Anda di halaman 1dari 9

PATANI, Vol. 5, No. 2, September, 2022, Hal.

23-30 ISSN 2775-6114

PERANCANGAN MODEL PIPA PVC PADA MESIN POMPA CELUP UNTUK


AERASI KOLAM IKAN

Ardiyanti 1, Jamaluddin 2, Muh. Rais 3


1,2,3
Program Studi PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN, Fakultas TEKNIK,
Universitas Negeri Makassar
JL. Daeng Tata Raya, Makassar, Sulawesi Selatan 90224.
Email: ardiyantitanty@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini termasuk rancang bangun yang ditujukan untuk membuat model pipa yang digunakan
pada mesin pompa celup untuk aerasi kolam ikan dan mengetahui unjuk kerja alat yang efektif.
Permasalahan yang dialami dan dihadapi oleh pembudidaya yaitu kurangnya atau tidak terpenuhinya
kebutuhan oksigen terlarut pada kolam budidaya ikan, selain itu penambahan pipa PVC bertujuan
memudahkan pembudidaya dalam menghasilkan lebih banyak gelembung oksigen dalam kolam
budidaya. Penelitian ini menggunakan desain perancangan penelitian rekayasa/rancang bangun,
adapun sumber data yang dihasilkan berbentuk kualitatif serta kemudian secara deskriptif akan
dianalisis. Berdasarkan data yang dihasilkan mendapatkan kesimpulan bahwa Perancangan model
pipa PVC pada mesin pompa celup yang meliputi dua tahap. Tahapan pertama, pembuatan komponen
alat yang mencakup penyambungan fitting PVC 1,5 X 0,5 dengan pipa PVC 0,5, pengukuran dan
pemotongan, penyambungan pipa PVC 0,75 dengan fitting PVC 1,5 x 0,75, pelubangan, dan
pemotongan. Tahap kedua yaitu proses finalisasi adalah tahap penggabungan komponen alat. Pada
model pipa sambungan T berfungsi dengan baik. Alat dapat mengeluarkan gelembung-gelembung
berukuran mikro dan menghasilkan jumlah oksigen terlarut yang sesuai dengan standar kebutuhan ikan
supaya tercipta unjuk kerja secara efektif.

Kata Kunci: Pompa Celup, Pipa PVC, Oksigen Terlarut

PENDAHULUAN menjadi bahaya bagi kelangsungan


kehidupan beragam biota air maupun
Hikmayani et al (2012)
kehidupan dari manusia itu sendiri. Adapun
Karuppasamy et al. (2013) menjelaskan,
metode yang bisa dipergunakan dalam
budidaya yakni sebuah aktivitas alternatif
membenahi kualitas air yakni melalui
yang dimaksudkan untuk mendorong
peningkatan kadar oksigen air. MGB (Micro
produksi perikanan. Syarat yang perlu
Bubble Generator) berjenis Spherical Ball
dipenuhi pada pelaksanaan budidaya yakni
yakni sebuah alat yang bisa membuat
terdapatnya organisme untuk
oksigen larut pada air mempergunakan
dikembangkan, media untuk organisme
sekumpulan gelembung berukuran mikro
hidup, serta tempat/wadah budidaya. Air
yang diciptakan dengan menerapkan Hukum
adalah media hidup organisme yang sangat
Bernouli pada aliran masukan dan aliran
penting dalam proses budidaya.
keluaran pada pipa.
Air termasuk komponen yang
Sadatomi et al., (2005) menjelaskan,
esensial dalam menunjang kehidupan dari
dalam menciptakan sekumpulan gelembung
semua makhluk hidup. Penurunan kualitas
mikro, jenis MBG mempergunakan bentuk
maupun pencemaran air dikarenakan
sperichal body bagian dalam pipa demi
kegiatan manusia bisa berimbas buruk serta
menciptakan celah. Gelembung tercipta

