Anda di halaman 1dari 12

Jurnal

JurnalAkuakultur
AkuakulturRawa
Rawa Indonesia,
Indonesia 9 (2): 97-108 (2021) ISSN : 2303-2960
Fachri (2021)

ANALISIS KESELAMATAN KERJA DALAM PELAKSANAAN SURVEI


PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR

Job Safety Analysis in Implementation Survey of Freshwater Fish Pest and


Disease Management

Muhammad Fachri1*
1
Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
*
Korespondensi email : muhammadfachri.mf@gmail.com

ABSTRACT
Survey implementation is a way to get data of controlling fish pests and
diseases. The impact of fish pests and diseases attacked cause of losses for
aquaculture activity. However, there is no job safety analysis in implementation
survey of fish pest and disease management. The aim of this study was to analyze
the job safety in implementation survey to control fish pests and diseases. This
research was conducted in 7 regencies/cities in Bangka Belitung Province from
February to September 2021. This research used descriptive qualitative survey.
Data collected by Walk Through Survey (WTS), interviews and documentation.
Then, analyzed with Job Safety Analysis so the level of risk and impact on job
safety can be assessed. The results of this study are the implementation survey of
fish pests and disease management has low to high risk of work accidents. Some
control efforts such as through administration, substitution and personal protective
equipment (PPE) can prevent to work accidents.

Key words : Analysis, Fishery, Job, Safety.

ABSTRAK
Pelaksanaan survei merupakan cara mendapatkan data dalam rangka
pengendalian hama dan penyakit ikan. Faktor hama dan penyakit ikan menjadi
penyebab kerugian bagi pelaku pembudidayaan ikan. Namun, belum adanya
analisis keselamatan kerja dalam pelaksanaan survei kegiatan pengendalian hama
dan penyakit ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keselamatan
kerja dalam pelaksanaan survei pengendalian hama dan penyakit ikan. Penelitian
ini dilakukan di 7 Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada
bulan Februari s.d. September 2021. Penelitian ini merupakan penelitian survei
bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan Walk Through
Survey (WTS), wawancara dan dokumentasi. Kemudian, dilakukan analisis
menggunakan Job Safety Analysis sehingga dapat dinilai tingkat resiko dan
dampak terhadap keselamatan kerja. Adapun hasil penelitian ini adalah
pelaksanaan survei dalam pengendalian hama dan penyakit ikan memiliki resiko
kecelakan kerja dengan resiko rendah (low) hingga tinggi (high). Beberapa upaya
pengendalian dapat dilakukan secara administratif, substitusi dan dengan alat
pelindung diri (APD) sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Kata Kunci: Analisis, Keselamatan, Kerja, Perikanan.

97
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Fachri (2021)

PENDAHULUAN Hepato-Pancreatic Necrotic Disease


dan IMMNV.
Meningkatnya produksi Untuk mencegah terjadinya
perikanan budidaya di Provinsi penyakit ikan tersebut dapat
Kepulauan Bangka Belitung saat ini dilakukan pencegahan penyakit ikan
menunjukkan mulai berkembangnya melalui kegiatan pengendalian
sektor perikanan budidaya. penyakit ikan. Berdasarkan Peraturan
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Menteri Kelautan dan Perikanan
Perikanan Pemerintah Provinsi nomor 13 Tahun 2019, salah satu
Bangka Belitung pada tahun 2020, kegiatan dalam pengendalian
produksi perikanan budidaya penyakit ikan dilakukan melalui
mencapai 8.410 ton dibandingkan monitoring dan surveilans.
dengan tahun 2019 yaitu 7.150,67 ton Pelaksanaan monitoring dan
(meningkat 117,6%). Beberapa sektor surveilans dilakukan oleh Pengendali
unggulan seperti ikan lele, ikan nila, Hama dan Penyakit Ikan di Instansi
ikan kerapu, udang, rumput laut, Pemerintahan dan dilaksanakan di
kerang dara dan udang vanname. kolam dan tambak ikan sehingga
Dengan peningkatan produksi diperoleh informasi yang akurat
perikanan tersebut, diharapkan dapat terkait dengan jenis, tingkat serangan,
mendukung target Direktorat Jenderal hasil diagnosis penyakit ikan serta
Perikanan Budidaya yang tindakan yang dilakukan sehingga
menargetkan perikanan budidaya dapat memudahkan untuk menyusun
sebesar 19,47 juta ton pada tahun strategi pengendalian penyakit ikan
2021. lebih cepat, efekktif, efisien,
Sejalan dengan peningkatan antisipatif agar peluang
produksi perikanan budidaya tersebut, keberhasilannya lebih tinggi.
tidak menutup kemungkinan dapat Dalam pelaksanaan survei
terjadinya penyakit ikan yang memiliki resiko kecelakaan kerja bagi
merugikan pembudidaya ikan, seperti petugas Pengendali Hama dan
Tilapia Lake Virus, Motile Penyakit Ikan seperti terkena cairan
Aeromonas Septicemia, Acute kimia pada saat kalibrasi, terpeleset
dan bahkan terjatuh ke dalam kolam

