Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014

ISSN : 2339-1553

ANALISIS MIKROBIOLOGIS BAKTERI ANAEROBIK SEBAGAI


INDIKATOR PENCEMARAN PADA MUARA TUKAD BULELENG, DI
PERAIRAN KAMPUNG TINGGI, KABUPATEN BULELENG

Ni Putu Ristiati,Frieda Nurlita,Sanusi Mulyadiharja,


Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA Undiksha Singaraja, Jl. Udayana Singaraja,
puturistiati@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (a) distribusi bakteri anaerobik pada muara sungai
Buleleng di perairan Pantai Kampung Tinggi, (b) di stasiun manakah distribusi bakteri anaerobik
tertinggi dijumpai. Penelitian ini menggunakan rancangan randomized-postest-only control group
design. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji anava pada taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan (1) jumlah koloni bakteri yang terdapat di stasiun 1, stasiun 2, dan
stasiun 3 dari Muara Tukad Buleleng berbeda dikarenakan adanya pengaruh intensitas kontak air
laut dan tingkat pencemaran yang berbeda. Uji Anava menunjukkan nilai signifikasi sebesar 0,00 <
0,05. (2) Jumlah koloni yang paling banyak ditemukan adalah sebanyak 7,98 x 10 12 /gram tanah
yang didapatkan dari pengambilan sampel di stasiun 3..Belum ditemukannya bakteri anaerob
seperti Clostridium perfringens. Bakteri yang ditemukan termasuk Famili Enterobacteriaceae yang
tergolong bakteri anaerob fakultatif. Berdasarkan identifikasi bakterididapatkan 6 genus bakteri
yang semuanya tergolong kedalam Famili Enterobacteriaceae seperti : Enterobacter, Shigella,
Proteus, Citrobacter, Serratia, Escherichia.
Kata kunci : bakteri anaerobik, indikator pencemaran, pantai Kampung Tinggi.

ABSTRACT

Purpose of this research to know : (a) distribution of anaerobic bacteria in estuary of Buleleng river
in Kampung Tinggi beach, (b) in which station distribution of anaerobic bacteria highest found.
Design of this research randomized-postest-only control group design. Data analysis with anava
test in 5% significance. Results of this research (1) the amount of bacteria colony in station 1,
station 2, and station 3 from Buleleng river estuary difference because influence intesity of
seawater contact and level of pollution was difference, (2) the highest colony was found 7.98 x 1012
/g soil in station 3. There no found anaerobic bacteria like Clostridium perfringens. The bacteria
was found include in Familia Enterobacteriaceae to classify in anaerobic facultative bacteria.Based
on bacteria identification, there are 6 genus bacteria, all of them to classify in Familia
Enterobacteriaceae such as Enterobacter, Shigella, Proteus, Citrobacter, Serratia, Escherichia.
Key words : bacteria anaerobic, pollution indicator, Kampung Tinggi beach

I. PENDAHULUAN makanan yang telah dimasak dan


I.1 Latar belakang menghasilkan enterotoksin yang dapat
Senyawa dan ion yang bukan oksigen dapat mengakibatkan diare. Mekanisme kerja
digunakan sebagai oksidan akhir dalam enterotoksin klostridia mirip enterotoksin
pernafasan. Kemampuan untuk pernafasan E.coli: merangsang adenilat siklase pada
anaerobik ini merupakan sifat mikroba yang usus halus menyebabkan pada saat yang
sering dijumpai. Akseptor electron yang sama peningkatan konsentrasi cAMP,
cocok antara lain nitrat, sulfat, dan karbon hipersekresi air dan khlorida, dan
dioksida. Clostridium perfringens secara luas pengurangan absorpsi natrium. Penyakit
dapat ditemukan dalam tanah dan yang ditimbulkannya tergolong foodborne
merupakan flora normal dari saluran usus disease. Sayuran dan buah-buahan akan
manusia dan hewan ternak seperti sapi, terkontaminasi melalui tanah. Makanan asal
kambing, domba, babi maupun hewan liar. hewan (daging dan olahannya) akan
Bakteri ini dapat tumbuh cepat pada terkontaminasi melalui proses pemotongan

