Disusun Oleh:
Mohammad Rizal Haidir
NiM: 1420122134
P R O G R A M S T U D I S A R J A N A K E P E R AWATA N
I N S T I T U S K E S E H ATA N I M M A N U E L B A N D U N G
TA 2 0 2 3 / 2 0 2 4
K ATA P E N G A N TA R
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah swt, yang telah melimpahkan
Rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah konsep seksualitas.
Te r i m a k a s i h s a y a u c a p k a n k e p a d a d o s e n d a r i m a t a k u l i a h i n i k a r e n a
telah memberikan tugas ini dengan diberikannya tugas ini dapat
menambah ilmu dan wawasan saya.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan,
dari makalah ini, oleh karena itu, saya dapat memperbaiki karya ilmiah
ini.
Saya berharap semoga makalah ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi pembaca.
PENDAHULUAN
1 . 1 L ATA R B E L A K A N G
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan
manusia.Seksualitas di definisikan sebagai kualitas manusia , perasaan
paling dalam, akrab, intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula
berupa pengakuan, penerimaan dan ekspresi diri manusia sebagai mahluk
seksual. Karena itu pengertian dari seksualitas merupakan sesuatuyang
lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yang merupakankegiatan
fisik hubungan seksual. Seksualitas merupakan aspek yangsering di
bicarakan dari bagian personalitas total manusia, danberkembang terus
dari mulai lahir sampai kematian. Banyak elemen -elemen yang terkait
dengan keseimbangan seks dan seksualitas.Elemen -elemen tersebut
termasuk elemen biologis; yang terkaitdengan identitas dan peran gender
berdasarkan ciri seks sekundernyadipandang dari aspek biologis. Elemen
sosiokultural, yang terkaitdengan pandangan masyarakat akibat pengaruh
kultur terhadap perandan kegiatan seksualitas yang dilakukan individu.
Sedangkan elemen yang terakhir adalah elemen perkembangan
psikososial laki-laki dan perempuan. Hal ini dikemukakan berdasarkan
beberapa pendapat ahli tentang kaitannya antara identitas dan p eran
g e n d e r d a r i a s p e k p s i k o s o s i a l . Te r m a s u k t a h a p a n p e r k e m b a n g a n
psikososial yang harus dilalui oleh oleh individu berdasarkan gendernya.
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan seksualitas yang sehat yang
berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi.Seksualitas
dalam hal ini berkaitan erat dengan anatomi dan fungsional alat
reproduksi atau alat kelamin manusia dan dampaknya bagi kehidupan
fisik dan biologis manusi a.
1 . 2 Tu j u a n P e n u l i s
a . Tu j u a n U m u m
Untuk mengetahui apa itu seks, fungsi seks, apa itu seksualitas
dan bagaimana manfaat seks j ika dilihat dari psikologi.
b . Tu j u a n K h u s u s
PEMBAHASAN
1.Fase Oral
Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut,
sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut
sangat penting untuk makan, dan bayi berasal kesenangan dari
rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan
m e n g i s a p . K a r e n a b a y i s e p e n u h n y a t e rg a n t u n g p a d a p e n g a s u h ( y a n g
bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga
mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi
oral.
Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, anak harus
m e n j a d i k u r a n g b e rg a n t u n g p a d a p a r a p e n g a s u h . J i k a f i k s a s i t e r j a d i p a d a
tahap ini, Freud percaya individu akan memiliki masalah dengan
k e t e rg a n t u n g a n a t a u a g r e s i . f i k s a s i o r a l d a p a t m e n g a k i b a t k a n m a s a l a h
dengan minum, merokok makan, atau menggigit kuku.
2.Fase Anal
Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah
p a d a p e n g e n d a l i a n k a n d u n g k e m i h d a n b u a n g a i r b e s a r. K o n f l i k u t a m a
pada tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk
mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini
menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.
Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada
cara di mana orang tua pendekatan pelatihan toilet. Orang tua yang
memanfaatkan pujian dan penghargaan untuk menggunakan toilet pada
saat yang tepat mendorong hasil positif dan membantu anak -anak merasa
mampu dan produktif. Freud percaya bahwa pengalaman positif selama
tahap ini menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa yang
kompeten, produktif dan kreatif.
Namun, tidak semua orang tua memberikan dukungan dan dorongan
bahwa anak-anak perlukan selama tahap ini. Beberapa orang tua ‘bukan
menghukum, mengejek atau malu seorang anak untuk kecelakaan.
