2, September 2023
e-ISSN: 2337-7593
Penerapan Ice Breaking Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X PK MAN
1 Mojokerto
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Berdasarkan
pengamatan maka dijumpai kenyataan bahwa motivasi belajar siswa dalam mengikuti
pelajaran seni budaya masih terbilang kurang. Berdasarkan masalah tersebut, peneliti
mengadakan penelitian yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar Seni
Budaya di Kelas XII dengan menggunakan ice breaking atau disebut juaga Ice breaker.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Jenis penelitian
yang peneliti lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan melalui 2
siklus. Tiap siklus ini terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi
dan refleksi. Subjek penelitian adalah kelas XII memakai sampel siswa kelas XII MIPA 1
yang berjumlah 45 siswa terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 24 siswi perempuan. Berdasarkan
hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan selama dua siklus dengan menngunakan
ice breaking pada pembelajaran Seni Budaya di kelas XII MIPA 1 SMA N 8 Denpasar
menunjukkan adanya peningkatan pada motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Hal tersebut dapat terlihat dari skor motivasi belajar siswa pada siklus I sebelumnya belumlah
mencapai 80% siswa yang memperoleh skor motivasi belajar dalam kategori tinggi, pada
siklus I siswa yang memperoleh skor motivasi belajar siswa tinggi atau ≥70 terdapat 20 siswa
dari 45 yang ada. Selain itu rata rata perolehan skor motivasi belajar siswa siklus I yaitu 75
dalam kategori tinggi. Pada siklus II sudah terjadi peningkatan pada aspek yang diamati dan
sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 90% siswa memperoleh skor motivasi belajar
≥70 dalam kategori sangat tinggi dan masih terdapat 2 siswa yang memperoleh skor ≤70.
Selian itu rata-rata skor perolehan motivasi belajar siswa siklus II terjadi peningkatan yaitu
dari 75 menjadi 84 dan kategori tinggi menjadi sangat tinggi.
Kata Kunci : Ice Breaking, Motivasi Belajar
Abstract: Implementation of the Full Day School System in Improving the Discipline of MAN
1 Mojokerto Students. This research aims to determine the application of the full day school
system in improving the Discipline of MAN 1 Mojokerto Students, find out the results of
implementing the full day school system in improving the Discipline of MAN 1 Mojokerto
Students, as well as the factors which influences the implementation of the full day school
system at MAN 1 Mojokerto. The type of research used in this research is descriptive
qualitative, namely a systematic and intensive data collection process to obtain knowledge
and information. So in this research the researcher carried out observations, interviews, and
carried out documentation. Based on the research results, it shows that the implementation of
the full day school system at MAN 1 Mojokerto is carried out at 07:30-16:00 WIB from
Monday to Friday. Using a relatively long study time requires strategies such as selecting
methods, learning media, arranging benches and student seating. Apart from providing
subjects, additional activities are also implemented which are packaged innovatively, such as
morning greating, congregational midday prayers and Al-Qur'an literacy. The result of
implementing the full day school system is increasing student discipline, such as midday
Jurnal Pendidikan, Vol.11, No.2, September 2023
e-ISSN: 2337-7593
prayers in congregation, reading the Koran, midday prayers and minimizing negative student
activities outside of school.
Keywords : full day school, student discipline
1. Pendahuluan
Sekolah MAN 1 Mojokerto mengimplementasikan sistem full day school adalah
sekolah yang memilih waktu belajar dari pagi sampai sore hari. Full day school bertujuan
untuk mengembangkan seluruh potensi kepribadian siswa dengan lebih seimbang.Full day
school adalah salah satu program unggulan yang dirintis oleh beberapa sekolah yang ada
di mojokerto. Mojokerto sudah memiliki beberapa lembaga pendidikan yang
menggunakan sistem full day school, baik sekolahan swasta maupun negeri, diantaranya
yaitu SDIT AL-ANWAR dan SD islam permata mojosari.
Sistem pembelajaran Full day school (FDS) merupakan salah satu kreasi dan
inovasi pembelajaran untuk mewujudkan sekolah yang unggul, inovatif serta kreatif
dengan sistem pembelajaran terpadu yang berlandaskan iman dan takwa, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Awal mula diberlakukannya sistem pembelajaran
Full day school (FDS) adalah karena banyaknya aktivitas orang tua (parent career), dan
adanya kenyataan bahwa kebanyakan siswa menghabiskan sebagian besar waktu luang
mereka di luar rumah dan menggunakannya untuk kegiatan yang kurang bermanfaat.