937
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

dengan spora dari lingkungan atau dari membelah kota Singaraja. Sepanjang
saluran usus hewan yang dipotong. bantaran sungai merupakan hunian yang
Ketahanan spora bakteri ini terhadap panas sangat padat, aktivitas penduduk sangat
bervariasi di antara strain. Secara garis tinggi sehingga kemungkinan terjadi
besar spora dapat dibagi dalam dua pencemaran oleh limbah domestik sangat
kelompok, yaitu spora yang tahan panas besar.
(90oC, selama 15 menit sampai 145 menit) Berdasarkan uraian di atas, maka perlu
dan spora yang tidak tahan panas (90 oC, 3 dilakukan analisis bakteri anaerobik pada
sampai 5 menit). perairan di pantai Kampung Tinggi.
Tanah sebagai tempat hidup makhluk 1.2 Rumusan Masalah
hidup sangat diharapkan dapat memberikan Berdasarkan latar belakang masalah
kelangsungan hidup yang baik. Tetapi yang telah diuraikan, maka dalam penelitian
kenyataannya dengan kemajuan teknologi ini akan dikaji beberapa permasalahan
justru terjadi pencemaran tanah. Umumnya sebagai berikut :
pencemaran tanah berakibat pula pada 1. Bagaimanakan distribusi bakteri
pencemaran air. Air buangan industri yang anaerobik pada muara sungai
masuk dalam lingkungan perairan akan Buleleng di perairan Pantai Kampung
dapat menimbulkan pencemaran yang lebih Tinggi?
hebat pada lingkungan tersebut 2. Di lokasi Pantai Kampung Tinggi
dibandingkan dengan air buangan dari manakah distribusi bakteri anaerobik
rumah. Besarnya akibat zat pencemar tertinggi dijumpai ?
terutama tergantung kepada : 1) toksisitas 1.3 Tujuan Penelitian
zat pencemar; 2) konsentrasi zat pencemar; Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini
3) lamanya waktu bersentuhan antara larutan adalah untuk mengetahui :
pencemar dan organisme; 4) volume air 1. distribusibakteri anaerobik pada
penerima zat pencemar. muara sungai Buleleng di perairan di
Muara Tukad Buleleng di perairan Pantai Pantai Kampung Tinggi.
Kampung Tinggi merupakan daerah 2. distribusibakteri anaerobik paling
pemukiman yang padat penduduknya serta tinggi di antara tiga lokasi yang
muara sungai yang membelah kota berbeda.
Singaraja. Sepanjang bantaran sungai 1.4 Manfaat Penelitian
merupakan hunian yang sangat padat, Manfaat penelitian adalah :
aktivitas penduduk sangat tinggi sehingga 1. didapatkan distribusi bakteri
kemungkinan terjadi pencemaran oleh anaerobik pada muara tukad
limbah domestik sangat besar. Buleleng di perairan pantai Kampung
Pencemaran yang terjadi di bagian Tinggi
hilir telah terjadi di semua badan muara dari 2. mengetahui distribusi bakteri
Tukad Buleleng, tetapi bila diperhatikan anaerobik paling tinggi diantara tiga
kondisi muara yang berhubungan langsung lokasi yang berbeda di perairan
dengan daerah pantai tidak sepenuhnya Kampung Tinggi
merata mendapatkan kontak langsung II METODE PENELITIAN
dengan air laut dan tentu memiliki dampak 2.1 Rancangan penelitian
tersendiri terhadap distribusi sebaran Rancangan dalam penelitian ini
bakteriologis. Pada umumnya golongan merupakan eksperimen sungguhan (True
bakteri yang dapat tumbuh di daerah yang experimental). Dikatakan eksperimen
mendapat kontak dengan air laut sebagian sungguhan karena memenuhi tiga prinsip
besar bersifat nutrifikan (memanfaatkan pokok seperti replikasi, randomisasi, dan
nutrisi dari ion-ion di lingkungan sekitarnya) adanya kontrol atau perlakuan banding
sedangkan di daerah yang sudah tidak (Bakta, 1997). Rancangan penelitian
mendapatkan kontak air laut bakteri yang eksperimen yang digunakan adalah : The
tumbuh cenderung bersifat metanogenik Randomized Posttest- Only Control Group
(bakteri yang bersifat sensitif dan dapat Design (Sastroasmoro, 2002).
menghasilkan gas metan yang hanya hidup 2.2 Populasi dan Sampel Penelitian
di air tawar). Oleh karena itu, maka perlu Populasi
dilakukan analisis bakteriologis di dasar Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
muara Tukad Buleleng berdasarkan lokasi adalah bakteri yang terdapat pada tanah di
yang berbeda. muara Tukad Buleleng yang berakhir di
Perairan Pantai Kampung Tinggi perairan pantai Kampung Tinggi, Singaraja.
merupakan daerah pemukiman yang padat Sampel
penduduknya serta muara sungai yang

