Anda di halaman 1dari 43

1

KATA PENGANTAR

Semakin banyak fenomena memprihatinkan yang terjadi di kalangan pelajar


khususnya siswa SD diakibatkan kurangnya karakter kerendahan hati, misalnya ketika
seorang siswa memiliki sifat apatis dimana ketika menyampaikan pendapat, ia berharap
setiap pendapat yang disampaikannya harus selalu diterima oleh teman lainnya, tetapi
ketika temannya kembali menyampaikan pendapat, ia tidak mau menerimanya.
Pentingnya mengembangkan karakter kerendahan hati sejak dini berguna agar tidak
adanya penyimpangan dalam hal bertindak dan bertingkah laku yang dilakukan oleh
pelajar khususnya siswa SD. Rasa keegoisan dapat dikesampingkan dengan menanamkan
karakter kerendahan hati yang meliputi : mampu menilai kemampuan dan potensi diri
secara sehat; mampu mengakui kesalahan, kekurangan, kesalahpahaman, dan
keterbatasan diri; terbuka terhadap gagasan baru; terbuka terhadap informasi yang
berbeda, mau mendengarkan saran orang lain; memandang kemampuan dan prestasi diri
secara seimbang; kurang terlalu fokus pada diri sendiri atau mampu melupakan diri
sendiri; menghargai berbagai pandangan dan usaha yang berbeda-beda untuk membuat
dunia menjadi lebih baik. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat berharga dan
juga beragam. Pembelajaran berbasis etnopedagogi sebagai pembelajaran yang
kontekstual. Buku ini merupakan model pembelajaran untuk mengembangkan karakter
kerendahan hati berbasis etnopedagogi
Patah kaleng adalah permainan sederhana dengan bahan atau alat yang dimainkan
adalah kaleng. Tak hanya ada di kalangan masyarakat Betawi saja, permainan ini juga
ada di kebudayaan daerah lainnya di Indonesia. Nama permainan ini berbeda-beda di satu
daerah dengan daerah yang lain. Permainan ini dulunya dilakukan anak untuk bermain
mengisi waktu luang sepulang sekolah, hari libur, maupun malam hari ketika bulan
purnama. Permainan ini sangat digemari oleh anak-anak khususnya bagi anak laki-laki.
Permainan patah kaleng memerlukan empat buah kaleng. Tiga kaleng disusun berdiri,
dan satu bola untuk dilempar. Permainan ini dilakukan dengan cara setiap pemain
melempar kaleng secara bergantian dari jarak yang sudah ditentukan dengan sasaran
tumpukan kaleng tadi. Bola yang dilempar tidak boleh melayang, tapi harus
menggelinding di tanah.

2
Dalam pembuatan modul ini kami secara khusus kami menuliskan KD dan KI 2.1
Bersikap berani mengakui kesalahan, meminta maaf, memberi maaf, dan santun sebagai
perwujudan nilai dan moral Pancasila & 4.1 Menjelaskan makna hubungan simbol
dengan sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari, karena
menurut kami permainan patah kaleng secara khusu dapat diterapkan dalam mata
pembelajaran PPKN. Dalam pembelajaran berbasis budaya menurut kami permainan
patah kaleng secara khusus dapat dimanfaatkan untuk membantu pembelajaran dalam
mata pembelajaran PPKN, hal ini dikarenakan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh
permainan patah kaleng dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran PPKN.

Yogyakarta, 01 Agustus 2023

Tim Penulis

3
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................1

Kata Pengantar...............................................................................................2-3

Daftar Isi..........................................................................................................4

Petunjuk Penggunaan Buku..........................................................................5

Bab I Pendidikan Karakter Kerendahan Hati............................................6 -13

1.1 Pendidikan Karakter...................................................................................6-7


1.2 Pengertian Karakter Kerendahan Hati........................................................8-9
1.3 Pentingnya Karakter Kerendahan Hati.......................................................9
1.4 Keprihatinan terhadap Kurangnya Karakter Kerendahan Hati...................10
1.5 Indikator-indikator Karakter Kerendahan Hati...........................................10-12
1.6 Prinsip-prinsip Dasar Penyusunan Soal......................................................12-13
1.7 Sistem Penilaian..........................................................................................13

Bab II Permainan Tradisional Patah Kaleng..............................................14-20

2.1 Pengertian Pembelajaran Berbasis Etnopedagogi......................................14-15


2.2 Gambaran Umum Budaya Suku Yaqai.......................................................15-17
2.3 Permainan Tradisional Patah Kaleng..........................................................18-20

Bab III Implementasi Dalam Pembelajaran................................................21-37

3.1 SK/KD Tematik..........................................................................................21


3.2 Gambaran Singkat Tentang Materi Pembelajaran......................................21-23
3.3 Desain Umum Pengembangan Pembelajaran.............................................23-24
3.4 Implementasi Permainan dalam Pembelajaran...........................................24-33
3.5 Tes Evaluasi................................................................................................34-37

Bab IV Penutup...............................................................................................38

Daftar Pustaka................................................................................................39

Biodata Penulis................................................................................................40-41

4
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU

Modul ini terdiri dari segala informasi terkait dengan permainan patah kaleng, melalui
permainan tersebut ditunjukan supaya dapat merancang pembelajaran yang holistik dan
inovatif yang dapat membuat pembelajaran yang efektif serta pembentukan karakter bagi
siswa

1. Bagi siswa
Supaya siswa dapat memaksimalkan pembelajaran menggunakan modul ini maka
siswa dapat mengikuti Langkah-langkah penggunaan yang kami sediakan :
 baca dan pahami pemaparan yang terdapat dalam modul
 baca dan pahamilah uraian materi terkait dengan pembelajaran yang
dipelajari
 ikutilah arahan dalam modul serta instruksi dari guru ketika pembelajaran
dengan benar
 jika siswa mengalami permasalah dalam memahami instruksi dalam
modul ini maka bertanyalah pada guru yang mengajar
2. Bagi guru
Untuk membantu siswa supaya dapat melakukan pembelajaran yang inovatif dan
holistik maka guru dapat mengikuti instruksi yang diberikan :
 Membimbing siswa dalam memahami materi pembelajaran
 Membantu siswa dalam proses pembelajaran
 Mengintegrasikan kegiatan pembelajaran dengan permainan patah kaleng
 Membaca dan memahami pemaparan yang tersedia dalam modul

5
BAB I
PENDIDIKAN KARAKTER KERENDAHAN HATI

1. Pendidikan Karakter
Kata character berasal dari bahasa Yunani charassein, yang berarti to engrave
(melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas, memahat batu atau metal.
Berakar dari pengertian yang seperti itu, character kemudian diartikan sebagai tanda
atau ciri yang baik dalam semua suasana kehidupan. Hal ini berkaitan dengan
kemampuan untuk membuat komitmen yang bijak dan menjaganya (Kevin Ryan,
1999:5), berkaitan dengan definisi dari karakter menurut salah satu filsuf dari Yunani
yaitu Aristotle yang dikutip dari Lickona (trj. 2012:81) ia mendefinisikan karakter
adalah karakter yang baik sebagai kehidupan dengan melakukan tindakan-tindakan yang
benar sehubungan diri seseorang dan orang lain. Aristoteles mengingatkan kepada kita
tentang apa yang cenderung kita lupakan di masa sekarang ini: kehidupan yang berbudi
luhur termasuk kebaikan yang berorientasi pada diri sendiri (seperti kontrol diri dan
moderasi) sebagaimana halnya dengan kebaikan yang berorientasi pada hal lainnya
(seperti kemurahan hati dan belas kasihan), dan kedua jenis kebaikan ini berhubungan.
Atau dengan kata lain, kita perlu untuk mengendalikan diri kita sendiri, dan untuk
melakukan hal yang baik bagi orang lain. Dengan demikian, siswa membutuhkan
pendidikan karakter yang akan membentuk karakter seorang siswa.

Lickona (1991) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha yang
disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan,
dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. Bertitik tolak dari definisi tersebut, ketika kita
berpikir tentang jenis karakter yang ingin kita bangun pada diri para siswa, jelaslah
bahwa ketika itu kita menghendaki agar mereka mampu memahami nilai-nilai tersebut,
memperhatikan secara lebih mendalam mengenai benarnya nilai-nilai itu, dan kemudian
melakukan apa yang diyakininya itu, sekalipun harus menghadapi tantangan dan
tekanan baik dari luar maupun dari dalam dirinya. Dengan kata lain mereka memiliki
‘kesadaran untuk memaksa diri’ melakukan nilai-nilai itu.

