Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HAK ASASI MANUSIA DALAM PANDANGAN BARAT,


ISLAM DAN DI INDONESIA

Makalah ini disusun oleh:


1. Sultan Shamil Abdallah 22160211581
2. M. Iqbal Herman 22160211575
3. Muhammad Saifurrohman 22160211578
4. Umarul Faruq 22160211582

Guna memenuhi tugas mata kuliah : Civic Education


Dosen Pengampu : Abdullah Muhammad Yahya, Lc. M.H.

FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM (IIM) SURAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas
segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “HAK ASASI
MANUSIA DALAM PANDANGAN BARAT, ISLAM DAN DI INDONESIA”.

Penyusunan makalah ini mengacu kepada sumber yang dihasilkan oleh


pengembangan Garis-Garis Besar Program Perkuliahan mata kuliah Civic
Education yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dengan
demikian makalah ini InsyaAllah dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan perkuliahan Civic Education yang tentu saja sangat membantu
memperkaya wawasan mahasiswa atau siapa saja yang berhubungan dengan
bidang kependidikan.

Keberhasilan penyusunan diktat ini juga tidak terlepas dari peran serta
kontribusi berbagai pihak, baik dalam bentuk dukungan moril maupun material.
Oleh karena itu penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang ikut berkontribusi dalam penyusunan makalah
ini. Terima kasih juga disampaikan kepada para penulis buku, jurnal, dan artikel
yang dijadikan rujukan, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Kesempurnaan hanya milik Allah Yang Maha Esa, oleh karena itu
penyusun sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.

30 Mei 2023

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Hak asasi manusia adalah prinsip dasar yang menjunjung tinggi martabat
dan kebebasan hidup dari setiap individu tanpa memandang ras, kepercayaan,
ekonomi, gender dan latar belakang sosial lainnya. Pemahaman terkait hak asasi
manusia dapat bervariasi tergantung latar belakang agama, budaya, pemikiran,
dan tradisi yang dianut dan diyakini sebagai landasan pandangan pada suatu
masyarakat.

Dalam konteks perspektif barat mengenai hak asasi manusia maupun dari
sudut pandang agama Islam sering menjadi suatu perbandingan berbeda namun
cukup signifikan. Islam memandang sesuatu berdasarkan apa yang diajarkan
kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam Al-Qur’an
maupun perkataan dan perbuatan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yakni Al
Hadist, maka kaum Muslim meyakini hak asasi manusia berdasarkan landasan
tersebut. Akan tetapi hak asasi manusia dalam perspektif barat lebih menggunakan
logika, filosofi, atau kerangka pemikirian sekuler yang dipengaruhi oleh filsafat
rasionalisme dan liberalisme.

Sebagai warga negara Indonesia yang memiliki beragam macam suku,


tradisi, budaya, bahasa dan latar belakang sosial lainnya dalam sehari-hari
memerlukan suatu titik penemu dari beragam pemahaman terkait hak asasi
tersebut.

Tujuan penulisan makalah ini adalah membahas mengenai hak asasi


manusia dimulai dari pengertian hak asasi manusia, hak asasi manusia dalam
perspektif barat, hak asasi manusia dalam perspektif agama Islam, dan juga hak
asasi manusia yang ada di negara Indonesia. Di sini kami akan mengeksplorasi
terkait perbedaan dan persamaan dalam sudut pandang hak asasi manusia dari
barat maupun dalam agama Islam tentang hak asasi manusia.

Langkah penting untuk memperdalam diskusi global tentang hak asasi


manusia dan untuk mempromosikan dialog saling pengertian antara budaya dan
agama yang berbeda adalah dengan memahami perbedaan dan persamaan antara
perspektif barat dan Islam dalam perihal hak asasi manusia. Untuk mencapai
penghormatan universal terhadap hak asasi manusia dapat melalui pemahaman
yang lebih mendalam tentang perspektif yang berbeda ini, kita dapat membangun
kesepahaman dan mencari titik temu untuk hak asasi manusia.

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimana hak asasi manusia dalam pandangan barat?
2. Bagaimana hak asasi manusia dalam pandangan Islam?
3. Bagaimana hak asasi manusia di Indonesia?

III. Tujuan Makalah


1. Mengetahui hak asasi manusia dalam pandangan barat.
2. Mengetahui hak asasi manusia dalam pandangan Islam.
3. Mengetahui hak asasi manusia di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hak Asasi Manusia dalam Pandangan Barat

Human yang artinya manusia dan yang termasuk dalam golongan homo
sapien yakni antara lain adalah wanita, pria, anak-anak, dan orang tua atau dengan
kata lain adalah “orang”. Rights yang artinya adalah hak, yakni seuatu yang
engkau miliki dan diperbolehkan ataupun kebebasan yang dilindungi. Dan Human
Rights (Hak Asasi Manusia) adalah sesuatu yang sederhana, yaitu hak yang
seseorang miliki sebagai manusia.

