PENDAHULUAN
1
pembatas utama dalam sistem budidaya intensif. Kekurangan oksigen
dapat membahayakan hewan air karena dapat menyebabkan stress,
mudah tertular penyakit, menghambat pertumbuhan bahkan dapat
menyebabkan kematian sehingga dapat menurunkan produktivitas (Kordi
& Tacung, 2007 dalam Bahri et al., 2014). Pada sistem budidaya intensif,
kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi hanya dengan difusi alami. Maka
dari itu sistem aerasi buatan mutlak diperlukan (Shiyang et al., 2013).
Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa penambahan aerasi
pada lingkungan media pemeliharaan diduga dapat meningkatkan
produktivitas ikan budidaya. Salah satu teknologi tersebut adalah nano
bubble (gelembung nano) yang prinsip kerjanya adalah dengan cara
memasukkan gas oksigen ke dalam cairan lewat injektor, pembangkit
gelembung nano. Bedanya, pada gelembung nano ukuran gelembung
udara sangat kecil. Ukuran gelembung lebih kecil dari 100 nm. Seperti
diketahui, 1 nanometer sama dengan 0,000000001 m atau 1x10-9m atau
satu per satu milyar meter. Ukuran ini kira-kira sama dengan 50.000 kali
lebih kecil dari ukuran rambut manusia. Dengan mata telanjang, benda
dalam skala nano meter tidak dapat terlihat.
Menurut Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI (Lembaga Ilmu
Pengetahan Indonesia), pemanfaatan gelembung nano pada budi daya
ikan sidat dapat mempercepat pertumbuhan sampai 40%. Pertumbuhan
ikan sidat pada air biasa, dalam tiga bulan hanya mencapai bobot 1 kg.
Namun, jika menggunakan gelembung nano, bobot ikan sidat dapat
mencapai di atas 3 kg. Air yang kaya dengan oksigen akan membuat ikan
tidak mudah sakit dan dapat mencegah bakteri yang merugikan. Hasilnya,
pertumbuhan ikan meningkat pesat.
1.2 Tujuan
a) Mengetahui apa yang dimaksud teknologi nano bubble
b) Mengetahui prinsip kerja nano bubble
c) Mengetahui manfaat teknologi nano bubble pada kegiatan budidaya
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Bandingkan dengan gelembung hasil aerator, ukurannya masih relatif
besar dan tidak stabil. Gelembung dengan cepat meluncur ke atas dan
pecah pada saat mencapai permukaan air. Sedangkan gelembung
berukuran mikro, sifatnya tidak stabil dan menghilang sebelum mencapai
permukaan.
Tidak seperti gelembung makro atau gelembung mikro, gelembung
nano memiliki sifat stabil dan tidak mudah pecah, sehingga tetap
terendam di bawah air untuk waktu yang lama. Selain itu, gelembung
nano bermuatan negatif. Akibatnya terjadi tolak menolak antar gelembung
dan ini membuat gelembung-gelembung nano terdistribusi merata di
dalam air. Hasilnya, kadar oksigen dalam air menjadi lebih tinggi.
Sedangkan pada gelembung nano tunggal akan bergerak terus dalam air,
dengan pola acak.
Gerakan semacam ini disebut dengan Brownian Motion. Kadar oksigen
yang diperoleh dari gelembung yang dihasilkan aerator sekitar 4 ppm.
Namun dengan gelembung nano dapat diperoleh kadar oksigen lebih
besar dari 9 ppm untuk waktu yang lebih lama karena sifat gelembungnya
yang stabil. Bahkan saat ini dengan injektor yang terus disempurnakan
dapat dihasilkan oksigen di atas 10 ppm.
4
Gambar 1 pemakaian nano bubble jet sebagai pengganti kincir
5
tinggi. Prinsipnya, semakin kecil diameter gelembung maka akan semakin
luas permukaan yang dapat besentuhan antara oksigen dan air. Air yang
kaya dengan oksigen akan membuat ikan tidak mudah sakit dan dapat
mencegah bakteri yang merugikan. Hasilnya, pertumbuhan ikan
meningkat pesat.
