Anda di halaman 1dari 14

Materi 6

Dr. Ir. Rahayu Astuti, M.Kes

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS


A. Capaian Pembelajaran :
1. Umum
Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa akan dapat memahami
tentang program SPSS sebagai program dalam mengolah dan menganalisis
data. Mahasiswa juga dapat melakukan cara memasukkan data ke dalam
program, mengolah dan menganalisis data serta mampu melakukan
interpretasi hasil analisis data.
2. Khusus
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa akan dapat melakukan uji
validitas dan reliabilitas data dengan program SPSS.

B. Pokok Bahasan:
Penjelasan tentang uji validitas dan reliabilitas data dengan program SPSS

C. Sub pokok bahasan :


1. Pengertian Validitas Pengukuran
2. Pengertian Reliabilitas Pengukuran
3. Praktek melakukan uji Validitas dan Reliabilitas

VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENGUKURAN


Validitas (kesahihan): menggambarkan seberapa jauh pengukuran yang dilakukan
mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur.
Contoh: Timbangan  alat yang sahih untuk mengukur berat badan
Namun timbangan injak (bathrom scale) bukan alat yang sahih untuk menimbang
berat badan balita, yang valid adalah timbangan dacin (sebagai timbangan standar).
Contoh lainnya mengukur kepatuhan responden dalam mengkonsumsi obat, dengan
cara wawancara menggunakan kuisioner kurang valid dibandingkan dengan
mengukur kadar obat dalam urin.

Reliabilitas (keajegan): menggambarkan seberapa jauh pengukuran yang diperoleh


dengan menggunakan instrumen (termasuk kuesioner) jika diulangi akan
menghasilkan hasil yang sama. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisiten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama
Contoh:
Si “A” memiliki berat badan 72 kg, ditimbang dengan timbangan standar. Di sebuah
mall si “A” melakukan penimbangan dan hasilnya 74 kg. Karena kurang percaya
dengan hasilnya, si A melakukan penimbangan lagi pada timbangan yang sama di
mall tersebut dan beratnya tetap 74 kg.
Contoh di atas menggambarkan timbangan di mall memiliki reliabilitas yang baik
(hasilnya selalu konsisten), tetapi validitas buruk (tidak mengukur hal yang
sebenarnya).

1
Contoh lainnya timbangan berat badan dacin memiliki reliabilitas yang tinggi
sedangkan timbangan injak yang menggunakan per memiliki reliabilitas yang
rendah.

Macam Validitas
 Validitas Isi (Content Validity)
 Validitas Kriteria (Criterion Validity)
 Validitas konstruk (Construct Validity)

 Validitas isi (Content Validity)


Menggambarkan seberapa jauh kumpulan variabel (item) yang menghasilkan
indek komposit menggambarkan satu konsep tertentu
Contoh:
- Kumpulan pertanyaan untuk mengukur depresi
- Kumpulan pertanyaan untuk mengukur sikap
Bisa dilakukan oleh “expert” atau ahli di bidangnya.

 Validitas kriteria (Criterion Validity)


Menggambarkan seberapa jauh hasil satu pengukuran sesuai dengan hasil
pengukuran lain dengan menggunakan instrumen yang dianggap standar
Criterion validity dinilai dengan membandingkan hasil satu pengukuran dengan
pengukuran menurut gold standard

Contoh : pada penelitian klinis variabel ketaatan minum obat dengan cara
wawancara menggunakan kuisioner dibandingkan dengan mengukur kadar obat
dalam urin
Bisa dihitung : Sensitifitas, Spesifisitas, Nilai prediksi positif dan Nilai prediksi
negatif:

 Validitas konstruk (Construct Validity)


Menggambarkan seberapa jauh hasil satu pengukuran sesuai dengan hasil
pengukuran lain yang secara teoritis menggambarkan konsep yang diukur

Contoh: apakah skor pengetahuan tentang DBD yang dikembangkan dapat


membedakan orang yang mengerti/paham tentang DBD dengan orang tidak
mengerti/paham tentang DBD

Bila alat pengukur telah memiliki validitas konstruk berarti semua item yang ada
dalam alat pengukur itu mengukur konsep yang ingin diukur.

Untuk menguji apakah suatu instrumen seperti pengetahuan, sikap, motivasi, dan
sebagainya maka setelah instrumen tersebut disusun perlu dilakukan validitas
konstruk.