Karakter yang baik merupakan karakter hanya bisa dicapai melalui Pendidikan.
Dengan demikian, siswa membutuhkan pendidikan karakter yang akan membentuk
karakter seorang siswa. Pendidikan karakter sangat berperan penting dalam
perkembangan seorang individu, sebagai orang tua kita tidak mungkin ingin melihat
seorang anak dengan karakter yang tidak baik. Maka dari itu perlu kita ketahui

6
pentingnya pendidikan karakter.
Menurut Lickona ada tujuh alasan mengapa pendidikan karakter itu harus
disampaikan. Ketujuh alasan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Cara terbaik untuk menjamin anak-anak (siswa) memiliki kepribadian yang baik
dalam kehidupannya
2. Cara untuk meningkatkan prestasi akademik.
3. Sebagian siswa tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat
lain.
4. Persiapan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan dapat hidup dalam
masyarakat yang beragam.
5. Berangkat dari akar masalah yang berkaitan dengan problem moral-sosial,
seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual,
dan etos kerja (belajar) yang rendah.
6. Persiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat kerja.
7. Pembelajaran nilai - nilai budaya yang merupakan bagian dari kerja peradaban.

Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui pentingnya Pendidikan karakter


khususnya di sekolah. Pada dasarnya Pendidikan bukan sekedar mencerdaskan siswa
tetapi juga agar peserta didik memiliki karakter yang baik. Pentingnya Pendidikan
belum disadari oleh banyak orang, penting kita ketahui bahwa dalam proses Pendidikan
khususnya Pendidikan karakter bukan hanya tentang hasil tetapi juga tentang bagaimana
proses, serta tujuan yang ingin dicapai.

2. Pengertian Karakter Kerendahan Hati


7
Kerendahan hati merupakan kebijakan moral yang sering diabaikan
padahal merupakan bagian yang esensial dari karakter yang baik. Kerendahan hati
merupakan sisi afektif pengetahuan pribadi, kerendahan hati juga membantu
seseorang mengatasi kesombongan dan pelindung yang terbaik terhadap
perbuatan jahat lainnya karena membuat individu menyadari ketidak sempurnaan,
berani mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat,
dan membuat individu berusaha menjadi orang yang lebih baik. Namun, perilaku
yang menunjukkan kerendahan hati di kalangan remaja masih kurang dilakukan.
Kerendahan hati perlu dibiasakan sejak dini karena pola pembiasaan yang
membentuk karakter individu. Berawal dari pola pembiasaan mengakui kesalahan
yang artinya adanya kesadaran akan ketidak sempurnaan diri dalam kehidupan.
Menurut Lickona (2004) mengatakan bahwa kerendahan hati adalah kebijakan
yang dianggap sebagai dasar dari kehidupan moral secara keseluruhan.
Kerendahan hati merupakan salah satu karakter diri yang paling mendasar dan
penting untuk ditumbuhkan, dilatihkan dan dibiasakan siswa agar dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kerendahan hati diperlukan untuk
diakuisisi kebijakan lainnya karena membuat individu menyadari ketidak
sempurnaan, berani mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas apa yang
telah diperbuat, dan membuat individu berusaha menjadi orang yang lebih baik.
Namun, perilaku yang menunjukkan kerendahan hati di kalangan remaja masih
kurang. Kerendahan hati perlu dibiasakan sejak dini, karena pola pembiasaan
yang mendidik untuk membentuk karakter individu. Berawal dari pola
pembiasaan mengakui kesalahan yang artinya adanya kesadaran akan ketidak
sempurnaan diri dalam kehidupan.
Djajendra (2013) mempertegas dengan mengakui kelemahan diri yang
berarti adanya kesadaran akan ketidaksempurnaan diri dalam kehidupan.
Mengakui ketidaksempurnaan diri berarti adanya kesadaran untuk setiap hari
bersikap rendah hati, dan secara berkelanjutan memperbaiki diri, untuk bisa
melayani kehidupan dengan kualitas diri yang lebih baik. Kesadaran diri dalam
mengakui kesalahan, kesadaran diri untuk bertanggung jawab dalam memperbaiki
kesalahan, dan kesadaran diri menjadi orang yang lebih baik, merupakan bagian
nilai moral yaitu kerendahan hati yang perlu ditumbuhkan untuk mendidik siswa
dalam membentuk karakter dasar. Kesadaran diri (self awareness) dalam
kerendahan hati diartikan bahwa untuk menjadi orang yang rendah hati mampu
8
menyadari ketidaksempurnaan yang ada di dalam dirinya dan orang lain. Artinya
siswa mampu memahami dan menerima kelemahan dan kelebihan diri sendiri dan
orang lain. Pada dasarnya penulis masih menemukan siswa-siswa di SD kelas 4
yang belum menampakkan perilaku atau sikap kesadaran diri dalam mengakui
kesalahan yang telah diperbuat. Mengakui kesalahan dan kelemahan diri berarti
sadar akan ketidaksempurnaan diri dalam kehidupan. Hal yang perlu
digarisbawahi, bahwa kerendahan hati bukan merupakan perilaku atau sikap yang
dapat dilihat secara langsung, melainkan kerendahan hati merupakan nilai yang
ada di dalam diri yang dapat teramati melalui transaksi atau komunikasi
percakapan, tindakan perbaikan yang ditunjukkan dengan tingkah laku.

3. Pentingnya Karakter Kerendahan Hati


Menurut Lickona (2012, hlm. 20) kerendahan hati merupakan dasar dari
seluruh kehidupan bermoral. Kerendahan hati penting untuk bisa memiliki
kebajikan-kebajikan lainnya karena kerendahan hati membuat seseorang
menyadari ketidaksempurnaan dan membimbing seseorang untuk mencoba
menjadi orang yang lebih baik Orang yang memiliki kerendahan hati akan lebih
mementingkan orang lain daripada diri sendiri dan tidak merasa dirinya lebih baik
dari orang lain (Tangney 2000; Seligman & Peterson, 2004).

Di sekolah, siswa diharapkan mampu mencapai tugas-tugas


perkembangannya yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Salah
satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam mencapai tugas-tugas
perkembangan adalah tertanamnya karakter baik pada diri siswa. Karakter
kerendahan hati menjadi salah satu yang perlu dimiliki oleh siswa karena
seseorang yang rendah hati senantiasa akan menunjukan sikap terbuka;
menghargai kemampuan dan prestasi orang lain; memahami dan menerima
kelebihan dan kekurangan diri; mengakui kesalahan dan keterbatasan; dan tidak
sombong (Tangney, 2002).

4. Keprihatinan terhadap Kurangnya Karakter Kerendahan Hati


9
Fenomena memprihatinkan tentang kurangnya karakter kerendahan hati
bisa dilihat dari kasus-kasus yang ada pada di sekolah maupun di rumah. Siswa
kebanyakan belum memahami sepenuhnya tentang kerendahan hati, mereka
selalu mengabaikan sikap-sikap tersebut. Contoh kecilnya pada saat di sekolah,
masih banyak terjadinya kasus pembullyan yang dilakukan oleh siswa yang
merasa bahwa dirinya tinggi (prestasi, status ekonomi). Dimana yang menjadi
korban dari pembullyan tersebut adalah siswa yang kurang baik dalam (prestasi,
status ekonomi). Dari kasus ini dapat dilihat karakter yang tidak mencerminkan
kerendahan hati yaitu sifat sombong atau tinggi hati. Hal tersebut menjadi
keprihatinan penulis, sehingga penulis berniat untuk mengembangkan karakter
kerendahan hati tersebut melalui permainan Patah Kaleng, lalu
diimplementasikan dalam bentuk soal yang bervariatif sesuai dari indikator
kerendahan hati tersebut.

5. Indikator-Indikator Karakter kerendahan hati menurut Peterson dan Seligman.


Pengantar. (Deskripsi indikator-indikator karakter kerendahan hati dengan
penjelasan singkat tentang setiap indikatornya).
● Mampu menilai kemampuan dan potensi diri secara sehat
Setiap individu diharapkan mampu untuk mengetahui kemampuan
diri dan potensi diri yang ada di dalam diri mereka masing-masing dengan
berbagai cara yang sehat, seperti mengenali kelebihan dan kekurangan
diri, mencoba hal baru (dalam konteks yang baik), mencoba mengenali hal
apa yang individu sukai, dan lainnya.

● Mampu mengakui kesalahan, kekurangan, kesalahpahaman, dan


keterbatasan diri
Individu memiliki rasa untuk merendah dalam berbagai situasi
yang mereka hadapi, contohnya individu merasa bersalah ketika membuat
suatu keputusan yang kurang baik atau merugikan pihak lain.