23
PATANI, Vol. 5, No. 2, September, 2022, Hal. 23-30 ISSN 2775-6114
dikarenakan aliran turbulen yang memasuki bergantung dari perpindahan massa serta
saluran serta dikarenakan juga oleh tegangan keadaan kesetimbangan (konsentrasi jenuh)
geser dimana akan memecah udara serta (Boyd,1998; Lekang, 2007).
mengubahnya sebagai sekumpulan DO mempunyai pengaruh besar pada
gelembung mikro. kelangsungan hidup ikan, khususnya untuk
Menurut Hukum Bernouli, venturi perkembangan, reproduksi, serta
meter yakni suatu pipa yang menyempit, memperbaiki jaringan. DO bisa diperoleh
dimana aliran dari air cenderung lebih cepat melalui difusi oksigen pada atmosfer
bila melalui luas penampang kecil dibanding (berkisar 35%) serta fotosintesis oleh
yang besar, tekanan lebih kecil bila melalui fitoplankton maupun tumbuhan air. Ikan
penampang kecil begitupun kebalikannya. bisa mengkonsumsi oksigen serta hidup di
Pada penerapan Hukum Bernouli air dikarenakan memiliki. DO pada air akan
menghasilkan gelembung-gelembung udara terdifusi pada sel-sel insang menuju jaringan
untuk memenuhi kebutuhan pada proses tubuhnya. Kebutuhan minimal DO bagi ikan
budidaya yang sangat penting bagi laut tropis yakni 5 mg/l (75% saturasi) serta
mikroorganisme yang hidup pada kolam 5 mg/l (80% saturasi) bagi ikan air tawar
atau tambak budidaya. tropis. Ikan dengan pergerakan lebih gesit
Secara intensif tingkat kesuksesan normalnya akan memerlukan oksigen yang
dari budidaya bergantung dari kecakapan lebih tinggi, sedangkan ikan gurame serta
pembudidaya dalam menangani kualitas air lele tergolong ikan yang bisa bertahan pada
yang menurun, dimana salah satu air yang rendah DO dikarenakan memiliki
masalahnya yaitu rendahnya kelarutan pernafasan tambahan dimana
oksigen. Oksigen terlarut (DO ataupun memungkinkannya untuk memperoleh
dissolved oxygen) yakni faktor esensial pada oksigen dari udara (Astuti, 2018).
pelaksanaan budidaya perikanan. Oksigen Masalah utama yang kerap ditemui
rendah bisa mengakibatkan bahaya bagi pada kegagalan budidaya ikan yakni
ikan, misalnya bisa membuat stres, kurangnya atau tidak terpenuhinya jumlah
menghambat perkembangan, mudah tertular oksigen terlarut dalam media budidaya ikan
penyakit, hingga mengakibatkan ikan mati sehinggga menyebabkan ikan kurang
yang akan membuat produktivitas menurun berselera makan dan berkembangnya
(Kordi & Tacung, 2007). Oksigen terlarut bakteri yang dapat menyebabkan kematian
merupakan hasil dari gelembung-gelembung pada ikan, sehingga diperlukan sebuah
udara yang berada dalam air yang biasa teknologi yang bisa diaplikasikan untuk
disebut dengan aerasi. kolam budidaya sehingga bisa
Aerasi yakni proses menambahkan mengembangkan produksi dari ikan. Oleh
udara dengan kandungan oksigen ke dalam karena itu melihat dari beberapa
air. Proses ini dilaksanakan melalui alat permasalahan yang ada di atas muncul suatu
yang dinamakan aerator (Boyd,1982). inovasi serta gagasan untuk menciptakan
Aerasi bisa dilaksanakan melalui dua teknologi yang bisa diimplementasikan
metode; yakni melalui pelepasan gelembung dalam budidaya ikan yaitu pompa celup
udara pada air (bubble aerator) serta melalui dengan penambahan pipa PVC agar jumlah
memasukkan udara pada melalui splasher oksigen terlarut pada ikan dapat terpenuhi,
aerator. Seberapa cepat serta banyak maka penelitian ini dilakukan untuk
pemindahan oksigen ke luar serta dalam air merancang model pipa PVC pada mesin