Hak Asasi Manusia tidaklah lepas dari sejarah, ia adalah sesuatu yang
diperjuangkan semenjak zaman dahulu kala, keberadaannya timbul dan tenggelam
barkali-kali, dan selalu menjadi topik hangat pada setiap zaman atau generasi.
Karenanya, mari kita terawang kembali ke dalam sejarah perjuangan nenek
moyang kita dalam memperjuangkan Hak Asasi Manusia.

Cyrus Cylinder, atau Tabung Koresh merupakan jejak sejarah hak asasi
manusia yang ditinggalkan oleh Raja Koresh dari Persia sejak 539 sebelum
Masehi. Tulisan pada tabung tersebut mencela Raja Nabonidus sebagai orang
yang tidak beriman dan menggambarkan Koresh sebagai orang yang
menyenangkan Dewa Marduk. Dijelaskan pula mengenai Koresh yang telah
meningkatkan kehidupan warga Babilonia, memulangkan orang-orang terlantar,
dan memulihkan kuil dan tempat pemujaan. Meskipun tidak disebutkan secara
khusus dalam tulisan tersebut, pemulangan bangsa Yahudi dari "penawanan
Babilonia" mereka telah ditafsirkan sebagai bagian dari kebijakan umum ini.

Setelah menaklukkan Babilonia, Raja Koresh melakukan seuatu yang


revolusioner pada zaman tersebut, ia memerdekakan semua budak, dia juga
mengatakan bahwa setiap orang berhak memilih kepercayaan bergama masing-
masing tanpa pandang bulu, mau ia berkulit putih ataupun hitam, ia dari golongan
kaya ataupun miskin, anggota kerajaan, bangsawan ataupun rakyat biasa. Dan
cerita tersebut dituliskan pada sebuah tabung yang dibentuk dari tanah liat dan
kemudian diberui nama Tabung Koresh.
Kemudian pada tahun 1970-an, Mohammad Reza Pahlavi menggunakan
Tabung Koresh sebagai lambang politik yang ia gunakan sebagai citra pusat
dalam perayaan 2500 tahun monarki Iran. Ia menegaskan bahwa itu adalah
“piagam hak asasi manusia pertama dalam sejarah” namun pandangan ini
diperdebatkan dikarenakan konsep modern hak asasi manusia akan sangat asing
bagi mereka yang hidup pada zaman Kerajaan Koresh dan “hak asasi manusia”
juga tidak disebutkan didalam tabung tersebut. Dan meskipun begitu, tabung
tersebut telah dipandang sebagai bagian dari identitas negara Iran.

Pemikiran dari Raja Koresh menyebar dengan cepat ke belahan dunia


seperti ke wilayah Yunani, India dan juga di Roma. Orang-orang dahulu merasa
bahwa manusia secara alami mengikuti hukum alam (Natural Law) tanpa mereka
sadari.

Plato berpendapat bahwa kewajiban untuk melakukan sesuatu dalam


kontrak sosial terdapat 2 aspek yaitu Apology dan Crito.

1. Apology. Negara dalam kondisi apapun tidak dapat melakukan pemaksaan


atau meminta sesorang untuk melakukan kejahatan. Demikian halnya
dengan negara juga tidak dapat memberi hukuman kepada masyarakat
yang mempercayai nilai-nilai universal yang berasal dari nilai-nilai agama.
2. Crito. Setiap individu memiliki kewajiban untuk menaati hukum.
Hukumlah yang menentukan seseorang salah atau benar. Sehingga tidak
mungkin sesaeorang menyatakan salah kepada orang lain. Orang yang
merasa mendapatkan ketidakadilan harus menyerahkannya kepada negara.

Dari 2 pendapat Plato diatas dapat penulis simpulkan bahwa hak asasi manusia
sudah ada sejak dahulu kala, hanya saja mereka tidak menamainya dengan hak
asasi manusia melainkan mereka memahami bahwa itu adalah Natural Law atau
hukum alam yang mereka percayai.

B. Hak Asasi Manusia dalam Pandangan Islam


C. Hak Asasi Manusia di Indonesia
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mereka yang berjuang melawan siksaan, kelaparan, diskriminasi bukanlah


pahlawan super, mereka hanyalah orang biasa, anak-anak, pria, wanita, orang tua,
guru, murid,

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai