Almas Shafira
Siti Nurkhopipah (19/452081/PTK/13109)
I Wayan Christ Widhi (19/453231/PTK/13177)
Meiga Putri Wahyu H (19/453234/PTK/13180)
Latar Belakang
a. Konsumsi bauran
energi: - Konsumsi
energi listrik maksimum Verifikasi data:
175 kWh/ton produk - - Penggunaan energi listrik pada
Konsumsi energi panas periode 1 tahun terakhir;
1.000 MJ/ton produk - Penggunaan energi panas pada
b. Konsumsi energi periode 1 tahun terakhir;
tunggal setara dengan - Produksi riil pada satu tahun
3 Energi Konsumsi energi konversinya terakhir
No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi
Verifikasi data: - Penggunaan air
pada periode 1 tahun terakhir di
dalam proses produksi karet remah
- Produksi riil karet remah pada
4 Air 4.1. Total konsumsi air periode 1 tahun terakhir
Verifikasi data: - Penggunaan air
Total konsumsi air pada periode 1 tahun terakhir di
untuk proses dalam proses produksi karet remah
maksimum 35 m3/ton - Penggunaa daur ulang pada
4.2. Rasio daur ulang produk periode 1 tahun terakhir
Sumber : golsta.com.my
SLAB CUTTER
• Fungsi: Pencacahan pertama
bokar menjadi potongan-
potongan karet yang berukuran
kecil. Pencacahan juga berfungsi
untuk memperluas bidang
permukaan sehingga pencucian
lebih efektif.
• Cara Kerja: Fixed knife menahan
material yang masih berukuran
besar dan swing knife berputar
disebuah poros yang kemudian
memotong-motong material.
http://golsta.com.my
HAMMER MILL
• Fungsi: Sebagai pemecah lanjutan sehingga diperoleh ukuran material yang lebih kecil.
• Cara kerja: Material mengalami pengecilan ukuran akibat hantaman palu palu yang berputar.
Kemudian material yang ukurannya kecil akan lolos dari screener dan menuju proses selanjutnya,
sedangkan material yang tidak lolos screener akan dipukul kembali oleh palu-palu tersebut.
CREEPER
• Fungsi: Menggiling cacahan
karet menjadi lembaran/
blangket yang tipis sehingga
diperoleh keseragaman bahan
baku.
• Cara Kerja: Dua roll creeper
berputar, menekan dan
menggiling bahan sehingga
membuat butiran karet
menjadi pipih dan menyatu
menjadi bentuk lembaran.
SHREDDER
• Fungsi: Merajang
lembaran/ blangket
menjadi butiran karet.
• Cara kerja: Roll shredder
yang dilengkapi dengan
blade berbentuk balok
berputar memotong
motong lembaran/
blangket menjadi butiran
karet.
TUNNEL DRYER
• Fungsi: Mengeringkan butiran karet dengan temperature 110-120oC
• Cara Kerja: Material basah ditempatkan di troli dan truck masuk ke terowong.
Udara segar dialirkan oleh blower yang dilewatkan heater sehingga diperoleh
udara panas. Kemudian masuk ke dryer, kontak dengan material basah dan terjadi
proses pengeringan. Selanjutnya, udara tersebut sebagian dibuang, dan sebagian
direcycle.
HYDRAULIC PRESS
Prinsip kerja: Memanfaatkan perbedaan
tekanan fluida diatas dan bawah piston.
Jika tekanan di bawah piston lebih tinggi,
menyebabkan piston naik. Selanjutnya
fluida dipompa keluar dari bawah piston,
menyebabkan tekanan di bawah piston
menurun. Bersamaan, fluida dipompa ke
dalam silinder dari atas, ini akan
meningkatkan tekanan fluida di atas
piston. Tekanan di atas piston yang lebih
tinggi menyebabkan piston bergerak
bawah.
MATERIAL PEMBUAT BAN
RUBBERS
Natural Rubber Oil
The properties of natural rubber include Oil softens rubber.
durability and abrasion resistance.
Rayon
Rayon is used as a material of body ply in
passenger tires.
Sumber : bridgestone.com
Steel
Steel is used as a material of beads and steel
belts in passenger tires.
PROSES PEMBUATAN BAN
BANBURY MIXER
Fungsi: Mencampur rubber dan
bahan kimia lainnya menjadi
compound.
Cara kerja: Material masuk
melalui feed hopper, ditekan
oleh floating weight turun ke
chamber. Dua rotor yang
bergerak berlawanan akan
mencampur material tersebut.
EXTRUDERS
Limbah cair
Proses pengolahan karet tergolong proses basah, banyaknya kebutuhan air untuk keperluan pengolahan akan
menentukan banyaknya limbah cair yang dihasilkan. Jumlah air yang digunakan dalam proses produksi,
hampir seluruhnya menjadi limbah, karena karet baik berupa bahan baku maupun setengah jadi tidak
menyerap air. Limbah cair juga mengandung beberapa bahan kimia yang digunakan selama prosesnya.
Limbah padat
Secara umum limbah padat yang terbentuk pada pengolahan karet tidak tergolong limbah beracun. Limbah
biasanya hanya berupa tatal, lumpur, pasir rotan, kayu, daun, dan plastik bekas kemasan. Bokar yang kotor
merupakan sumber utama pembawa limbah padat.
Limbah gas
Pabrik karet dalam proses pengolahannya menggunakan bahan kimia berupa ammonia dan asam cuka serta
dalam proses pengasapan menggunakan kayu bakar. Ammonia dan asam cuka yang digunakan berupa gas
yang dapat menguap dan dapat mencemari udara jika penggunaannya berlebih. Dalam proses pengasapan
penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar juga dapat menyebabkan pencemaran udara. Kayu bakar yang
dibakar menghasilkan polutan berupa karbondioksida, nitrogen oksida, dan nitrogen dioksida.
Sumber Limbah Industri Karet
• Kualitas bahan baku berpengaruh terhadap tingkat kuantitas dan
kualitas limbah yang akan terjadi dengan rincian sebagai berikut :
• Makin kotor bahan karet olahan akan makin banyak air yang
diperlukan untuk proses pembersihannya, sehingga debit
limbah cairpun meningkat
• Makin kotor dan makin tinggi kadar air dari bahan baku
karet olahan, akan makin mudah terjadinya pembusukan,
sehingga kuantitas limbah gas/bau pun meningkat