Anda di halaman 1dari 15

1

Penerapan EBN di Ruang HCU Bedah Saraf dengan


Masalah Konstipasi

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di Ruang HCU Bedah Saraf,


sebanyak 12 klien yang diidentifikasi, dengan masalah utama terbanyak
yaitu nyeri dan konstipasi, dengan presentasi masing-masing 12 (100%)
dan 8 (66.7%). Nyeri merupakan masalah utama yang dikeluhkan oleh
klien, namun penanganan nyeri telah dilakukan dengan terapi farmakologi
dan non farmakologi yang dilakukan oleh perawat berupa relaksasi nafas
dalam, tekhnik distraksi, terapi musik dan terapi murottal. Sedangkan,
untuk penanganan konstipasi perawat sudah mengetahui bahwa dengan
melakukan massage abdomen (MA) dapat menurunkan konstipasi pada
pasien, namun saat ini intervensi tersebut sudah tidak diaplikasikan lagi di
ruang HCU Bedah Saraf dengan alasan beban kerja yang tinggi serta
kadang lupa untuk melakukannya.
Solusi untuk penanganan konstipasi yaitu dengan melakukan MA
(Turan, 2016; Mcclurg et al., 2017; Dehghan, Fatehi, & Mehdipoor, 2018).
MA sudah pernah digunakan oleh perawat di HCU Bedah saraf, namun
pelaksanaanya sampai saat ini sudah tidak dilakukan lagi. Untuk itu, kami
melakukan investigasi tentang intervensi yang tepat digunakan di
perawatan HCU Bedah Saraf tentang penanganan konstipasi sebagai
penerapan evidence based nursing (EBN).
B. Metode Pencarian EBN
Pencarian literatur untuk penerapan EBN adalah melalui PubMED,
ProQUEST, Sciencedirect, CINHAL, Google Schoolar dan pencarian
sekunder. Pertanyaan penelitian terstruktur menggunakan metode
elektronik PICO (patient, intervention, comparison and outcome)
(Frandsen & Eriksen, 2018, Santos, Pimenta & Nobre, 2007), adapun
PICO dalam artikel ini adalah: P: Pasien dengan Konstipasi, I: Terapi
Konstipasi, C: Tidak ada, O: Tidak ada. Sedangkan, kata kunci pencarian
berdasarkan database di MeSH Term (Gambar 1).
2

Komponen PICO
P Constipation OR abnormality, digestive system OR
digestive system abnormalities
Nursing care management OR Case management OR
I care management, patient OR alternative therapies OR
effect OR therapy OR Abdominal massage[Title] OR
massage OR mobilization
C Tidak ada pembanding
O -
Gambar 1: Deskripsi kata kunci yang digunakan dalam pencarian literatur
menggunakan metode PICO (patient, intervention, comparison, and outcome)

Pertanyaan penelitian dirumuskan melalui strategi PICO adalah


sebagai berikut: ''Terapi apa yang digunakan untuk mengatasi konstipasi?
Sebanyak 89 artikel yang diidentifikasi dari ke enam data literatur
pencarian setelah dilakukan seleksi (penelitian hanya pada manusia dan
yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian). Penulis menilai semua
artikel yang diidentifikasi secara independen untuk dimasukkan dalam
tinjauan EBN. Dari 89 artikel yang berpotensi tersebut, ada 45 artikel
dieksklusi, karena double publikasi dan dibawah tahun 2014, 17 eksklusi
karena tidak full text dan 13 dieksklusi karena tidak sesuai tujuan
penelitian.
Studi yang diinklusi untuk tinjauan literatur ini harus (1) fokus pada
intervensi untuk mengatasi konstipasi, (2) ditulis dalam bahasa Inggris dan
Indonesia (3) dipublikasikan dari 2014-2019 dan (4) Artikel intervensi. Dari
13 artikel yang diambil, 4 artikel bukan hasil penelitian. Sehingga, hanya 9
artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Gambar 2 menggambarkan proses
inklusi studi.
3

PubME Science Google Pencarian


ProQUEST CINHAL
D Direct Schoolar sekunder
47 7 6 8 17 4

Artikel yang diidentifikasi


Identification (n=89)
Exclusion:
Under 2014 (n=15)
Double publikasi (n= 30)

Hasil Skrining
Screening (n=44)
Exclusion:
Tidak full teks (17)
Tidak sesuai
pertanyaan penelitian
Sesuai dengan pertanyaan (n=14)
Eligibility penelitian
(n=13)
Exclusion:
Bukan hasil
penelitian (n=4)

Artikel yang diinklusi


Inclusion (n=9)

Gambar 2: diagram alur untuk seleksi dan inklusi studi.


Artikel yang diinklusi dilakukan kirtisi dengan menggunakan Critical
Apraisal Skill Programe (CASP) Checklists (Critical Appraisal Skills
Programme, 2018). Studi dipilih sesuai dengan tingkat bukti, tingkat
rekomendasi, dan kualitas. Tingkat rekomendasi adalah ukuran kualitas
yang dikaitkan dengan tingkat bukti penelitian dan membantu dalam
interpretasi rekomendasi. Untuk analisis kualitas studi klinis, digunakan
Oxford Centre for Evidence-Based Medicine (CEBM) mengklasifikasikan
penelitian dalam lima tingkat bukti sesuai dengan desain penelitian (1, 2,
3, 4, dan 5), studi dikelompokkan dalam empat tingkat rekomendasi (A, B,
C, dan D). Grade A yaitu studi level 1 (1a, 1b, dan 1c) digunakan untuk
systematic reviews of randomized clinical trials, randomized clinical trials
dan mewakili tingkat yang lebih tinggi dari bukti. Grade B (2a, 2b, 2c, 3a,
dan 3b) untuk systematic reviews of cohort studies, cohort studies,
4

outcomes research, systematic reviews of case-control studies, dan case-


control studies. Grade B mewakili tingkat bukti moderat. Nilai C (4) dan D
(5) mewakili tingkat bukti terendah. Grade C digunakan untuk studi kasus,
dan Grade D adalah untuk pendapat ahli (Centre for Evidence-Based
Medicine, 2009).
C. Hasil
1. Desain Penelitian
Dalam tinjauan artikel untuk penerapan EBN, ada 9 studi klinis
diidentifikasi yang sesuai dengan kriteria penelitian yang
menggunakan intervensi dalam menangani konstipasi. Ada 6 studi
yang menggunakan desain RCT (Dehghan et al., 2018; Turan & Astı,
2016; Kassolik et al, 2015; Santos-Jasso et al 2017; Mcclurg et al.,
2017; Sahiner & Bal, 2017) dan 3 studi yang menggunakan desain
Quasi eksperimental (Estri et al, 2016; Janssen et al., 2014;
Puspitasari, et al 2017).
2. Jenis-jenis Intervensi untuk mengatasi konstipasi
a. Abdominal massage (AM)
Dari 9 studi yang dipilih, ada 5 studi yang menggunakan
terapi AM. Studi yang dilakukan oleh Dehghan et al (2018) Pijat
perut dapat meningkatkan fungsi gastrointestinal yaitu, lingkar
perut menurun serta waktu buang air besar meningkat secara
signifikan pada pasien perawatan intensif yang diberi makan
enteral dengan endotracheal tubei dengan level of evidence 1b
dan grade of recommendation A. Studi lain menemukan bahwa AM
diterapkan pada pasien yang didiagnosis dengan konstipasi pasca
operasi mengurangi gejala konstipasi dan peningkatan kualitas
hidup dengan level of evidence 1b dan grade of recommendation A
(Turan & Astı, 2016). Sementara itu, penelitian yang sama tentang
pijat berdasarkan prinsip tensegrity memiliki pengaruh positif yang
lebih besar pada kualitas dan kuantitas buang air besar daripada
pijat perut klasik dengan level of evidence 1b dan grade of
recommendation A (Kassolik et al., 2015).
5

Penelitian lain menemukan AM sebagai tambahan untuk


penatalaksanaan konstipasi yang menawarkan intervensi yang
dapat diterima dan berpotensi bermanfaat bagi pasien Parkinson
dengan level of evidence 2b dan grade of recommendation B
(McClurg et al., 2016). Studi lain membandingkan AM dengan
teknik swedish massage dan teknik effleurage dengan hasil:
keduanya sama-sama dapat mengatasi konstipasi pada pasien
yang di rawat di ICU, namun AM dengan teknik effleurage waktu
lebih efisien, energi yang dikeluarkan lebih minimal dan
meningkatkan kenyamanan dengan level of evidence 2c dan grade
of recommendation B (Estri et al., 2016).
b. Electromechanical abdominal massage (EAM)
Penggunaan EAM pada fungsi usus individu dengan SCI
(spinal cord injury) dan masalah usus kronis menghasilkan
beberapa karakteristik buang air besar berubah secara positif
untuk beberapa subjek (waktu untuk menghasilkan, jumlah,
konsistensi), namun tidak ada yang merasa lebih baik atau lebih
percaya diri setelah menggunakan perangkat pijat. Selain itu,
beberapa orang mengalami efek samping negatif (terutama rasa
sakit atau tidak nyaman). Penggunaan EAM tidak meningkatkan
fungsi usus pada sebagian besar individu dengan SCI masalah
usus kronis dengan level of evidence 4 dan grade of
recommendation C (Janssen et al., 2014)
c. Early Mobilization Left-Right Sim
Posisi sim kanan kiri merupakan tindakan keperawatan
mandiri yang dapat menurunkan konstipasi pada penderita Stroke
yang tidak dapat melakukan mobilisasi karena tirah baring level of
evidence 4 dan grade of recommendation C (Puspitasari et al.,
2017)
d. Reflexology dan pelatihan toilet /diet/motivasi
Studi reflexology dan pelatihan toilet/diet/motivasi diberikan
kepada orang tua anak dibandingkan dengan hanya diberikan
pelatihan toilet/diet/motivasi diberikan kepada orang tua dengan
6

hasil tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal frekuensi


feses dan konsistensi feses dicatat antara kelompok intervensi dan
kontrol. Sehingga, penelitian ini menunjukkan bahwa hanya
pelatihan toilet/diet/motivasi yang memiliki manfaat potensial untuk
mengobati konstipasi fungsional pada anak-anak level of evidence
2b dan grade of recommendation B (Sahiner & Bal, 2017).
e. Terapi Pencahar
Pengobatan konstipasi pada anak-anak dengan malformasi
anorektal dengan menggunakan obat pencahar Senna
(sennosides A dan B) 38,7 mg dan 17 g untuk polietilen glikol
dapat mengatasi masalah konstipasi dan tidak ada efek samping
yang diidentifikasi dengan level of evidence 2b dan grade of
recommendation B (Santos-Jasso et al., 2017)

Tabel 1: Sintesis evidence regarding mengenai intervensi untuk mengatasi


Konstipasi
Topical Intervention Citations Levels of Grade of
in Studies evidence Recommendation
Abdominal massage 5 1b A
Electromechanical abdominal 1 4 C
massage
Early Mobilization Left-Right Sim 1 4 C
Pelatihan toilet /diet/motivasi 1 2b B
Terapi Pencahar 2 2b B

D. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan artikel untuk penerapan EBN, ada 9 studi
klinis diidentifikasi yang sesuai dengan kriteria penelitian yang
menggunakan intervensi dalam menangani konstipasi. Ada 5 studi yang
menggunakan terapi AM untuk mengatasi konstipasi yang diterapkan
pada pasien perawatan intensif dan pasca operasi memiliki grade of
recommendation A (Dehghan et al, 2018; Turan & Astı, 2016; Kassolik et
al., 2015; McClurg et al., 2016; Estri et al., 2016). Sedangkan, terapi
electromechanical abdominal massage diterapkan pada pasien SCI dan
early mobilization left-right sim diterapkan pada penderita Stroke memiliki
grade of recommendation C (Janssen et al., 2014; Puspitasari et al.,
2017). Sementara itu, intervensi pelatihan toilet/ diet/motivasi yang
diterapkan pada anak-anak dengan konstipasi fungsional serta terapi
7

pencahar yang diterapkan pada anak-anak dengan malformasi anorektal


memiliki grade of recommendation B (Sahiner & Bal, 2017; Santos-Jasso
et al., 2017).
Dari beberapa studi yang telah ditemukan mengenai penanganan
intervensi untuk mengatasi konstipasi, AM merupakan pilihan intervensi
yang lebih baik untuk diterapkan sebagai EBN di ruang perawatan HCU.
Terapi AM sudah pernah digunakan oleh perawat di HCU Bedah saraf,
namun pelaksanaanya sampai saat ini sudah tidak dilakukan lagi. Untuk
itu, solusi untuk menurunkan konstipasi pada pasien adalah dengan
melakukan modifikasi intervensi MA dengan cara melakukan edukasi
kepada keluarga pasien dengan membuat poster yang akan ditempel
disamping bed pasien. Sehingga intervensi tersebut dapat melekat pada
pasien dan perawat mudah melakukan edukasi dengan memperilhatkan
pada gambar yang ditempelkan disamping bed pasien.
E. Kesimpulan
Penerapan EBN yang akan dilakukan di ruang perawatan HCU
Bedah Saraf adalah Abdominal Massage dengan modifikasi intervensi
yaitu melakukan edukasi pada perawat dan keluarga pasien dengan
menempelkan poster gambar terapi AM di samping bed pasien.
8