10
● Terbuka terhadap gagasan baru
Setiap individu hendaknya memiliki sikap terbuka terhadap
gagasan baru yang disampaikan oleh individu atau kelompok lain
sehingga terciptanya hubungan yang semakin erat.

● Terbuka terhadap informasi yang berbeda


Setiap individu hendaknya memiliki sikap terbuka dan menerima
informasi berbeda yang ia dapatkan atau peroleh dari individu atau
kelompok lain.

● Mau mendengarkan saran orang lain


Pastinya setiap manusia merupakan makhluk sosial yang mana
tidak terlepas dari peran manusia lain. Setiap individu patut untuk perlu
menerima saran dari orang lain agar individu tersebut mampu untuk
menjadi lebih baik dan tidak hanya terpaku dengan diri sendiri.

● Memandang kemampuan dan prestasi diri secara seimbang


Individu hendaknya memandang kemampuan yang mereka punya
dengan prestasi yang mereka punya secara seimbang karena jika salah satu
dari dua hal tersebut lebih mereka tinggikan, akan muncul kesombongan
dalam diri individu tersebut yang kemudian akan membawa dampak
negatif yang juga akan mengurangi tingkat kerendahan diri mereka.

● Kurang terlalu fokus pada diri sendiri atau mampu melupakan diri sendiri
Individu seringkali terlihat tidak fokus dengan dirinya sendiri
ketika dalam keadaan tertentu. Ketika dihadapkan dengan suatu kondisi
tertentu mereka seakan lupa dengan dirinya sendiri dan lebih memilih
untuk menghadapi situasi tersebut yang sedang dihadapinya.

● Menghargai berbagai pandangan dan usaha yang berbeda-beda untuk


membuat dunia menjadi lebih baik
11
Kemampuan untuk menghargai karya atau juga usaha orang lain
yang mungkin berbeda dengan yang kita harapkan menjadi suatu
penghargaan besar bagi diri suatu individu. Dengan begitu hendaknya
setiap diri individu memiliki kemampuan untuk menghargai berbagai
macam pandangan, karya, dan juga usaha orang lain demi kerukunan dan
juga kehidupan yang lebih baik/

6. Prinsip-Prinsip Dasar Penyusunan Soal


1. Saat pembagian kelompok, kamu menjadi orang yang dipercayakan untuk
menjadi ketua oleh teman kelompokmu untuk berjalan duluan. Kemudian
ada salah satu temanmu yang mengajak berbicara dengan kamu karena ia
tidak setuju apabila kamu menjadi ketua. Bagaimana responmu dalam
situasi seperti ini?
a. Saya akan mengajak teman kelompok saya untuk berdiskusi ulang
apakah mereka setuju dengan pemilihan ketua kelompok sebelum
permainan dimulai
b. Saya percaya bahwa teman kelompok saya dapat bekerja sama
dalam permainan ini
c. Saya akan mengambil keputusan untuk mengajak teman kelompok
saya untuk bekerja sama dalam permainan ini
d. Saya tidak peduli dengan teman kelompok saya. Saya akan
bermain sendiri

2. Saat bermain, kamu melihat teman sekelompokmu kelelahan dalam


bermain, apa yang akan kamu perbuat?
a. Saya akan mendekatinya dan mengajak teman saya untuk ke tepi
lapangan agar istirahat dan menggantikannya dengan teman
kelompok saya
b. Saya memberikan semangat saja kepada teman saya yang
kelelahan
c. Saya merasakan kelelahan teman saya saat bermain di lapangan
d. Saya membiarkan teman saya, dan saya melanjutkan bermain

12
3. Saat permainan berakhir kelompokmu dinyatakan menang, kelompokmu
merasa senang tetapi kelompok yang kalah merasa sedih atas kekalahan
ini. Bagaimana cara yang akan kamu lakukan?
a. Saya akan mendekati kelompok yang kalah, kemudian
memberikan kata semangat kepada mereka dan berjabat tangan
b. Saya mengajak teman kelompok saya untuk memberikan semangat
kepada kelompok yang kalah
c. Saya harus bersikap biasa aja atas rasa sedih yang mereka alami
dalam bermain
d. Saya dan teman kelompok saya tidak peduli apa yang mereka
rasakan dalam kekalahan bermain

7. Sistem penilaian
Pada pretest dan posttest yang digunakan dalam penilaian evaluasi, maka kedua
test ini nantinya diberikan kepada siswa. Untuk soal pretest dan posttest nantinya
akan sama tetapi diberikan pada waktu yang berbeda. Tujuan diberikan tes ini
adalah untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi yang sudah
diberikan, dengan adanya pretest dan posttest ini nantinya siswa akan
mengetahui nilai dalam tahapan memahami materi.
Skor Penilaian Kualifikasi

1 Belum terlihat Kurang

2 Mulai terlihat Cukup

3 Mulai berkembang Baik

4 Membudaya Baik Sekali

13
BAB II
PERMAINAN TRADISIONAL PATAH KALENG

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Etnopedagogi


Menurut Ujang Sugara (2022) etnopedagogi dapat diartikan sebagai suatu
praktik pendidikan berbasis etnik atau kebudayaan baik itu yang digunakan
sebagai media pembelajaran maupun sumber pembelajaran. Bisa diambil
kesimpulan bahwa etnopedagogi merupakan suatu pendidikan yang menggunakan
keberagaman atau kearifan lokal yang ada sebagai acuan dalam melakukan
pendidikan/pembelajaran. Etnopedagogi juga mampu memberikan pelajaran
kepada peserta didik untuk mengembangkan suatu sikap yang benar terhadap nilai
suatu budaya. Etnopedagogi juga dapat diartikan sebagai sebuah pendekatan
dalam pendidikan yang menawarkan sebuah konsep berbasis budaya, atau
persisnya kearifan lokal. Menurut, Alwasilah et al. (2009) menyatakan bahwa
kearifan lokal adalah potensi yang mesti diberi tafsir baru agar fleksibel untuk
menghadapi tantangan zaman. Yang memiliki ciri-ciri: (1) berdasarkan
pengalaman; (2) teruji secara empiris selama bertahun-tahun; (3) dapat diadaptasi
oleh budaya modern; (4) melekat dalam kehidupan pribadi dan institusi; (5) lazim
dilakukan oleh individu dan kelompok; (6) bersifat dinamis; dan (7) terkait
dengan sistem kepercayaan.
Kekhasan etnopedagogi yang berfokus pada nilai-nilai kearifan lokal
(local wisdom) dan mencakup elaborasi unsur, ciri, dan sifat dari nilai-nilai
kearifan lokal diharapkan menjadi medium bagi tercapainya tujuan pendidikan
sehingga dapat digunakan sebagai landasan sosial budaya bagi kepentingan
pendidikan nasional. Pada dasarnya etnopedagogi mempunyai tujuan: (i)
menggali nilai dan pengalaman terbaik dalam penyelenggaraan pendidikan
berbasis budaya lokal; (ii) menggali nilai-nilai inti sebagai landasan sosial budaya
untuk pendidikan nasional; dan (iii) mengelaborasi sistem perilaku berpola
sebagai konteks sosial budaya bagi pendidikan nasional. Dengan demikian,
pengembangan pendidikan dalam perspektif etnopedagogi sesungguhnya tidak
mengubah struktur dan program yang telah ada, namun lebih pada pembaharuan
praktik pendidikan yang selama ini kurang optimal dalam implementasinya. Oleh

14
karena itu, sifat dari pembaharuan dalam etnopedagogi lebih menekankan pada
budaya pendidikan dan pendidikan yang berbudaya.
Pembelajaran yang berbasis etnopedagogi berarti pembelajaran yang
berbasis kebudayaan lokal. Dalam artian lain bahwa konsep etnopedagogi
diterapkan ke dalam pembelajaran yang kemudian juga akan berpengaruh kepada
praktik pembelajaran yang dilakukan, ini dilakukan bukan tanpa sebab.
Pembelajaran yang berbasis etnopedagogi diharapkan mampu untuk membantu
melestarikan kearifan lokal yang ada sehingga pelaksanaan kearifan lokal tersebut
mampu dilaksanakan juga oleh keturunan yang selanjutnya. Pembelajaran yang
berorientasi etnopedagogi sangat penting diterapkan mengingat Indonesia
merupakan negara majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan etnis yang
tentunya memiliki budaya yang berbeda-beda. Kedua, globalisasi dan
perkembangan teknologi dapat menyebabkan perubahan budaya pada masyarakat
Indonesia. Jika pembelajaran berorientasi pada etnopedagogi tidak diterapkan
sejak dini, maka masa yang akan datang globalisasi dan perkembangan teknologi
yang sangat pesat dapat menggeser kearifan lokal dalam masyarakat. Pergeseran
ini terjadi karena tidak adanya batasan yang jelas antara budaya lokal dan budaya
asing. Kondisi ini jelas menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia perlu
menerapkan pembelajaran yang berorientasi pada kearifan lokal. Etnopedagogi
dapat diterapkan untuk pengembangan karakter (character building) yang
didukung oleh lingkungan belajar yang kondusif dalam rangka mewujudkan
budaya belajar untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional.