Instrumen tersebut perlu dilakukan uji coba di lapangan. Dalam melaksanakan uji
coba, disajikan pertanyaan atau pernyataan yang telah disusun kepada sekelompok
responden. Responden yang dipakai untuk uji coba sebaiknya responden yang

2
memiliki ciri-ciri yang relatif sama dengan ciri-ciri responden pada siapa alat ukur
akan diterapkan nanti.

Hasil uji coba ini kemudian akan digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat
pengukur yang telah disusun memiliki validitas dan reliabilitas.

Untuk mengetahui apakah alat pengukur tersebut memiliki validitas dan reliabilitas
maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan.

Cara mengukur validitas konstruk antara lain :

Korelasi antara skor dan skor total (Item-Total Corelation)

Cara yang paling banyak dipakai untuk mengetahui validitas suatu alat
pengukur (kuisioner) ialah dengan cara mengkorelasikan antara skor yang diperoleh
pada masing-masing item (pertanyaan atau pernyataan) dengan skor total. Skor total
ialah nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item. Korelasi antara
skor item dengan skor totalnya haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik
tertentu.
Bila skor semua pertanyaan/pernyataan yang disusun berdasarkan dimensi
konsep berkorelasi dengan skor total, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur
tersebut mempunyai validitas. Validitas yang seperti ini disebut validitas konstrak
(construct validity). Bila alat pengukur telah memiliki validitas konstrak terarti
semua item yang ada dalam alat pengukur itu mengukur konsep yang ingin diukur.
Teknik korelasi yang digunakan ialah Korelasi Product Moment yang rumusnya
sebagai berikut :

N (Σ XY ) ─ ( ΣX .ΣY )
r = —–—–—–—–—–—–—–—–—––—–—––—–—–
[N ΣX2 ─ ( ΣX )2 ] [N ΣY2 ─ ( ΣY )2 ]

Keputusan :
Bila r hitung lebih besar dari r tabel  tolak Ho, artinya item tersebut valid
Bila r hitung lebih kecil dari r tabel  terimaHo, artinya item tersebut tidak valid

Pengukuran validitas konstruk bisa dilakukan dengan SPSS.

Cara mengukur Reliabilitas


Jika hasil uji validitas dengan SPSS suatu instrumen dinyatakan valid, maka
dilakukan uji reliabilitas. SPSS memberikan fasilitas mengukur reliabilitas dengan
uji statistik Cronbach Alpha, dengan ketentuan bila nilai Cronbach Alpha > 0,6
dikatakan reliabel (Hastomo, 2001).

Contoh :
Ingin diketahui sikap remaja terhadap merokok, untuk itu disusun instrument yang
memiliki item sebagai berikut :
1. Saya merasa bangga dengan merokok
2. Merokok tidak memberikan keuntungan bagi saya

3
3. Dengan merokok kepercayaan diri bertambah
4. Merokok dapat menimbulkan penyakit jantung dan kanker
5. Dengan merokok akan memboroskan uang saku

Pernyataan diatas disampaikan kepada sekelompok responden dan diminta memilih


salah satu dari jawaban berikut :
a. sangat setuju
b. setuju
c. kurang setuju
d. tidak setuju

Untuk pernyataan yang positif (tidak mendukung merokok) yaitu pernyataan nomor
2, 4 dan 5 jawaban diubah dalam angka sebagai berikut :
a. sangat setuju 4
b. setuju 3
c. kurang setuju 2
d. tidak setuju 1

Untuk pernyataan yang negatif (mendukung merokok) yaitu pernyataan nomor 1 dan
3, jawaban diubah dalam angka sebagai berikut :
a. sangat setuju 1
b. setuju 2
c. kurang setuju 3
d. tidak setuju 4

Misalnya setelah doujicobakan kepada 10 responden, hasilnya sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi skor pada tes item

Responden Nomor item/pernyataan/pertanyaan Total


P1 P2 P3 P4 P5
1 1 1 2 2 2 8
2 2 2 1 1 2 8
3 4 4 3 3 3 17
4 3 4 4 4 1 16
5 3 4 3 4 2 16
6 1 2 2 1 3 9
7 2 1 2 1 2 8
8 1 2 1 2 2 8
9 4 3 3 4 3 17
10 4 4 3 3 4 18

Selanjutnya dihitung korelasi antara masing-masing item dengan skor total.


