Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS DARA JUANTI
Jalan Mensiku Jaya Kelurahan Kapuas Kiri Hilir Kec. Sintang
email d arajuantipuskesmas2022gmail.com Hp. 081255250265 Kode Pos 78615

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS DARA JUANTI


NOMOR : 036 TAHUN 2023

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT


DARA JUANTI KECAMATAN SINTANG

KEPALA PUSKESMAS DARA JUANTI,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan pasal 19 ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan


Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama harus sesuai
standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, dan etika profesi;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu
dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan
dan kesehatan dirinya dalam bekerja;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu dan memperhatikan keselamatan
pasien, maka perlu disusun kebijakan pelayanan klinis
Puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b dan huruf c maka Kebijakan Pelayanan Klinis
Puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang
perlu ditetapkan dalam suatu Keputusan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004


tentang Praktek Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);

3. Undang – Undang…
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 5 tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.
5. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298);
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Pedoman Standar
Pelayanan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita
Negara Republik Indonesia Nomor 1335, 2019 KEMENKES.
Pusat Kesehatan Masyarakat. Pencabutan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2022 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek mandiri
Dokter Gigi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor No.1207, 2022 KEMENKES. Akreditasi. Pencabutan);

MEMUTUSKAN :
KESATU : Kebijakan pelayanan klinis Puskesmas Dara Juanti sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, Lampiran III, dan
Lampiran IV merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kebijakan ini.
KEDUA : Pelayanan Klinis Puskesmas Dara Juanti meliputi :
1. pendaftaran pasien;
2. pengkajian keputusan, rencana layanan dan pendidikan;
3. pelaksanaan pelayanan;
4. rencana rujukan dan pemulangan.
KETIGA : Dengan terbitnya surat keputusan ini maka SK Nomor : 020 Tahun
2018, dinyatakan tidak berlaku lagi.

KEEMPAT…
KEEMPAT Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sintang
Pada Tanggal : 6 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS DARA JUANTI

EDY
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN PUSKESMAS DARA
JUANTI
NOMOR : 036 TAHUN 2023
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS
PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT DARA JUANTI
KECAMATAN SINTANG

PENDAFTARAN PASIEN

1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.


2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. berjenis kelamin laki-laki atau perempuan;
b. berpenampilan menarik;
c. mampu berkomunikasi dengan baik;
d. mampu bekerja dibawah tekanan dan memiliki jiwa pelayanan
yang tinggi;
e. mampu mengoperasikan komputer minimal ms office; dan
f. siap bekerja dengan pola shifting.
3. Pelayanan harus memperhatikan keselamatan pasien, termasuk
pelayanan pendaftaran. Sasaran keselamatan pasien diantaranya :
a. Identifikasi pasien dengan benar
Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari
cara identifikasi sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir,
alamat/tempat tinggal dan nomor rekam medis.
b. Meningkatkan komunikasi yang efektif
Komunikasi bisa dilakukan secara lisan, tertulis dan visual.
Termasuk informasi secara tertulis tentang syarat pendaftaran,
tarif, jenis pelayanan, ketersediaan tempat tidur rawat inap dan
informasi tentang kerjasama/ Rujukan dengan fasilitas kesehatan
yang lain berada pada tempat yang mudah diakses oleh pasien.
c. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
d. Memastikan lokasi pembedahan yang benar dan prosedur
pembedahan yang benar
e. Mengurangi resiko infeksi terhadap perawatan kesehatan
f. Mengurangi resiko cidera pasien akibat terjatuh.
4. Penerimaan pasien rawat inap didahului dengan pengisian formulir tam-
bahan persetujuan rawat inap dengan beberapa informasi persetujuan,
yaitu persetujuan umum ( general consent ) diminta pada saat pengguna la-
yanan datang pertama kali, baik untuk rawat jalan maupun setiap rawat inap,
dan dilaksanakan observasi atau stabilitasi.
5. Jikalau pengguna layanan tidak bisa memberikan persetujuan maka
persetujuan umum diminta dari keluarga terdekatnya, Keluarga terdekat
adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung, sa-
udara-saudara kandung atau pengampunya
6. Petugas wajib menyampaikan Hak dan kewajiban pasien baik secara
lisan maupun tulisan.
a. Hak-hak pasien meliputi:
1. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi;
2. memperoleh layanan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
3. memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi;
4. memilih Dokter dan Dokter Gigi serta kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Puskesmas;
5. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
Dokter dan Dokter Gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik
(SIP) baik di dalam maupun di luar;
6. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
7. mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara medis,
tujuan medis, alternatif, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
dan prognosis terhadap yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan;
8. memberikan persetujuan atau menolak atas Tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya;
9. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
10. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal tersebut tidak mengganggu pasien lainnya;
11. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Puskesmas;
12. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas
terhadap dirinya;
13. menolak pelayanan bimbingan 6ahasa yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianut;
14. mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk
kerahasiaan rekam medik;
15. mendapatkan akses terhadap isi rekam medis;
16. memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian dalam
suatu penelitian kesehatan;
17. menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang
diterima;
18. mengeluhkan pelayanan Puskesmas yang tidak sesuai standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
19. menggugat dan/atau menuntut Puskesmas apabila Puskesmas
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
baik secara perdata ataupun pidana.
b. Kewajiban pasien meliputi :
1. mematuhi peraturan yang berlaku di Puskesmas;
2. menggunakan fasilitas Puskesmas secara bertanggungjawab;
3. menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga
kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di Puskesmas ;
4. memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
5. memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan
jaminan kesehatan yang dimilikinya;
6. mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan di Puskesmas dan disetujui oleh pasien yang
bersangkutan;
7. setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, menerima segala konsekuensi atas keputusan
pribadinya untuk menolak rencana terapi yang direkomendasikan
oleh tenaga kesehatan dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang
diberikan oleh tenaga kesehatan dalam rangka penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya; dan
8. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
7. Kendala fisik, bahasa dan budaya, pasien berkebutuhan khusus serta
penghalang lainnya wajib diidentifikasi dan ditindaklanjuti.