938
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

Sampel dari penelitian ini adalah cuplikan 3 21


bakteri yang diambil dari tanah pada muara 4 35
Tukad Buleleng. Teknik pengambilan sampel STASIUN 1 5 97
secara simple sistematic random sampling. 6 70
Perlakuan dalam penelitian ini yaitu stasiun 7 41
1, 2, dan 3. Jumlah ulangan 9 kali 8 39
berdasarkan (T-1)(R-1)  15 (Rochiman, 9 55
1989) dimana T = perlakuan dan R = TOTAL 443
replikasi. Jadi, satu unit percobaan terdiri 1 46
dari 9 petri dish yang berisi medium untuk 2 38
menumbuhkan bakteri. Dengan demikian 3 63
jumlah seluruh unit percobaan menjadi 27
4 31
unit. STASIUN 2 5 43
2.3 Instrumen Penelitian
6 89
Instrumen yang digunakan berupa
alat yang digunakan untuk penelitian. Berikut 7 57
adalah daftar alat yang digunakan dalam 8 38
penelitian beserta fungsinya.Adapun alat-alat 9 57
yang digunakan dalam penelitian Total 462
diantaranya: wadah sampel, Ekman grab, 1 91
pipet tetes,tabung reaksi, cawan petri, 2 95
tabung durham, timbangan, gelas ukur, 3 80
penangas air, Erlenmeyer, autoclave, objek 4 77
glass, colony counter, cover glass, STASIUN 3 5 124
mikroskop, incubator, lampu Bunsen, batang 6 88
pengaduk, jarum inokulasi.Bahan yang 7 90
diperlukan antara lain : tanah sampel, KOH, 8 66
biru metilen, aquades, alcohol 70% dan 95 9 87
%, kertas`saring, nutrient agar, Kristal violet, Total 798
spritus, nutrient broth, lugol, maltose, lactose
broth, safranin, sukrosa, larutan hijau Dari hasil penghitungan diperoleh
malakit, laktosa, α naptol, fenol merah, jumlah koloni paling banyak terdapat pada
glukosa, agar pati, karbol fuksin, pepton, stasiun 3 yang dimana letaknya paling jauh
TSIA, gelatin, MVRP. dari bibir pantai, kemudian stasiun 2 yang
2.4 Metode Pengumpulan Data letaknya di tengah-tengah, dan yang paling
Untuk memperoleh data dalam sedikit adalah di stasiun 1 yang paling dekat
penelitian ini, dilakukan tahapan-tahapan dengan bibir pantai. Untuk lebih jelasnya
yang meliputi tahap persiapan, tahap hasil ini juga dapat disajikan dalam bentuk
pelaksanaan, dan tahap observasi. grafik sebagai berikut.
2.4 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian
ini terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. 800
Sehingga digunakan dua teknik analisis data
Jumlah Koloni

yaitu analisis deskriptif untuk data kualitatif


dan analisis statistik untuk data kuantitatif. 600

III. HASIL PENELITIAN DAN 400


PEMBAHASAN
Penyajian Data Utama 200
Data utama dalam penelitian ini
adalah jumlah koloni bakteri yang terdapat di 0
muara Tukad Buleleng yang tersaji dalam
tabel3.1
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3
Jumlah Stasiun
Tabel 3.1 Jumlah Koloni Bakteri pada
Masing-Masing Stasiun Pengambilan Data Gambar 5.1 Grafik Hubungan Jumlah
STASIUN SUB JUMLAH Koloni Bakteri dengan Lokasi
STASIUN Pengambilan Data.
1 52 Penyajian Data Penunjang
2 33