Oleh karena ada 5 item dalam alat pengukur maka akan ada 5 korelasi yaitu korelasi
antara item 1 – total, item 2 – total, item 3 – total, item 4 – total, item 5 – total.
Contoh korelasi berikut adalah korelasi antara item nomor 1 dengan skor total

4
Tabel 2. Korelasi item 1 dengan skor total
Responden X Y X2 Y2 XY
1 1 8 1 64 8
2 2 8 4 64 16
3 4 17 16 289 68
4 3 16 9 256 48
5 3 16 9 256 48
6 1 9 1 81 9
7 2 8 4 64 16
8 1 8 1 64 8
9 4 17 16 289 68
10 4 18 16 324 72
n = 10  X = 25  Y = 125  X2 = 77  Y2 = 1751  XY = 361

Catatan : n = banyaknya responden dalam uji coba


X = item no 1, Y = skor total

Masukkan semua angka diatas ke dalam rumus Korelasi Product Moment :

N (361 ) ─ ( 25 x 125 )
r = —–—–—–—–—–—–—–—–—––—–—––—–—– = 0,928
[10 x 77 ─ ( 25 )2 ] [10x 175 ─ ( 125)2 ]

Setelah dihitung semua korelasi antara masing-masing item dengan skor total,
diperoleh hasil korelasi sebagai berikut :
Item 1 = 0,928 Item 4 = 0,870
Item 2 = 0,921 Item 5 = 0,374
Item 3 = 0,854

Bila instrument yang disusun hanya memiliki jumlah item yang sedikit
(kurang dari 30 item) maka harus dikoreksi angka korelasi yang diperoleh karena
angka korelasi tersebut kelebihan bobot. Kelebihan bobot ini terjadi karena skor item
yang dikorelasikan dengan skor total ikut sebagai komponen skor total, dan hal ini
menyebabkan angka korelasi menjadi lebih besar. Hal yang demikian tidak terlalu
merisaukan bila jumlah item dalam alat pengukur melebihi 30 item. Dengan semakin
banyak jumlah item, pengaruh terhadap membesarnya angka korelasi akan semakin
kecil.
Untuk mengoreksi angka yang kelebihan bobot dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
( r.tp) ( SDy ) ─ ( SDx )
r pq = —–—–—–—–—–—–—–—–—––—–—––—–—–
( SDy)2 + ( SDx)2 ─ 2 ( r.tp) ( SDy ) ( SDx )

r.pq = angka korelasi setelah dikoreksi


r.tp = angka korelasi sebelum dikoreksi
SDy = standar deviasi skor total
SDx = standar deviasi skor item

5
Rumus standar deviasi adalah :

∑ ( x - x )2
SD = 
n–1

SD = standar deviasi
x = skor responden untuk item x
x = rerata skor semua responden untuk item x
Catatan : untuk standar deviasi skor total (Sdy) kode x danx diganti kode y dany

Pada item 1 diperoleh x = 2,50

∑ ( x - x )2
SDx = 
n–1

(1-2,5)2+(2-2,5)2+(4-2,5)2+(3-2,5)2+(3-2,5)2+(1-2,5)2+(2-2,5)2+(1-2,5)2+(4-2,5)2+(4-2,5)2
= 
10 – 1

= 1,27

Dengan langkah yang sama dihitung Sdy sehingga pada :


r. tp = 0,928 SDx = 1,27 Sdy = 4,58

( 0,928) (4,58) ─ ( 1,27)


r pq = —–—–—–—–—–—–—–—–—––—–—––—–—– = 0,867
( 4,58)2 + ( 1,27)2 ─ 2 ( 0,928) (4,58) ( 1,27)

Dengan cara yang sama diperoleh korelasi yang sudah terkoreksi yaitu :
Item 1 = 0,867 Item 4 = 0,769
Item 2 = 0,857 Item 5 = 0,201
Item 3 = 0,778

Pengambilan keputusan :
Pada taraf signifikansi 5% pada tabel r , dengan df = n-2 = 10 – 2 = 8 diperoleh r
tabel adalah 0,632.