Melalui teknologi nano bubble, diameter gelembung diperkecil hingga
mencapai skala nano, yang berarti luas permukaan akan semakin besar
dan kelarutan oksigen semakin tinggi. Gelembung skala nano dapat
mencapai <100 nm dan memiliki waktu tinggal dalam air lebih lama,
sehingga oksigen yang dihasilkan sangat tinggi dan lebih lama.
Gelembung nano telah menjadi solusi bagi pengelolaan kualitas air pada
proses budidaya ikan. Kelarutan oksigen yang tinggi membuat
metabolisme ikan menjadi lebih baik dan pemanfaatan pakan juga lebih
optimal.
6
pada air biasa, dalam tiga bulan hanya mencapai bobot 1 kg. Namun, jika
menggunakan gelembung nano, bobot ikan dapat mencapai di atas 3 kg.
Penempatan Nano Bubble Jet di kolam berjarak 4 meter di depan set
kincir sehingga gelembung-gelembung udara halus dapat dialirkan oleh
arus yang dihasilkan oleh kincir. “Kemudian, untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dalam penggunaan Nano Bubble Jet sebaiknya jarak
antara piringan aerator dengan dasar kolam minimal 50 cm,” jelas Johan.
Kemiringan alat ini dapat disesuaikan dengan keinginan petambak,
dikarenakan terdapat gear pada chassis. Jarak minimal dasar kolam
dengan piringan aerator Nano Bubble Jet adalah 50 cm agar material
organik yang berada di dasar kolam tidak ikut tercampur pada saat
gelembung udara ditembakan.
Keuntungan penggunaan nano bubble jet antara lain:
a) Menggunakan teknologi pelepasan transien aliran putar tekanan tinggi,
tidak tersumbat dan mudah dirawat.
b) Gelembung skala nano dapat mencapai <100 nm dan memiliki waktu
tinggal dalam air lebih lama.
c) Kinerja yang stabil, efisisnsi yang tinggi dan kebisingan yang rendah.
d) Untuk pemasangan, alat tersebut terbilang murah karena bentuknya
yang seperti pompa air biasa dan kebutuhan daya listrik yang sama
dengan pompa.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bandingkan dengan gelembung hasil aerator, ukurannya masih relatif
besar dan tidak stabil. Gelembung dengan cepat meluncur ke atas dan
pecah pada saat mencapai permukaan air. Sedangkan gelembung
berukuran mikro, sifatnya tidak stabil dan menghilang sebelum mencapai
permukaan. Tidak seperti gelembung makro atau gelembung mikro,
gelembung nano memiliki sifat stabil dan tidak mudah pecah, sehingga
tetap terendam di bawah air untuk waktu yang lama. Selain itu,
gelembung nano bermuatan negatif. Akibatnya terjadi tolak menolak antar
gelembung dan ini membuat gelembung-gelembung nano terdistribusi
merata di dalam air. Hasilnya, kadar oksigen dalam air menjadi lebih
tinggi. Sedangkan pada gelembung nano tunggal akan bergerak terus
dalam air, dengan pola acak.
Kadar oksigen yang diperoleh dari gelembung yang dihasilkan aerator
sekitar 4 ppm. Namun dengan gelembung nano dapat diperoleh kadar
oksigen lebih besar dari 9 ppm untuk waktu yang lebih lama karena sifat
gelembungnya yang stabil. Bahkan saat ini dengan injektor yang terus
disempurnakan dapat dihasilkan oksigen di atas 10 ppm. Air yang kaya
dengan oksigen akan membuat ikan tidak mudah sakit dan dapat
mencegah bakteri yang merugikan. Hasilnya, pertumbuhan ikan
meningkat pesat.
8
DAFTAR PUSTAKA