Anda di halaman 1dari 44

Industri Karet Indonesia

Almas Shafira
Siti Nurkhopipah (19/452081/PTK/13109)
I Wayan Christ Widhi (19/453231/PTK/13177)
Meiga Putri Wahyu H (19/453234/PTK/13180)
Latar Belakang

• Dari tahun ketahun konsumsi natural rubber


selalu mengalami peningkatan dibandingkan
produksinya
• Ini menempatkan rubber menjadi 4 sumber
daya alam paling digunkaan manusia setelah air,
tanah, dan petroleum
• Dari natural rubber dapat menghasilkan 40.000
produk turunan rubber dan lebih dari 400
peralatan kesehatan yang dibutuhkan manusia
Pohon Industri
Karet
• Nilai tambah produk karet
dapat diperoleh dari
pengembangan industri hilir
• Terdapat ragam turunan produk
karet non ban dari bahan baku
latex (polimer)
• Selain latex kayu pohon karet
juga dimanfaatkan sebagai
arang dan furniture yang cukup
diminati konsumen
• Lateks merupakan cairan
Lateks dan Crumb Rubber pekat berwana putih hasil
sayatan batang pohon karet
• Lateks adalah koloidal
padatan polimer
polyisoprene (C5H8)n dalam
air
• Crumb Rubber, merupakan
olahah dari lateks yang
telah memadat
• Rubber biasanya
ditambahkan carbon black
sebagai filler
• Untuk meningkatkan
kekuatan dan daya tahan
rubber
• Sythetic rubber merupakan rubber buatan manusia
yang berasal dari bahan baku campuran petroleum
dan beberapa mineral

Synthetic • Sama seperti natural rubber synthetic rubber


memiliki ciri elastisitas dapat direntangkan dan
Rubber kembali ke bentuk semula.
• Sebesar 70% rubber yang ada sekarang merupakan
rubber dari syntetic rubber.
Tipe Syntetic Rubber
Type Feature Product
SBR -Tahan Cracking Ban, sol sepatu, selang,
(Styrene Butadien Rubber) -Tahan Abrasi matras, adhesive tapes
-Tahan Panas
BR -Baik secara elastisitas Ban pesawat, sol sepatu,
(Polybutadien Rubber) -Tahan dingin (tidak mudah rubber roll
retak pada suhu rendah)
CR -Tahan ozone Karet baju, conveyor
(Chloroprene Rubber) -tahan bahan kimia belt, waterproof rubber
NBR -tahan minyak Selang minyak, oil caps,
(Nitrile Butadien Rubber) seal rubber
IRR -Tahan gas an ozone Tire tubes, curing bags
(Isobutylene Isoprene Rubber)
EPDM -tahan elektromagnetik Selang uap, conveyor
(Ehylene Propylene -awet (penuaan lambat) belt
Terpolymer)
Rubber Application
Bagian-bagian
Ban
• Tread : merupakan ulir ban
yang langsung bersentuhan
dengan jalan sehingga
berhubungan langsung dengan
traction
• Belts :merupakan lapisan
kawat atau rangka dari ban
yang menjaga ban tetap kokoh
• Sidewall :bagian samping ban
untuk melindungi casing belt
dari samping sekaligus
memperkokoh konstruksi bban
• Beads : kawat baja yang
berfungsi untuk mencengram
ban dengan velg
Jenis Ban
berdasarkan
konstruksinya
• Akibat konstruksi yang berbeda
menghasilkan keuntungan yang
berbeda-beda :
1. Ban radial lebih tahan terhadap
guncangan dan tidak mudah aus
2. Ban radial mendistribusikan
panas ke arah kiri kanan ban
(kearah dinding) sedangkan ban
radiak kearah depan belakang • Ban radial menggunkan • Ban bias ditenun
(pusat ban) rangka baja tipis yang
disusun berlapis
menggunakan benang
nylon tipis
• Umum digunakan di • Digunkan unutk
3. Konstruksi ban bias lebih kokoh kendaraan umum di kendaraah yang berat
untuk menopang beban berat •
jalan
Harga ban radial lebih
• Harga lebih murah