24
PATANI, Vol. 5, No. 2, September, 2022, Hal. 23-30 ISSN 2775-6114
pompa celup untuk aerasi kolam ikan.

METODE
Jenis penelitian ini yakni
rekayasa/rancang bangun, dimana akan
Gambar 1. Pipa PVC
dilaksanakan rancang bangun alat penyuplai
oksigen (pompa celup) dengan penambahan
pipa PVC. Penelitian ini dilaksanakan pada b. PVC
bulan Oktober 2021. Pelaksanaan dari Reducer yang digunakan
penelitian ini berlokasi pada Laboratorium yaitu reducer yang berdiameter 1,5
Pendidikan Teknologi Pertanian. x 0,5 cm, 1,5 x 0,75 cm, serta 1,5 x
1 cm.
Alat dan Bahan
Alat yang dipergunakan pada
pelaksanaan perancangan serta modifikasi
diantaranya: Atk, Bor, Gergaji Cutter, dan
Pompa. Sementara itu untuk penggunaan
Gambar 2. Reducer PVC
bahannya meliputi: Pipa PVC, Fitting PVC,
T PVC, Seal tape, Lem besi, dan Lem pipa. c. Drat Luar
Sesudah uji coba alat maka akan Drat luar yang digunakan
dilaksanakan analisis pada data. Adapun yaitu drat luar yang berdiameter 1,5
data yang bisa diperoleh yakni berbentuk x 0,5 cm
kualitatif serta kemudian secara deskriptif
akan dianalisis. Pengujian yang
dilaksanakan dibatasi untuk uji operasional
yang dibuat. Hal ini membuat data yang
Gambar 3. Drat luar
disajikan hanya dari uji operasional dan uji
alat yang diperoleh. d. Tee Stuck PVC
Prosedur Perancangan Sambungan T yang
digunakan yaitu sambungan yang
1. Perancangan atau desain
berdiameter 1,5 X 2
Melalui tahapan ini akan dibuat
gambar desain alat yang hendak peneliti
buat berdasarkan kriteria rancangan.
Perancangan pompa celup dengan
penambahan pipa PVC bertujuan
memudahkan pembudidaya dalam
Gambar 4. Tee Stuck PVC
menghasilkan kebih banyak oksigen
terlarut dalam kolam budidaya ikan. e. Reducer Bentuk Segitiga
Reducer dengan diameter
2. Rancangan Struktural
0,5 cm X 1 cm dipotong berbentuk
a. Pipa PVC
segitiga pada bagian ujung reducer
Pipa yang digunakan yaitu
yang berdiameter 1 sepanjang 1,5
pipa PVC yang berdiameter 0,5 cm,
cm serta dengan lebar 1,5 cm.
0,75 cm, dan 1cm

