1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyusun karya tulis ilmiah untuk mata pelajaran Riset yang berjudul
Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Validasi Diri Siswa Kelas XI MAN 13 Jakarta.
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran
riset. Selain itu, karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca
mengenai pengaruh media sosial Instagram terhadap validasi diri remaja khususnya siswa kelas
XI MAN 13 Jakarta.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Endah Mulyani, S. Hum selaku guru mata pelajaran
riset yang telah membina kami selama proses pembuatan karya tulis ilmiah.
Kami menyadari bahwa karya tulis ilmiah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menjadi acuan agar kami
bisa menjadi lebih baik lagi di kesempatan yang akan datang.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan dapat
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
3
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................................. 26
BAB 5 ............................................................................................................................... 31
PENUTUP ..................................................................................................................... 31
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 31
5.2 Saran.................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 32
4
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media sosial Instagram terhadap validasi diri
siswa kelas XI MAN 13 Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jumlah
sampel di setiap kelas XI berjumlah 4 siswa/i sehingga dapat diperoleh total 32 siswa/i sebagai
sampel pada penelitian ini. Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik kuesioner, dengan membuat google form. Hasil analisis dan pembahasan didapatkan hasil
validasi pada media sosial Instagram sangat dipengaruhi oleh penggunaan fitur-fiturnya (Likes,
Comment, Instastory) dan interaksi serta apresiasi yang diberikan pada media terliput. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa validasi diri responden dapat berakibat berbeda-beda positif maupun
negatif, hal ini didasari dari tingkat pengendalian emosi pengguna dan cara pengguna menangani
konflik yang ada dengan beragam cara.
5
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut penelitian yang dilakukan We Are Social "Digital Around The World 2019"
bekerja sama dengan Hootsuite, terdapat 130 juta jiwa orang Indonesia yang aktif di media
sosial. Dalam laporan tersebut terungkap bahwa total populasi Indonesia yang kini mencapai
265,4 juta jiwa, setengah diantaranya telah menggunakan internet, yaitu sebanyak 132,7 juta.
Apabila dilihat dari angka tersebut maka dapat dikatakan bahwa seluruh pengguna
internet di Indonesia adalah pengguna media sosial. Hasil penelitian We Are Social
menyebutkan dari 132,7 juta pengguna internet di Indonesia, 130 juta di antaranya adalah
pengguna aktif di media sosial dengan penetrasi mencapai 49%. Angka itu juga berarti bahwa
lebih dari separuh populasi di Indonesia telah melek media sosial.
Pesatnya perkembangan media sosial ini pun memiliki pengaruh besar terhadap
kehidupan banyak orang, khususnya para remaja. Saat ini untuk mengakses media sosial sudah
terbilang sangat mudah, kita hanya perlu jaringan internet yang lancar dan akses masuk ke
dalam media sosial pun akan terhubung. Bagi para remaja, media sosial sudah menjadi seperti
rumah kedua mereka. Mereka bisa mengekspresikan apapun yang mereka rasakan dan
mengunggahnya ke akun media sosial mereka masing-masing. Media sosial yang terkenal di
6
kalangan remaja antara lain Whatsapp, Instagram, Line, Twitter, Youtube, Telegram, dan masih
banyak lagi.
Kemudahan akses media sosial ini sangat berpengaruh terhadap validasi diri remaja,
karena mereka dapat dengan bebas mengunggah apapun yang mereka rasakan. Mereka
memiliki kebebasan untuk berekspresi dan berpendapat mengenai segala hal yang sedang
diperbincangkan. Kebebasan inilah yang memegang erat pengaruh media sosial terhadap
validasi diri remaja. Tanpa sadar para remaja sudah menggantungkan hidupnya kepada orang-
orang di media sosial. Seringkali mereka mengunggah segala hal dalam hidupnya hanya demi
mendapat pengakuan dari orang lain. Unggahan mereka di media sosial pun sampai terlihat
seperti tidak memiliki privasi lagi hanya demi mendapatkan validasi dari orang banyak.
Sejatinya, perilaku para remaja yang seperti ini sangat tidak baik dan perlu untuk
dihindari. Karena jika mereka terus menggantungkan kehidupannya pada media sosial, ini akan
berdampak buruk bagi diri sendiri. Jika mereka tidak mendapat respon pengakuan seperti yang
mereka harapkan, mereka akan bertindak jauh di luar kendali. Padahal itu adalah sebuah
kewajaran karena tidak semua hal akan berjalan sesuai seperti apa yang mereka harapkan.
Dalam media sosial siapapun dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan
pendapatnya tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya media sosial
sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan. Padahal dalam
perkembangannya di sekolah, remaja berusaha mencari identitasnya dengan bergaul bersama
teman sebayanya. Namun saat ini sering kali remaja beranggapan bahwa semakin aktif dirinya
di media sosial maka mereka akan semakin dianggap keren dan gaul. Sedangkan remaja yang
tidak mempunyai media sosial biasanya dianggap kuno atau ketinggalan zaman dan kurang
bergaul.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai pengaruh media
sosial Instagram terhadap validasi diri siswa Kelas XI MAN 13 Jakarta.
7
c. Apa usaha yang perlu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan remaja pada media
sosial demi mendapatkan pengakuan dari orang lain?
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut WHO, masa remaja terjadi dalam rentang usia 12-24 tahun. Sementara,
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, arti remaja merupakan
penduduk yang berusia 10-19 tahun. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun
sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir. Jadi dapat disimpulkan bahwa remaja adalah
masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan
adanya perubahan secara fisik, psikis, dan psikososial.
9
Menurut Wikipedia, media sosial adalah sebuah media online, dengan para
penggunanya (users) bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi
blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web
2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content" (Kaplan,
Andreas M.; Michael Haenlein [2010] "Users of the world, unite! The challenges and
opportunities of Social Media". Business Horizons 53(1): 59–68).
Dr. Rulli Nasrullah M.Si. dalam buku Media Sosial (2016;13), menyimpulkan bahwa
Media Sosial merupakan medium di internet yang memungkinkan penggunanya
mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, saling berbagi, berkomunikasi
dengan pengguna lainnya, dan membentuk ikatan sosial secara virtual.”
Dari berbagai pengertian di atas penulis menggaris bawahi bahwa media sosial
mempunyai ciri khas tertentu dalam kaitannya setiap manusia melakukan hubungan sosial di
zaman perkembangan teknologi komunikasi.
Validasi adalah kegiatan untuk mengukur sejauh mana perbedaan skor yang
mencerminkan perbedaan sebenarnya antar individu, kelompok, atau situasi menyangkut
10
karakteristik yang diukur, atau mengukur sejauh mana kesalahan sebenarnya pada individu,
kelompok yang sama dari satu situasi ke situasi yang lain (Hendri, 2009).
Validasi adalah tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan,
proses, prosedur, kegiatan sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam
produksi maupun pengawasan mutu akan selalu mencapai hasil yang diinginkan (BPOM RI,
2006).
Tujuan dari validasi diri adalah untuk mendapatkan pengakuan dari diri sendiri
sehingga akan memunculkan pikiran dan merasakan perasaan yang sesuai dan pada akhirnya
akan membentuk konsep diri, bila validasi diri positif kita menjadi lebih percaya diri, namun
bila validasi diri negatif akan membuat kita menjadi rendah diri.
11
BAB 3
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini berbentuk kuesioner dengan jenis kuesioner tertutup, di mana
kuesioner penelitian berisi daftar pertanyaan atau pernyataan yang berkaitan dengan judul
penelitian ini "Pengaruh media sosial Instagram terhadap validasi diri siswa Kelas XI MAN
13 Jakarta" yang sudah dilengkapi pilihan jawabannya sekaligus.
12
3.5 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel. Yaitu variabel bebas yang merupakan
variabel yang mempengaruhi objek penelitian yakni media sosial Instagram dan variabel
terikat merupakan variabel yang terkena dampak oleh variabel bebas yaitu validasi diri siswa-
siswi MAN 13 Jakarta kelas XI Tahun Periode 2022/2023.
13
9. Apakah kamu kecewa jika tidak ada yang memberikan Ya / Mungkin / Tidak
reaksi pada instastory/postinganmu?
10. Apakah kamu menggunakan fitur close friends di Ya / Tidak
instastorymu?
11. Apakah kamu mengharapkan orang-orang tertentu Ya / Mungkin / Tidak
untuk melihat instastory/postinganmu?
12. Apakah kamu mempunyai role model di Instagram? Ya / Tidak
13. Apakah kamu berusaha untuk mengikuti gaya hidup Ya / Mungkin / Tidak
role modelmu?
14. Apakah kamu merasa senang jika ada orang yang Ya / Mungkin / Tidak
mengikuti gaya instastory/postinganmu?
15. Apakah kamu mengunggah instastory/postingan yang Ya / Tidak
tidak sesuai dengan jati dirimu?
16. Bagaimana reaksimu jika kamu mendapat reaksi Isian singkat
buruk/hate comment?
17. Apakah kamu menginginkan validasi diri dari orang Ya / Mungkin / Tidak
lain?
18. Apakah kamu sebenarnya mengharapkan validasi diri Ya / Mungkin / Tidak
dari penonton instastory/postinganmu?
19. Apakah kamu merasa terbantu dengan Instagram? Ya / Tidak
20. Seberapa berpengaruh Instagram dalam hidupmu? Pilih angka 1-10 untuk
menggambarkan perasaan
mu. (1 negatif dan 10 positif)
14
2. 29 - 30 Januari 2022 Pengetikan Karya Ilmiah
3. 6 Januari 2023 Revisi Bab 1 dan Bab 2
4. 27 Januari 2023 Pengetikan Bab 3
5. 8 – 10 Mei 2023 Pengetikan Bab 4
6. 10 Mei 2023 Pengumpulan Karya Ilmiah
7. 12 Mei 2023 Sidang Ujian / Presentasi
15
BAB 4
GAMBAR 4.1.1
Ya Tidak
0%
100%
GAMBAR 4.1.2
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
0%
46.9%
53.1%
16
Berdasarkan diagram tingkat intensitas penggunaan Instagram di atas, data yang
diperoleh dari pertanyaan “Seberapa sering kamu menggunakan Instagram?” menyatakan
bahwa frekuensi dan persentase tingkat intensitas penggunaan Instagram pada siswa/i kelas XI
MAN 13 Jakarta, memberikan hasil yaitu 53,1% responden menjawab sering, 46,9% responden
menjawab selalu, 0% responden menjawab jarang dan 0% responden menjawab tidak pernah.
Jika disimpulkan maka tidak ada responden yang jarang atau tidak pernah menggunakan
Instagram.
GAMBAR 4.1.3
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
0%
6.3%
50%
43.8%
Berdasarkan diagram tingkat intensitas pengunggahan di atas, data yang diperoleh dari
pertanyaan “Seberapa sering kamu mengunggah kegiatan sehari-hari?’ menyatakan bahwa
frekuensi dan persentase tingkat intensitas pengunggahan pada siswa/i kelas XI MAN 13
Jakarta, memberikan hasil yaitu 50% responden menjawab jarang, 43,8% responden menjawab
sering, 6,3% responden menjawab selalu, dan 0% responden menjawab tidak pernah. Jika
disimpulkan maka 50% dari 32 responden hanya sesekali mengunggah kegiatan sehari-harinya
di Instagram. Dan 50% dari 32 responden cukup sering mengunggah kegiatan sehari-harinya
di Instagram.
GAMBAR 4.1.4
10 Menit 30 Menit 1 Jam Lebih dari 2 jam
9.4%
15.6%
50%
25%
17
Berdasarkan diagram durasi penggunaan Instagram dalam kurun waktu 24 jam di atas,
data yang diperoleh dari pertanyaan “Berapa lama kamu membuka Instagram dalam sehari?”
menyatakan bahwa frekuensi dan persentase durasi penggunaan Instagram dalam kurun waktu
24 jam pada siswa/i kelas XI MAN 13 Jakarta, memberikan hasil yaitu 50% responden
menjawab lebih dari 2 jam, 25% responden menjawab 1 jam, 15,6% responden menjawab 30
menit, 9,4% responden menjawab 10 menit. Jika disimpulkan maka 75% dari 32 responden
menghabiskan waktu sekitar 1-2 jam dalam sehari. Dan 25% dari 32 responden menghabiskan
waktu 10-30 menit saja dalam sehari.
Gambar 4.1.5
story, reels video kucing/makanan/art, & post…
game
E sport, voli, anime, info harian
reels, postingan teman
makanan
Story teman
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Berdasarkan margin jenis relatif konten Instagram di atas, data yang diperoleh dari
pertanyaan "Apa yang biasanya kamu lihat di Instagram?" menyatakan bahwa 18 responden
melihat Instastory pengguna lain, 11 responden melihat konten hiburan, dan 3 responden
melihat konten edukasi. Dapat kita simpulkan mayoritas responden menggunakan Instagram
untuk melihat Instastory pengguna lain.
GAMBAR 4.1.6
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
0%
28.1% 28.1%
43.8%
18
Berdasarkan diagram tingkat intensitas permeriksaan ulang konten yang diunggah di
atas, data yang diperoleh dari pertanyaan “Apakah kamu sering melihat kembali unggahan
instastory/postinganmu?” menyatakan bahwa frekuensi dan persentase tingkat intensitas
pemeriksaan ulang konten yang diunggah pada siswa/i kelas XI MAN 13 Jakarta, memberikan
hasil yaitu 43,8% responden menjawab sering, 28,1% responden menjawab selalu, 28,1%
responden menjawab jarang dan 0% responden menjawab tidak pernah. Jika disimpulkan maka
responden sering melihat kembali unggahan instastory/postingan mereka.