Tabel 2. Deskripsi studi intervensi dalam mengatasi Konstipasi


Peneliti, Desain Tujuan Ukuran Intervensi Alat Ukur Hasil
Negara penelitian Sampel
Dehghan, RCT Untuk menguji 52 responden Pada kelompok intervensi, Fungsi pencernaan dievaluasi Ada perbedaan yang signifikan
Fatehi, & pengaruh pijat perut (26 intervensi pijat perut 15 menit dilakukan dalam hal volume residu, distensi, antara dua kelompok mengenai
Mehdipoor pada fungsi dan 26 kontrol) dua kali sehari selama tiga konstipasi, dan waktu buang air lingkar perut dan menurun pada
gastrointestinal pasien hari, sedangkan kelompok besar kelompok intervensi (P <0,001).
(2018). Iran perawatan intensif kontrol hanya menerima - Untuk menentukan jumlah Waktu buang air besar meningkat
dengan endotracheal perawatan rutin distensi, lingkar perut diukur secara signifikan pada kelompok
tube. menggunakan meter (daerah intervensi (P=.002).
pusar adalah tempat
pengukuran) dengan marker Setelah intervensi, prevalensi
anti air konstipasi menurun secara
- Waktu buang air besar dikontrol signifikan pada kelompok intervensi
dan dicatat setiap hari (P = 0,008).
menggunakan diagram alur
keperawatan di kedua Pijat perut dapat meningkatkan
kelompok. Tidak buang air fungsi gastrointestinal pada pasien
besar dalam tiga hari yang diberi makan enteral dengan
sebelumnya dianggap endotracheal tube. Disarankan
konstipasi untuk menggunakan pijat perut
sebagai terapi tambahan untuk
meningkatkan fungsi
gastrointestinal pada pasien
perawatan intensif.
Turan & Astı RCT Untuk mengidentifikasi 60 responden Intervensi diberikan 4 hari Gastrointestinal Symptom Rating Ditemukan bahwa pasien yang
(2016). Turki efek dari pijat perut (30 intervensi setelah operasi. Scale (GSRS), Constipation menerima pijat perut, buang air
pada sembelit dan dan 30 kontrol) Pada kelompok intervensi Severity Instrument (CSI), Bristol besar lebih sering setelah operasi
kualitas hidup pasien menerima pijat perut selama 3 Stool dibandingkan kelompok kontrol,
yang menghadiri klinik hari di pagi dan sore hari Scale, Patient Assessment of yang menyebabkan tingkat
ortopedi dan trauma selama 15 menit dan Constipation Quality of perbedaan signifikan antara
yang telah menjalani berjumlah 6 kali, sedangkan Life (PAC-QOL) Scale, and kelompok yang secara statistik
operasi. kelompok kontrol menerima EuroQol European Quality of Life tinggi (p ≤ 0,001).
pengobatan yang sesuai untuk Instrument (EQ-5D) Kelompok eksperimen
perawatan klinis rutin seperti menampilkan skor PAC-QOL dan
supositoria pencahar dan EQ-5D rata-rata yang lebih tinggi
enema pada saat dipulangkan.
Temuan menunjukkan bahwa pijat
perut diterapkan pada pasien yang
didiagnosis dengan konstipasi
pasca operasi mengurangi gejala
konstipasi, penurunan interval
waktu antara buang air besar, dan
9

peningkatan kualitas hidup.