98
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Fachri (2021)

atau tambak budidaya ikan atau pada suatu pekerjaan yang


udang. Dalam menganalisis resiko mempunyai resiko sehingga dapat
kecelakaan kerja perlu dilakukan dilakukan penanganan yang tepat
analisis keselamatan dan kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya
kerja. Undang-Undang Nomor 36 kecelakaan kerja dikemudian hari.
Tahun 2009 tentang kesehatan kerja, Dengan demikian, sangat
Pasal 164 bahwa setiap tempat kerja penting untuk dilakukannya analisis
wajib menerapkan kesehatan kerja keselamatan dan kesehatan kerja
baik sektor formal maupun informal dalam pelaksanaan survei
termasuk Aparatur Sipil Negara, TNI pengendalian penyakit ikan sehingga
dan Kepolisian. dapat dilakukan tindakan pencegahan
Menurut Handari dan Qolbi (preventif) terhadap kecelakaan kerja
(2021), setiap pekerjaan memiliki pada saat di lapangan dan di
resiko yang disebabkan oleh tindakan laboratorium.
sumber daya manusia (unsafe action,
METODE PENELITIAN
88%) yang disebabkan kurangnya
pengetahuan, pengalaman kerja,
Penelitian ini dilakukan di kolam
keterampilan maupun kondisi
budidaya yang berada di 7 (tujuh)
lingkungan tidak aman (unsafe
Kabupaten/Kota yaitu di Kota
condition, 10%) dan diluar kontrol
Pangkalpinang, Kabupaten Bangka,
manusia (2%) yang apabila diabaikan
Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten
akan menimbulkan potensi kerugian.
Bangka Tengah, Kabupaten Bangka
Berdasarkan one data Kementerian
Selatan, Kabupaten Belitung dan
Tenaga Kerja, pada triwullan II (dua)
Kabupaten Belitung Timur) di
tahun 2020, kasus kecelakaan kerja
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
mencapai 3.174 kasus.
pada bulan Februari s.d. September
Dalam penelitian ini, analisis
2021.
keselamatan kerja pada pelaksanaan
Alat yang digunakan dalam
survei menggunakan metode Job
penelitian ini penggaris ketelitian 0,1
Safety Analysis (JSA). Menurut
cm, plastik, timbangan digital
Nurkholis dan Adriansyah (2017),
ketelitian 0,01 g, serokan, GPS,
JSA dapat mengetahui potensi bahaya
masker, peralatan nekropsi,

99
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Fachri (2021)

handscoon, peralatan kualitas air, Dalam menganalisis jumlah


peralatan laboratorium. Bahan yang pelaksanaan metode hingga
digunakan yaitu test kit water quality kebutuhan data dapat tercukupi.
(nitrit, posfat dan pH Buffer Setelah dilakukan Walk Through
Sollution). Survey (WTS), kemudian dibuat
Penelitian ini merupakan Checklist Walk Through Survey
penelitian survei yang bersifat Worksheet. Desain Checklist Walk
deskriptif kualitatif. Penelitian ini Through Survey Worksheet dapat
mengadaptasi kemudian digambarkan sebagai berikut.
memodifikasi dari penelitan
Ilmansyah et al. (2020). Pengumpulan No. Poin Ya Tidak Keterangan
Pelaksanaan*
data menggunakan Walk Through *disesuaikan dengan Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan No. 47 Tahun 2015.
Survey (WTS), wawancara dan
dokumentasi. Adapun wawancara
Setelah pencatatan melalui
dilakukan kepada 3-4 pembudidaya
Checklist Walk Through Survey
ikan di 7 (tujuh) kabupaten kota di
Worksheet kemudian dilakukan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
analisis keselamatan kerja (Job Safety
Walk Through Survey (WTS)
Analysis). Desain Job Safety Analysis
merupakan metode observasi
Worksheet dapat digambarkan
lapangan yang dilakukan peneliti
sebagai berikut :
melalui pengamatan langsung.
Adapun kegiatan yang diamati No. Uraian Potensi Nilai Upaya
Kerja* Bahaya Resiko Pengendalian
dilakukan di kolam budidaya di 7 *disesuaikan dengan Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan No. 47 Tahun 2015.
(tujuh) kabupaten kota dengan
Dalam menentukan nilai
kegiatan seperti monitoring
resiko dimodifikasi dengan AS/NZS
lingkungan budidaya seperti inlet,
4360 : 1999 dan AS/NZS 4360 : 2004
outlet dan kolam budidaya,
menetapkan nilai resiko dari Low Risk
melakukan pengambilan sampel air
hingga Extreme Risk dengan tabel 1.
dan ikan untuk pengujian di
Adapun penjelasan penentuan
laboratoriu..
kemungkinan dan keparahan dapat
dijabarkan pada tabel 2.