939
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

Data penunjang yang diperoleh dari Pembahasan


penelitian ini adalah identifikasi bakteri Perbedaan Jumlah Koloni Bakteri Dari
sampai pada genus melalui uji makroskopis, Tiga Stasiun Yang Berbeda di Muara
uji mikroskopis, dan uji biokimia yang telah Tukad Buleleng
dilakukan. Dari hasil penelitian yang telah
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di lapangan, diperoleh data nyata
dilakukan secara makroskopis, telah bahwa adanya perbedaan jumlah koloni
disajikan didapatkan beberapa bentuk koloni bakteri dari tiga stasiun/lokasi tempat
jika diamati dari atas diantaranya bentuk pengambilan sampel di muara Tukad
kompleks, bulat dengan tepi bergerigi, Buleleng. Hal ini juga sudah dibuktikan dari
menyebar tidak beraturan, dan berbentuk hasil uji Anava yang menunjukkan bahwa
bulat. Dari warnanya ada yang berwarna memang terjadi perbedaan jumlah koloni
putih, kuning, merah muda dan hijau. Jika bakteri antara stasiun 1, stasiun 2, dan
dilihat dari tepiannya ada yang stasiun 3.
bergelombang, halus, dan tidak beraturan Pada stasiun 1 yang lokasinya
Sedangkan dilihat dari bentuk permukaannya berada paling dekat dengan pantai jumlah
(penonjolan) ada yang cembung, berbentuk koloni bakteri yang diperoleh adalah 4,43 x
gunung, dan umbolat. 1012 koloni /gram tanah, untuk stasiun 2 yang
Berdasarkan hasil pengamatan lokasinya berada di tengah-tengah muara
dapat dilihat bahwa semua bakteri yang jumlahnya 4,62 x 1012 koloni /gram tanah,
diamati masing-masing memiliki karakteristik sedangkan di stasiun 3 yang letaknya paling
yang sama diantaranya berbentuk batang jauh dengan pantai diperoleh koloni bakteri
(basil), tergolong bakteri gram negatif karena yang jumlahnya 7,98 x 1012 koloni /gram
saat dilakukan uji pewarnaan semua sel tanah.
bakteri berwarna merah. Selain itu semua Perbedaan jumlah koloni yang paling
bakteri juga tidak membentuk kapsul dan signifikan dan jumlahnya paling banyak
negatif terhadap uji spora yang telah terdapat di stasiun 3 karena pada lokasi ini
dilakukan. Untuk pewarnaan tahan asam adalah lokasi yang paling dekat dengan
semua menunjukkan reaksi positif, yang pemukiman penduduk yang sangat padat.
artinya semua bakteri saat diuji Tentu adanya kontak langsung dengan
memperlihatkan sifat tahan asam yang aktifitas masyarakat seperti membuang
ditunjukkan dengan timbulnya warna merah. sampah ke sungai, aliran got dan
Dari semua bakteri yang telah diuji pembuangan limbah yang langsung di
secara biokimia menunjukkan perbedaan bagian ini akan sangat berdampak terhadap
yang beragam. Dari uji gula diantaranya pertumbuhan bakteri. Selain itu aliran air di
glukosa, laktosa, maltose, dan sukrosa lokasi ini juga tidak lancar karena adanya
menunjukkan perbedaan karena dari keenam penumpukan sampah baik itu organik
jenis bakteri ada yang menunjukkan reaksi maupun anorganik terjadi disana. Hal ini
positif maupun negatif. Persamaan hanya menyebabkan jumlah koloni paling banyak
ditunjukkan dari hasil uji kebutuhan oksigen terdapat di stasiun 3. Nutrisi merupakan
dan uji H2S. Dimana untuk uji kebutuhan salah satu faktor lingkungan yang
oksigen semua bakteri menunjukkan bahwa mempengaruhi jumlah bakteri (Satrawijaya,
semua teramati dapat tumbuh pada media 2000)
yang dapat maupun tidak terdapat Pada stasiun 1 dan stasiun 2
kandungan oksigen atau dapat dikatakan perbedaan jumlah koloni bakteri tidak terlalu
semua bakteri yang termati tergolong ke jauh dan tingkat pencemarannya pun sama.
dalam bakteri anaerob fakultatif. Sedangkan Pada kedua lokasi ini terjadi penurunan
untuk uji H2S semua menunjukkan reaksi jumlah koloni karena sebagian besar sudah
yang sama-sama negatif. mendapat kontak dengan air laut, sehingga
Hasil Uji ANAVA tidak semua bakteri akan dapat tumbuh dan
Dari hasil uji Anava menunjukkan berkembang dengan baik di sana. Di
bahwa dari ketiga kelompok stasiun (staiun samping itu di lokasi ini aliran air juga tidak
1,2, dan 3) memiliki rata-rata yang berbeda, terlalu terhambat karena dapat bertukar oleh
hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi yang adanya gelombang dari air pantai. Karena
diperoleh < 0.05, yaitu sebesar 0,000. dengan debit air yang tinggi akan
Dimana dari hasil ini menunjukkan bahwa H 0 mempercepat hanyutnya polutan-polutan
ditolak dan H1 diterima, dengan kata lain yang masuk ke dalam air (Sudarmadji,
hipotesis telah diterima yaitu ada perbedaan 1998). Air yang mengalir akan dapat
jumlah koloni bakteri dari tiga lokasi/stasiun melakukan pemurnian secara alami (natural
yang berbeda. self purification) sehingga air yang mengalir