GAMBAR 4.1.7
Ya Tidak Mungkin
37.5% 40.6%
21.9%
Berdasarkan diagram tingkat atensi terhadap jumlah likes di atas, data yang diperoleh
dari pertanyaan "Apakah kamu memperhatikan penonton/likes di instastory/postinganmu?”
menyatakan bahwa frekuensi dan persentase tingkat atensi terhadap jumlah likes pada siswa/i
kelas XI MAN 13 Jakarta, memberikan hasil yaitu 40,6% responden menjawab Ya, 21,9%
responden menjawab Tidak, dan 37,5% responden menjawab Mungkin. Jika disimpulkan
maka responden mengatakan bahwa mereka memperhatikan penonton/likes di
instastory/postingannya.
GAMBAR 4.1.8
Ya Tidak Mungkin
34.4%
59.4%
6.3%
19
Berdasarkan diagram tanggapan terhadap reaksi viewers di atas, data yang diperoleh
dari pertanyaan “Apakah kamu merasa senang jika mendapat reaksi dari penonton
instastory/postinganmu?" menyatakan bahwa frekuensi dan persentase tanggapan terhadap
reaksi viewers pada siswa/i kelas XI MAN 13 Jakarta, memberikan hasil yaitu 59,4%
responden menjawab Ya, 5,6% responden menjawab Tidak, dan 34,4% responden menjawab
Mungkin. Jika disimpulkan maka responden mengatakan bahwa mereka senang mendapatkan
reaksi dari penonton instastory/postingannya.
GAMBAR 4.1.9
Ya Tidak Mungkin
6.3%3.1%
90.6%
GAMBAR 4.1.10
Ya Tidak
9.4%
90.6%
20
Berdasarkan diagram penggunaan fitur close friends di atas, data yang diperoleh dari
pertanyaan “Apakah kamu menggunakan fitur close friends di instastorymu?” menyatakan
bahwa frekuensi dan persentase penggunaan fitur close friends pada siswa/i kelas XI MAN 13
Jakarta, memberikan hasil yaitu 90,6% responden menjawab ya dan 9,4% responden menjawab
tidak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden banyak yang menggunakan fitur close
friends pada instastorynya.
GAMBAR 4.1.11
Ya Tidak Mungkin
18.8%
15.6%
65.6%
Berdasarkan diagram tingkat penantian akan reaksi variabel tertentu di atas, data yang
diperoleh dari pertanyaan “Apakah kamu mengharapkan orang-orang tertentu untuk melihat
instastory/postinganmu?” menyatakan bahwa frekuensi dan persentase tingkat penantian akan
reaksi variabel tertentu pada siswa/i kelas XI MAN 13 Jakarta, memberikan hasil yaitu 65,6%
responden menjawab ya, 18,8% responden menjawab mungkin, dan 15,6% responden
menjawab tidak. Disimpulkan bahwa 84,4% dari seluruh responden menjawab mereka ada
harapan bahwa orang-orang tertentu melihat instastory/postingan mereka.
GAMBAR 4.1.12
Ya Tidak
46.9%
53.1%
21
Berdasarkan diagram kehadiran role model di Instagram di atas, data yang diperoleh
dari pertanyaan "Apakah kamu mempunyai role model di Instagram?" menyatakan bahwa
frekuensi dan persentase kehadiran role model di Instagram pada siswa/i kelas XI MAN 13
Jakarta, memberikan hasil yaitu 53,1% responden menjawab Ya dan 46,9% responden
menjawab Tidak. Jika disimpulkan maka responden mengatakan bahwa mereka mempunyai
role model di Instagram.
GAMBAR 4.1.13
Ya Tidak Mungkin
9.4%
31.3%
59.4%
Berdasarkan diagram upaya meneladani role model di atas, data yang diperoleh dari
pertanyaan "Apakah kamu berusaha untuk mengikuti gaya hidup role modelmu?" menyatakan
bahwa frekuensi dan persentase upaya meneladani role model pada siswa/i kelas XI MAN 13
Jakarta, memberikan hasil yaitu 9,4% responden menjawab Ya, 59,4% responden menjawab
Tidak, dan 31,3% menjawab Mungkin. Jika disimpulkan maka mayoritas responden tidak
memiliki keterkaitan terhadap role modelnya.