Kassolik et al RCT Untuk 29 responden Kedua kelompok menerima Penilaian didasarkan pada Perubahan terbesar terjadi pada
(2015). membandingkan (Grup I: 15 enam sesi pijat, dua sesi per kuesioner pasien, kuesioner minggu pertama dan ketiga terapi
Polandia efektivitas pijat responden minggu, dilakukan selama tiga Roma III dan buku catatan harian (P <0.01).
berdasarkan prinsip menjalani pijat minggu berturut-turut. buang air besar Sebagai hasil dari terapi,
tensegrity dan pijat tensegrity dan ketegangan selama buang air
perut klasik yang Grup II: 14 Pijat tensegrity mensyaratkan besar turun dari 60% menjadi 20%
dilakukan pada pasien responden posisi berbaring. Pijat dimulai pada Grup I, dan dari 42,8%
dengan konstipasi. diberi pijat dengan menyikat kulit di menjadi 35,7% pada Grup II.
perut klasik) daerah perut. Kemudian Pengaruh terapi yang diterapkan
deformasi elastis fasia dievaluasi secara positif oleh 80%
torakolumbalis dilakukan dari kelompok pijat tensegrity dan
dalam bentuk perpindahan. 29% dari kelompok pijat perut
Integral perut mengalami klasik.
deformasi elastis dengan cara Pijat berdasarkan prinsip tensegrity
diremas. Tahap perawatan mungkin memiliki pengaruh positif
selanjutnya bertujuan memicu yang lebih besar pada kualitas dan
gerak peristaltik di pembuluh kuantitas buang air besar daripada
yang mengangkut limfatik dari pijat perut klasik.
daerah panggul dengan
melakukan gerakan memutar
dalam batas mobilitas kulit di
sepertiga medial paha, ke arah
hiatus saphenus. Gerakan
membelai ke arah ketiak, di
sepanjang pembuluh darah
torakorik dan costoaxillary,
memfasilitasi aliran darah
keluar dari bagian atas
integumen perut. Otot
interkostal kemudian berubah
bentuk menjadi ruang
interkostal tulang rusuk palsu.
Setiap sesi pijat tensegrity
berlangsung 20 menit

Pijat perut klasik terdiri dari


gerakan melingkar yang
dilakukan pada integrasi perut
dengan teknik membelai
dangkal dan dalam searah
jarum jam di sepanjang usus
besar. Setiap sesi pijat klasik
berlangsung 10 menit

Santos-Jasso RCT Untuk mengetahui 14 responden Kelompok 1. Pasien dalam Efektivitas terapi pencahar diukur Penelitian ini dihentikan lebih awal
10

et al (2017). efektivitas Senna dan Grup 1, n = 9 kelompok ini mulai dengan tiga variabel konstruksi: 1) karena analisis sementara
Mexico polietilen glikol untuk dan Grup 2, n= menggunakan pencahar buang air besar setiap hari, 2) menunjukkan manfaat yang jelas
pengobatan konstipasi 6 Senna, menyesuaikan dosis tinja kotor, 3) x-ray perut bersih. terhadap Senna (p =
pada anak-anak sesuai dengan respons. 0,026). Sampel menunjukkan
dengan malformasi Setelah tiga minggu dievaluasi distribusi statistik normal untuk
anorektal. selama perawatan periode ini variabel usia dan keberadaan
pasien menerima obat megarectum. Dosis harian
nolaxative dan diberikan maksimum Senna (sennosides A
enema dubur setiap hari dan B) adalah 38,7mg dan 17g
dengan salin normal. untuk polietilen glikol. Tidak ada
Kelompok 2. Menggunakan efek samping yang diidentifikasi
polietilen glikol. Setelah tiga
minggu, evaluasi akhir untuk
periode ini pasien tidak
menerima obat pencahar dan
diberikan enema dubur setiap
hari dengan salin normal.
McClurg et al RCT Untuk menetapkan 32 responden Responden dijelaskan konstipasi yang Studi ini direkrut untuk ditargetkan,
(2016). Inggris kelayakan (intervensi = bagaimana pemantauan dan divalidasi,menggunakan tiga alat retensi tinggi dan kepatuhan
menggunakan pijat 16 dan kontrol memodifikasi asupan cairan yaitu Skala Penilaian Gejala terhadap proses studi baik.
perut pada penderita = 16) dan makanan, dan lebih aktif Gastrointestinal (GSRS), Sistem Pijat dilakukan sesuai anjuran
Parkinson dan dan menggunakan posisi Skor Konstipasi (CSS) dan Skor selama 6 minggu intervensi dengan
memperbaiki metode defaecation yang benar. Selain Disfungsi Neurogenik Usus 50% melanjutkan dengan pijat pada
randomised controlled itu, Kelompok Intervensi (n = (NBDS) dengan skor yang lebih 10 minggu. Peserta di kedua
trial (RCT) untuk 16) menerima pelatihan dalam tinggi mengindikasikan sembelit kelompok menunjukkan
menentukan efektivitas teknik pijat perut. Selama yang lebih parah. peningkatan gejala, meskipun ini
pijat perut sebagai kunjungan pertama, CRA tidak berbeda secara signifikan
intervensi untuk mendemonstrasikan pijatan antara kelompok.
penderita Parkinson pada peserta, menonton DVD
dan Konstipasi pelatihan pijatan dengan Pijat perut, sebagai tambahan
mereka dan menjawab untuk penatalaksanaan konstipasi,
pertanyaan apa pun. menawarkan intervensi yang dapat
Kelompok kontrol (n = 16) diterima dan berpotensi bermanfaat
menerima penjelasan saja dan bagi pasien Parkinson.
ditawari satu sesi pelatihan
dan salinan DVD pada akhir
penelitian.
Estri, Fatimah, Quasi Untuk mengetahui 22 responden Abdominal massage dengan Lembar observasi defekasi Kejadian konstipasi
& Prawesti eksperimenta perbedaan kejadian teknik swedish massage pada kelompok abdominal
(2016). l post test konstipasi antara maupun dengan teknik massage dengan teknik swedish
Indonesia only non kelompok yang effleurage dilakukan massage sebanyak 45,4%,
equivalent dilakukan abdominal sebanyak 2 kali sehari selama sedangkan kejadian konstipasi
control group massage 3 hari pada kelompok abdominal
dengan teknik swedish massage dengan teknik effleurage
massage dan sebanyak 27,2%, dan secara
kelompok yang statistik tidak ada perbedaan
11