100
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Fachri (2021)

Tabel. 1. Penetapan nilai resiko


Likelihood / Consequence or Impact (Keparahan)
Kemungkinan Insignificant (1) Minor Moderate Major Catastrophic (5)
(2) (3) (4)
Rare L L L L M
(1) (1x1) (1X2) (1X3) (1X4) (1X5)
Unlikely L L M M H
(2) (2X1) (2X2) (2X3) (2X4) (2X5)
Possible L M M H H
(3) (3X1) (3X2) (3X3) (3X4) (3X5)
Likely L M H H E
(4) (4X1) (4X2) (4X3) (4X4) (4X5)
Almost Certain M H H E E
(5) (5X1) (5X2) (5X3) (5X4) (5X5)

Sumber : AS/NZS 4360 : 1999


Keterangan :
L Resiko Rendah (Low Risk)
M Resiko Sedang (Medium Risk)
H Resiko Tinggi (High Risk)
E Resiko Sangat Tinggi (Extreme Risk)

Tabel 2. Penilaian Kualitatif Keparahan


Tingkatan Deskriptor Penjelasan
1 Insignificant Tidak terluka, tidak ada
kerugian secara finansial
2 Minor Pertolongan pertama, kerugian
finansial sedang
3 Moderate Perawatan medis diperlukan,
kerugian finansial tinggi.
4 Mayor Cedera berat, kerugian finansial
tinggi.
5 Catastropics Meninggal, kerugian keuangan
yang sangat besar

Tabel 3. Penilaian Kualitatif Kemungkinan


Tingkatan Deskriptor Penjelasan
1 Rare Jarang terjadi kecelakaan
2 Unlikely Bisa terjadi sewaktu-waktu
3 Possible Terjadi sewaktu-waktu
4 Likely Terjadi disebagian besar keadaan
5 Certain Sering terjadi

101
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Fachri (2021)

Adapun alur dalam penelitian Kandungan dalam pH Buffer


ini dapat dilihat pada Gambar 1. 4 yaitu 1,2-Benzene dicarboxylic
Studi Pendahuluan acid, monopotassium salt (C8H5NaO4)
menyebabkan tangan kemerahan
Studi Literatur Studi Lapangan
hingga luka bakar dan mata
kemerahan. Menurut Ramadhani
WTS Checklist
Worksheet (2020), 1,2-Benzenedicarboxylic acid,
monopo-tassium salt (C8H5NaO4)
Analisis JSA merupakan bersifat korosif, toksik
dan karsinogen yang dapat
Kesimpulan
menyebabkan cidera tubuh.
Gambar 1. Alur Penelitian

Data yang diperoleh disajikan b. Pengamatan dan pemeriksaan


dalam bentuk tabel dan dianalisis lingkungan budidaya
secara deskriptif.
1. Tergigit Pacet atau Lintah
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pengamatan dan
pemeriksaan lingkungan budidaya
Identifikasi dan Analisis Penyebab dapat terjadi kecelakaan kerja apabila
Kecelakaan Kerja tidak menggunakan sepatu dan sarung
Dalam melaksanakan survei tangan seperti kaki dan tangan tergigit
pengendalian hama dan penyakit ikan lintah atau pacet.
air tawar dapat dilakukan identifikasi Hal ini menyebabkan
penyebab terjadinya kecelakaan kerja. timbulnya luka dan bekas luka pada
Adapun penyebab kecelakaan kerja kulit. Hal ini menurut Koeppen et al.
adalah sebagai berikut. (2020), tidak semua gigitan pacet dan
a. Kalibrasi alat kulitas air lintah merupakan alat terapi, tetapi
Kurang hati-hatinya dalam ada beberapa dampak yang
melakukan kalibrasi alat kualitas air ditimbulkan seperti luka trauma pada
(pH meter) sehingga tangan dan mata tangan, penyakit Buerger dan
terkena serbuk dan cairan pH Buffer penyakit Cutaneous leishmaniasis.
4.