GAMBAR 4.1.14
Ya Tidak Mungkin
18.8%
31.3%
50%
22
Berdasarkan diagram afeksi terhadap variabel yang mengikuti gaya hidup responden di
atas, data yang diperoleh dari pertanyaan "Apakah kamu merasa senang jika ada orang yang
mengikuti gaya instastory/postinganmu?” menyatakan bahwa frekuensi dan persentase afeksi
terhadap variabel yang mengikuti gaya hidup responden pada siswa/i kelas XI MAN 13
Jakarta, memberikan hasil yaitu 18,8% responden menjawab Ya, 50% responden menjawab
Tidak, dan 31,3% responden menjawab Mungkin. Jika disimpulkan maka mayoritas
responden tidak merasa senang jika ada orang yang mengikuti gaya instastory/postingannya.
GAMBAR 4.1.15
Ya Tidak
15.6%
84.4%
Berdasarkan diagram mengunggah konten yang tidak sesuai jati diri responden di atas,
data yang diperoleh dari pertanyaan “Apakah kamu mengunggah Instastory/postingan yang
tidak sesuai dengan jati dirimu?” menyatakan bahwa frekuensi dan persentase konten yang
tidak sesuai jati diri responden pada siswa/i kelas XI MAN 13 Jakarta memberikan hasil yaitu
84,4% responden menjawab Tidak dan 15,6% responden menjawab Ya. Jika disimpulkan
maka 84,4% dari 32 responden mengunggah postingan yang sesuai dengan jati diri mereka.
Dan 15,6% dari 32 responden mengunggah postingan yang tidak sesuai dengan jati diri mereka.
Gambar 4.1.16
nangis tp yaudah
sedih
sedih dan kepikiran dari hate comment tersebut
kesal sesaat
b aja
Membiarkannya
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Berdasarkan margin tanggapan terhadap hate comment di atas, data yang diperoleh dari
pertanyaan “Bagaimana reaksimu jika kamu mendapat reaksi buruk/hate comment?”
23
menyatakan mayoritas memandang subjek pertanyaan sebagai hal yang lumrah terjadi. Maka
frekuensi dan persentase tanggapan terhadap hate comment pada siswa/i kelas XI MAN 13
Jakarta memberikan hasil yaitu 24 responden yang menyatakan reaksi netral, 7 responden yang
menyatakan reaksi negatif, dan 1 responden yang menyatakan reaksi positif. Dalam hal ini,
kecil persentasenya untuk bereaksi positif bagi siswa yang mendapat hate comment.
GAMBAR 4.1.17
Ya Tidak Mungkin
6.3%
37.5%
56.3%
Berdasarkan diagram menghendaki validasi dari variabel lain di atas, data yang
diperoleh dari pertanyaan "Apakah kamu menginginkan validasi diri dari orang lain?"
menyatakan bahwa frekuensi dan persentase validasi dari variabel lain pada siswa/i kelas XI
MAN 13 Jakarta memberikan hasil yaitu 56,3% responden menyatakan tidak, 37,5%
responden menyatakan mungkin, dan 6,3% responden menyatakan Iya. Jika disimpulkan maka
mayoritas responden tidak membutuhkan rasa validasinya dari orang lain melalui media
Instagram.
GAMBAR 4.1.18
Ya Tidak Mungkin
12.5%
28.1%
59.4%
Berdasarkan diagram menghendaki validasi dari variabel lain pada Instagram di atas,
data yang diperoleh dari pertanyaan "Apakah kamu sebenarnya mengharapkan validasi diri
24
dari penonton instastory/postinganmu?" menyatakan bahwa frekuensi dan persentase
menghendaki validasi dari variabel lain di Instagram pada siswa/i kelas XI MAN 13 Jakarta
memberikan hasil yaitu 59,4% responden menyatakan tidak, 28,1% responden menyatakan
mungkin, dan 12,5% responden menyatakan Ya. Jika disimpulkan maka mayoritas responden
tidak membutuhkan rasa validasi diri dari penonton instastory/postinganmu.
GAMBAR 4.1.19
Ya Tidak
3.1%
96.9%
Gambar 4.1.20
9
7
5
3
1
0 2 4 6 8 10 12
Berdasarkan margin tingkat pengaruh Instagram terhadap hidup di atas, data yang
diperoleh dari pertanyaan "Seberapa berpengaruh Instagram dalam hidupmu?" menyatakan
bahwa grafik yang menunjukkan rata-rata responden memilih dari angka 5-9 dengan tingkat
25
responden tertinggi di angka 8. Angka 8 menunjukkan pengaruh yang cukup tinggi sehingga
dapat disimpulkan Instagram cukup berpengaruh terhadap kehidupan responden.