serta lebih tahan dari kerusakan mahal


benda tajam
Biji Karet

• Animal feedstock (High Protein


and carbohydrate)
• Activated carbon
• Rubber seed oil (eco-friendly
inhibitor korosi)
• Rubber seed oil + Palm kernel
oil (soap)
• Biodisel (future development)
Kayu Karet
• Furniture, kelebihan furniture kayu
karet :
• Memiliki karater lunak-keras
karena memiliki densitas besar
sehingga tidak mudah melengkung
• Mudah di finishing glossy agar
tampilan lebih menarik
• Namun memiliki sedikit
kekurangan yaitu mudah terserang
jamur (blue strain)
• Arang, seperti arang dari bahan
organik lain nya arang (biochar)
sebagai sumber energi biomass
melalui proses pyrolysis
• Memiliki daya lenting yang sempurna
Kelebihan Natural • Lebih tahan zat kimia
• Tidak dipengaruhi harga minyak dunia, tapi dipengaruhi iklim
Rubber • Baik natural rubber maupun sintetic rubber dapt menyebabkan
resiko alergi bagi kulit manusia
Regulasi pengolahan dengan standar industri hijau untuk industri karet remah (crumb rubber)

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


Bahan 1.1. Sumber bahan
1 Baku baku
1.1.1 Internal: karet Menjalankan praktik Verifikasi dokumen penerimaan
dari perkebunan terbaik pengelolaan berdasarkan data 1 tahun terakhir,
sendiri bahan baku baik untuk bahan baku yang
bersumber dari internal maupun
Mengidentifikasi cara eksternal. Khusus untuk
1.1.2 eksternal:karet penanganan pemasok penerimaan eksternal, verifikasi
dari perkebunan terhadap bahan bau juga sumber asal tanaman
rakyat yang dipasok rakyatnya.
1.2. Spesifikasi bahan Spesifikasi bahan baku Verifikasi bukti SDS dan/atau CoA
baku diketahui dan/atau hasil uji dari laboratorium
Tersedia SOP dalam
prosedur penanganan
bahan baku yang
1.3. Penanganan dijalankan secara Verifikasi SOP bahan baku dan
bahan baku konsisten pelaksanaannya di lapangan
a. Produk SIR terhadap
bahan baku bokar
(slab, lumo, slab lump),
minimum 55% KKK, Verifikasi data: - jenis bokar yang
1.4. Rasio produk atau b. Produk SIR digunakan - pengunaan bahan baku
terhadap penggunaan terhadap bahan baku pada periode 1 tahun terakhir -
bahan baku (lateks bokar berupa lateks, produksi riil SIR pada periode 1
segar) minimum 25% KKK. tahun terakhir
No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi
- Verifikasi kepemilikan
prosedur/formula perusahaan
Pemakaian bahan tentang pemakaian bahan penolong
penolong kimia sesuai kimia yang masih berlaku
Bahan Kualitas dan kuantitas prosedur/formula yang - Verifikasi data penggunaan bahan
2 penolong bahan penolong kimia telah ditetapkan penolong kimia

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi

a. Konsumsi bauran
energi: - Konsumsi
energi listrik maksimum Verifikasi data:
175 kWh/ton produk - - Penggunaan energi listrik pada
Konsumsi energi panas periode 1 tahun terakhir;
1.000 MJ/ton produk - Penggunaan energi panas pada
b. Konsumsi energi periode 1 tahun terakhir;
tunggal setara dengan - Produksi riil pada satu tahun
3 Energi Konsumsi energi konversinya terakhir
No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi
Verifikasi data: - Penggunaan air
pada periode 1 tahun terakhir di
dalam proses produksi karet remah
- Produksi riil karet remah pada
4 Air 4.1. Total konsumsi air periode 1 tahun terakhir
Verifikasi data: - Penggunaan air
Total konsumsi air pada periode 1 tahun terakhir di
untuk proses dalam proses produksi karet remah
maksimum 35 m3/ton - Penggunaa daur ulang pada
4.2. Rasio daur ulang produk periode 1 tahun terakhir

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


Verifikasi data: - Waktu produksi yang direncanakan dan
5.1. Kinerja peralatan waktuproduksi aktual pada periode 1 tahun terakhir -
Proses yang dinyatakan Produksi riil dan produksi yang sesuai dengan standar
5 produksi dalam OEE Minimum 85% periode 1 tahun terakhir - Ideal run rate kinerja peralatan
Verifikasi data: - Produk defect dan scrap yang dihasilkan
5.2. Tingkat kegagalan pada periode 1 tahun terakhir - Produksi riil pada periode 1
produksi Maksimum 1% tahun terakhir

No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi


Verifikasi dokumen
Mutu produk memenuhi SPPT-SNI Karet
standar SNI 06-1903- Remah yang masih
6 Produk Mutu produk 2000 atau revisinya berlaku
Kriteria Batasan Metode Verifikasi
Memiliki IPAL mandiri atau IPAL yang dikelola oleh pihak
7.1. Sarana ketiga yang Memiliki izin - Memiliki izin Pembuangan Verifikasi keberadaan IPAL, kondisi operasional
pengelolaan Limbah Cair (IPLC) yang dikeluarkan Pemerintahan Pusat, IPAL (berfungsi atau tifak), dan dokumen IPLC
limbah cair Pemerintahan Provinsi, Pemerintahan Kabupaten/Kota yang masih berlaku
Verifikasi laporan hasil uji dari laboratorium
terakreditasi ISO 17025 yang tercantum dalam
dokumen pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup pada periode 2 semester
7.2. Pemenuhan terakhir. Dalam hal belum terdapat laboratorium
parameter limbah yang terakreditasi, dapat menggunakan
cair terhadap baku Memenuhi baku mutu sesuai ketentuan peraturan laboratorium lain yang telah mendapat
mutu lingkungan perundang-undangan penunjukkan dari instansi yang berwenang.
7.3. Sarana
pengelolaan emisi Memiliki sarana pengelolaan emisi gas buang dan udara Verifikasi keberadaan dan operasional (berfungsi
gas buang dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- atau tidak) sarana pengelolaan emisi gas buang
udara undangan dan udara.
Verifikasi laporan hasil uji dari laboratorium
terakreditasi ISO 17025 yang tercantum dalam
dokumen pengelolaan dan pemantauan
7.4. Pemenuhan lingkungan hidup pada periode 2 semester
parameter emisi terakhir. Dalam hal belum terdapat laboratorium
gas buang, udara yang terakreditasi, dapat menggunakan
dan gangguan laboratorium yang terakreditasi, dapat
(kebisingan, menggunakan laboratorium lain yang telah
getaran, dan Memenuhi baku mutu sesuai ketentuan peraturan mendapat penunjukan dari instansi yang
kebauan) perundang-undangan berwenang
7.5. Sarana Verifikasi pelaksanaan pengelolaan limbah B3 dan
pengelolaan Memiliki TPS Limbah B3 yang berizin - Diserahkan pada izin pengelolaannya yang sesuai dengan ketentuan
limbah B3 pihak ketiga yang memiliki izin peraturan perundang-undangan
7.6. Sarana Verifikasi pengelolaan limbah padat dan
pengelolaan Mengacu pada rencana pengelolaan limbah padat yang ketentuan yang tertuang dalam dokumen
limbah padat tertuang dalam dokumen lingkungan yang telah disetujui lingkungan pada periode 2 semester terakhir
Persyaratan Manajemen standar industri hijau untuk industri karet remah (crumb rubber)
No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi
Verifikasi dokumen kebijakan penerapan prinsip Industri Hijau, paling sedikit memuat
target penghematan/efisiensi penggunaan sumber daya bahan baku, energi, air,
Kebijakan dan 1.1. Kebijakan Industri Perusahaan Industri wajub memiliki kebijakan tertulis penerapan prinsip penurunan emisi karbon dioksida dan pengurangan limbah (B3 dan non B3) pada
1 Organisasi Hijau Industri Hijau periode 1 tahun, yang ditetapkan oleh pimpinan puncak
a. Keberadaan unit pelaksana penerapan prinsip Industri Hijau dalam
1.2. Organisasi Industri struktur organisasi Perusahaan Industri b. Program pelatihan/peningkatan Verifikasi sertifikat/bukti/pelatihan/peningkatan kapasitas SDM tentang prinsip Industri
