Anda di halaman 1dari 1

Anemia

Patofisiologi: Anemia pada anak terjadi ketika kadar hemoglobin dalam sel darah merah tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Anemia pada anak dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, termasuk kekurangan zat besi. Kekurangan asupan zat besi dapat terjadi karena makanan
yang dikonsumsi kurang mengandung zat besi atau karena gangguan penyerapan zat besi dalam
tubuh. Hilangnya zat besi dalam tubuh dapat terjadi karena perdarahan, seperti pada kasus cedera
atau menstruasi berlebihan. Gangguan homeostasis zat besi dalam tubuh dapat terjadi karena
penyakit atau kondisi tertentu, seperti penyakit celiac atau post-operasi gastrointestinal yang
mengganggu mukosa dan vili pada usus.

Farmakologi: Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, dan transfusi darah. Selain obat-obatan,
perubahan pola makan juga dapat membantu mengatasi anemia pada anak.

Asuhan keperawatan: Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas, kaji adanya
faktor yang menyebabkan kelelahan, gunakan pendekatan yang menenangkan, nyatakan dengan
jelas harapan terhadap pelaku pasien, instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi
atau laserasi.

Talasemia
Patofisiologi: Dimulai dengan mutasi pada gen yang mengatur pembentukan rantai globin α dan β.
Kondisi ini menyebabkan produksi hemoglobin yang tidak normal dan tidak efektif dalam membawa
oksigen. Rantai globin yang tidak terpakai akan membentuk agregat yang tidak stabil dan dapat
menumpuk di dalam sel, sehingga menyebabkan lisis sel. Eritropoesis yang tidak efektif pada pasien
talasemia menyebabkan ekspansi sumsum tulang, hematopoesis ekstramedular, dan peningkatan
kebutuhan metabolik.

Farmakologi: Obat-obatan untuk mengurangi zat besi berlebih yang disebabkan oleh transfusi darah.
Beberapa obat yang digunakan dalam terapi kelasi adalah deferoxamine, deferasirox, dan
deferiprone. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan.

Asuhan keperawatan: Awasi tanda-tanda vital, mengkaji CRT, warna kulit atau membrane mukosa
dasar kuku, tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi, pasang
akses vena besar, memberikan dukungan emosi pada pasien dan keluarga, dorong harapan yang
realistik, kolaborasi pemeriksaan laboratorium hemoglobin, kolaborasi untuk pemberian oksigen
sesuai indikasi, kolaborasi untuk pemeberian transfusi darah PPNI.

ITP
Patofisiologi: ITP merupakan kelainan autoimun yang menyebabkan munculnya suatu autoantibodi
terhadap trombosit. Autoantibodi ini mengikat trombosit dan menyebabkan penghancuran
trombosit oleh sel-sel fagositik di sistem retikuloendotelial. Pada ITP, jumlah trombosit dalam darah
berkurang, sehingga menyebabkan perdarahan dan memar pada kulit dan mukosa.

Farmakologi: Kortikosteroid, imunoglobulin dan splenektomi.

Asuhan keperawatan: Berikan nutrisi yang adekuat secara kualitas maupun kuantitas, Berikan
makanan dalam porsi kecil tapi sering, awasi TTV, kaji pengisian kapiler, tinggikan kepala tempat
tidur sesuai toleransi, kaji/awasi frekuensi pernapasan, kedalaman dan irama, tempatkan pasien
pada posisi yang nyaman, kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas normal, catat laporan
kelmahan, keletihan, berikan informasi tentang ITP, diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung
pada tipe dan beratnya ITP.

Nama: Farida Santi NIM: 2110913220023 Keperawatan Anak Sakit Kronis dan Terminal

Anda mungkin juga menyukai