2. Gambaran Umum Budaya Suku Yaqai


Untuk suku Yaqai ini terletak di Kabupaten Mappi, Papua Selatan.
Kabupaten Mappi yang luasnya 23.824 km terletak pada posisi sebelah Barat Laut
dari Kabupaten Merauke dengan letaknya pada posisi : 137’29-139’52 BT dan
4’4-9’2 LS dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
● Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Merauke
● Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Arafura/Kabupaten Asmat
● Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Boven Digul
● Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo
Kemudian untuk perkembangan Demografi di Kabupaten Mappi sebanyak 76.295
jiwa.
15
Ada beberapa unsur menurut (Koentjaraningrat, 2015: 165) untuk
mendeskripsikan suku Yaqai yakni:
1. Bahasa
Untuk bahasa di suku Yaqai, penduduk disana menggunakan
bahasa daerah suku Yaqai tetapi mereka juga menggunakan bahasa
Indonesia untuk berkomunikasi dengan penduduk luar yang berkunjung
ke daerah tersebut.

2. Sistem Pengetahuan
Pada masyarakat suku yaqai rata-rata tidak semua yang
berpendidikan, bisa dikatakan bahwa mereka lebih suka bekerja di kebun,
usaha, dan sungai. Maka mereka masih rendah dalam hal sistem
pengetahuan ini.

3. Organisasi Sosial
Masyarakat di suku Yaqai dalam hal berorganisasi, mereka akan
berkumpul di satu rumah atau di balai untuk melakukan diskusi bersama.
Dalam diskusi mereka tidak hanya orang tua saja, tetapi anak-anak juga
ikut dalam berdiskusi bersama. Ini lah yang membuat anak-anak di suku
Yaqai lebih cepat berbaur dengan penduduk luar dan mengikuti beberapa
organisasi di luar daerah suku Yaqai.

4. Sistem Peralatan Hidup


Masyarakat di suku Yaqai dalam kehidupan sehari-harinya mereka
menggunakan alat-alat khusus untuk mencari kebutuhan hidup.Seperti
menangkap ikan menggunakan pancing ikan dan jaring, lalu untuk
menebang sagu menggunakan kampak sagu dan penokok sagu.

16
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Masyarakat suku Yaqai untuk mata pencaharian hidupnya mereka
lebih sering yaitu bercocok tanam, jual ikan, dan mencari sagu untuk
olahan makanan papeda.

6. Sistem Religi
Kebanyakan masyarakat di suku Yaqai beragama Kristen Protestan
dan Katolik, untuk agama Islam tidak ada sama sekali disana.

7. Kesenian
Untuk kesenian di suku Yaqai lebih mengarah pada tarian
sambutan menggunakan baju tradisional dari daerah tersebut, seperti
gambar dibawah ini:

17
3. Permainan Tradisional Patah Kaleng.
Mengapa permainan ini sangat penting untuk anak-anak usia dini
karena Permainan ini pun sangat dikenal di hampir seluruh penjuru Papua. Maka
permainan patah kaleng sudah menjadi budaya untuk anak-anak di kampung
Kadam Oyim. Permainan ini memang cukup mudah untuk dimainkan oleh anak-
anak usia dini, dengan permainan patah kaleng ini mampu membentuk karakter
setiap anak menjadi percaya diri dan menimbulkan rasa kejujuran setiap individu.
Apa yang menarik dari permainan patah kaleng adalah bagaimana cara
anak-anak bisa mempertahankan kekompakan dalam satu tim untuk saling
menyerang dan bertahan bersama-sama, hal ini membutuhkan kemampuan setiap
individu untuk bisa bekerja sama, saling baku percaya, dan mempunyai gerakan
yang lebih cepat untuk menghindari bola yang dilempar oleh tim lawannya.
Dengan tujuannya agar mereka bisa bertahan lama dalam satu tim kemudian
mendapatkan poin yang banyak.
Kekhasannya apa, biasanya permainan patah kaleng ini digunakan pada
anak-anak saat bermain saja, manfaat permainan patah kaleng ini untuk
menanamkan karakter kerendahan hati pada anak, rentang usia anak umur 9 - 10
tahun, melibatkan berapa orang 5 - 6 orang dan bermain dengan 2 tim, ada 2
ronde, sistem skoring pada permainan patah kaleng sesuai dengan tingkatan
tingginya pada saat menyusun kaleng, biasanya dipermainkan di lapangan besar,
alat-alat yang dibutuhkan yakni kaleng dan bola kasti.

18
a. Aturan dalam permainan tradisional patah kaleng
1. Setelah tim A melemparkan bola ke tim B dan bolanya kena kepala berarti
teman itu tidak mati kalau bola kena badan, tangan, dan kaki itu mati
2. Untuk teman satu tim tidak boleh membantu teman untuk menyusun
kaleng
3. Dalam satu tim akan mempercayakan 2/3 teman bermain duluan selam
permainan berjalan apabila mereka belum mati tetapi mereka sudah
Gem/menang. Maka satu tim itu mendapatkan tambahan poin bermainnya
artinya satu orang akan bermain 2x (Tim A melemparkan bola dan bola
itu kena di badan 1x taman itu poin kurang satu maka kesempatan tinggal
1x bermain saja dan kalau bola kena badan lagi mala teman itu sudah mati
tidak bermain lagi
4. Dalam permainan harus jujur
5. Kerja sama dalam satu tim maupun dengan tim lain
b. Langkah-langkah dalam permainan tradisional patah kaleng
1. Anak-anak mempersiapkan kaleng-kaleng dan menyusun kaleng di area
atau tempat yang sudah disediakan.
2. Anak-anak membentuk dua tim, tim A dan tim B kemudian anak-anak
menghitung jumlah anak-anak yang mau bermain dan setiap tim harus
jumlah nya yang sama maksimal 5-6 orang tergantung dari jumlah banyak
anak-anak.
3. Setelah membentuk dua Tim mereka berkumpul sesuai dengan timnya
masing-masing. Kemudian dari setiap tim mempercayakan satu teman
untuk susten agar bisa tahu tim siapa yang menang maka mereka yang
bermain duluan, misalnya tim A yang kalah maka mereka akan bermain
dari belakang, tim B yang menang maka mereka yang bermain duluan.
4. Tim A yang kalah mereka akan berdiri di dekat penyusunan kaleng,
timnya akan menyerang tim B dengan cara melemparkan bola ke teman
lawan.
5. Mulai permainan Tim B akan melemparkan bola untuk patahkan kaleng
yang sudah disusun dari awal, untuk patahkan kaleng dari jarak yang jauh
yang sudah ditentukan bersama. Setelah mematahkan kaleng tim B akan
mempercayai 2/3 teman untuk masuk bermain duluan. Lalu tim A yang
19
kalah akan melempar bola ke teman lawan nya agar bisa mati. Apabila
teman itu kena bolah di badan berarti dia sudah mati jadi tidak lanjut
bermain lagi maka ganti dengan teman lain yang satu tim.
6. Untuk tim A yang kalah akan melemparkan bola ke teman lawannya dan
untuk mengambil bola itu salah satu teman akan berlari untuk ambil bola
itu, lalu dia akan melemparkan bola kembali ke teman yang ada jaga di
dekat kalang. Kemudian untuk tim B yang menang mereka akan berlari ke
area kaleng untuk berusaha menyusun kaleng kembali sampai kalengnya
habis. Kalau penyusunan kalengnya habis maka mereka sudah
Gem/menang artinya tim mereka sudah mendapatkan 1 poin. Kalau
mereka tidak menyusun kaleng sampai selesai dan satu timnya tidak ada
teman untuk bermain maka tim nya gugur tidak mendapatkan poin. Maka
tim A yang kalah akan bermain dan tim B akan menyerang kembali
seperti tim A.

20
BAB III
IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN

1. SK/KD atau tematik


Mata Pelajaran : PPKN

KD TEMATIK INDIKATOR

2.1 Bersikap berani mengakui 2.1.1 Mampu menilai kemampuan dan


kesalahan, meminta maaf, memberi potensi diri secara sehat.
maaf, dan santun sebagai perwujudan 2.1.2 Mampu mengakui kesalahan,
nilai dan moral Pancasila. kekurangan, kesalahpahaman, dan
keterbatasan diri.
2.1.3 Mampu terbuka terhadap
gagasan baru.
2.1.4 Terbuka terhadap informasi yang
berbeda.
2.1.5 Kurang terlalu fokus terhadap
diri sendiri atau mampu melupakan
diri sendiri.

