00 Biaya Atk, Rp 364.000,00
Pos & Fotocopy , Pos &
Biaya Peralatan & Rp 5.900.000,00 Biaya Peralatan & Rp 5.900.000,00
Perlengkapan Kantor Perlengkapan
Kantor
Biaya Pemeliharaan Rp 2.400.000,00 Biaya Pemeliharaan Rp 2.400.000,00
Peralatan Kantor Peralatan Kantor
Biaya Keamanan & Rp 225.000,00 Biaya Keamanan & Rp 225.000,00
Kebersihan Kebersihan
Biaya Umum Lain- Rp 3.000.000,00 Biaya Umum Lain- Rp 3.000.000,00
Lain Lain
Biaya Pdam Rp 1.000.000,00 Biaya Pdam Rp 1.000.000,00
Biaya Entertaiment Rp 9.500.700,00 Biaya Entertaiment Rp 9.500.700,00
Rp Rp
258.614.100,00 258.614.100,00
Rp Rp
5.265.685.900,00 3.429.685.900,00
Pendapatan & Biaya Pendapatan &
Lain Biaya Lain
B.Adm Bank Rp 1.230.576,00 B.Adm Bank Rp 1.230.576,00
B.Bunga Bank Rp 310.500,00 B.Bunga Bank Rp 310.500,00
Total Pend&Biaya Rp 1.541.076,00 Total Pend&Biaya Rp 1.541.076,00
Lain Lain
Laba Netto Rp Laba Netto Rp
5.264.144.824,00 3.428.144.824,00
69

4.2 Pembahasan

Sesuai dengan analisis yang dilakukan oleh para peneliti tersebut di atas,

dapat disimpulkan bahwa baik untuk basis akrual maupun basis kas, bagian

administrasi segera menjurnal dan mencatat transaksi yang terjadi di perusahaan.

Sebaliknya, jika menggunakan basis kas, staf hanya mencatat kapan kas diterima

dan dikeluarkan. Pada situasi yang telah dijelaskan di atas sebaiknya perusahaan

menggunakan basis akrual karena dengan melakukan pencatatan akan menjadi

teratur dalam hal pencatatan karena semua transaksi harus segera dicatat.

Sebaliknya, berdasarkan basis kas, perusahaan hanya mencatat penerimaan kas

dan arus kas keluar, sedangkan transaksi lainnya tidak dicatat, dan penjurnalan

nama akun laba berbeda antara kedua metode tersebut. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa perusahaan harus menggunakan metode basis akrual untuk

pencatatannya karena mereka terlibat dalam transaksi yang kompleks seperti

pinjaman ke bank, pembayaran, piutang, persediaan, dan lain-lain, dan karena

metode basis akrual memberikan gambaran yang lebih akurat tentang

profitabilitas bisnis perusahaan.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dengan menggunakan pencatatan basis akrual, perusahaan menjual 48 unit

rumah dengan total Rp. 8.917.500.000,00, sedangkan dengan pencatatan cash

basis, perseroan menjual 48 unit rumah dengan total Rp 7.081.500.000,00.

Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa akan terdapat perbedaan metode

pencatatan, baik cash basis maupun accrual basis, karena yang dicatat berbeda,

baik akun maupun nominalnya, karena masing-masing metode berbeda.

Namun, PT. Pilar Pitoe Sejahtera lebih memilih menggunakan basis akrual

karena dengan pencatatan akan tertib dalam hal pencatatan karena semua transaksi

harus segera dicatat, sedangkan dengan basis kas, perusahaan hanya mencatat

penerimaan kas dan arus kas keluar, sedangkan transaksi lainnya tidak dicatat. ,

dan juga untuk penjurnalan. Keuntungan untuk nama akun berbeda antara basis

kas dan basis akrual. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perusahaan

harus menggunakan metode basis akrual untuk pencatatannya karena mereka

terlibat dalam transaksi yang kompleks seperti pinjaman ke bank, pembayaran,

piutang, persediaan, dan lain-lain, dan karena metode basis akrual memberikan

gambaran yang lebih akurat. dari profitabilitas bisnis perusahaan.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran

kepada perusahaan:

1. Dalam hal penerapan metode pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran

sebaiknya mengacu pada teori, apalagi perusahaan yang bergerak dibidang

70
71

properti khususnya di properti perumahan.

2. Untuk penelitian berikutnya disarankan agar meneliti metode atau sistem lain

yang digunakan oleh PT. Pilar Pitoe Sejahtera Kediri dalam mengelola

keuangannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abas Kartadinata. 1991. Akuntansi dan Analisis Biaya, Edisi yang


diperbaharui. Jakarta: Bina Aksara

Ariani, Marisca Dwi. 2010. Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, dan Laba
Bersih dalam Memprediksi Arus Kas di Masa Mendatang. Semarang :
Universitas Diponegoro

Bahri, Syaiful. 2016.Pengantar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP dan IFRS).


Yogyakarta: Andi Offset.

Batau, Radus. 2013. Penerapan metode pengakuan laba kotor dalam penjualan
angsuran pada PT Hadji Kalla Di Kota Makassar. Jurnal Ekonomix Vol.
1 Nomor 2 Desember 2013.