25
PATANI, Vol. 5, No. 2, September, 2022, Hal. 23-30 ISSN 2775-6114

5. Prinsip Kerja Alat


Prinsip kerja dari alat ini yakni air
masuk melalui pompa, kemudian pipa
Gambar 5. Reducer bentuk segitiga yang mengarah ke atas menghisap udara
f. Reducer Berlubang dari permukaan. Kemudian air
Reducer dengan diameter 1,5 X 0,75 bercampur dengan udara karena adanya
memiliki lubang pada bagian pertengahan gaya vakum untuk menghisap udara, alat
reducer dengan diameter lubang yaitu 6-7 ini memiliki dua ruang vakum. Ruang
mm. vakumnya terletak pada dibagian dalam
sambungan T. Ruang vakum yang
pertama terbentuk oleh sambungan
reducer yang berdiameter 1,5 X 0,5 yang
telah disambungkan dengan pipa PVC
Gambar 6. Reducer Berlubang yang berdiameter 0,5. Sedangkan ruang
vakum yang kedua terbentuk oleh
3. Rancangan Fungsional
sambungan reducer dengan pipa yang
Model pipa PVC pada mesin
telah dilubangi dengan diameter 6 mm
pompa celup berfungsi untuk
yang dipertemukan dengan reducer dan
menghasilkan gelembung-gelembung
pipa yang telah di potong berbentuk
yang berukuran kecil yang dapat
segitiga. Sehingga yang keluar dari alat
meningkatkan jumlah oksigen terlarut
tersebut berupa gelembung-gelembung
pada kolam budidaya. Alat ini dapat
udara yang berukuran mikro, untuk
mengatasi kurangnya nilai oksigen
venturi ini gelembung yang dihasilkan
terlarut untuk proses budidaya karena
lebih banyak karena melewati dua ruang
alat ini memiliki dua ruang vakum dan
vakum.
memiliki saluran udara sehingga
menghasilkan gelembung yang lebih Prosedur Pengujian
banyak. Sehingga dapat mengurangi Prosedur pengujian alat yang dilakukan
tingksat kematian akibat tidak yaitu sebagai berikut:
terpenuhinya oksigen yang terlarut pada 1. Uji fungsional
ikan. Pengujian fungsional alat
4. Pembuatan Alat dilakukan dengan cara pengecekan pada
setiap komponen alat.
Pembuatan alat dapat dilaksanakan 2. Uji operasional
melalui: Dilakukan dengan cara
a. Mempersiapkan alat serta bahan memasukkan pompa ke dalam kolam
b. Mempersiapkan desain/rancangan budidaya kemudian melakukan proses
alat yang akan dibuat pengukuran jumlah oksigen terlarut yang
c. Melakukan proses perakitan dihasilkan oleh alat tersebut dan di ukur
komponen alat menjadi alat utuh. menggunakan DO meter.

26
PATANI, Vol. 5, No. 2, September, 2022, Hal. 23-30 ISSN 2775-6114
Pengamatan pengukuran memiliki nilai yang hampir
sama. Pengukuran pertama untuk titik
Data yang diperoleh melalui
pertama dan kedua yaitu 6,8 mg/l, untuk
pelaksanaan pengujian yakni berupa data
titik kedua yaitu 7,1 mg/l. Pengukuran
kualitatif, dimana kemudian secara
kedua untuk titik pertama yaitu 6,5 mg/ l.
deskriptif akan dianalisis. Pengujian yang
Untuk titik yang kedua 6,6 mg/l, untuk titik
dilaksanakan dibatasi untuk uji operasional
ketiga yaitu 6.98 mg/l dimana hasil titik
yang dibuat. Hal ini membuat data yang
ketiga sama dengan jumlah pengukuran
akan peneliti sajikan hanya dari uji
pertama titik 1 dan 2. Pengukuran ketiga
operasional dan uji alat yang diperoleh.
hasil yang didapatkan untuk titik pertama
HASIL DAN PEMBAHASAN dan kedua yaitu 6,8 mg/l dimana hasil yang
Pengujian sistem dari alat yang didapatkan sama dengan pengukuran satu
peneliti buat difungsikan untuk mengetahui dan dua pada titik 1 dan 2, sedangkan untuk
kinerja sistem/alat yang dipasang. Alat akan pengukuran kedua pada titik ketiga. Adapun
peneliti berikan tegangan kerja demi hasil yg didapatkan untuk pengukuran ketiga
memeriksa kinerja model pipa PVC yang pada titik ketiga yaitu 6,9 mg/l.
telah disambungkan dengan pompa celup. Pengukurandilakukan di beberapa titik yaitu
Pengujian dilakukan secara bertahap untuk titik satu dekat pompa aerasi, untuk titik
menentukan parameter-parameter dan kedua pada bagian tengah kolam sedangkan
indikator dari pengujian alat. Pengujian alat untuk titik ketiga di ujung kolam.
dengan cara mengecek semua Tabel 2. Hasil Uji Alat Sambungan Lurus
Pengujian dilaksanakan melalui Titik 1 Titik 2 Titik 3
mengatur waktu proses pengukuran oksigen Sambungan (mg/l) (mg/l) (mg/l)
terlarut yang dihasilkan oleh masing-masing Lurus
model alat tersebut pada satuan waktu
tertentu. Waktu yang digunakan pada saat Pengukuran 7,1 7,1 7,2
pengukuran yaitu selang 1 jam setelah pertama
pompa dinyalakan dengan tiga kali Pengukuran 7,3 7,1 7,3
pengukuran dan pada satu kali pengukuran kedua
dilakukan dalam tiga titik, dimana titik Pengukuran 7,3 7,2 7,3
pertama pada samping pompa, titik kedua ketiga
berada pada pertengahan kolam, dan titik
ketiga berada pada ujung kolam. Hasil uji Pada table 2. hasil uji alat ketiga
alat dapat dilihat pada tabel 1. pengukuran memiliki nilai yg hampir sama.
Dimana, pengukuran pertama pada titk 1
Tabel 1. Hasil Uji Alat Sambungan T
dan 2 hasil yang didapatkan 7,1 mg/l, untuk
Titik 1 Titik 2 Titik 3
Sambungan T (mg/l) (mg/l) (mg/l) titik ke 3 yaitu 7,2 mg/l. Perlakuan kedua
untuk titik 2 7,3 mg/l begitupun titk ke 3,
Pengukuran 6,8 6,8 7,1 tetapi berbeda pada titik kedua yaitui 7,1
pertama mg/l. pengukuran ketiga papa titik pertama
Pengukuran 6,5 6,6 6,8 yaitu 7,3 mg/l begitupun pada pengukuran
kedua ketiga yaitu 7,3 mg/l, dimana nilai tersebut
Pengukuran 6,8 6,8 6,9
sama dengan pengukura kedua pada titik 1
ketiga
dan 3. Tetapi berbeda pula pada titik ke 2
Pada tabel 1 hasil uji alat pada ketiga yaitu 7,2 mg/l. Perbedaan dan persamaan