Maraknya media massa dan kemudahan mengakses berbagai acara dan tayangan yang
tidak mendidik dan jauh dari nilai akhlakul karimah yang dapat membahayakan
perkembangan kepribadian, sikap, dan perilaku moral anak. Hal tersebut merupakan
indikator masalah yang timbul untuk segera dicari solusi alternatifnya.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Peneliti menggunakan metode
kualitatif karena dengan data verbal yang diperoleh, peneliti dapat mengungkapkan
informasi secara lebih mendalam. Sehingga, peneliti dapat mendeskripsikan Implementasi
Sistem Full Day School Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa MAN 1 Mojokerto,
dimana dalam pendekatannya tidak dapat diungkapkan oleh angka-angka atau secara
kuantitatif.
Bogdan dan taylor (2007, h.4) medefinisikan metode kualitatif sebagai suatu metode
penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
yang perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan kepada individu dant
lingkungannya secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini peneliti. tidak dapat mengisolasi
individu atau organisasi dalam variabel atau hipotesisi, tapi perlu memandangnya sebagai
bagian dari suatu keutuhan.
Dalam penelitian ini, tuntunan dari beberapa teori yang ada akan
tetap digunakan sebagai dasar untuk menganalisis fenomena tertentu namun tidak
menutup kemungkinan juga ada beberapa hal baru yang akan ditambahkan nantinya
sesuai dengan data yang diambil di lapangan. Hal-hal baru tersebut akan mencoba terus
digali dalam penelitian ini supaya teori yang sudah ada dapat terus berkembang
berdasarkan data yang akan didapat di lapangan nanti.
Jurnal Pendidikan, Vol.11, No.2, September 2023
e-ISSN: 2337-7593
Kata full day school berasal dari bahasa Inggris, full 4 artinya penuh, day5
artinya hari, dan school artinya sekolah. Full day school adalah sekolah sepanjang hari
atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai dari pagi hari hingga sore hari.
Dengan demikian sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan
dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. Full day school
adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang diberlakukan dari
pagi sampai sore hari dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. Dengan demikian,
sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot
mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi.
Hal yang diutamakan dalam full day school adalah pengaturan jadwal mata
pelajaran dan pendalaman.Sekolah bertipe full day school ini berlansung hampir sehari
penuh lamanya. Sistem full day school adalah komponen-komponen yang disusun
dengan teratur dan baik untuk menunjang proses pendewasaan manusia (peserta didik)
melalui upaya pengajaran dan pelatihan dengan waktu disekolah lebih panjang atau
lama dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada umumnya.1
Full day school berdasarkan Peraturan Menteri npmor 23 tahun 2017 pasal 2
menyebutkan bahwa :
Hari Sekolah dilaksanakan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari atau 40 (empat puluh)
jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu.
Berdasarkan paparan dari beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa full day
school adalah sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran sehari penuh dari pagi
hingga sore yang sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang
suasananya informal serta menyenangkan bagi siswa. Sekolah juga dapat mengatur
1
Baharudiin.. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2010). Hlm. 125
Jurnal Pendidikan, Vol.11, No.2, September 2023
e-ISSN: 2337-7593
jadwal pelajaran dengan bebas sesuai dengan bobot pelajaran. Sistem pelajaran ini
menuntut guru lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan kegiatan pelajaran di
sekolah, khususnya penanaman sikap kedisiplinan serta mengembangkan minat dan
bakat siswa.
Pelaksanaan full day school merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
berbagai masalah pendidikan. Dengan mengikuti full day school, orang tua dapat
mencegah dan menetralisir kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak yang
menjerumus pada kegiatan yang negatif. Salah satu tujuan para orang tua memilih dan
memasukkan anaknya ke full day school adalah dari segi edukasi peserta didik. Berikut
adalah beberapa alasan sekolah menerapkan full day school diantaranya:
1) Banyaknya aktivitas orang tua berakibat pada kurangnya perhatian untuk anaknya
terutama yang berhubungan dengan aktivitas anak sepulang dari sekolah.
2) Kemajuan IPTEK yang begitu cepat, sehingga apabila tidak dicermati akan
membawa dampak negatif, terutama dari teknologi komunikasi. Dengan banyaknya
program televisi serta menjamurnya Play Station (PS) membuat anak-anak lebih
menikmati untuk duduk di depan televisi atau bermain play station daripada harus
belajar.