Ditetapkan di : Sintang
Pada Tanggal : 6 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS DARA
JUANTI

EDY
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN PUSKESMAS DARA
JUANTI
NOMOR : 036 TAHUN 2023
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS
PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT DARA JUANTI
KECAMATAN SINTANG

PENGKAJIAN KEPUTUSAN, RENCANA


LAYANAN DAN PENDIDIKAN PASIEN

1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang


kompeten melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi: kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan
kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan .
3. Skrining dilakukan sejak awal dari penerimaan pasien untuk memi-
lah pasien sesuai dengan kemungkinan penularan infeksi kebutuhan
pasien dan kondisi kegawatan yang dipandu dengan prosedur skri-
ning yang dibakukan
4. Proses kajian pasien merupakan proses yang berkesinambungan dan
dinamis, baik untuk pasien rawat jalan maupun pasien rawat
inap sesuai dengan perkembangan kondisi kesehatannya.
5. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar
asuhan.
6. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu.
7. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan dan profesi
kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis .
8. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah subject,
obyect, action dan planning.
9. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diperioritaskan
dalam pelayanan.
10. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan profesional yang kompeten.
11. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi
harus tersedia.
12. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan
layanan harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang .
13. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan
profesional yang memenuhi persyaratan.
14. Proses kajian, perencanaan dan pelaksanaan layanan dilakukan
dengan peralatan dan tempat yang memadai.
15. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien
dan petugas.
16. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur
klinis yang dibakukan.
17. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaborasi dalam
tim layanan yang terpadu.
18. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien .
19. Pelaksanaan asuhan dan pendidikan pasien/keluarga dilaksanakan
sesuai dengan rencana yang disusun, dipandu oleh kebijakan dan
prosedur, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
20. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tatanilai
budaya pasien.
21. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya.
22. Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan dan
pengobatan harus diinformasikan kepada pasien.
23. Efek samping dan resiko pelaksanaan pelayanan dan pengobatan
harus diinformasikan kepada pasien.
24. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medik.
25. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan bagi pasien/
keluarga.
26. Pasien / keluarga pasien perlu mendapatkan penyuluhan kesehatan
dan edukasi yang terkait dengan penyakit dan kebutuhan klinis
pasien menggunakan pendekatan komunikasi interpersonal antara
pasien dan petugas serta menggunakan bahasa yang mudah
dipahami agar mereka dapat berperan aktif dalam proses asuhan dan
memahami konsep asuhan yang diberikan.