940
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

akan mampu untuk mempertahankan a) Bakteri A


kualitas air itu sendiri (Hammer, 1996). Hal Bakteri ini memiliki ciri-ciri
ini yang menyebabkan jumlah koloni di diantaranya berbentuk basil. Ketika dilakukan
stasiun 1 dan stasiun 2 lebih sedikit uji pewarnaan gram pengamatan terakhir
dibandingkan dengan stasiun 3. warnanya merah yang menunjukkan bahwa
bakteri ini tergolong bakteri gram negatif.
Jumlah Koloni Terbanyak yang Diperoleh Untuk pewarnaan kapsul negatif, karena
Dari hasil pengamatan jumlah koloni bakteri ini tidak menghasilkan zona bening
yang paling banyak ditemukan adalah 7,98 x saat dilakukan pewarnaan kapsul. Saat
1012 per gram tanah yang didapatkan dari dilakukan uji pewarnaan spora bakteri ini
pengambilan sampel di stasiun 3. Lokasi ini menunjukkan reaksi negatif karena tidak
memiliki jumlah paling banyak dibandingkan terlihat warna hijau pada sel bakteri maupun
dengan dua lokasi lainnya di stasiun 1 di sekitar sel bakteri. Kemudian saat
sebanyak 4,43 x 10 12 dan stasiun 2 dilakukan serangkaian uji biokimia bakteri ini
sebanyak 4,62 x 1012. Stasiun 3 memiliki bersifat motil, mampu menghidrolisa gelatin,
jumlah koloni paling banyak karena lokasi ini tidak memproduksi H2S dan bereaksi positif
merupakan sumber pencemaran yang terjadi terhadap Voges Proskauer, untuk lebih
dikarenakan adanya kontak langsung lengkapnya dapat dilihat di tabel 4.4.
dengan aktifitas masyarakat seperti Berdasarkan ciri-ciri tersebut bakteri A
pembuangan sampah ke sungai, aliran got memilki kemiripan dengan Genus
dan pembuangan limbah yang langsung Enterobacter, sehingga kemungkinan bakteri
jatuh di lokasi ini. Selain itu aliran air di lokasi ini masuk ke dalam Genus Enterobacter.
ini juga tidak lancar karena adanya b) Bakteri B
penumpukan sampah baik itu organik Bakteri ini memiliki ciri-ciri
maupun anorganik terjadi di sana. diantaranya berbentuk basil. Ketika dilakukan
Bila dilihat dari uji Post Hocterlihat uji pewarnaan gram pengamatan terakhir
ada beda nyata antara jumlah bakteri yang warnanya merah yang menunjukkan bahwa
terdapat di stasiun 1 dengan stasiun 3, bakteri ini tergolong bakteri gram negatif.
begitu pula antara jumlah bakteri yang Untuk pewarnaan kapsul negatif, karena
terdapat di stasiun 2 dengan stasiun 3 yang bakteri ini tidak menghasilkan zona bening
dilihat dari nilai signifikansi masing-masing saat dilakukan pewarnaan kapsul. Saat
sebesar 0,000 yang berarti < 0,05. Hanya dilakukan uji pewarnaan spora bakteri ini
antara stasiun 1 dan stasiun 2 yang menunjukkan reaksi negatif karena tidak
menunjukkan angka signifikansi > 0.05 yaitu terlihat warna hijau pada sel bakteri maupun
sebesar 0,816, yang menunjukkan di sekitar sel bakteri. Kemudian saat
perbedaan antara koloni bakteri di stasiun 1 dilakukan serangkaian uji biokimia bakteri ini
dan stasiun 2 ternyata berbeda dan tidak bersifat nonmotil dan merupakan bakteri
signifikan. Perbedaan jumlah koloni bakteri anaerob fakultatif, tidak mampu
juga dapat dilihat jelas pada grafik 5.1. menghidrolisa gelatin, tidak memproduksi
H2S dan bereaksi negatif terhadap Voges
Genus Bakteri yang Diisolasi dari Dasar Proskauer, untuk lebih lengkapnya dapat
Muara Tukad Buleleng dilihat di tabel 4.4. Berdasarkan ciri-ciri
Bakteri yang diisolasi dari dasar tersebut bakteri B memilki kemiripan dengan
muara Tukad Buleleng yang sudah tercemar Genus Shigella, sehingga kemungkinan
oleh limbah pertanian, industri, dan rumah bakteri ini masuk ke dalam Genus Shigella.
tangga baik itu yang berasal dari muara c) Bakteri C
maupun yang terbawa dari hulu sungai, Bakteri ini memiliki ciri-ciri
dibiakkan dalam media padat Nutien Agar. diantaranya berbentuk batang dan tergolong
Bakteri yang dibiakkan ini kemudian diamati bakteri gram negatif, hal ini dibuktikan dari
secara makroskopis, diuji secara mikroskopis hasil akhir setelah pewarnaan gram yang
(pewarnaan), dan uji biokimia. Dari hasil warnanya merah. Untuk pewarnaa spora
pengamatan yang dilakukan didapatkan 6 negatif karena bakteri ini tidak membentuk
genus bakteri dari sampel tanah yang diambil warna hijau di sekitar sel nya. Untuk
di dasar muara Tukad Buleleng. Keenam pewarnaan kapsul negatif karena bakteri ini
koloni ini ditandai dengan huruf A sampai F, tidak membentuk zona bening di sekitar sel.
kemudian berdasarkan serangkaian hasil uji Setelah dilakukan serangkaian uji biokimia
mikroskopis dan biokimia lalu disesuaikan bakteri ini positif terhadap uji katalase karena
karakteristiknya berdasarkan sumber mampu menghasilkan buih setelah ditetesi
menurut Holt (1994). Adapun genus bakteri H2O2. Bereaksi positif terhadap Methyl red
yang ditemukan adalah sebagai berikut. yang ditandai dengan adanya perubahan