4.2.1 Faktor Apa Yang Mempengaruhi Media Sosial Terhadap Validasi Diri Remaja?
Peneliti melakukan penyebaran kuesioner terhadap 32 responden siswa/i kelas XI di
sekolah MAN 13 Jakarta. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode angket atau
kuesioner yang menggunakan daftar pernyataan untuk dijawab oleh sejumlah responden.
Angket diisi secara online dan peneliti menggunakan google form sebagai media dalam
membuat angket dengan menggunakan tanda Ya dan Tidak serta selalu, sering, jarang, dan
tidak pernah sebagai opsi jawaban yang diberikan kepada responden untuk mengetahui apakah
media sosial Instagram mempengaruhi validasi diri siswa/i kelas XI MAN 13 Jakarta.
Pada penelitian ini terdapat 20 pertanyaan yang berfokus pada pengaruh media
Instagram terhadap validasi diri pada sampel responden. Mengacu pada rumusan masalah poin
A, dapat kita lihat pada indikator soal nomor 4.1.3 (Tingkat Intensitas Pengunggahan)
memberikan hasil 50% dari 32 responden hanya sesekali mengunggah kegiatan sehari-harinya
di Instagram, dan 50% lainnya cukup sering mengunggah kegiatan sehari harinya di
Instagram. Hal ini menyatakan konten media sosial yang beragam akan terus tayang dan
ditonton responden hingga munculnya keinginan untuk menunjukkan kegiatan sehari-hari
hingga pencapaiannya di Instagram.
Kemudian pada indikator soal nomor 4.1.5 (Jenis Relatif Konten Instagram) didapatkan
hasil mayoritas responden menggunakan Instagram untuk melihat Instastory pengguna lain.
Pengulangan tayangan Instastory pengguna lain secara berkala akan memberikan stimulus
perbandingan diri sendiri dengan pengguna lain yang mempengaruhi kondisi responden secara
nyata. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat kepercayaan diri responden sehingga
membandingkan diri dengan pengguna lain.
Indikator soal nomor 4.1.6 (Tingkat Pemeriksaan Ulang Konten Yang Diunggah)
membagikan hasil 43,8% menjawab sering dan 28,1% menjawab selalu sehingga disimpulkan
mayoritas responden memeriksa ulang konten unggahannya berkala, lalu indikator soal nomor
4.1.7 (Tingkat Atensi Terhadap Jumlah Likes) membagikan hasil 40,6% selalu memperhatikan
dan 37,5% menjawab sering memperhatikan. Kedua indikator soal ini menunjukkan bahwa
responden merasa perlu akan adanya pemeriksaan kembali mengenai apa yang responden
unggah dalam media.
26
Dalam konteks di media sosial, validasi adalah sesuatu yang mengacu pada pengakuan
atau perasaan diterimanya seseorang di lingkungan sosial. Selain pengakuan, validasi adalah
dukungan. Dalam bersosialisasi pengguna media sosial umum menanyakan pendapat
pengguna lain mengenai apa yang dia rasakan, pikirkan, dan lakukan. Dengan cara itulah
pengguna mencari validasi untuk memastikan bahwa apa yang telah mereka rasakan, pikirkan,
dan lakukan adalah benar atau bisa diterima pengguna lain.
Maka dapat kita simpulkan dari ketiga indikator soal di atas, validasi pada media sosial
Instagram sangat dipengaruhi oleh penggunaan fitur-fiturnya (Likes, Comment, Instastory) dan
interaksi serta apresiasi yang diberikan pada media terliput. Faktor ini dapat mempengaruhi
pribadi pengguna baik secara positif maupun negatif, terpaut bagaimana pengguna
memanfaatkannya.
4.2.2 Bagaimana Dampak Dari Media Sosial Terhadap Validasi Diri Remaja?
Mengacu pada indikator soal nomor 4.1.9 (Tingkat Intensitas Ketidakpuasan Terhadap
Tidak Adanya Reaksi) memberikan hasil 90,6% responden menjawab tidak kecewa, 6,3%
responden menjawab mungkin, dan 3,1% responden menjawab ya kecewa. Hasil ini
menunjukan bahwa responden bersifat pasif pada reaksi postingan atau unggahan serta tidak
terpengaruhi ketergantungan pada pengguna lain dalam media sosial untuk selalu memberikan
balasan.
Namun, pada indikator soal nomor 4.1.8 (Tanggapan Terhadap Reaksi Viewers)
mendapat hasil 59,4% responden menjawab Ya, 5,6% responden menjawab Tidak, dan 34,4%
responden menjawab Mungkin. Jika disimpulkan maka responden mengatakan bahwa mereka
senang mendapatkan reaksi dari penonton Instastory atau postingannya. Responden merasa
terapresiasi akan adanya respon positif dari unggahannya, sehingga mendorong responden
untuk kerap mengunggah konten serupa yang lebih unggul dan meningkatkan kepercayaan diri
akan respon positif.