4.1 Menjelaskan makna hubungan 4.1.1 Mampu mendengarkan saran


simbol dengan sila-sila Pancasila orang lain.
sebagai satu kesatuan dalam 4.1.2 Memandang kemampuan dan
kehidupan sehari-hari. prestasi diri secara seimbang.
4.1.3 Menghargai berbagai pandangan
dan usaha yang berbeda-beda, untuk
membuat dunia menjadi lebih baik.

2. Gambaran Singkat tentang Materi Pembelajaran

Pancasila merupakan suatu dasar filsafat negara kita, Indonesia, yang di


dalamnya mengandung nilai-nilai yang mampu menciptakan kehidupan
berbangsa dan bernegara yang harmonis bila dilaksanakan dengan baik. Jika
ditelaah lebih dalam, nilai yang terkandung dalam Pancasila juga merupakan
suatu pandangan hidup dari bangsa Indonesia. Dalam perwujudan nilai yang
terkandung dalam Pancasila ini diatur dan dilaksanakan sesuai dengan undang-
undang yang berlaku di negara Indonesia. Adapun nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila sebagai berikut:

21
1. Ketuhanan Yang Mahasa Esa

Nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila ini berkaitan


dengan nilai keTuhanan dimana dalam kehidupan bernegara, setiap warga
negara diberikan kebebasan dalam memeluk agama dan kepercayaannya
masing-masing serta percaya pada Tuhan/Sang Pencipta

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Pada sila kedua ini, memiliki nilai dimana negara harus


menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan. Nilai sila kedua ini berkaitan dengan nilai moral dan tingkah laku
manusia.

3. Persatuan Indonesia

Sila ketiga mengandung nilai kesatuan yang mana ini bermakna


bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang hidupnya juga
bergantung pada manusia lainnya yang ada di sekelilingnya. Manusia
yang satu dengan yang lainnya dibedakan atas suku, agama, ras, budaya,
agama, dan banyak hal lainnya. Ini menandakan perlu adanya persatuan
dari keberagaman tersebut, terlebih di Indonesia sendiri memiliki segala
keberagaman tersebut yang hidup secara berdampingan.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/perwakilan

Sila keempat memiliki pandangan bahwa negara berasal dari


rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat yang menunjukkan bahwa asal dari
terbentuknya suatu negara dan kekuasaan adalah rakyat. Maka dari itu,
dalam sila ini terkandung nilai demokrasi yang hendaknya dilaksanakan
dalam kehidupan.

22
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia

Dalam sila kelima ini sudah jelas kita dapat menarik kesimpulan
nilai apa yang terkandung di dalamnya. Nilai keadilan memiliki makna
bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan keadilan dalam segala
bidang kehidupan mereka, seperti keadilan sosial, keadilan dalam hukum,
kesejahteraan hidup, kekeluargaan, dan lainnya. Dalam pelaksanaannya
hendaknya negara memberikan keadilan tanpa memandang aspek apapun
dalam masyarakat dalam kata lain semua warga negara hakikatnya sama
rata.

Dalam pembelajaran terkait dengan materi Pancasila ini, dipadukan ke dalam


permainan Patah Kaleng sebagai wadah yang membantu dalam pelaksanaan nilai-
nilai yang terkandung di dalam setiap butir Pancasila tersebut.

3. Desain Umum Pengembangan Pembelajaran


Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya dan
kekhasan yang tak terhitung jumlahnya. Bahkan setiap daerah yang ada di
Indonesia pun memiliki corak atau ciri khasnya masing-masing yang memberikan
suatu pembeda dari satu daerah dengan daerah lainnya. Ciri khas yang menjadi
pembeda tersebut dapat dilihat dari berbagai hal, misalnya alat yang digunakan,
bahan yang dibutuhkan, cara bermain, dan sebagainya.
Salah satu bentuk dari keragaman yang akan kami kembangkan adalah
permainan tradisional. Permainan tradisional ini berasal dari Suku Yaqai dengan
nama Patah Kaleng. Permainan tradisional ini juga kami kembangkan sebagai
sarana untuk meningkatkan karakter kerendahan hati pada anak. Mengapa
memilih permainan tersebut? Karena menurut kami permainan tersebut akan
menyenangkan bagi anak dan juga masih jarang terekspos oleh budaya lain.
Tujuan dari dipilihnya permainan tradisional ini juga untuk melatih karakter
kerendahan hati pada anak sehingga mampu memenuhi delapan indikator yang
sudah ditentukan. Adapun tujuan dan manfaat lain dari permainan tradisional
Patah Kaleng ini, antara lain:

23
1) Aspek Motorik
Melatih anak untuk bergerak cepat dan kekompakan. Kelincahan
setiap anak menjadi kunci dalam permainan ini
2) Aspek Kognitif
Melatih anak untuk berkomunikasi antar setiap anggota kelompok
dalam menentukan strategi yang akan digunakan dalam permainan
3) Aspek Emosional
Mendorong anak untuk bermain secara sportif dan tidak mudah
emosi
Dalam mengembangkangkan permainan tradisional ini dan mengaitkannya
dengan pembelajaran, ada beberapa cara yang dapat digunakan yaitu dengan
menuliskan manfaatnya, tujuan, dan juga hal-hal yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran menggunakan permainan tradisional Patah Kaleng ini.

4. Implementasi Permainan dalam Pembelajaran


Dibuat tabel untuk memetakan kegiatan permainan: awal, inti, dan penutup. Pada
setiap sintaks diberi keterangan waktu berapa menit. Misalnya
No Kegiatan Keterangan Durasi

1 Kegiatan Awal Pembukaan 10 menit

- Guru memberi salam kepada siswa, lalu


menunjuk salah satu siswa untuk memimpin
doa pembuka

- Menyanyikan lagu nasional “ Garuda Sosial “

- Guru mengecek kehadiran siswa dan


menanyakan kabar

Orientasi

- Guru menyampaikan kegiatan apa saja


( permainan patah kaleng ) yang akan
dilakukan pada pembelajaran hari ini

- Guru menjelaskan peraturan dari permainan

24
patah kaleng tersebut

- Menjelaskan tujuan dari pembelajaran

2 Kegiatan Inti Pembagian Kelompok 70 menit

- Siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang


berisi 5-6 orang, dengan cara pengundian

- Setelah dibagi, siswa mulai berkumpul dengan


kelompok masing–masing

Aksi

- Guru menjelaskan kembali langkah dan


peraturan dari permainan patah kaleng

1) Setelah tim A melemparkan bola ke tim


B dan bolanya kena kepala berarti
teman itu tidak mati kalau bola kena
badan, tangan, dan kaki itu mati

2) Untuk teman satu tim tidak boleh


membantu teman untuk menyusun
kaleng

3) Dalam satu tim akan mempercayakan


2/3 teman bermain duluan selam
permainan berjalan apabila mereka
belum mati tetapi mereka sudah
Gem/menang. Maka satu tim itu
mendapatkan tambahan poin
bermainnya artinya satu orang akan
bermain 2x (Tim A melemparkan bola
dan bola itu kena di badan 1x taman itu
poin kurang satu maka kesempatan
tinggal 1x bermain saja dan kalau bola
kena badan lagi mala teman itu sudah

25
mati tidak bermain lagi

4) Dalam permainan harus jujur

5) Kerja sama dalam satu tim maupun


dengan tim lain

- Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-


masing untuk membahas strategi dan rencana
agar menjadi pemenang dalam permainan
tersebut

- Siswa memulai permainan dan guru menjadi


fasilitator dalam permainan tersebut

Rekognisi

- Guru mengajak anak untuk bertepuk tangan


sebagai apresiasi atas kerja keras mereka dalam
melakukan permainan patah kaleng ini

- Kelompok siswa yang menjadi pemenang akan


mendapat hadiah khusus

Debriefing

- Guru menanyakan, bagaimana perasaan siswa


setelah melakukan permainan tersebut

1) Apakah permainan ini menyenangkan?

2) Apakah kalian bahagia hari ini?

3) Apakah kalian makin bersemangat


belajar setelah melakukan permainan
ini?