Hijau kapasitas SDM tentang prinsip Industri hijau Hijau
1.3. Sosialisasi kebijakan
dan organisasi Industri Terdapat kegiatan sosialisasi kebijakan dan organisasi penerapan prinsip Verifikasi laporan kegiatan berikut dokumentasi atau salinan media sosialisasi tentang
Hijau Industri Hijau di Perusahaan Industri kebijakan dan organisasi penerapan prinsip Industri Hijau di Perusahaan Industri
Perencanaan 2.1. Tujuan dan sasaran Perusahaan Industri Hijau menetapkan tujuan dan sasaran yang terukur Verifikasi dokumen terkait penetapan tujuan dan sasaran yang terukur dari penerapan
2 Strategis Industri Hijau dari kebijakan penerapan prinsip Industri Hijau prinsip Industri Hijau di Perusahaan Industri
verifikasi kesesuaian dokumen Renstra dan program pada 1 tahun terakhir dengan
tujuan dan sasaran yang telah ditetaokan, paling sedikit mencakup: - efisiensi
Perusahaan Industri memiliki Rencana Strategis dan program untuk penggunaan bahan baku; - efisiensi penggunaan energi; - efisiensi penggunaan air; -
2.2. Perencanaan mencapai tujuan dan sasaran yang terukur dari kebijakan penerapan pengurangan emisi GRK; - pengurangan limbah (B3 dan non B3); -jadwal pelaksanaan,
Strategis dan Program prinsip Industri Hijau penanggung jawab
Verifikasi bukti pelaksanaan program: - dokumentasi pelaksanaan program, paling
sedikit mencakup: - efisiensi penggunaan bahan baku; * efisiensi penggunaan energi; *
efisiensi penggunaan air; * pengurangan emisi GRK; * pengurangan limbah (B3 dan non
Pelaksanaan dan 3.1. Pelaksanaan Program dilaksanakan dalam bentukkegiatan yang sesuai dengan jadwal B3) - dokumentasi realisasi alokasi anggaran untuk pelaksanaan program yang telah
3 Pemantauan program dan dilaporkan secara berkala kepada manajemen direncanakan; dan - bukti persetujuan pelaksanaan program dari pimpinan puncak
Pemantauan m dilaksanakan secara berkala dan hasilnya dilaporkan Verifikasi laporan hasil pemantauan program dan bukti pendukung baik yang dilakukan
3.2. Pemantauan sebagai bahan tinjauan manajemen puncak dan masukan dalam secara internal maupun eksternal - Laporan yang dilakukan secara internal, divalidasi
program melakukan perbaikan berkelanjutan oleh pimpinan puncak
Tinjauan 4.1. Pelaksanaan
4 Manajemen tinjauan manajemen Perusahaan Industri melakukan tinjauan manajemen secara berkala Verifikasi laporan hasil pelaksanaan tinjauan manajemen pada periode 1 tahun terakhir
4.2. Konsistensi
Perusahaan Industri
terhadap pemenuhan
persyaratan teknis dan Perusahaan Industri menggunakan laporan hasil pemantauan, atau hasil
persyaratan manajemen audit, atau hasil tinjauan manajemen sebagai pertimbangan dalam upaya Verifikasi laporan sebelum dan sesudah tindak lanjut Perusahaan Industri berupa
sesuai Standar Industri perbaikan dan peningkatan kinerja prinsip Industri Hijau secara konsisten pelaksanaan perbaikan atau peningkatan kinerja Standar Industri Hijau pada periode 1
Hijau dan berkelanjutan tahun terakhir - Dokumen pelaksanaan tindak lanjut ditetapkan oleh pimpinan puncak
Peran serta Perusahaan
Tanggung Jawab Industri terhadap
5 Sosial Perusahaan lingkungan sosial Mempunyai program CSR yang berkelanjutan Verifikasi dokumentasi program CSR berkelanjutan dan laporan pelaksanaan kegiatan
Memenuhi dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemberian fasilitas paling sedikit meliputi: 1. pelatihan tenaga kerja (UU
No.13 tahun 2003) 2. pemeriksaan kesehatan (Permenaker No.2 Tahun
1980) 3. pemantauan lingkungan tempat kerja (Permenaker No.5 Tahun
Penyediaan fasilitas 2018) 4. penyediaan alat P3K (Permenaker No. 15 Tahun 2008) 5.
6 Ketenagakerjaan ketenagakerjaan penyediaan alat pelindung diri (Permenaker No.8 Tahun 2010) Verifikasi bukti fisik, pelaporan dan pelaksanaanya.
PENYADAPAN KARET