dilakukan abdominal kejadian konstipasi (p = 0,659)


massage dengan antara kelompok abdominal
teknik effleurage massage dengan teknik swedish
massage dan kelompok abdominal
massage dengan teknik effleurage.
Walaupun kejadian konstipasi
antara kelompok abdominal
massage dengan teknik swedish
massage dan kelompok abdominal
massage dengan teknik effleurage
tidak berbeda, namun abdominal
massage dengan teknik effleurage
waktu lebih efisien, energi yang
dikeluarkan lebih minimal dan
meningkatkan kenyamanan. Oleh
karena itu, abdominal massage
dengan teknik effleurage dan teknik
swedish massage disarankan untuk
menjadi pilihan intervensi bagi
perawat ICU.
Janssen et al Quasi Untuk mengevaluasi 21 responden Alat pijat elektromekanis Kepatuhan, efek, efek samping, Meskipun beberapa karakteristik
(2014). eksperimenta efek dari pijat perut menggunakan (Free-Lax, ADM-Advanced dan kepuasan pengguna dinilai buang air besar berubah secara
Belanda l noninvasif dengan alat pijat setiap Dialysis Methods Ltd., Bnei menggunakan kuesioner positif untuk beberapa subjek
menggunakan alat hari selama 20 Brak, Israel) digunakan untuk (waktu untuk menghasilkan, jumlah,
elektromekanis pada menit selama memijat perut pada tingkat konsistensi), tidak ada yang
fungsi usus individu periode 10 bagian melintang usus besar, merasa lebih baik atau lebih
dengan SCI (spinal minggu dengan tujuan merangsang percaya diri setelah menggunakan
cord injury) dan fungsi usus dan meningkatkan perangkat pijat. Selain itu,
masalah usus kronis aksi peristaltik. Alat terdiri dari beberapa orang mengalami efek
kotak plastik keras agak samping negatif (terutama rasa
melengkung, yang diposisikan sakit atau tidak nyaman)
di atas paha atas peserta yang
duduk dengan dua pendukung Penggunaan perangkat pijat
kecil. Ikat pinggang diikatkan elektromekanis tidak meningkatkan
di belakang pengguna, fungsi usus pada sebagian besar
memungkinkan alat untuk individu dengan SCI masalah usus
memberikan tekanan pada kronis.
perut dengan dua disk. Disk ini
memijat perut dengan pola
gerakan berosilasi ke dalam-
ke luar yang dipatenkan saat
peralatan dihidupkan
menggunakan panel kontrol
Puspitasari, Quasi Untuk menganalisis 20 responden Responden yang termasuk Instrumen penelitian berupa Posisi sim kanan kiri merupakan
Hannan, & eksperimenta pengaruh mobilisasi (10 orang dalam kelompok perlakuan Standart Operational Procedure tindakan keperawatan mandiri yang
Su’udiyah l post test dini sim kanan kiri kelompok dilakukan mobilisasi sim kanan (SOP) mobilisasi, check list dan dapat menurunkan konstipasi pada
12