102
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Fachri (2021)

2. Terpeleset atau Terjatuh di yang tertusuk duri ikan hingga


Kolam Budidaya menimbulkan demam.
Dalam pengamatan dan Selain itu, dalam pengujian ikan
pemeriksaan lingkungan bisa secara laboratorium untuk
menyebab kan terpeleset atau terjatuh pemeriksaan penyakit dan identifikasi
ke kolam. Penggunaan safety shoes patogen, dapat terjadi kecelakaan
seperti sepatu boots atau sepatu kerja seperti terkena pisau pada saat
tertutup dengan alas sepatu yang tebal nekropsi ikan, terkena api bunsen
dan tidak licin untuk menghidari pada saat proses isolasi bakteri, iritasi
terjatuh dan terpeleset. Menurut kulit, terhirup bahan kimia dan
Setiyowati (2010), terpeleset dan terkena percikan air media bakteri.
terjatuh sering dianggap tidak Menurut Rachmadhani (2017),
berbahaya namun dapat menyebabkan ketidakpatuhan penggunaan peralatan
insiden yang fatal, tindakan preventif perlindungan diri di laboratorium
dapat menggunakan pelindung kaki dapat menyebabkan kecelakaan diri
yang dapat disesuaikan dengan medan dan dikategorikan cedera berat.
lokasi pekerjaan.
c. Pengambilan dan pengujian
sampel ikan
Dalam pengambilan dan pengujian
sampel ikan untuk kegiatan
monitoring dan survailans penyakit
ikan, dapat terjadi tangan yang
tertusuk duri sirip ikan maupun patil Gambar 2. Pengambilan sampel ikan
ikan. Hal ini tentu akan menimbulkan
dampak kecelakaan kerja bagi d. Pengambilan dan pengujian
Petugas Pengambil Sampel untuk sampel air
pemeriksaan penyakit ikan. Menurut Pengambilan dan pengujian
Aswin dan Syukri (2020), tertusuk sampel air jika tidak dilakukan
duri ikan menimbulkan dampak dengan hati-hati akan menimbulkan
kesehatan seperti rasa sakit pada bagi kecelakan kerja seperti terjatuh ke
kolam, tergigit ikan budidaya, tergigit

103
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Fachri (2021)

lintah / pacet dan terkena reagen asam kerja baku bekerja dalam
pengujian air. Penggunaan alat bantu mengendalikan Hama dan Penyakit
pengambilan air dan sarung tangan Ikan sangat penting. Menurut
dapat menjadi tindakan preventif. Ilmansyah et al., (2020), kecelakaan
kerja yang bersifat fatal dikarenakan
adanya anggapan resiko tidak penting
terhadap resiko rendah, sehingga
menyebabkan kecelakaan kerja yang
fatal. Hal ini diikuti karena tidak
Gambar 3. Pengambilan sampel air adanya pengetahuan yang diberikan.

Penilaian Resiko Kemungkingan Berdasarkan Tabel 5., dapat


Kecelakaan Kerja dilihat upaya pengendalian dalam
Penilaian resiko dilakukan mencegah terjadinya kecelakaan kerja
untuk perencanaan pengendalian bagi Pengendali Hama dan Penyakit
resiko berdasarkan hasil Walk- Ikan. Adapun bentuk upaya
Through Survey kemudian dilakukan pengendalian mengacu pada Soputan
penilaian resiko berdasarkan et al. (2014), dapat dilakukan dengan
AS/NZS 4360 : 1999 dan AS/NZS sebagai berikut,
4360 : 2004. Adapun hasil penilaian 1. Pengendalian resiko melalui
kemungkinan kecelakaan kerja dapat Administrasi yaitu disiplin
disajikan pada Tabel 4. dan Tabel 5. menerapkan SOP, checklist
Berdasarkan Tabel 4., kesiapan peralatan dan
kemungkinan terjadinya resiko perlengkapan pakaian dan sepatu.
kecelakaan kerja bagi Pengendali 2. Pengendalian resiko melalui
Hama dan Penyakit Ikan dari rendah Substitusi yaitu menerapkan
(low) hingga tinggi (high), tidak rekayasa teknologi informasi
adanya yang beresiko ekstrim / sangat sehingga dapat memudahkan
serius. Namun, hal ini jika tidak dalam rangka pelaksanaan survei
dilakukan dengan kehati-hatian, tentu seperti penggunaan aplikasi data
akan menyebabkan bahaya dan cedera entry penyakit dan lingkungan.
yang lebih serius. Pemberian Selain itu, adanya aplikasi yang
pemahaman terhadap SOP / standar