3) Upaya untuk meningkatkan efisiensi waktu belajar.
4) Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris
menuju masyarakat industri yang mana perubahan tersebut jelas mempengaruhi
pola pikir masyarakat yang berorientasi terhadap materi.2
Full day school selain bertujuan mengembangkan manajemen mutu pendidikan
yang paling utama adalah full day school bertujuan sebagai salah satu upaya
pembinaan akidah dan akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif. Full day
school juga memberikan dasar yang kuat dalam belajar pada segala aspek yaitu
perkembangan intelektual, fisik, sosial dan emosional. Karena dalam sistem full day
2
Wiwik Sulistyaningsih, Full Day School dan optimalisasi perkembangan Anak. (Yogyakarta: Paradigma
Indonesia, 2008). h 56
Jurnal Pendidikan, Vol.11, No.2, September 2023
e-ISSN: 2337-7593
school, sekolah memiliki waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan sekolah
konvensional pada umumnya.
Waktu belajar yang lebih lama dari sistem sekolah biasa sebagaimana dalam full
day school menjadi kesempatan bagi sekolah untuk membuat jadwal pelajaran
secara leluasa. 3
Full day school memberikan efek positif karena peserta didik akan lebih banyak
belajar dari pada bermain yang bermuara pada produktivitas tinggi. Namun full day
school tidak terlepas dari kelemahan antara lain:
1) Sekolah akan mengeluarkan lebih banyak biaya. Sistem pembelajaran dengan pola
full day school memunculkan biaya kompetensi untuk tenaga pengajar karena
penambahan jam belajar mengajar, biaya pengadaan perlengkapan tambahan untuk
praktek siswa, juga bertambahnya biaya untuk membayar tagihan listrik.
2) Kesehatan fisik anak didik dapat terganggu. Full day school membuat anak didik
bisa merasa lelah. Kondisi fisik tiap anak didik berbeda-beda. Ada anak didik yang
kuat beraktifitas seharian ada pula yang tidak.
3) Guru juga akan lelah karena mereka harus tinggal lebih lama di sekolah untuk
mengajar. Tidak semua guru mempunyai fisik yang kuat. Full day school sangat
menuntut guru untuk mempunyai fisik yang prima karena stamina guru akan sangat
terkuras.
4) Minimnya kebebasan anak perlu bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya
yang ada di kampung atau lingkungan rumah. Anak juga perlu sering bertatap
muka, berinteraksi dan bercanda tawa dengan kedua orang tua.4
Berdasarkan uraian tentang keunggulan dan kelemahan sistem full day school,
dapat disimpulkan bahwa keunggulan full day school yakni peserta didik dapat
menghabiskan banyak waktu disekolah. Hal tersebut dapat dimanfaatkan peserta didik
untuk mengerjakan tugas di sekolah supaya ketika pulang sekolah peserta didik tidak
mempunyai beban lagi. Disamping itu peserta didik juga mempunyai banyak waktu
untuk berkonsultasi dengan pendidik tentang pelajaran karena pendidik juga lebih
banyak menghabiskan waktu disekolah sehingga para peserta didik dapat
3
Jamal, Asmani. Full Day School konsep Manajemen & Quality Control. (Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2017).
4
Ibid,. h. 33
Jurnal Pendidikan, Vol.11, No.2, September 2023
e-ISSN: 2337-7593
Namun demikian, sistem pembelajaran model full day school tidak terlepas dari
kekurangan yang didapati. Peserta didik tumbuh dalam situasi berjarak dengan orang
tua dan teman bermain di lingkungannya. Dari hari ke hari, hanya bertemu dengan
orang-orang yang sama. Kehidupan peserta didik telah terjadwal secara teratur
bagaikan mesin. Hampir setiap hari, mereka harus tunduk pada aturan-aturan yang
mengatas namakan pendidikan. Padahal pendidikan bukan hanya di sekolah,
melainkan juga dilingkungan masyarakat, dan utamanya adalah keluarga.