Budiyasa, P. M., dan Eka, A. S. 2015. Analisis Laba dan Arus Kas Operasi
Sebagai Prediktor Arus Kas di Masa Depan. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 13 (3) : 340-367.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 2020. Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan (PSAK) No. 1: Penjayian Laporan Keuangan. Jakarta: Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI).

Drebin, Allan R. 2006. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta: Erlangga

Elmi, Ravika Permata Hati dan Hamidi. 2015. Penerapan akuntansi


penjualanangsuran dan perlakuan barang yang ditarik kembali pada PT
Kaisar Motor Jaya Batam. Jurnal Skripsi, Prodi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Riau Kepulauan.

Fahuwu, Z. 2009. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta: Mitra Wacana Media


Harahap, Sofyan Syafari, 2013, Analisis Kritis atas Laporan
Keuangan,PT Raja. Grafindo Persada, Jakarta.

Hasriati. 2017. Analisis Pengakuan Pendapatan Penjualan Angsuran


Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.23) Pada PTDiana
Indonesia Cabang Makassar. Skripsi, Fakultas EkonomiUniversitas
Muhammadiyah Makassar.

IAI. 2018. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

72
73

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan, cetakan ke-7. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., dan Warfield, Terry D. 2017. Akuntansi
Keuangan Menengah (Intermediate Accounting), (Volume 1), (Edisi
IFRS). Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat. Jakarta:


Salemba Empat.

Prastowo, Dwi. 2015. Analisis Laporan Keuangan (Edisi Ketiga).


Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Yayayan Keluarga Pahlawan
Negara.

Puspitawati, Lilis dan Anggadini, Sri Dewi. 2011. Sistem Informasi


Akuntansi.Yogyakarta: Graha Ilmu.LAMPIRAN 1: Laba Rugi Laporan
Keuangan.

Ratnaningsih, Dewi. 2015. Akuntansi Keuangan Lanjutan I. Yogyakarta:Universitas


Atmajaya

Samryn, L. M. 2015. Pengantar Akuntansi, Edisi IFRS (Buku 1). Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.

Siregar, Yentina dan Lestari, Nurul Anugrah. 2019. Analisis penerapan


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 44 Terhadap
Pengembangan Real Estat PT. Buana Cipta Propertindo. JurnalEquilibria,
Vol. 6 No. 1.Stice, Earl K., Stice, James D. dan Skousen, K. Fred. 2004.
IntermediateAccounting (Ed.15). Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi


(MixedMethods). Bandung: Alfabeta.

Suparwoto, L. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi I Cetakan6.


Yogyakarta: BPFE.

Wild, John J., Subramanyam, K. R., dan Halsey, Robert F. 2005.


FinancialStatement Analysis, Edisi 8, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Yunus, Hadori, dan Harnanto. 2013. Akuntansi Keuangan Lanjutan.Yogyakarta:


BPFE.

Zamzami, Faiz, dan Nabella Duta Nusa. 2016. Akuntansi Pengantar (Jilid
1).Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
74
LAMPIRAN