Menurut Freud, respon orangtua tidak sesuai dapat mengakibatkan hasil
n e g a t i f . J i k a o r a n g t u a m e n g a m b i l p e n d e k a t a n y a n g t e r l a l u l o n g g a r, F r e u d
menyarankan bahwa-yg mengusir kepribadian dubur dapat berkembang di
mana individu memiliki, boros atau merusak kepribadian berantakan.
Jika orang tua terlalu ketat atau mulai toilet training terlalu dini, Freud
percaya bahwa kepribadian kuat -analberkem bang di mana individu
tersebut ketat, tertib, kaku dan obsesif.
3. Fase Phalic
Pada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin.
Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga
percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan
untuk ibu kasih sayang itu. Kompleks Oedipusmenggambarkan perasaan
ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ay ah.Namun,
anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan
ini, takut Freud disebut pengebirian kecemasan.
Istilah Electra kompleks telah digunakan untuk menggambarkan satu set
sama perasaan yang dialami oleh gadis -gadis muda. Freud,
bagaimanapun, percaya bahwa gadis -gadis bukan iri pengalaman p3n1s.
Akhirnya, anak menyadari mulai mengidentifikasi dengan induk yang
sama-seks sebagai alat vicariously memiliki orang tua lainnya. Untuk
anak perempuan, Namun, Freud percaya bahwa p3n1s iri t idak pernah
sepenuhnya terselesaikan dan bahwa semua wanita tetap agak terpaku
pada tahap ini. Psikolog seperti Karen Horney sengketa teori ini,
menyebutnya baik tidak akurat dan merendahkan perempuan. Sebaliknya,
Horney mengusulkan bahwa laki -laki mengalami perasaan rendah diri
karena mereka tidak bisa melahirkan anak -anak.
4.Fase Latent
Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada,
tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan
i n t e r a k s i s o s i a l . Ta h a p i n i s a n g a t p e n t i n g d a l a m p e n g e m b a n g a n
keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri.
Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil.
Ti d a k a d a o r g a n i s a s i b a r u s e k s u a l i t a s b e r k e m b a n g , d a n d i a t i d a k
membayar banyak perhatian untuk itu. Untuk alasan ini, fase ini tidak
selalu disebutkan dalam deskripsi teori sebagai salah satu tahap, tetapi
sebagai suatu periode terpisah.
5.Fase Genital
Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan
minat seksual yang kuat pada la wan jenis. Dimana dalam tahap -tahap
awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan
orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai
dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli.
Tu j u a n d a r i t a h a p i n i a d a l a h u n t u k m e n e t a p k a n k e s e i m b a n g a n a n t a r a
berbagai bidang kehidupan.
B . P E N G E RT I A N D A N F U N G S I S E K S
Seks adalah pembagian 2 jenis kelamin, yakni laki -laki dan
perempuan, yang ditentukan secara biologis. Seks juga berkaitan dengan
karakter dasar fisik dan fungsi manusia, mulai dari kromosom, kadar
h o r m o n , d a n b e n t u k o rg a n r e p r o d u k s i . M i s a l n y a , l a k i - l a k i d a n p e r e m p u a n
memiliki organ reproduksi berbeda, baik yang dilihat dari dalam maupun
l u a r. D e m i k i a n p u l a d e n g a n j e n i s d a n k a d a r h o r m o n p a d a t u b u h l a k i - l a k i
d a n p e r e m p u a n . H a l i n i d i s e b u t d e n g a n k a r a k t e r i s t i k s e k s p r i m e r. S e l a i n
k a r a k t e r i s t i k s e k s p r i m e r, a d a j u g a k a r a k t e r i s t i k s e k s s e k u n d e r. I n i
adalah karakteristik seks yang terjadi karena adanya perbedaan pada
k a r a k t e r i s t i k s e k s p r i m e r. M i s a l n y a , l a k i - l a k i d a n p e r e m p u a n s a m a - s a m a
memiliki payudara, tetapi karakteristik sekunder perempuan adalah
jaringan payudara yang mengandung lebih banyak lemak dan kelenjar air
susu karena pengaruh hormon. Kenda ti umumnya seks memiliki
perbedaan yang tegas, ada juga sebuah kondisi kelainan bawaan yang
menyebabkan seseorang terlahir dengan gabungan ciri kelamin laki -laki
dan perempuan (kelamin ganda), baik secara fisik maupun genetik.
Kondisi ini disebut dengan in terseks. Contohnya adalah sindrom
K l i n e f e l t e r.
C . I S U - I S U S E K S U A L I TA S
D. DIMENSI SEKSUALITAS
• Dimensi Sosiokultural
• Dimensi Psikologis
• Dimensi Biologis
PENUTUP
KESIMPULAN