Pada item 1, r hitung = 0,867 > r tabel (0,632) sehingga dinyatakan valid
Pada item 2, r hitung = 0,857 > r tabel (0,632) sehingga dinyatakan valid
Pada item 3, r hitung = 0,778 > r tabel (0,632) sehingga dinyatakan valid
Pada item 4, r hitung = 0,769 > r tabel (0,632) sehingga dinyatakan valid
Pada item 5, r hitung = 0,201< r tabel (0,632) sehingga dinyatakan tidak valid

6
3. Praktek melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan SPSS

Hasil ujicoba kuisioner tentang sikap remaja terhadap merokok yang dilakukan
terhadap 10 responden dengan hasil seperti pada tabel 1 diatas :

Gambar 1. Distribusi skor pada tes item

Pernyataan nomor 2, 4 dan 5 yaitu pernyataan yang positif (tidak mendukung


merokok) jawaban sebagai berikut :
a. sangat setuju 4
b. setuju 3
c. kurang setuju 2
d. tidak setuju 1
Pernyataan nomor 1 dan 3, yaitu pernyataan yang negatif (mendukung merokok)
jawaban sebagai berikut :
a. sangat setuju 1
b. setuju 2
c. kurang setuju 3
d. tidak setuju 4

Pertanyaan :
1. Ujilah validitas kuisioner diatas
2. Setelah semua item valid, lakukan uji reliabilitas

LANGKAH-LANGKAH :
1. Masukkan data pada Tabel 1 ke dalam SPSS
2. Klik pada menu Analize, pilih Scale lalu klik Reliability Analysis sehingga
muncul tampilan sebagai berikut :

7
Gambar 2

3. Masukkan item 1 – 5 atau variabel p1, p2, p3, p4, dan p5 ke dalam kotak item
dengan cara blok variabel p1, p2, p3, p4, dan p5 lalu klik tombol panah sehingga
terlihat tampilan sebagai berikut :

Gambar 3
4. Pada Model pilih alpha kemudian klik kotak statistics sehingga muncul tampilan :

Gambar 4

8
5. Pada bagian descriptive, pilih item, scale, dan scale if item deleted
7. Klik continue lalu klik OK.
Hasil output :
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 10 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 10 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,866 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


item 1 2,50 1,269 10
item 2 2,70 1,252 10
item 3 2,40 ,966 10
item 4 2,50 1,269 10
item 5 2,40 ,843 10

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
item 1 10,00 11,778 ,867 ,787
item 2 9,80 11,956 ,857 ,791
item 3 10,10 14,322 ,778 ,821
item 4 10,00 12,444 ,769 ,817
item 5 10,10 18,767 ,201 ,927

Gambar 5

Interpretasi :

Pada output “Case Processing Summary” artinya data yang sedang diproses
sebanyak 10.
Pada output “Item Statistics” terlihat nilai rata-rata (mean) dan standard deviasi dari
jumlah skor masing-masing item pernyataan.

Interpretasikan Uji validitas dulu. Setelah semua item valid, baru interpretasikan
Reliabilitasnya.

9
Untuk mengetahui validitas kuisioner dilakukan dengan membandingkan r hasil
perhitungan dengan r tabel. Nilai r tabel dilihat pada tabel r (terlampir) dengan
menggunakan df = n – 2 = 10 – 2 = 8. Pada tingkat kemaknaan 5 % didapat nilai r
tabel = 0,632.

Nilai r hasil perhitungan dilihat pada output “Item total statistics” pada kolom
”Corected Item-Total Correlation”
Pada item 1, r hitung = 0,8672 > r tabel (0,632) sehingga dinyatakan valid
Pada item 2, r hitung = 0,8575 > r tabel (0,632) sehingga dinyatakan valid
Pada item 3, r hitung = 0,7780 > r tabel (0,632) sehingga dinyatakan valid
Pada item 4, r hitung = 0,7693 > r tabel (0,632) sehingga dinyatakan valid
Pada item 5, r hitung = 0,2007 > r tabel (0,632) sehingga dinyatakan tidak valid

Langkah selanjutnya keluarkan item 5 yaitu item/pernyataan yang tidak valid, lalu
lakukan prosedur seperti diatas yaitu :
- Klik pada menu analyze, pilih scale, lalu klik reliability analysis
- Keluarkan item 5, sehingga yang masuk ke kotak item adalah hanya item 1 – 4 atau
variabel p1, p2, p3, dan p4.
- Klik continue lalu klik OK sehingga muncul tampilan :

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.927 4

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
item 1 2.50 1.269 10
item 2 2.70 1.252 10
item 3 2.40 .966 10
item 4 2.50 1.269 10

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
item 1 7.60 10.489 .811 .912
item 2 7.40 10.267 .864 .893
item 3 7.70 12.233 .829 .913
item 4 7.60 10.267 .847 .899

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

10.10 18.767 4.332 4

10
Sekarang terlihat bahwa dari 4 item /pernyataan semua mempunyai r hitung (lihat
”Corected Item-Total Correlation”) berada diatas nilai r table ( r table = 0,632),
sehingga dapat disimpulkan bahwa keempat item/pernyataan tersebut valid.