Adalah kegiatan pemutusan atau


pelukaan pembuluh lateks sehingga
lateks menetes keluar dari pembuluh
lateks ke mangkuk penampung yang
dipasang pada batang karet.
Penyadapan dilakukan sedalam
mungkin, tetapi tidak boleh menyentuh
lapisan kambium yang berpengaruh
pada produksi lateks.
BAHAN OLAH KARET (BORAK)
Borak: lateks kebun dan gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karet (Hevea brasiliensis M)
Penggolongan borak menurut cara pengolahannya:

Lateks Kebun: getah pohon Slab: lateks kebun yang


karet yang diperoleh dari sengaja digumpalkan, atau
pohon karet (Hevea dari lump mangkok segar
brasiliensis M), berwarna yang direkatkan dengan
putih dan berbau segar. atau tanpa lateks.

Sheet: lembaran tipis hasil Lump: gumpalan karet di


gumpalan lateks kebun dalam mangkok sadap yang
yang digumpalkan dengan digumpalkan dengan asam
asam semut atau bahan semut atau bahan lain, atau
penggumpal lain. penggumpalan alami.
Sumber : SNI 06-2047-2002
CRUMB RUBBER
Crumb rubber adalah karet kering yang secara umum diproduksi melalui tahapan:
• Pembersihan dan pengecilan ukuran
• Penggilingan
• Pencacahan
• Pengeringan
Bahan baku crumb rubber: Jenis Persyaratan
• Getah karet segar è SIR 3 Mutu
SIR 3 SIR 5 SIR 10 SIR 20
Jenis Uji
• Slab/Lump è SIR 5/10/20
Satuan Lateks Koagulum Lateks
Kadar Kotoran (b/b) % Ma 0,03 Max 0,05 Max 0,1 Max 0,20
Kadar Abu (b/b) % Max 0,50 Max 0,50 Max 0,75 Max 1,00
Kadar Zat Menguap (b/b) % Max 0,80 Max 0,80 Max 0,80 Max 0,80
PRI - Min 75 Min 70 Min 60 Min 50
Po - Min 30 Min 30 Min 30 Min 30
Sumber: SNI 06-1903-2000
Sumber : golsta.com.my
ANIMASI PROSES PRODUKSI CRUMB RUBBER

Sumber : golsta.com.my
SLAB CUTTER
• Fungsi: Pencacahan pertama
bokar menjadi potongan-
potongan karet yang berukuran
kecil. Pencacahan juga berfungsi
untuk memperluas bidang
permukaan sehingga pencucian
lebih efektif.
• Cara Kerja: Fixed knife menahan
material yang masih berukuran
besar dan swing knife berputar
disebuah poros yang kemudian
memotong-motong material.
http://golsta.com.my
HAMMER MILL