(2017). only non terhadap konstipasi kontrol dan 10 kiri tiap 2 jam. Waktu untuk lembar observasi. penderita Stroke yang tidak dapat
Indonesia equivalent pada pasien Stroke orang diberikan perlakuan mulai melakukan mobilisasi karena tirah
control group Infark di Ruang ICU kelompok pukul 08.00 WIB sampai pukul baring
perlakuan) 20.00 WIB, dan sisanya tidak
digunakan untuk perlakuan
dengan mempertimbangkan
waktu tidur atau istirahat
pasien. Pada kelompok
perlakuan, mobilisasi
dilakukan secara intensif
selama 2 jam dalam 12 jam
dengan 6 kali perubahan
posisi sim kanan kiri. Dalam
satu hari dilakukan observasi
sebanyak 4 kal
Sahiner & Bal RCT Studi penelitian ini Kelompok Setiap anak dalam kelompok Kuesioner terdiri dari 23 Tidak ada perbedaan yang
(2017). Turki direncanakan untuk intervensi dan intervensi diberikan pijatan pertanyaan termasuk pertanyaan signifikan dalam hal frekuensi feses
menguji efektivitas kontrol kaki selama 10 menit lima kali tentang sosiodemografi anak- dan konsistensi feses dicatat antara
pijat kaki pada anak- masing- seminggu, dan pelatihan anak dan orang tua dan kelompok intervensi dan kontrol (p>
anak dengan masing terdiri toilet / diet / motivasi diberikan karakteristik buang air besar 0.05). Sampel penelitian ini
konstipasi fungsional dari 17 dan 20 kepada orang tua mereka. anak-anak. Sebuah tabel menunjukkan bahwa hanya
anak. Periode tes berlangsung dimasukkan dalam bagian kedua pelatihan toilet / diet / motivasi yang
selama 4 minggu. Pelatihan dari kuesioner, di mana jumlah memiliki manfaat potensial untuk
toilet / diet / motivasi dilakukan dan kualitas buang air besar mengobati konstipasi fungsional
selama 30 menit sekali dapat dicatat, di samping pada anak-anak.
seminggu (total 4 minggu) informasi tentang kepatuhan anak
secara interaktif. Minyak bayi terhadap pendidikan. Status anak
digunakan selama pijatan kaki, dicatat dalam tabel ini pada akhir
dan pijatan dilakukan oleh setiap minggu.
spesialis refleksiologi yang
telah disertifikasi.
Orang tua dari anak-anak
dalam kelompok kontrol hanya
menerima pelatihan toilet / diet
/ motivasi yang setara.
13

Tabel 3: Critical Appraisal


Dehghan Turan & Kassolik Santos- McClurg Estri, et Janssen Puspitasari Sahiner
No Critical appraisal et al Astı et al Jasso et et al al et al , et al & Bal
Intervensi (2018) (2016) (2015) al (2017) (2016) (2016) (2014) (2017) (2017)
1 Apakah penelitian berfokus pada Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
masalah?
2 Apakah pemilihan pasien untuk Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Ya
penelitian dibagi secara
random?
3 Apakah semua pasien yang Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
terlibat dalam penelitian dari
awal?
4 Apakah pasien, petugas atau Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
peneliti dilakukan “Blind”?
5 Apakah karakteristik pasien Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
sama dari awal penelitian?
6 Selain intervensi yang diberikan, Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Ya
apakah kedua kelompok
diperlakukan sama?
7 Apakah efek intervensi dihitung? Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
8 Apakah ketepatan perkiraan Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
efek intervensi dapat dihitung?
9 Apakah semua hasil klinis dapat Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya
diaplikasikan pada populasi
lokal?
10 Apakah semua hasil klinis Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Ya
penting untuk dipertimbangkan?
11 Apakah manfaat penelitian ini Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Ya
sebanding dengan kerugian dan
biaya yang digunakan?