941
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

warna menjadi merah setelah ditetesi reagen ciri-ciri tersebut bakteri F memiliki kemiripan
Methyl red. Bereaksi negatif terhadap Voges dengan Genus Escherichia sehingga
Proskauer dan H2S. Berdasarkan ciri-ciri kemungkinana bakteri ini masuk ke dalam
tersebut bakteri C memiliki kemiripan dengan Genus Escherichia.
Genus Proteus sehingga kemungkinan Dari hasil isolasi dan identifikasi
bakteri ini masuk ke dalam Genus Proteus. bakteri sampai tingkat genus didapatkan
d) Bakteri D kelompok bakteri koliform seperti Escherichia
Bakteri ini memiliki ciri-ciri dan Enterobacter yang merupakan bakteri
diantaranya berbentuk basil, pada saat yang dipakai sebagai indikator adanya polusi
pewarnaan gram bakteri tergolong gram kotoran dan salinitasi yang tidak baik dari
negatif karena berwarna merah. Tidak suatu lingkungan. Pencemaran ini terjadi
membentuk spora karena tidak terbentuk terjadi disebabkan oleh pembuangan limbah,
warna hijau di sekitar sel setelah dilakukan kotoran ternak, maupun sisa-sisa makanan
pewarnaan spora. Pewarnaan kapsul negatif, baik dari pertanian maupun rumah tangga ke
kemudian bakteri ini bersifat motil dan daerah perairan sungai. Selain bakteri
merupakan bakteri anaerob fakultatif. Positif koliform juga ditemukan genus bakteri yang
terhadap uji katalase karena menghasilkan bersifat pathogen seperti Shigella,
buih ketika ditetesi H2O2. Bakteri ini bereaksi Citrobacter, Proteus, dan Serratia.
positif terhadap Methyl Red dan negatif Keberadaan bakteri ini disebabkan karena
terhadap uji Voges Proskauer. Tidak adanya kontaminasi perairan dengan kotoran
memproduksi H2S dan menghidrolisa gelatin. hewan-hewan karena kelompok bakteri ini
Berdasarkan ciri-ciri tersebut bakteri D merupakan reservoir di saluran pencernaan
memiliki kemiripan dengan Genus banyak hewan (Volk and Wheeler, 1990).
Citrobacter sehingga kemungkinana bakteri Hasil uji biokimia menunjukkan tidak
ini masuk ke dalam Genus Citrobacter. didapatkan spesies bakteri anaerob coli
e) Bakteri E Enterobacteriaceae. Enterobacteriaceae
Bakteri ini memiliki ciri-ciri merupakan kelompok bakteri batang gram
diantaranya berbentuk basil, pada saat negatif yang heterogen, yang habitat
pewarnaan gram bakteri tergolong gram alaminya adalah saluran usus manusia dan
negatif karena berwarna merah. Tidak hewan. Famili ini mencakup banyak genus
membentuk spora karena tidak terbentuk seperti Shigella , Escherichia , Enterobacter ,
warna hijau di sekitar sel setelah dilakukan Proteus , Serratia, Citrobacter . Beberapa
pewarnaan spora. Pewarnaan kapsul negatif, organisme enterik, misalnya Escherichia coli
kemudian bakteri ini bersifat motil dan merupakan bagian flora normal dan kadang-
merupakan bakteri anaerob fakultatif. Positif kadang menyebabkan penyakit, sementara
terhadap uji katalase karena menghasilkan Shigella selalu bersifat pathogen bagi
buih ketika ditetesi H2O2.. Positif terhadap uji manusia. Enterobacteriaceae adalah
Voges Proskauer, hal ini bisa terlihat dari anaerob fakultatif, meragikan sejumlah besar
adanya warna merah setelah ditetesi reagen karbohidrat,memiliki struktur antigen yang
KOH dan alfa-naftol. Mampu menghidrolisa kompleks, dan menghasilkan berbagai jenis
gelatin dan tidak memproduksi H2S. toksin dan factor virulensi yang lain.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut bakteri E Citrobacter secara khas bersifat sitrat positif,
memiliki kemiripan dengan Genus Serratia dan sangat lambat meragikan laktosa.
sehingga kemungkinana bakteri ini masuk ke Ada dua hal yang menyebabkan
dalam Genus Serratia. mengapa bakteri anaerob belum ditemukan
f) Bakteri F di muara tukad Buleleng : 1) karena
Bakteri F memiliki ciri-ciri sebagai peralatan di laboratorium Mikrobiologi belum
berikut. Berbentuk batang dan merupakan berhasil mengidentifikasi bakteri anaerob; 2)
bakteri gram negatif. Bersifat gram negatif media untuk pertumbuhan bagi bakteri
bisa dilihat dari hasil pewarnaan gram yang anaerob tidak sesuai dengan karakteristik
menunjukkan warna merah. Bakteri ini pertumbuhan bakteri tersebut.
negatif terhadap uji spora dan tidak
membentuk kapsul bisa dilihat dari IV SIMPULAN DAN SARAN
terbentuknya zona bening di luar sel bakteri 4.1 Simpulan
dengan latar belakang yang berwarna Berdasarkan hasil penelitian dan
setelah dilakukan pewarnaan kapsul. Bakteri pembahasan, maka dapat disimpulkan tiga
ini motil serta positif terhadap uji katalase. hal berikut.
Positif terhadap uji Methyl Red dan negatif 1.Jumlah koloni bakteri yang terdapat di
terhadap uji Voges Proskauer. Bakteri ini stasiun 1, stasiun 2, dan stasiun 3 dari Muara
juga tidak menghasilkan H2S. Berdasarkan Tukad Buleleng berbeda dikarenakan