- Guru menanyakan kepada siswa apa yang


dapat dipetik atau diambil setelah melakukan
permainan tersebut

- Siswa mengerjakan pretest secara individu

26
mengenai materi pembelajaran hari ini

- Kegiatan pembelajaran mulai masuk ke materi


singkat dan penjelasan oleh guru

- Siswa kembali mengerjakan posttest secara


individu

3 Kegiatan Akhir Kesimpulan 10 menit

- Bersama guru dan siswa menyimpulkan


pembelajaran hari ini

- Guru meminta beberapa siswa untuk


menyampaikan refleksi pribadi setelah
pembelajaran

- Guru menyampaikan beberapa feedback


terhadap siswa sebelum menutup pembelajaran

- Guru menutup pembelajaran dengan


mengucapkan salam

1. Kegiatan Awal
Pembukaan
- Guru memberi salam kepada siswa ( Selamat Pagi, anak-anak ), lalu menunjuk
salah satu siswa untuk memimpin doa pembuka
- Menyanyikan lagu nasional “ Garuda Sosial “
Garuda pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu

Pancasila dasar negara


Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku

Ayo maju maju


Ayo maju maju
27
Ayo maju maju

Garuda pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu

Pancasila dasar negara


Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku

Ayo maju maju


Ayo maju maju
Ayo maju maju
- Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kabar:
1) Bagaimana kabar kalian hari ini?
2) Apakah ada yang sakit di kelas ini ?
3) Sekarang coba lihat kiri-kanan-depan-belakang kalian apakah ada teman
yang tidak masuk?
Orientasi
- Guru menyampaikan kegiatan apa saja ( permainan patah kaleng ) yang akan
dilakukan pada pembelajaran hari ini
- Guru menjelaskan peraturan dari permainan patah kaleng tersebut
1) Setelah tim A melemparkan bola ke tim B dan bolanya kena kepala berarti
teman itu tidak mati kalau bola kena badan, tangan, dan kaki itu mati
2) Untuk teman satu tim tidak boleh membantu teman untuk menyusun
kaleng
3) Dalam satu tim akan mempercayakan 2/3 teman bermain duluan selam
permainan berjalan apabila mereka belum mati tetapi mereka sudah
Gem/menang. Maka satu tim itu mendapatkan tambahan poin bermainnya
artinya satu orang akan bermain 2x (Tim A melemparkan bola dan bola
itu kena di badan 1x taman itu poin kurang satu maka kesempatan tinggal
1x bermain saja dan kalau bola kena badan lagi mala teman itu sudah mati
tidak bermain lagi
4) Dalam permainan harus jujur

28
5) Kerja sama dalam satu tim maupun dengan tim lain
- Menjelaskan tujuan dari pembelajaran
1) Aspek Motorik
Melatih anak untuk bergerak cepat dan kekompakan. Kelincahan setiap
anak menjadi kunci dalam permainan ini
2) Aspek Kognitif
Melatih anak untuk berkomunikasi antar setiap anggota kelompok dalam
menentukan strategi yang akan digunakan dalam permainan
3) Aspek Emosional
Mendorong anak untuk bermain secara sportif dan tidak mudah emosi

2. Kegiatan Inti
Pembagian Kelompok
- Siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang berisi 5-6 orang, dengan cara
pengundian
- Setelah dibagi, siswa mulai berkumpul dengan kelompok masing–masing
Aksi
- Guru menjelaskan kembali langkah dan peraturan dari permainan patah kaleng
1) Anak-anak mempersiapkan kaleng-kaleng dan menyusun kaleng di area
atau tempat yang sudah disediakan.
2) Anak-anak membentuk dua tim, tim A dan tim B kemudian anak-anak
menghitung jumlah anak-anak yang mau bermain dan setiap tim harus
jumlah nya yang sama maksimal 5-6 orang tergantung dari jumlah banyak
anak-anak.
3) Setelah membentuk dua Tim mereka berkumpul sesuai dengan timnya
masing-masing. Kemudian dari setiap tim mempercayakan satu teman
untuk susten agar bisa tahu tim siapa yang menang maka mereka yang
bermain duluan, misalnya tim A yang kalah maka mereka akan bermain
dari belakang, tim B yang menang maka mereka yang bermain duluan.

29
4) Tim A yang kalah mereka akan berdiri di dekat penyusunan kaleng,
timnya akan menyerang tim B dengan cara melemparkan bola ke teman
lawan.
5) Mulai permainan Tim B akan melemparkan bola untuk patahkan kaleng
yang sudah disusun dari awal, untuk patahkan kaleng dari jarak yang jauh
yang sudah ditentukan bersama. Setelah mematahkan kaleng tim B akan
mempercayai 2/3 teman untuk masuk bermain duluan. Lalu tim A yang
kalah akan melempar bola ke teman lawan nya agar bisa mati. Apabila
teman itu kena bolah di badan berarti dia sudah mati jadi tidak lanjut
bermain lagi maka ganti dengan teman lain yang satu tim.
6) Untuk tim A yang kalah akan melemparkan bola ke teman lawannya dan
untuk mengambil bola itu salah satu teman akan berlari untuk ambil bola
itu, lalu dia akan melemparkan bola kembali ke teman yang ada jaga di
dekat kalang. Kemudian untuk tim B yang menang mereka akan berlari ke
area kaleng untuk berusaha menyusun kaleng kembali sampai kalengnya
habis. Kalau penyusunan kalengnya habis maka mereka sudah
Gem/menang artinya tim mereka sudah mendapatkan 1 poin. Kalau
mereka tidak menyusun kaleng sampai selesai dan satu timnya tidak ada
teman untuk bermain maka tim nya gugur tidak mendapatkan poin. Maka
tim A yang kalah akan bermain dan tim B akan menyerang kembali
seperti tim A.
- Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing untuk membahas
strategi dan rencana agar menjadi pemenang dalam permainan tersebut
- Siswa memulai permainan dan guru menjadi fasilitator dalam
permainan tersebut

Rekognisi
- Guru mengajak anak untuk bertepuk tangan sebagai apresiasi atas kerja keras
mereka dalam melakukan permainan patah kaleng ini
- Kelompok siswa yang menjadi pemenang akan mendapat hadiah khusus
Debriefing
- Guru menanyakan, bagaimana perasaan siswa setelah melakukan permainan
tersebut
1) Apakah permainan ini menyenangkan?
30
2) Apakah kalian bahagia hari ini?
3) Apakah kalian makin bersemangat belajar setelah melakukan permainan
ini?
- Guru menanyakan kepada siswa apa yang dapat dipetik atau diambil setelah
melakukan permainan tersebut
- Siswa mengerjakan pretest secara individu mengenai materi pembelajaran hari ini
- Kegiatan pembelajaran mulai masuk ke materi singkat dan penjelasan oleh guru
- Siswa kembali mengerjakan posttest secara individu

3. Penutup
Kesimpulan
- Bersama guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini
- Guru meminta beberapa siswa untuk menyampaikan refleksi pribadi setelah
pembelajaran
- Guru menyampaikan beberapa feedback terhadap siswa sebelum menutup
pembelajaran
- Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Catatan
1. Anak-anak mempersiapkan celengan plastik dan menyusun celengan
plastik di area atau tempat yang sudah disediakan.

2. Anak-anak membentuk dua tim, tim A dan tim B kemudian anak-anak


menghitung jumlah anak-anak yang mau bermain dan setiap tim harus
jumlah nya yang sama maksimal 5-6 orang tergantung dari jumlah banyak
anak-anak

31
3. Setelah membentuk dua Tim mereka berkumpul sesuai dengan timnya
masing-masing. Kemudian dari setiap tim mempercayakan satu teman
untuk susten agar bisa tahu tim siapa yang menang maka mereka yang
bermain duluan, misalnya tim A yang kalah maka mereka akan bermain
dari belakang, tim B yang menang maka mereka yang bermain duluan.

4. Tim A yang kalah mereka akan berdiri di dekat penyusunan celengan


plastik, timnya akan menyerang tim B dengan cara melemparkan bola
plastik ke teman lawan.

5. Mulai permainan Tim B akan melemparkan bola untuk mematahkan


celengan plastik yang sudah disusun dari awal, untuk mematahkan
celengan plastik dari jarak yang jauh yang sudah ditentukan bersama.
Setelah mematahkan kaleng tim B akan mempercayai 2/3 teman untuk
masuk bermain duluan. Lalu tim A yang kalah akan melempar bola ke
teman lawan nya agar bisa mati. Apabila teman itu kena bola plastik di
badan berarti dia sudah mati jadi tidak lanjut bermain lagi maka ganti
dengan teman lain yang satu tim.