75
76

Pamfet Penjualan Rumah Tipe 36/60

Aplikasi Simulasi KPR PT. Pilar Pitoe Sejahtera


77

Tabel Bunga Angsuran Perumahan Tipe 36/60 PT Pilar Pitoe Sejahtera


Total
Bula Cicilan Pembayar Pembayaran Total Pokok
Bunga Sisa Bunga Sisa Pokok
n ke- Bulanan an Pokok Bunga Dibayar
Dibayar
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1
2,689,151 2,375,401 593,750 593,750 35,405,008 2,095,401 140,125.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2
2,689,151 2,104,132 585,019 1,178,769 34,819,989 4,199,532 138,300,468
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
3
2,689,151 2,112,899 576,252 1,755,021 34,243,737 6,312,431 136,187,569
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
4
2,689,151 2,121,703 567,448 2,322,469 33,676,289 8,434,134 134,065,866
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
5
2,689,151 2,130,543 558,608 2,881,077 33,117,681 10,564,677 131,935,323
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
6
2,689,151 2,139,420 549,731 3,430,808 32,567,951 12,704,097 129,795,903
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
7
2,689,151 2,148,335 540,816 3,971,624 32,027,135 14,852,432 127,647,568
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
8
2,689,151 2,157,286 531,865 4,503,489 31,495,270 17,009,718 125,490,282
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
9
2,689,151 2,166,275 522,876 5,026,365 30,972,394 19,175,992 123,324,008
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
10
2,689,151 2,175,301 513,850 5,540,215 30,458,544 21,351,293 121,148,707
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
11
2,689,151 2,184,365 504,786 6,045,001 29,953,757 23,535,658 118,964,342
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
12
2,689,151 2,193,466 495,685 6,540,686 29,458,072 25,729,124 116,770,876
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
13
3,046,436 1,927,382 1,119,054 7,659,740 28,339,018 27,656,506 114,843,494
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
14
3,046,436 1,945,853 1,100,583 8,760,324 27,238,435 29,602,359 112,897,641
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
15
3,046,436 1,964,501 1,081,936 9,842,259 26,156,499 31,566,859 110,933,141
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
16
3,046,436 1,983,327 1,063,109 10,905,369 25,093,390 33,550,187 108,949,813
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
17
3,046,436 2,002,334 1,044,102 11,949,471 24,049,287 35,552,521 106,947,479
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
18
3,046,436 2,021,523 1,024,913 12,974,384 23,024,374 37,574,044 104,925,956
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
19
3,046,436 2,040,896 1,005,540 13,979,925 22,018,834 39,614,940 102,885,060
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
20
3,046,436 2,060,455 985,982 14,965,907 21,032,852 41,675,394 100,824,606
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
21
3,046,436 2,080,201 966,236 15,932,142 20,066,616 43,755,595 98,744,405
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
22
3,046,436 2,100,136 946,301 16,878,443 19,120,315 45,855,731 96,644,269
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
23
3,046,436 2,120,262 926,174 17,804,617 18,194,141 47,975,993 94,524,007
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
24
3,046,436 2,140,581 905,855 18,710,472 17,288,286 50,116,574 92,383,426
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
25
3,046,436 2,161,095 885,341 19,595,813 16,402,945 52,277,670 90,222,330
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
26
3,046,436 2,181,806 864,631 20,460,444 15,538,314 54,459,475 88,040,525
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
27
3,046,436 2,202,715 843,722 21,304,166 14,694,593 56,662,190 85,837,810
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
28
3,046,436 2,223,824 822,612 22,126,778 13,871,980 58,886,014 83,613,986
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
29
3,046,436 2,245,136 801,301 22,928,079 13,070,680 61,131,150 81,368,850
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
30
3,046,436 2,266,652 779,785 23,707,864 12,290,895 63,397,802 79,102,198
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
31
3,046,436 2,288,374 758,063 24,465,926 11,532,832 65,686,175 76,813,825
32 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
78

3,046,436 2,310,304 736,132 25,202,059 10,796,700 67,996,479 74,503,521


Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
33
3,046,436 2,332,444 713,992 25,916,051 10,082,707 70,328,924 72,171,076
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
34
3,046,436 2,354,797 691,639 26,607,690 9,391,068 72,683,721 69,816,279
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
35
3,046,436 2,377,364 669,073 27,276,763 8,721,995 75,061,084 67,438,916
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
36
3,046,436 2,400,147 646,290 27,923,053 8,075,706 77,461,231 65,038,769
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
37
3,046,436 2,423,148 623,288 28,546,341 7,452,417 79,884,379 62,615,621
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
38
3,046,436 2,446,370 600,066 29,146,407 6,852,351 82,330,750 60,169,250
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
39
3,046,436 2,469,814 576,622 29,723,029 6,275,729 84,800,564 57,699,436
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
40
3,046,436 2,493,484 552,953 30,275,982 5,722,776 87,294,048 55,205,952
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
41
3,046,436 2,517,379 529,057 30,805,039 5,193,719 89,811,427 52,688,573
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
42
3,046,436 2,541,504 504,932 31,309,971 4,688,787 92,352,931 50,147,069
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
43
3,046,436 2,565,860 480,576 31,790,548 4,208,211 94,918,792 47,581,208
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
44
3,046,436 2,590,450 455,987 32,246,534 3,752,224 97,509,241 44,990,759
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
45
3,046,436 2,615,275 431,161 32,677,696 3,321,063 100,124,516 42,375,484
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
46
3,046,436 2,640,338 406,098 33,083,794 2,914,965 102,764,854 39,735,146
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
47
3,046,436 2,665,641 380,795 33,464,589 2,534,169 105,430,496 37,069,504
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
48
3,046,436 2,691,187 355,249 33,819,838 2,178,920 108,121,683 34,378,317
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
49
3,046,436 2,716,978 329,459 34,149,297 1,849,461 110,838,660 31,661,340
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
50
3,046,436 2,743,015 303,421 34,452,719 1,546,040 113,581,676 28,918,324
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
51
3,046,436 2,769,302 277,134 34,729,852 1,268,906 116,350,978 26,149,022
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
52
3,046,436 2,795,842 250,595 34,980,447 1,018,311 119,146,820 23,353,180
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
53
3,046,436 2,822,635 223,801 35,204,249 794,510 121,969,455 20,530,545
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
54
3,046,436 2,849,685 196,751 35,401,000 597,759 124,819,140 17,680,860
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
55
3,046,436 2,876,995 169,442 35,570,441 428,317 127,696,135 14,803,865
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
56
3,046,436 2,904,566 141,870 35,712,312 286,447 130,600,701 11,899,299
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
57
3,046,436 2,932,401 114,035 35,826,347 172,412 133,533,103 8,966,897
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
58
3,046,436 2,960,504 85,933 35,912,279 86,479 136,493,606 6,006,394
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
59
3,046,436 2,988,875 57,561 35,969,841 28,918 139,482,481 3,017,519
Rp Rp Rp Rp Rp Rp -Rp
60
3,046,436 3,017,519 28,918 35,998,758 - 142,500,000 0

Anda mungkin juga menyukai