Media sosial juga kerap diikuti dengan konten negatif yang bernama hate comment.
Mengacu pada indikator soal nomor 4.1.16 (Tanggapan Terhadap Hate Comment) memberikan
hasil yaitu 24 responden yang menyatakan reaksi netral, 7 responden yang menyatakan reaksi
negatif, dan 1 responden yang menyatakan reaksi positif. 24 Responden sebagai mayoritas
utama masuk dalam kategori reaksi netral, sehingga disimpulkan responden tidak
memedulikan pada postingan negatif di Instagram. Hasil ini menunjukkan bahwa responden
bersifat pasif pada postingan yang menyindir atau pada komentar negatif, serta tidak terdorong
dan terpancing oleh postingan di Instagram.
27
Lalu indikator soal nomor 4.1.17 (Menghendaki Validasi Dari Variabel Lain)
memberikan hasil yaitu 56,3% responden menyatakan tidak, 37,5% responden menyatakan
mungkin, dan 6,3% responden menyatakan Iya. Jika disimpulkan maka mayoritas responden
tidak membutuhkan rasa validasinya dari pengguna lain melalui media Instagram. Responden
terbukti tidak menyandarkan pengharapan seperti merasa takut dan insecure karena
membandingkan diri sendiri dengan kehidupan pengguna lain.
Dampak positif media sosial pada validasi diri salah satunya memberikan dorongan,
apresiasi, dukungan pada pribadi pengguna yang mungkin tidak didapatkan dalam kehidupan
nyata. Media sosial juga memungkinkan pengguna mencapai jangkauan yang lebih jauh,
seperti para pengguna dari negara dan budaya yang berbeda-beda.
Dampak negatif media sosial pada validasi diri antara lain pada pribadi dengan tingkat
emosional yang lemah, reaksi negatif dapat menyerang bahkan memperburuk perasaan
pengguna sehingga berpengaruh terhadap mental maupun fisik. Semakin besar jangkauan,
cepat atau lambat akan selalu ada pengguna yang tidak setuju atau bertentangan dengan apa
yang responden akui benar. Hal ini dapat mengarah kepada konflik sosial yang disertai
bermacam-macam hate comment yang tidak terkualifikasi dalam panduan pengguna. Namun,
tiap dampak yang terjadi pada tiap pengguna berbeda. Sama halnya dengan tingkat
pengendalian emosi tiap pengguna yang juga berbeda. Jika dapat memanfaatkannya dengan
baik, bahkan hal yang secara teknis masuk dalam kategori negatif dapat menjadi bahan bakar
untuk berubah ke pribadi pengguna yang lebih baik.
4.2.3 Apa Upaya Yang Perlu Dilakukan Untuk Mengurangi Ketergantungan Remaja Pada
Media Sosial Demi Mendapatkan Pengakuan Dari Orang Lain?
Upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan remaja pada media
sosial demi mendapatkan pengakuan dari orang lain, dapat diperoleh dengan cara :
1. Remaja yang merupakan pengguna aktif Instagram perlu memiliki kepercayaan diri
yang tinggi. Pada Indikator soal nomor 4.1.5 (Jenis Relatif Konten Instagram) terdapat
simpulan bahwa mayoritas responden menggunakan Instagram untuk melihat
Instastory pengguna lain. Hal ini diikuti pula pada Indikator nomor soal 4.1.12 dan
4.1.13 mengenai adanya kehadiran Role Model di Instagram dan keinginannya untuk
28
meneladani serta mengikuti gaya hidup role model tersebut. Konten Instastory orang
lain atau unggahan dari kehidupan sehari-hari role model dapat menumbuhkan
keinginan untuk mengikuti dan berusaha memiliki “hal” yang sama dengan apa yang
responden sebagai remaja lihat. Hal ini pula dapat menjadi pemicu kepada perasaan
“insecure” pada remaja apabila mereka tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Remaja akan terus melihat kekurangan dalam dirinya karena merasa bahwa konten
Instastory orang lain atau unggahan role model tidak bisa mereka ikuti sebagaimana
keinginannya.