27
PATANI, Vol. 5, No. 2, September, 2022, Hal. 23-30 ISSN 2775-6114
setiap titik tersebut di sebabkan oleh suhu menghasilkan gelembung-gelembung
pengambilan sampel yang berbeda-beda. berukuran kecil dan suhu pengambilan
Titik 1 pangambilan sampelnya ujung kolam sampelnya tinggi. Sedangkan untuk tabel 4.2
belakang pompa aerasi, untuk titik kedua menggunakan sambungan lurus atau tidak
tengan kolam sedangkan untuk titik ketiga memiliki saluran udara sehingga yang keluar
ujung kolam. dari pipa tersebut hanya berupa air tanpa
Tabel 3. Hasil Uji Alat Sambungan L gelembung udara dan waktu pengambilan
Titik 1 Titik 2 Titik 3 sampelnya sore hari sehingga suhu udara
Sambungan L (mg/l) (mg/l) (mg/l) menurun. Sedangkan untuk tabel 3
menggunakan model pipa L dimana air yang
Pengukuran 7,6 7,6 7,7 keluar mengarah ke atas kolam jadi jumlah
pertama oksigen yang dihasilkan lebih tinggi dari
Pengukuran 7,8 7,8 7,8 pada model pipa yang lain.
kedua Mekanisme terbentuknya gelembung-
gelembung udara pada model sambungan T
Pengukuran 8,0 7,9 7,8 yaitu microbubble generator bekerja dengan
ketiga pompa yang digunakan untuk mengalirkan
air bertekanan yang memiliki kecepatan
tertentu. Udara akan melewati saluran yang
Pada tabel 3. hasil uji alat ketiga
mengecil, membuat kecepatan aliran udara
pengukuran memiliki jumlah nilai yg hampir
bertambah. Akibatnya, tekanan udara ketika
sama. Pengukuran pertama pada titk 1 dan 2
kecepatannya tinggi menjadi kecil. Udara
hasil yang didapatkan 7,6 mg/l, untuk titik
dari luar akan terhisap ke dalam, karena
ke 3 yaitu 7,7 mg/l. Pengukuran kedua
udara mengalir ke tekanan yang lebih
memiliki nilai oksigen terlarut yang sama
rendah. Udara yang masuk melewati dua
pada titik satu, dua, dan 3 yaitu dengan nilai
ruang vakum sehingga menghasilkan
7,8 mg/l. Sedangkan pada pengukuran
gelembung yang lebih banyak dan
ketiga mempunyai nilai yang bervariasi
berukuran mikro. Gelembung berukuran
untuk setiap titiknya, pada titik pertama
mikro memiliki volume udara yang
yaitu 8,0 mg/l, kemudian di titik kedua
dikandungnya sangat kecil, membuat
yakni 7,9 mg/l, dan titik ketiga yaitu 7,8
gelembung dapat bertahan dalam waktu
mg/l. Perbedaan dan persamaan setiap titik
yang lama. Terlarutnya oksigen akan lebih
tersebut di sebabkan oleh faktor suhu
efektif dengan ukuran gelembung yang
pengambilan sampel yang berbeda-beda.
semakin kecil.
Dimana titik 1 pangambilan sampelnya
Ruang vakum atau ruang hampa
ujung kolam tepatnya samping pompa
udara merupakan ruang yang tidak ada
aerasi, untuk titik kedua tengan kolam
udara sehingga tekanan udaranya lebih
sedangkan untuk titik ketiga ujung kolam.
rendah berbanding tekanan atmosfer. Ruang
Perbedaan nilai oksigen terlarut yang
vakum pada alat ini berada pada bagian
dihasilkan dari ketiga tabel di atas di
dalam sambungan T tepatnya di bawah
sebabkan oleh waktu pengambilan sampel
saluran udara yang mengarah ke permukaan
dan model pipa yang digunakan. Dimana
air. Dimana ruang vakum terbentuk dari
untuk tabel 4.1 model pipa yang digunakan
sambungan pipa PVC dengan reducer yang
yaitu menggunakan sambungan T atau
telah dilubangi dengan posisi lubang berada
memiliki saluran udara sehingga