6. Untuk tim A yang kalah akan melemparkan bola ke teman lawannya dan
untuk mengambil bola plastik itu salah satu teman akan berlari untuk
ambil bola plastik itu, lalu dia akan melemparkan bola plastic kembali ke
teman yang ada jaga di dekat kalang. Kemudian untuk tim B yang menang
mereka akan berlari ke area kaleng untuk berusaha menyusun kaleng
kembali sampai celengan plastik habis. Kalau penyusunan celengan
plastik habis maka mereka sudah Gem/menang artinya tim mereka sudah
mendapatkan 1 poin. Kalau mereka tidak menyusun kaleng sampai selesai
dan satu timnya tidak ada teman untuk bermain maka tim nya gugur tidak
mendapatkan poin. Maka tim A yang kalah akan bermain dan tim B akan
menyerang kembali seperti tim A.

5. Refleksi Pendalaman Karakter Integritas


- Contoh Permasalahan

32
Di SD X sedang diadakan classmeeting salah satu permainan yang
dilombakan pada kegiatan itu adalah permainan patah kaleng. Peserta lomba
patah kaleng ini berasal dari kelas 4, dimana terdapat 2 regu yang
memainkannya yaitu regu A ( Budi, Adi, Ridho, Sari, Mita, Ayu ) dan regu B
( Agnes, Sinta, Siti, Bagoes, Yanto, Vinon ). Pada ronde pertama, regu B
memimpin permainan, tetapi pada ronde kedua skor regu B tertinggal jauh
daripada regu A, sehingga di hasil akhir yang menjadi pemenang adalah regu
A. Regu B tidak merasa berkecil hati dan saling menyalahkan, mereka
mengakui secara lapang dada bahwa mereka kalah. Sehingga tidak ada
konflik yang terjadi antara kedua regu tersebut.

- Pertanyaan Refleksi
1. Apakah pada permasalahan tersebut muncul sikap mampu menilai
kemampuan dan potensi diri secara sehat?
2. Pada bagian mana muncul sikap yang menunjukkan hal mampu
mengakui kesalahan, kekurangan, kesalahpahaman, dan keterbatasan
diri?
3. “ Aku tidak setuju kalau regu A menjadi pemenang!” ucap Udin.
Apakah sikap Udin menunjukkan keterberbuka terhadap gagasan
baru?
4. Berikan contoh sikap atau karakter yang menunjukkan seseorang
terbuka terhadap informasi yang berbeda?
5. Mengapa ketika kita ingin menjadi pemenang dalam suatu permainan,
kita harus mau mendengarkan saran dari orang lain ?
6. Apakah mengakui kekalahan merupakan sikap yang mencerminkan
memandang kemampuan dan prestasi diri secara seimbang?
7. Ketika kamu mempunyai sebuah roti dan saat itu kamu lapar sehingga
ingin memakannya. Tetapi di sampingmu ada seorang pengemis yang
terlihat kelaparan, apa yang akan kamu lakukan?
8. Apa keuntungan atau manfaat ketika kita menghargai pendapat orang
lain?

33
5. Tes Evaluasi
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang kamu anggap paling benar dan tepat !

1. Kamu mendapat nilai ujian yang jelek karena tidak belajar sehingga kamu tidak
dapat mengerjakan soal-soal dengan baik. Apa yang akan kamu lakukan pada
ujian selanjutnya? ( mampu menilai kemampuan dan potensi diri secara sehat )

A Saya akan protes ke guru dan tidak belajar untuk ujian selanjutnya

B Saya menerima karena sadar tidak belajar dan akan tidak belajar juga
untuk ujian selanjutnya

C Saya menerima nilai tersebut karena memang tidak belajar dan akan
belajar secukupnya untuk ujian selanjutnya

D Saya menerima nilai tersebut karena memang saya tidak belajar dan akan
belajar lebih giat untuk ujian selanjutnya

2. Ketika di perjalanan berangkat sekolah, kamu menemukan sebuah dompet yang


jatuh di jalan. Tidak jauh dari jalan itu ada sebuah kantor polisi, apa yang akan

34
kamu lakukan dengan dompet itu? ( mampu menilai kemampuan dan potensi diri
secara sehat )

A Saya akan mengambil dompet itu, lalu menyerahkannya ke kantor polisi


supaya mendapat bantuan untuk menemukan si pemilik dompet

B Saya meninggalkan dompet tersebut, lalu pergi ke kantor polisi untuk


melaporkan bahwa tadi melihat ada sebuah dompet yang jatuh di jalan

C Saya akan mengambil dompet itu, lalu menunggu sampai si pemilik


datang mencari dompet tersebut

D Saya akan meninggalkan dompet tersebut, lalu bergegas menuju ke


sekolah

3. Ibu guru menyuruh kalian untuk membuka buku tematik hal. 54, ternyata kamu
lupa membawa buku Tematik kamu, apa yang harus kamu lakukan? ( mengakui
kesalahan, kekurangan, kesalahpahaman, dan keterbatasan diri )

A Saya akan diam saja

B Saya akan berinisiatif untuk meminta tolong ke teman sebangku saya


untuk berbagi buku

C Saya akan meminjam buku teman sebangku saya agar saya bisa
membaca buku itu sendiri

D Saya akan meminjam buku kepada teman sebangku saya, lalu


membacanya bersama dan tidak lupa mengucapkan terimakasih
setelahnya

4. Pada sila ke-4 Pancasila terdapat nilai yang dapat diikuti yaitu musyawarah dan
mufakat, dalam pemilihan ketua kelas juga terjadi nilai tersebut di dalamnya,
karena kalian akan memilih 1 dari beberapa calon yang akan menjadi ketua kelas.
Ketika di kelasmu tidak ada yang mencalonkan diri sebagai ketua kelas, mana
dari 4 hal di bawah ini yang paling tepat dilakukan?( keterbukaan terhadap
gagasan baru )

A Memaksakan teman sehingga ingin maju mencalonkan diri sebagai ketua


kelas

B Melakukan voting atau pemungutan suara untuk memilih calon ketua


kelas

C Memilih siswa yang paling pintar di kelas sebagai calon ketua kelas

35
D Memberikan kesempatan kepada setiap siswa jika ia ingin mencalonkan
diri secara rela

5. Ketika kamu mendengar kabar atau berita yang topiknya sama tetapi alur
peristiwanya berbeda, apa yang kamu lakukan? ( terbuka terhadap informasi yang
berbeda )

A Saya akan diam dan mendengarkannya saja

B Saya akan berinisiatif untuk menyebarkan berita itu tanpa melihat benar
atau tidaknya ( faktual )

C Saya akan mendengar dan mencari tahu berita yang mana yang salah dan
yang benar atau sesuai fakta, lalu saya akan menyebarkan berita mana
yang benar

D Saya akan mendengar dan mencari tahu berita yang mana yang salah dan
yang benar atau sesuai fakta, lalu diam saja

6. Ketika berdiskusi dengan kelompokmu pasti akan terjadi perbedaan pendapat,


jika pendapatmu berbeda dengan teman-temanmu yang sependapat, apa yang
harus kamu lakukan?( mendengarkan saran dari orang lain )

A Saya akan menerima keputusan yang diambil secara bersama sehingga


tidak menyudutkan satu pihak lalu melaksanakannya dengan lapang dada

B Saya akan memaksakan agar pendapat saya tetap diterima oleh teman-
teman saya

C Saya akan menerima pendapat kelompok, tetapi saya tidak ikut dalam
pelaksanaannya

D Saya akan menerima pendapat kelompok, agar posisi saya aman

7. Apa yang akan kamu lakukan ketika kamu ditunjuk sebagai peserta lomba
olimpiade matematika, karena kamu memiliki kemampuan yang baik dalam
bidang itu. ( memandang kemampuan dan prestasi diri secara seimbang )

A Saya akan menolak permintaan itu karena tidak yakin akan menjadi
pemenang

B Saya akan menerima permintaan itu, lalu mempersiapkan diri dengan


belajar lebih giat lagi jauh sebelum lomba itu diadakan

C Saya akan menerima permintaan itu, tetapi saya tidak akan belajar

36
dengan giat karena merasa terpaksa

D Saya akan menerima permintaan itu, lalu akan belajar ketika menjelang
lomba tersebut diadakan

8. Ketika kamu mempunyai sebuah roti dan saat itu kamu lapar sehingga ingin
memakannya. Tetapi di sampingmu ada seorang pengemis yang terlihat
kelaparan, apa yang akan kamu lakukan? ( mendengarkan saran dari orang lain )

A Saya akan membagikan setengah dari roti yang saya punya kepada
pengemis tersebut

B Saya akan pergi karena takut pengemis itu meminta roti saya

C Saya tidak membagikan roti tersebut karena saya juga lapar

D Saya akan memberikan roti yang saya punya, kemudian mencari warung
terdekat untuk membeli makanan karena saya juga lapar