• Fungsi: Sebagai pemecah lanjutan sehingga diperoleh ukuran material yang lebih kecil.
• Cara kerja: Material mengalami pengecilan ukuran akibat hantaman palu palu yang berputar.
Kemudian material yang ukurannya kecil akan lolos dari screener dan menuju proses selanjutnya,
sedangkan material yang tidak lolos screener akan dipukul kembali oleh palu-palu tersebut.
CREEPER
• Fungsi: Menggiling cacahan
karet menjadi lembaran/
blangket yang tipis sehingga
diperoleh keseragaman bahan
baku.
• Cara Kerja: Dua roll creeper
berputar, menekan dan
menggiling bahan sehingga
membuat butiran karet
menjadi pipih dan menyatu
menjadi bentuk lembaran.
SHREDDER
• Fungsi: Merajang
lembaran/ blangket
menjadi butiran karet.
• Cara kerja: Roll shredder
yang dilengkapi dengan
blade berbentuk balok
berputar memotong
motong lembaran/
blangket menjadi butiran
karet.
TUNNEL DRYER
• Fungsi: Mengeringkan butiran karet dengan temperature 110-120oC
• Cara Kerja: Material basah ditempatkan di troli dan truck masuk ke terowong.
Udara segar dialirkan oleh blower yang dilewatkan heater sehingga diperoleh
udara panas. Kemudian masuk ke dryer, kontak dengan material basah dan terjadi
proses pengeringan. Selanjutnya, udara tersebut sebagian dibuang, dan sebagian
direcycle.
HYDRAULIC PRESS
Prinsip kerja: Memanfaatkan perbedaan
tekanan fluida diatas dan bawah piston.
Jika tekanan di bawah piston lebih tinggi,
menyebabkan piston naik. Selanjutnya
fluida dipompa keluar dari bawah piston,
menyebabkan tekanan di bawah piston
menurun. Bersamaan, fluida dipompa ke
dalam silinder dari atas, ini akan
meningkatkan tekanan fluida di atas
piston. Tekanan di atas piston yang lebih
tinggi menyebabkan piston bergerak
bawah.
MATERIAL PEMBUAT BAN
RUBBERS
Natural Rubber Oil
The properties of natural rubber include Oil softens rubber.
durability and abrasion resistance.

Synthetic Rubber, which is a petroleum- Antioxidant


based product, has heat-resisting properties. Antioxidant inhibits oxidation of rubber.

CHEMICAL MIXED WITH RUBBERS Sulfur


Sulfur gives rubber greater elasticity.
Carbon Black increases the strength of
rubber.
Vulcanization accelerator
Silica Vulcanization accelerator helps build cross-
The white powder of silicon dioxide delivers links between rubber and sulfur.
better fuel efficiency and wet grip.
MATERIAL PEMBUAT BAN
CONTRUCTION MATERIALS
Polyester
Polyester is used as a material of body ply in
passenger tires.

Rayon
Rayon is used as a material of body ply in
passenger tires.
Sumber : bridgestone.com

Steel
Steel is used as a material of beads and steel
belts in passenger tires.
PROSES PEMBUATAN BAN
BANBURY MIXER
Fungsi: Mencampur rubber dan
bahan kimia lainnya menjadi
compound.
Cara kerja: Material masuk
melalui feed hopper, ditekan
oleh floating weight turun ke
chamber. Dua rotor yang
bergerak berlawanan akan
mencampur material tersebut.
EXTRUDERS

Fungsi: Proses pencampuran bahan, pemanasan, dan pencetakan.


Cara kerja: material masuk melalui hooper, kemudian didorong oleh screw menuju
shapping die, dimana dipasang heaters sepanjang perjalanannya sehingga material
meleleh. Akibat dorongan screw dan lubang yang kecil, tekanan menjadi tinggi,
material menuju shapping die dan keluar sesuai bentuk cetakan.
Safety and Environment
Apabila dilihat dari tahapan poduksi baik dari bahan baku berasal dari lateks dan bahan olahan karet rakyat (bokar), maka limbah yang
terbentuk pada industri karet dapat berupa limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.

Limbah cair
Proses pengolahan karet tergolong proses basah, banyaknya kebutuhan air untuk keperluan pengolahan akan
menentukan banyaknya limbah cair yang dihasilkan. Jumlah air yang digunakan dalam proses produksi,
hampir seluruhnya menjadi limbah, karena karet baik berupa bahan baku maupun setengah jadi tidak
menyerap air. Limbah cair juga mengandung beberapa bahan kimia yang digunakan selama prosesnya.