Ditetapkan di : Sintang
Pada Tanggal : 6 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS DARA
JUANTI

EDY
LAMPIRAN III : KEPUTUSAN PUSKESMAS DARA
JUANTI
NOMOR : 036 TAHUN 2023
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT DARA JUANTI
KECAMATAN SINTANG

PELAKSANAAN PELAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur
pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan dan pelayanan profesi yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam
rekam medik.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam
medik.
6. Tindakan medis/pengobatan yang beresiko wajib diinformasikan
pada pasien sebelum mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent)
wajib didokumentasikan.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi dan
ditindaklanjuti.
9. Evaluasi harus dilakukan kembali terhadap evaluasi dan tindak lanjut
tersebut.
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan
sesuai prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
11. Kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus beresiko tinggi.
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya
infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal).
13. Pemberian obat/cairan intra vena harus dilaksanakan dengan
prosedur pemberian obat/cairan intra vena yang baku yang mengikuti
prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
indikator yang jelas.
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian
layanan.
16. Kebutuhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan
dan ditindaklanjuti.
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan dengan tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu.
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat/tindakan sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus
dijamin kesinambungannya.
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan
dipandu oleh prosedur yang baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan
informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan dan akibat
dari keputusan serta tanggung jawab mereka berkenaan dengan
keputusan tersebut.
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu d engan prosedur
baku.
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas
yang berkompeten.

25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapat


informed consent.
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
pembedahan.
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan kepada pasien dilaksanakan sesuai
dengan rencana layanan.

Ditetapkan di : Sintang
Pada Tanggal : 6 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS DARA
JUANTI

EDY
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN PUSKESMAS DARA
JUANTI
NOMOR : 036 TAHUN 2023
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT DARA JUANTI
KECAMATAN SINTANG

RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN

1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku .


2. Dokter yang menangani bertanggungjawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan.
3. Pada saat pemulangan pasien/ keluarga pasien harus diberi informasi
tentang tindak lanjut layanan.
4. Kriteria pemulangan pasien, yaitu :
a. Pasien Rawat Jalan
1) Pasien dalam kondisi stabil
2) Tidak ada tanda kegawatdaruratan
3) Prognosis baik
4) Mampu minum obat
5) Disarankan kontrol bila obat habis

b. IGD
1) Pasien dalam kondisi stabil, GCS 456
2) Tidak ada tanda gawat darurat yang mengancam jiwa
3) Prognosis baik
4) Mampu minum obat
5) Mampu kontrol apabila obat habis

c. Rawat Inap
1) Pasien secara klinis menunjukkan tanda perbaikan
2) Pasien sudah bisa minum obat secara oral
3) Tidak ada tanda gawat darurat yang mengancam jiwa
4) Prognosis baik
5) Mampu kontrol apabila obat habis

d. Persalinan
1) Ibu dalam kondisi yang stabil, misalnya : kontraksi uterus
bagus, keras, pendarahan tidak massif, BAK normal.
2) T a n d a - t a n d a v i t a l b a g u s .
3) I b u m a m p u m i n u m o b a t s e c a r a p e r o r a l .
4) B a y i : k o n d i s i s t a b i l , b a y i s u d a h B A B d a n B A K .
5) B a y i m a m p u m e n e t e k .
6) Ibu dan keluarga mampu melakukan perawatan secara mandiri
di rumah.
7) M a m p u k o n t r o l a p a b i l a o b a t h a b i s
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
6. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan
yang telah dilakukan dan kebutuhan akan tindak lanjut .
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih fasilitas rujukan.
8. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter
yang menangani.
9. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, Puskesmas wajib memberikan
alternatif pelayanan.
tempat rujukan.
10. Pasien berkebutuhan khusus yang dirujuk perlu didampingi oleh
petugas yang kompeten.
11. Kriteria merujuk pasien meliputi :
a. hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi ;
b. hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis
ternyata tidak mampu diatasi;
c. memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap,
tetapi pemeriksaan harus disertai dengan pasien yang bersangkutan ;
d. apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan yang
lebih mampu.

Ditetapkan di : Sintang
Pada Tanggal : 6 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS DARA
JUANTI

EDY

Anda mungkin juga menyukai