9. Kamu mendapat tugas dari gurumu, lalu bertanya kepada ayah dan ibumu
“apakah bentuk bola itu bulat atau oval?”. Jawaban ayahmu adalah
bulat,sedangkan jawaban ibumu adalah oval. Apa yang akan kamu lakukan
dengan kedua jawaban yang berbeda tersebut? ( terbuka terhadap informasi yang
berbeda )

A Saya akan berterimakasih kepada ayah dan ibuku karena telah menjawab
pertanyaanku

B Saya akan berterimakasih kepada ayah dan ibuku karena telah menjawab
pertanyaanku, lalu saya akan memberikan kedua jawaban tersebut
kepada guruku

C Saya akan berterimakasih kepada ayah dan ibuku karena telah menjawab
pertanyaanku, lalu saya akan berinisiatif untuk mencari jawaban yang
lebih tepat melalui buku ataupun internet

D Saya tidak akan mendengarkan kedua jawaban tersebut, saya akan


menjawab sesuai pemahamanku sendiri

10. Pada semester ini kamu ingin menjadi juara kelas, apa yang harus kamu lakukan
dalam mewujudkannya? ( memandang kemampuan dan prestasi diri secara
seimbang )

A Saya akan belajar jika ada ujian saja

37
B Saya akan rajin datang ke sekolah dan belajar dengan giat serta
bersungguh-sungguh

C Saya akan sering datang ke sekolah

D Saya akan belajar dengan giat ketika mendekati ujian

6. Kunci Jawaban

KUNCI JAWABAN

1. D 6. A

2. A 7. B

3. D 8. D

4. D 9. C

5. C 10. B

38
BAB IV
PENUTUP

Teori Vygotsky dalam Santrock (2011:274) dikatakan Vygotsky bahwa


kontribusi budaya, interaksi sosial dan sejarah dalam pengembangan mental/perilaku
anak sangat berpengaruh. Pembelajaran yang berbasis pada budaya dan interaksi sosial
mengacu pada aspek perkembangan sosio-historis-kultural, akan sangat berdampak pada
persepsi, memori dan cara berpikir anak. pembelajaran berbasis budaya dengan model
berperan penting dalam Melahirkan generasi-generasi yang kompeten dan bermartabat.
Masih banyak generasi muda yang tidak mengenal potensi serta kekayaan alam dan
budaya daerahnya, dengan pembelajaran pengenalan budaya lokal sejak usia dini
diharapkan nantinya dapat mengenal lebih dekat tentang budaya lokal daerahnya dan
pada akhirnya anak-anak menjadi generasi yang lebih berkompeten dan bermartabat
dalam menjaga eksistensi kebudayaan lokal. pembelajaran berbasis budaya harus yang
dirancang haruslah bersifat holistik karena dengan pembelajaran yang holistik dapat
menciptakan minat dan juga memiliki hubungan yang erat dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa. Adapun fungsi dari minat ini yaitu untuk membimbing perhatian siswa
untuk merangsang perhatian mereka terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang
dilaksanakan, dalam penerapannya untuk siswa sekolah dasar menurut kami dengan
pembelajaran yang holistik dapat membantu untuk membentuk karakter anak, karena usia
siswa sekolah dasar pada masa tersebut karakter seorang anak belum terbentuk maka
dengan adanya konteks budaya yang ada dapat membentuk karakter anak secara
langsung melalui nilai-nilai yang dimiliki oleh suatu kebudayaan. pembentukan karakter
siswa dengan menanamkan nilai-nilai budaya tidaklah mudah, tidak seperti pendidikan
pada remaja siswa sekolah dasar belum memiliki pemahaman tentang nilai, maka dalam
penerapannya perlu pembelajaran yang inovatif Dengan adanya inovasi pembelajaran
maka proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif dan kreatif
sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Dan juga tercapainya
tujuan pembelajaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta
didik.

39
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, e. (2009). Etnopedagogi. Bandung: Kiblat Buku Utama.


Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Lickona, T. (1991). Educating for Character, Mendidik untuk Membentuk. Jakarta: Bumi
Aksara.
Peterson, C., & Seligman, M. (2004). Character Strengths and Virtues: A Handbook and
Classification. Oxford: Oxford University Press.
Ryan, K., & Karen, E. B. (1999). Building Character in Schools: Practical Ways to
Bring Moral Instruction to Life. San Francisco: JOSSEY-BASS A wiley Imprint.
Santrock, J. W. (2011). Life - Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:
Erlangga.
Tangney, J. P., & Dearing, R. L. (2002). Shame and Guilt . New York: Guilford Press.
Thomas, L. (1991). Educating for Character, Mendidik untuk Membentuk. Jakarta: Bumi
Aksara.
Thomas, L. (2012). Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: Bumi Aksara

40
Biodata Penulis

Penulis bernama Agnes Theresia biasa dipanggil Agnes,


merupakan mahasiswa dari Universitas Sanata Dharma angkatan
tahun 2020. Agnes lahir di Sungailiat, 08 Maret 2002. Penulis
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Sebelum menjadi
mahasiswi di Universitas Sanata Dharma, ia pernah menempuh
Pendidikan di SD Harapan, SMP Harapan, SMA Harapan dan
menjadi mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. NIM 201134110

Penulis Bernama lengkap Antonius Suryanto Wakat biasa


dipanggil Yanto, merupakan mahasiswa Dharma Angkatan tahun
2020. Yanto lahir di kampung Kadam Oyim, 11 April 1996.
Penulis merupakan anak ke 3 dari 7 bersaudara. Sebelum menjadi
mahasiswa di Universitas Sanata Dharma, Yanto Menyelesaikan
Pendidikan di SD Inpres Kadam Oyim kemudian ia melanjutkan
jenjang menengah pertama di SMP Negeri 2 Obaa, dan terakhir ia
menempuh Pendidikan di SMK Negeri 1 Obaa sebelum akhirnya
melanjutkan Pendidikan kuliah.

Penulis bernama Bernardinus Bagoes Prianto Putra atau yang


biasanya dipanggil Bagus, merupakan salah satu mahasiswa
program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas
Sanata Dharma tahun 2020. Memiliki ketertarikan pada
peningkatan karakter siswa khususnya di Indonesia. Selama
berkuliah, penulis ini sudah beberapa mengikuti berbagai macam
kepanitian dan juga lomba, misalnya panitia seminar musik PGSD
tahun 2021, panitia KMD 2022, panitia inisiasi prodi 2022, panitia pelwis 2022, juara 3
lomba Mobile Legend dalam rangka Drikarya Cup. Penulis gemar sekali dalam hal
bermain badminton dan bermusik. Menurut penulis pendidikan di Indonesia khususnya
karakter masih dalam tahap yang rendah.

41
Penulis bernama lengkap Desinta Natalie biasa dipanggil Sinta,
merupakan mahasiswa dari Universitas Sanata Dharma Angkatan
tahun 2020. Sinta lahir di Sungailiat, 21 Desember 2002. Penulis
adalah anak kedua dari empat bersaudara. Sebelum menjadi
mahasiswi di Universitas Sanata Dharma, ia pernah menempuh
pendidikan di SD Harapan, SMP Harapan, SMA Harapan dan
menjadi mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada
program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. NIM 201134043

Penulis bernama lengkap Vincentius Dwi Nugraha Toron biasa


dipanggil Vinon, merupakan mahasiswa dari Universitas Sanata
Dharma Angkatan tahun 2020. Vinon lahir di Tangerang, 19 juli
2002. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Sebelum menjadi mahasiswa di Universitas Sanata Dharma.
Vinon pernah menempuh Pendidikan di SDN Jelupang 2,
kemudian ia melanjutkan jenjang menengah pertama di SMP
Stella Maris BSD, dan terakhir ia menempuh Pendidikan menengah atas di SMA Candle
Tree sebelum akhirnya melanjutkan Pendidikan kuliah pada program studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. NIM 201134008

Penulis bernama Gregorius Ari Nugrahanta lahir di Sleman,


Yogyakarta, dan pernah belajar di STF Drijakara Jakarta,
Universitas Gregoriana di Roma, Hochchule für Philosophie di
München. Sejak 2007 ia mengajar di program studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD), Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta. Ia juga pernah menjadi ketua program studi di
PGSD yang sama. Sejak kecil ia memiliki perhatian besar
terhadap permainan tradisional. Banyak sekali permainan
tradisional yang dirasakan sangat bermanfaat dalam
mengembangkan olah cipta, olah rasa, dan olah karsa.

42
43

Anda mungkin juga menyukai