104
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Fachri (2021)

memuat informasi mengenai SOP pengambilan sampel air dan ikan


dan alat serta perlengkapan dalam dilakukan dengan menggunakan
mengendalikan hama dan penyakit handscoon dan sepatu keamanan
ikan. (safety shoes). Selain itu,
3. Pengendalian resiko melalui Alat penggunaan pelindung kepala
Pelindung Diri (APD) yaitu dalam (topi) dan masker.
Tabel 4. Penilaian Resiko Kemungkinan Kecelakaan Kerja
No. Uraian Kerja Potensi Bahaya Nilai Likelihood Consequence
Resiko (Kemungkinan) or Impact
(Keparahan)
1. Menyiapkan Jari tangan perih High 4 3
peralatan terkena cairan
perlengkapan pH Buffer 4.
survey seperti
pengecekan
peralatan kualitas
air (pH meter)
2. Melakukan a. Bagian kaki / Moderate 2 3
pengamatan dan tangan
pemeriksaan tergigit oleh
lingkungan lintah/pacet
budidaya. pada saat
mengamati
lokasi
budidaya
b. Terpeleset High 3 5
atau terjatuh
di kolam
budidaya
3. Melakukan Tangan tertusuk Moderate 2 4
pengambilan duri ikan
sampel ikan dan
melakukan
kegiatan
morfometrik
4. Melakukan Terpeleset atau High 3 5
pengambilan terjatuh di
sampel air kolam budidaya

5. Melakukan uji Tangan terkena High 4 3


terhadap sampel reagen asam
air dengan test kit. posfat dan nitrit

6. Membawa sampel a. Terkena pisau Moderate 3 3


ikan ke Stasiun pada saat
Karantina Ikan nekropsi ikan
dan Pengendalian b. Terkena api Moderate 3 3
Mutu saat
melakukan
isolasi bakteri
c. Terkena Low 3 1
percikan air
media bakteri

105
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Fachri (2021)

Tabel 5. Upaya pengendalian untuk mencegah potensi bahaya


No. Uraian Kerja Potensi Bahaya Nilai Resiko Upaya Pengendalian
1. Menyiapkan peralatan Jari tangan perih High Menggunakan sarung
perlengkapan survey terkena cairan pH tangan (handscoon)
seperti pengecekan Buffer 4. dalam rangka
peralatan kualitas air mencegah tangan
(pH meter) perih karena terkena
cairan pH Buffer 4.

2. Melakukan a. Bagian kaki Moderate Menggunakan sepan


pengamatan dan tergigit oleh panjang dan sepatu
pemeriksaan lintah/pacet pada tertutup.
lingkungan budidaya. saat mengamati
lokasi budidaya
b. Terpeleset atau High Menggunakan sepatu
terjatuh di kolam lapangan tertutup dan
budidaya membawa pakaian
ganti.
3. Melakukan Tangan tertusuk duri Moderate Menggunakan sarung
pengambilan sampel ikan tangan
ikan dan melakukan
kegiatan morfometrik
4. Melakukan Terpeleset atau High Menggunakan alat
pengambilan sampel terjatuh di kolam pengambil sampel air
air budidaya yang terbuat dari kayu
dan terdapat wadah
pengambil air.
5. Melakukan uji Tangan terkena High Menggunakan sarung
terhadap sampel air reagen asam posfat tangan agar tidak
dengan test kit. dan nitrit terkena reagen asam.