Limbah padat
Secara umum limbah padat yang terbentuk pada pengolahan karet tidak tergolong limbah beracun. Limbah
biasanya hanya berupa tatal, lumpur, pasir rotan, kayu, daun, dan plastik bekas kemasan. Bokar yang kotor
merupakan sumber utama pembawa limbah padat.

Limbah gas
Pabrik karet dalam proses pengolahannya menggunakan bahan kimia berupa ammonia dan asam cuka serta
dalam proses pengasapan menggunakan kayu bakar. Ammonia dan asam cuka yang digunakan berupa gas
yang dapat menguap dan dapat mencemari udara jika penggunaannya berlebih. Dalam proses pengasapan
penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar juga dapat menyebabkan pencemaran udara. Kayu bakar yang
dibakar menghasilkan polutan berupa karbondioksida, nitrogen oksida, dan nitrogen dioksida.
Sumber Limbah Industri Karet
• Kualitas bahan baku berpengaruh terhadap tingkat kuantitas dan
kualitas limbah yang akan terjadi dengan rincian sebagai berikut :

• Makin kotor bahan karet olahan akan makin banyak air yang
diperlukan untuk proses pembersihannya, sehingga debit
limbah cairpun meningkat

• Makin kotor dan makin tinggi kadar air dari bahan baku
karet olahan, akan makin mudah terjadinya pembusukan,
sehingga kuantitas limbah gas/bau pun meningkat

• Bahan baku karet olahan yang kotor menyebabkan kuantitas


lumpur dan pasir relatif tinggi
Sumber limbah cair dapat dikategorikan dari proses produksi dengan
rincian sebagai berikut
1. Bahan baku olahan karet rakyat (bokar)
Bahan baku olahan karet berbentuk koagulum (bongkahan) yang telah ditambahi asam
semut (asam format) dan banyak mengandung air.
Sumber limbahnya antara lain:
- penyimpanan koagulum
- sebelum produksi terlebih dulu karet disemprot air sehingga menghasilkan limbah
- pencacahan koagulum lalu di cuci dengan air lagi
- proses peremahan dengan hammer mill juga menghasilkan limbah cair, walaupun
jumlahnya relatif kecil

2. Bahan baku lateks


Dalam proses produksi untuk meghasilkan karet digunakan air lebih sedikit, tetapi
mempunyai bahan kimia didalam air limbahnya.
Sumber limbahnya adalah dari proses pencacahan dan peremahan.
Berdasarkan PERMEN LH No 5 Tahun 2014 Tentang
Baku Mutu Air Limbah, maka setiap industri maupun
instansi/badan usaha harus bertanggung jawab
terhadap pengelolaan limbah yang dihasilkan dari
kegiatannya.
Pengolahan limbah cair

Collecting reservoir Equalization Alkalization

Neutralisasi Lifhting Pump Station Sedimentasi

Aerasi Lagon Pengolahan limbah cair terdiri dari :


• Pengolahan primer
• Pengolahan sekunder
• Pengolahan tersier
Pengolahan limbah
Pengolahan limbah gas
padat

Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik


primer, sekunder, maupun tersier, akan Masalah bau busuk yang mencemari udara
menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. sekitar pabrik karet sampai saat ini sangat sulit
Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara diatasi walaupun semua pabrik sudah
langsung, melainkan perlu diolah lebih lanjut. menggunakan scrubber (cerobong asap),
Endapan lumpur hasil pengolahan limbah padahal disekeliling pabrik sudah menjadi
biasanya akan diolah dengan cara diuraikan kawasan perumahan. Pada akhirnya bau busuk
secara anaerob, kemudian disalurkan ke ini menimbulkan keluhan-keluhan masyarakat
beberapa alternatif seperti dibuang kelaut atau disekeliling pabrik atau bahkan jauh dari pabrik
lahan pembuangan (Landfill), dijadikan pupuk (bau terbawa angin).
kompos atau dibakar (incenarated).

Anda mungkin juga menyukai