2. Selain memiliki kepercayaan diri yang tinggi, remaja juga kadang perlu untuk tidak
terlalu memikirkan “reaksi negatif” yang diberikan oleh pengguna lain. Pada indikator
soal 4.1.16 (Tanggapan Terhadap Hate Comment) mayoritas responden memandang
subjek pertanyaan sebagai hal yang lumrah terjadi. Remaja perlu memiliki pemahaman
bahwa konten apapun yang responden unggah ke media sosial Instagram, tidak selalu
akan mendapat reaksi positif, terkadang untuk segelintir orang tertentu konten yang
responden unggah tidak selalu sesuai dengan pemikirannya. Maka timbullah reaksi
negatif salah satunya hate comment sebenarnya pula lumrah terjadi. Remaja perlu
menumbuhkan sikap “acuh tak acuh” pada hal ini dan tetap terfokus kepada dirinya
masing-masing tanpa perlu terlalu memikirkan reaksi negatif orang lain.
3. Pentingnya menunjukkan jati diri sendiri. Pada indikator soal nomor 4.1.15
(Mengunggah Konten Yang Tidak Sesuai Jati Diri Responden) terdapat hasil bahwa
sebanyak 15.6% responden menjawab konten yang mereka unggah tidak sesuai jati diri
sendiri. Hal ini sebenarnya tidak perlu dilakukan. Terkadang remaja merasa bahwa
yang mereka unggah haruslah yang terbaik padahal itu tidak sesuai dengan jati diri
mereka sendiri. Mengacu pula pada indikator soal 4.1.7, 4.1.8, dan 4.1.11, yang
disimpulkan bahwa mayoritas responden merasa senang apabila mendapat atensi orang
lain dari jumlah likes & reaksi penonton Instastory mereka. Serta pada indikator soal
nomor 4.1.11 (Tingkat Penantian Akan Reaksi Variabel Tertentu) terdapat hasil bahwa
65.6 % dari seluruh responden menjawab mereka ada harapan bahwa orang-orang
tertentu melihat instastory dan postingan mereka. Hal ini dilakukan untuk upaya
mendapatkan validasi dari orang lain, terutama orang yang diharapkan akan memberi
validasi tersebut.
4. Penggunaan sosial media Instagram yang lebih positif. Selain hanya untuk sekadar
melihat konten unggahan kehidupan sehari-hari orang lain, alangkah lebih baiknya
responden menggunakan Instagram untuk mencari informasi yang lebih bijak. Seperti
29
halnya untuk edukasi, memperluas relasi, sarana eksplorasi, menumbuhkan motivasi
positif, mencari referensi, dan sarana bertukar informasi tanpa adanya hambatan jarak.
30
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini guna menjawab tujuan penelitian dapat dilihat dalam hasil analisis
dan pembahasan penelitian. Faktor yang mempengaruhi media sosial Instagram pada validasi
diri remaja siswa/i kelas XI MAN 13 Jakarta antara lain pemanfaatan fitur pada Instagram oleh
pengguna, dan interaksi melalui media tersebut. Dampak media sosial Instagram terhadap
validasi diri responden dapat berakibat berbeda-beda positif maupun negatif, hal ini didasari
dari tingkat pengendalian emosi pengguna dan cara pengguna menangani konflik yang ada
dengan beragam cara.
Kemudian upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan remaja pada
media sosial Instagram demi pengakuan dapat dimulai dari perlunya kepercayaan diri yang
tinggi, kemampuan untuk memilah reaksi penting maupun tidak yang ditunjukkan pada diri
pengguna, pentingnya menunjukkan jati diri sendiri, dan bijak menggunakan media sosial.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh media sosial Instagram terhadap validasi diri
siswa kelas XI MAN 13 Jakarta maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
A. Disarankan untuk pembaca agar dapat lebih bijak lagi dalam menggunakan media
sosial Instagram, terlebih dalam mengunggah sesuatu yang berkaitan dengan
pengakuan orang lain.
B. Disarankan untuk peneliti lain agar dapat meneliti variabel lain yang dapat
memengaruhi validasi diri remaja yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
C. Diharapkan penelitian di atas tidak hanya berhenti di pihak yang terlibat saja, tetapi
disebarluaskan ke khalayak ramai agar semakin banyak individu yang sadar untuk tidak
menjadikan Instagram sebagai acuan dalam mencari dan mendapatkan validasi diri.
31
DAFTAR PUSTAKA
Annisa Rifka Pratiwi, R. F. (2021). Pengaruh Penggunaan Youtube Sebagai Media Pembelajaran
Online Terhadap Motivasi Belajar Remaja di MAN 10
Jakarta.https://id.scribd.com/document/518129944/PROPOSAL-RISET-PENELITIAN-
MYRES-WORD Diakses pada 30 Januari 2022 Pukul 13.24
Wilga Secsio Ratsja Putri, R. N. (n.d.). Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku
Remaja.https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/download/13625/6455 Diakses pada
30 Januari 2022 Pukul 13.07
32