28
PATANI, Vol. 5, No. 2, September, 2022, Hal. 23-30 ISSN 2775-6114
di atas, kemudian pipa PVC yang telah didapatkan dipasaran untuk mempermudah
disambungkan dengan reducer yang produksi alat. Perancangan alat ini juga
memiliki bentuk segitiga dipertemukan harus memperhitungkan biaya produksi,
dengan reducer yang telah dilubangi namun tidak menurunkan kualitas dari
sehingga membentuk dua ruang vakum. fungsi alat yang digunakan.
Berdasarkan dari nilai oksigen Produk akhir rancang bangun ini
terlarut yang dihasilkan dari ketiga tabel di adalah terciptanya sebuah alat aerasi ikan.
atas yang memiliki nilai oksigen terlarut Fungsi dari alat ini yaitu sebagai salah satu
yang baik yaitu pada tabel 4.1 karena pada alat yang dirancang untuk menghasilkan
tabel 4.1, rata-rata nilai oksigen terlarutnya oksigen terlarut pada kolam budidaya ikan.
tidak terlalu tinggi. Sedangkan menurut Sistem ini dikendalikan menggunakan
(Boyd, 1990) oksigen terlarut yang baik pompa celup, fungsi dari alat ini yaitu
untuk pertumbuhan ikan adalah 5-7 mg/l. mengeluarkan gelembung-gelembung kecil
Faktor yang mempengaruhi meningkat dan melalaui model pipa tersebut. Keuntungan
menurunnya kadar oksigen yang terlarut alat ini yaitu memudahkan pembudidaya
yaitu cuaca, temperatur air, temperatur yang mengeluh tentang oksigen ikan yang
udara, dan sinar matahari. Sedangkan tidak terpenuhi.
menurut Panjaitan (2004) oksigen
KESIMPULAN
berhubungan erat dengan perubahan suhu.
Suhu tinggi cenderung menyebabkan Berdasarkan dari hasil penelitian
kandungan oksigen menurun, sedangkan perancangan model pipa PVC pada mesin
jika suhu oksigen rendah menyebabkan pompa celup untuk aerasi kolam ikan, dapat
komsumsi oksigen meningkat. ditarik simpulan sebagai berikut:
Menurut Rofik et al., (2020) hasil 1. Perancangan model pipa PVC pada
pengujian peningkatan atau penurunan kadar mesin pompa celup terdiri dari dua
oksigen yang terlarut pada setiap jam tahapan. Tahap pertama, pembuatan
berbeda-beda, dimana hasil yang optimal komponen alat yang meliputi
didapatkan yaitu 9,0 mg/l sedangkan hasil penyambungan fitting PVC 1,5 X 0,5
terendah yang didapatkan 8,0 mg/l. Faktor dengan pipa PVC 0,5, pengukuran dan
yang mempengaruhi meningkat dan pemotongan, penyambungan pipa PVC
menurunnya kadar oksigen yang terlarut ¾” dengan fitting PVC 1,5 x 0,75,
yaitu diantaranya cuaca, temperatur air, pelubangan, dan pemotongan. Tahap
temperatur udara, dan sinar matahari. kedua yaitu proses finalisasi adalah tahap
Alat aerasi merupakan teknologi penggabungan komponen alat.
tepat guna yang masih membutuhkan 2. Pada model pipa sambungan T berfungsi
banyak masukan dan perbaikan, mulai dari dengan baik. Alat dapat mengeluarkan
bahan yang digunakan, bentuk dari gelembung-gelembung berukuran mikro
komponen alat sampai dengan kapasitas dan menghasilkan jumlah oksigen terlarut
kerja alat yang dihasilkan. Penggunaan yang sesuai dengan standar kebutuhan
teknologi tepat guna diharapkan dapat ikan sehingga memberikan unjuk kerja
membantu masyarakat khususnya untuk yang efektif dan efisien.
masyarakat dan pembudidaya ikan agar
lebih menghemat waktu dan biaya dalam
proses budidaya. Bahan dan alat yang
digunakan harus lebih terjangkau dan mudah