942
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

adanya pengaruh intensitas kontak air laut 2010.


dan tingkat pencemaran yang berbeda. http://datin.menlh.go.id/assets/berkas
Kenyataan ini dapat dilihat dari data statistik /SLHD_2010/Buleleng-buku-SLHD-
Uji Anava yang menunjukkan nilai signifikasi data.pdf. (Diakses 11 Maret 2014).
sebesar 0,000 yang < 0,05. Benson, H.J. 2002. Microbiological
2.Jumlah koloni yang paling banyak Applications : A LaboratoryManual in
ditemukan adalah sebanyak 7,98 x 1012 General Microbiolog. St.Louis :
/gram tanah yang didapatkan dari McGraw-Hill.
pengambilan sampel di stasiun 3. Hal ini Brock, T. D., Madigan, M. T., Martinko, J.
disebabkan karena di lokasi tersebut 2003. Biology of Microorganisms.
merupakan sumber pencemaran karena New York : Prentice Hall.
dekat dengan pemukiman penduduk dan Budiyanto, M.A.K. 2002. Mikrobiologi
jauh dari kontak air laut. Terapan. Malang : Penerbit
3.Belum ditemukannya bakteri anaerob Universitas Muhamadiyah Malang.
seperti Clostridium perfringens. Bakteri yang Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan
ditemukan tergolong kedalam bakteri anaeob Pencemaran (Hubungannya dengan
fakultatif dari famili Enterobacteriaceae Toksikologi Senyawa Logam).
seperti Shigella , Escherichia. Jakarta: Universitas Indonesia.
4.Berdasarkan identifikasi bakteri yang Davidson, M.W. 2005. Bacteria cell structure.
dilakuan, didapatkan 6 genus bakteri yang The Florida State University.
teramati diantaranya: Enterobacter, Shigella, (Diakses 5 Mei 2005).
Proteus, Citrobacter, Serratia, Escherichia. http://micro.magnet.fsu.edu/cells/bact
eriacell.html.
4.2 Saran Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air.
Dari penelitian yang telah dilakukan, Yogyakarta: Kanisius
dapat disampaikan beberapa saran sebagai Gugliandolo, C., Lentini, V., Fera, M T.,
berikut. Camera, E L. and Maugeri, T L.
1.Perlu penelitian lebih lanjut dengan 2008. Water quality and ecological
menggunakan peralatan dan media yang statusof the Alcantara River estuary
sesuai untuk pertumbuhan bakteri anaerob. (Italy). New Microbiologica Vol. 32
2.Dari hasil pengamatan banyak ditemukan (72-87)
bakteri-bakteri yang bersifat koliform. Oleh Holt, G J, Krieg N R, Sneth P H A, Staley J T,
karena itu dengan membaca penelitian ini Williams S T. 1994, Bergey’s Manual
masyarakat dapat sadar untuk menjaga of Determinative Bacteriology. USA
kebersihan dan kesehatan lingkungan Jawetz, E., Melnick, J., Adelberg, E. 2004.
tempat tinggal mereka secara umum dan Medical Microbiology. Third edition.