Uji Reliabilitas
Setelah semua item/pernyataan valid semua, maka analysis dilakukan pada uji
reliabilitas. Untuk mengetahui reliabilitasnya dengan cara membandingkan nilai r
Cronbach alpha dengan nilai 0,6 dengan ketentuan : Bila nilai Cronbach alpha > 0,6
maka dikatakan reliabel ( Hastomo, 2001).
Dari hasil uji diatas ternyata nilai Cronbach alpha = 0,927 > nilai 0,6 sehingga
instrument/kuisioner tersebut dinyatakan reliabel.

Latihan :

Entry lah data berikut, yaitu pada instrumen sikap terhadap PSN DBD,
menggunakan skala Likert dimana responden menjawab:
Pada pernyataan yang favourable (positif) :
1. Sangat tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Setuju
4. Sangat Setuju
Pernyataan unfavourable (negatif) :
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
4. Sangat Tidak Setuju

Instrumen diujicobakan pada 15 responden. Jumlah item pertanyaan sebanyak 15.


Kemudian lakukan uji validitas pada istrumen tersebut. Dari 15 item berapa item
yang valid. Kemudian pada item yang sudah valid, lakukan uji reliabilitasnya
(dengan melihat nilai alpha crobach).
Catatan: nilai r pada tabel (df=n-2=15-2=13) two tail alpha 0,05 adalah 0,514

Datanya sebagai berikut:

11
Pertanyaan :
1. Ujilah validitas instrumen sikap tentang DBD diatas
2. Setelah semua item valid, lakukan uji reliabilitas, berapa alpha Cronbach nya

DAFTAR PUSTAKA

Antjok, D. 1997. Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Cetakan ke sembilan, Pusat


Penelitian Kependudukan, Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Edisi ke 3, Cetakan pertama,


Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta.

Hagul, P. 1986. Reliabilitas dan Validitas dalam Masri Singarimbun dan Sofian
Efendi (ed), Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Hastomo, SP. 2007. Analisis Data Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat,


Universitas Indonesia. Depok.

Mueller, DJ. 1992. Mengukur Sikap Sosial. Kartawidjaja (penerjemah). Bumi


Aksara. Jakarta.

Singarimbun, M dan Sofian E. 1986. Metode penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

12
TABEL NILAI KRITIS r PEARSON
Tingkat signifikansi (one- tailed)
df =n-2 0,05 0,025 0,01 0,005
Tingkat signifikansi (two- tailed)
0,1 0,05 0,02 0,01

1 0.988 0.997 0.995 0.999


2 0.900 0.950 0.900 0.990
3 0.805 0.878 0.934 0.959
4 0.729 0.811 0.882 0.917
5 0.669 0.754 0.833 0.874
6 0.622 0.707 0.789 0.834
7 0.582 0.666 0.750 0.798
8 0.549 0.632 0.716 0.765
9 0.521 0.602 0.685 0.735
10 0.497 0.576 0.658 0.708

11 0.476 0.553 0.634 0.684


12 0.458 0.532 0.612 0.661
13 0.441 0.514 0.592 0.641
14 0.426 0.497 0.574 0.623
15 0.412 0.482 0.558 0.606
16 0.400 0.468 0.542 0.590
17 0.389 0.456 0.528 0.575
18 0.378 0.444 0.516 0.561
19 0.369 0.433 0.503 0.549
20 0.360 0.423 0.492 0.537

21 0.352 0.413 0.482 0.526


22 0.344 0.404 0.472 0.515
23 0.337 0.396 0.462 0.505
24 0.330 0.388 0.453 0.496
25 0.323 0.381 0.445 0.487
26 0.317 0.374 0.437 0.479
27 0.311 0.367 0.430 0.471
28 0.306 0.361 0.423 0.463
29 0.301 0.355 0.416 0.456
30 0.296 0.349 0.409 0.449

35 0.275 0.325 0.381 0.418


40 0.257 0.304 0.358 0.393
45 0.243 0.288 0.338 0.372
50 0.231 0.273 0.322 0.354
60 0.211 0.250 0.295 0.325
70 0.195 0.232 0.274 0.302
80 0.183 0.217 0.256 0.283
90 0.173 0.205 0.242 0.267
100 0.164 0.195 0.230 0.254

13
14

Anda mungkin juga menyukai