4) Sumber daya manusia. Dalam penerapan full day school, guru dituntut untuk selalu
memperkaya pengetahuan dan keterampilan serta harus memperkaya diri dengan
metode-metode pembelajaran yang sekiranya tidak membuat siswa bosan karena
full day school adalah sekolah yang menuntut siswanya seharian penuh berada
disekolah. 5) Pendanaan. Dana memainkan peran dalam pendidikan. Keuangan
merupakan masalah yang cukup mendasar disekolah karena dana secara tidak
lansung mempengaruhi kualitas sekolah terutama yang berkaitan dengan saran dan
prasarana serta sumber belajar lainnya.
Full day school akan terlaksana karena ditunjang oleh beberapa faktor yang dapat
menunjang pelaksanaan full day school. Selain faktor penunjang, terdapat faktor
penghambat dalam proses penerapan full day school. Faktor yang menghambat
penerapan sistem full day school, yaitu:
1) Keterbatasan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan bagian dari
pendidikan yang vital untuk menunjang keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu
perlu adanya pengelolaan sarana dan prasarana yang baik untuk dapat mewujudkan
keberhasilan pendidikan. Banyak hambatan yang dihadapi sekolah dalam
meningkatkan mutunya karena keterbatasan saran dan prasarananya. Keterbatasan
sarana dan prasarana dapat menghambat kemajuan sekolah.
2) Guru yang tidak professional. Guru merupakan bagian penting dalam proses
belajar mengajar. Keberlangsungan kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi
oleh profesionalitas guru. Akan tetapi pada kenyataannya guru menghadapi dua
yang dapat menurunkan professional guru. Pertama, berkaitan dengan faktor dari
dalam diri guru, meliputi pengetahuan, keterampilan, disiplin, upaya pribadi, dan
kerukunan kerja. Kedua berkaitan dengan faktor dari luar yaitu berkaitan dengan
pekerjaan, meliputi manajemen dan cara kerja yang baik, penghematan biaya dan
ketepatan waktu.5
Berdasarkan uraian tentang faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan
sistem full day school dapat disimpulkan bahwa setiap sekolah mempunyai tujuan
yang ingin dicapai. Untuk menuju kearah tersebut, diperlukan berbagai kelengkapan
dalam berbagai bentuk dan jenisnya diantaranya adalah kurikulum, manajemen
5
Mulyasa, Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung, PT. Ramaja
Rosdakarya, 2003), h 125
Jurnal Pendidikan, Vol.11, No.2, September 2023
e-ISSN: 2337-7593
pendidikan, sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan pendanaan. Namun ada
juga faktor yang dapat menghambat pelaksanaan full day school yakni sarana dan
prasarana yang merupakan bagian dari pendidikan yang sangat vital, guna menunjang
keberhasilan. Selain itu, faktor penghambat full day school juga bisa disebabkan oleh
guru, apakah guru dapat menerapkan sistem full day school dengan memanfaatkan
waktu yang diberikan atau sebaliknya.
4. Kesimpulan
5. Saran
Sehubungan dengan penerapan pembelajaran sistem full day school, maka siswa
SDIT Darul Hikmah Desa Sembung Kec. Pakem Kab. Sleman hendaknya mengikuti
kegiatan sekolah dengan sungguh-sungguh dan rajin serta berusaha membantu kelancaran
pembentukan karakter agar anak menjadi anak yang memiliki ahlak yang baik dan
memiliki pengetahuan yang luas. Serta menaati semua peraturan dan perintah dari guru.
Jurnal Pendidikan, Vol.11, No.2, September 2023
e-ISSN: 2337-7593
Daftar Pustaka
Hilalah, Nur. 2009. Tesis – Pelaksanaan Full Day School di SD Plus Nurul Hikmah Pamekasan
(Telaah Problematika Perkembangan Sosial Peserta Didik). Surayaba: IAIN Sunan Ampel
Surabaya.
siti, a. j. (2021). implementasi program full day school dalam meningkatkan akhlak peserta didik
di sekolah menengah atas negeri 1 pacet mojokerto (doctoral dissertation, institut pesantren
kh. abdul chalim).
Susianti, Purnama dan Asyhar, Ali. 2015. Pelaksanaan Full Day School Sekolah Dasar Islam
Terpadu Al Huda Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik (Studi Problematika
Perkembangan Sosial Peserta Didik). Jurnal Pendidikan Vol.1, No.1.
Suyanto, Totok dan Soapatty, Lisnawaty. 2014. Jurnal – Pengaruh Sistem Sekolah Sehari Penuh
(Full Day School) Terhadap Prestasi Akademik Siswa SMP Jati Agung Sidoarjo. Surabaya:
UNESA.