untuk masyarakat yang tinggal di sekitaran New York : Published by Appleton &
muara Tukad Buleleng secara khusus Lange
dengan tidak membuang sampah dan limbah
secara sembarangan. Kusnadi, Peristiwati, Syulasmi, A.,
3.Pemerintah Kabupaten Buleleng Purwianingsih, W., Rochintaniawati,
hendaknya menyediakan sarana dan D. 2003. Mikrobiologi. Jakarta :
prasarana yang lebih lengkap untuk Techinical Cooperation Project for
mengatasi masalah pencemaran yang sudah Development of Science and
terjadi seperti menyediakan tempat Mathematics Teaching for Primary
pembuangan sampah yang cukup, membuat and Secondary Education in
saluran penyaluran limbah agar tidak Indonesia (IMSTEP).
mencemari perairan sungai. Pencemaran ini Kumarasamy, P., Vinesh, S., Jamer R A.,
akan berdampak terhadap menurunnya Muthukumar, K. and Rajendran, A.
kunjungan dan minat masyarakat untuk 2009. Enumeration and Identification
memanfaatkan daerah ini sebagai kawasan of Pathogenic Pollution Indicators in
wisata dan rekreasi. Cauvery River, South India.
DAFTAR PUSTAKA Research Journal of Microbiology, 4:
Alberts, B., Bray, D., Lewis, L., Haff, M., 540-549
Roberts, K., Watson, J.D. 2000. Kunarso dan Nuchsin. 2000. Distribusi
Molecular Biology of The Cell. Bakteri Dalam Perairan Muara
Second edition. New York :Garland Sungai Mamberamo, Irian Jaya.
PublishingInc. Tersedia pada
Anonym. ----. Buku Data Status Lingkungan http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/inde
Hidup Kabupaten Buleleng Tahun x.php/searchkatalog/downloadData

943
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

byId/2012/2013.pdf (diakses 11 Sastrawijaya. 2000. Pencemaran


Maret 2014). Lingkungan. Jakarta: Raja Grafindo
Mulyadiharja, S. 1999. Lembar Kerja Persada
Mahasiswa. Singaraja: Program Suriawira, U. 2003. Mikrobiologi Air.
Studi Pendidikan Biologi Jurusan Bandung: Alumni Bandung
Pendidikan MIPA STKIP Singaraja Tilaar, S. 2014.Analisis Pencemaran Logam
Ningsih M I. tanpa tahun. Pencemaran. Berat di Muara Sungai Tondano dan
Bandung: Pringgandani. Muara Sungai Sario Manado
Ristiati, N P. 2000. Pengantar Mikrobiologi Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax
Umum. Jakarta: Direktorat Jendral Vol. 2:(1)
Pendidikan Tinggi Departemen Tururaja, T. dan Mogea, R. 2010. Bakteri
Pendidikan Nasional Coliform di Perairan Teluk Doreri
Ruyitno, P. dan Thayib, S.S. 1994. Kualitas Manokwari Aspek Pencemaran Laut
Perairan Muara Sungai Bengawan dan Identifikasi Spesies. Jurnal Ilmu
Solo Ditinjau Dari Aspek Bakteriologinya. Makalah Penunjang
Kelautan. Seminar 47 – 52
vol. 15 (1)Pemantauan Pencemaran Laut

944

Anda mungkin juga menyukai