6. Membawa sampel ikan a. Terkena pisau Moderate Menggunakan sarung


ke Stasiun Karantina pada saat tangan
Ikan dan Pengendalian nekropsi ikan
Mutu b. Terkena api saat Moderate Menyiapkan APAR
melakukan isolasi
bakteri
c. Terkena percikan Low Menggunakan sarung
air media bakteri tangan / handscoon
dan penggunaan baju
laboratorium

KESIMPULAN dari rendah (low) hingga tinggi


(high). Beberapa upaya pengendalian
Berdasarkan hasil penelitian, seperti melalui administratif,
maka dapat disimpulkan bahwa substitusi dan dengan alat pelindung
pelaksanaan survei dalam diri (APD) sehingga dapat mencegah
pengendalian hama dan penyakit terjadinya kecelakaan kerja.
ikan memiliki resiko kecelakan kerja

106
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Fachri (2021)

UCAPAN TERIMAKASIH Ilmansyah, Y., Mahbubah, N.A., dan


Widyaningrum, D. 2020.
Penerapan Job Safety Analysis
Ucapan terimakasih kepada sebagai Upaya Pencegahan
Kecelakaan Kerja dan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Perbaikan Keselamatan Kerja
Pemerintah Provinsi Kepulauan di PT. Shell Indonesia.
Profisiensi, 8 (1) : 15-22.
Bangka Belitung khususnya Bidang
Koeppen, D., Aurich, M., Pasalar,
Pengembangan Usaha Perikanan M., & Rampp, T. 2020.
Budidaya dan Pengolahan Hasil Medicinal leech therapy in
venous congestion and various
Perikanan sehingga penelitian dapat ulcer forms: Perspectives of
berjalan lancar. Western, Persian and Indian
medicine. Journal of
Traditional and
DAFTAR PUSTAKA Complementary Medicine,
10(2), 104–109.
Nurkholis dan Adriansyah, G. 2017.
Aswin, B. dan Syukri, M. 2020. Pengendalian Bahaya Kerja
Analisis Upaya Pencegahan, dengan Metode Job Safety
Potensi Kecelakaan Kerja dan Analysis pada Penerimaan
Gangguan Kesehatan pada Afval Lokal Bagian Warehouse
Pekerja Pengemasan Ikan. di PT. ST. Teknika :
Jurnal Ilmu Kesehatan, 4 (2) : Engineering and Sains
177-183. Journal, 1(1) : 11-16.
Australian/New Zealand Standar. Peraturan Menteri Kelautan dan
1999. Australian/New Zealand Perikanan No. 13/PERMEN-
Standard, Risk Management KP/2019 tentang Pengendalian
4360 : 1999 2nd Edition. Penyakit Ikan.
Australia New Zealand
Standard, Sydney dan Peraturan Menteri Kelautan dan
Wellington. Perikanan No. 47/PERMEN-
KP/2015 tentang Petunjuk
Australian/New Zealand Standar. Teknis Pelaksanaan Jabatan
2004. Australian/New Zealand Fungsional Pengendali Hama
Standard, Risk Management dan Penyakit Ikan dan Angka
4360 : 2004 3rd Edition. Kreditnya.
Australia New Zealand
Standard, Sydney dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Wellington. Transmigrasi RI No.
PER.08/MEN/VII/2010
Handari, S.R.T. dan Qolbi, M.S. Tentang Alat Pelindung Diri.
2021. Faktor-Faktor Kejadian
Kecelakaan Kerja pada Pekerja Ramadhani, SP. 2020. Pengelolaan
Ketinggian di PT. X Tahun Laboratorium (Panduan
2019. Jurnal Kedokteran dan Pengajar dan Inovator
Kesehatan, 17 (1) : 90-98. Pendidikan). Yiesa Rich
Production, Depok.

107
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Fachri (2021)

Rachmadhani, D. 2017. Analisis


Potensi Risiko Bahaya pada
Laboratorium Fakultas
Teknologi Industri di Lantai 2
dan 3 Gedung K.H. Wahid
Hasyim dengan Pendekatan
HIRA dan HIZOP. Sskripsi.
Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
Setiyowati, S.D. 2010. Penerapan
Penggunaan Alat Pelindung
Diri sebagai Upaya
Perlindungan terhadap Tenaga
Kerja di PT. Bayer Indonesia-
Bayer Cropscience (Laporan
Khusus). Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Soputan, G.E.M., Sompie, B.F. dan
Mandagi, R.J.M. 2014.
Manajemen Resiko Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3)
(Study Kasus pada
Pembangunan Gedung SMA
Eben Haezar). Jurnal Ilmiah
Media Engineering, 4(4) : 229-
238.
UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.

108

Anda mungkin juga menyukai