29
PATANI, Vol. 5, No. 2, September, 2022, Hal. 23-30 ISSN 2775-6114

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Y. S. (2018). Respon Oksigen
Terlarut Terhadap Pencemaran dan
Pengaruhnya. J. Teknologi
Lingkungan, 19 (2) : 203-204.

Boyd CE. 1982. Water quality management


for pond fish culture. Amsterdam:
Elsevier Scientific Publishing
Company.

Boyd. C.E.1990. Water Quality In Pond For


Aquacuture. Alabama:Alabama
Aquaculture Station. Auburn
University.

Boyd CE. 1998. Pond water aeration


systems. Aquac Eng 18:9-40.

Hikmayani, Y., M. Yulisti, Hikma. 2012.


Evaluasi Kebijakan Peningkatan
Produksi Perikanan Budidaya. J.
Kebijakan social Ekonomi Kelautan
dan Perikanan. 2 (2): 85-102.

Kordi, MGHK, Tacung AB. 2007.


Pengelolaan kualitas air dalam
budidaya perairan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Lekang OI. 2007. Aquaculture Engineering.


UK: Blackwell Publishing.

Panjaitan, E. F. 2004. Pengaruh Suhu Air


yang Berbeda terhadap Laju
Pertumbuhan dan Kelangsungan
Hidup Benih Ikan Botia (Botia
macracanthus Bleeker). Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

Sadatomi, M. Kawahara, A. Kano, K. and


Ohtomo, A. 2005. “Performance of
New Microbubble Generator With A
Sperical Body in Flowing Water
Tube”, Experimental Thermal and
Fluid Science, 29: 615-62

30

Anda mungkin juga menyukai