Level of evidence; grade of 1b; A 1b; A 1b; A 2b; B 2b; B 2c; B 4; C 4; C 2b; B
recommendation
14

DAFTAR PUSTAKA
Centre for Evidence-Based Medicine. (2009). Oxford Centre for Evidence-based
Medicine-Levels of Evidence. Retrieved from
https://www.cebm.net/2009/06/oxford-centre-evidence-based-medicine-
levels-evidence-march-2009/
Critical Appraisal Skills Programme. (2018). CASP 2018: Checklist for critical
appraisal of Studies. Retrieved from https://casp-uk.net/casp-tools-
checklists/
Dehghan, M., Fatehi, A., & Mehdipoor, R. (2018). Complementary Therapies in
Clinical Practice Does abdominal massage improve gastrointestinal
functions of intensive care patients with an endotracheal tube ?: A
randomized clinical trial. Complementary Therapies in Clinical Practice, 30,
122–128. https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2017.12.018
Estri, A. K., Fatimah, S., & Prawesti, A. (2016). The Comparison of Abdominal
Massage, Swedish Massage and Effleurage technique towards Constipation
among Patients with Mechanical Ventilation Assisted in the Intensive Care
Unit. Padjadjaran Nursing Jurnal, 4(3), 225–235. Retrieved from
jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/view/285
Frandsen, T. F. ;, & Eriksen, M. B. (2018). The impact of PICO as a search
strategy tool on literature search quality: A systematic review. Journal of the
Medical Library Association, 106(In press), 420–431.
https://doi.org/10.5195/JMLA.2018.345
Janssen, T. W. J., Prakken, E. S., Hendriks, J. M. S., Lourens, C., Vlist, J. Van
Der, & Smit, C. A. J. (2014). Electromechanical abdominal massage and
colonic function in individuals with a spinal cord injury and chronic bowel
problems, 52(9), 693–696. https://doi.org/10.1038/sc.2014.101
Kassolik, K., Andrzejewski, W., Wilk, I., & Brzozowski, M. (2015). The
effectiveness of massage based on the tensegrity principle compared with
classical abdominal massage performed on patients with constipation.
Archives of Gerontology and Geriatrics.
https://doi.org/10.1016/j.archger.2015.05.011
Mcclurg, D., Goodman, K., Hagen, S., Harris, F., Treweek, S., Emmanuel, A., …
Mason, H. (2017). Abdominal massage for neurogenic bowel dysfunction in
people with multiple sclerosis ( AMBER — Abdominal Massage for Bowel
Dysfunction Effectiveness Research ): study protocol for a randomised
controlled trial, 1–9. https://doi.org/10.1186/s13063-017-1890-y
McClurg, D., Hagen, S., Jamieson, K., Dickinson, L., Paul, L., & Cunnington, A.
(2016). Abdominal massage for the alleviation of symptoms of constipation
in people with Parkinson’s: A randomised controlled pilot study. Age and
Ageing, 45(2), 299–303. https://doi.org/10.1093/ageing/afw005
Puspitasari, D. I., Hannan, M., & Su’udiyah. (2017). The Effectiveness of Early
Mobilization Left-Right Sim to Constipa- tion on Stroke Infark Patient in the
Intensive Care Unit dr . H . Mohammad Anwar Sumenep Public Hospital ).
Jurnal Ners Dan Kebidanan, 4(2), 141–144. https://doi.org/10.26699/jnk.v4i
Sahiner, N. C., & Bal, M. D. (2017). A Randomized Controlled Trial Examining
the Effects of Reflexology on Children With Functional Constipation, 40(5),
15

393–400. https://doi.org/10.1097/SGA.0000000000000196
Santos-Jasso, K. A., Arredondo-García, J. L., Maza-Vallejos, J., & Lezama-Del
Valle, P. (2017). Effectiveness of senna vs polyethylene glycol as laxative
therapy in children with constipation related to anorectal malformation.
Journal of Pediatric Surgery, 52(1), 84–88.
https://doi.org/10.1016/j.jpedsurg.2016.10.021
Santos, C. M. da C., Pimenta, C. A. de M., & Nobre, M. R. C. (2007). The PICO
strategy for the research question construction and evidence search.
Revista Latino-Americana de Enfermagem, 15(3), 508–511.
https://doi.org/10.1590/S0104-11692007000300023
Turan, N., & Astı, T. A. (2016). The Effect of Abdominal Massage on Constipation
and Quality of Life. Gastroenterology Nursing, 48–59.
https://doi.org/10.1097/SGA.0000000000000202

Anda mungkin juga menyukai