Anda di halaman 1dari 4

LATAR BELAKANG

Lebih dari puluhan tahun penyebab mortalitas dan morbiditas mengalami perubahan, pelayanan
kesehatan yang awalnya berbasis kuratif di rumah sakit kini mejadi bersifat preventif dan promotif.
Begitu juga dengan perspektif pelayanan kesehatan, dimana:

No TAHUN PERSPEKTIF KESEHATAN


1 1930 - 1950 “Sanitary Revolution And Improvements In Environmental Health”

Hal ini dikarenakan pada tahun itu, perspektif kesehatan dan penyebab
penyakit didominasi determinan lingkungan yang tidak sehat dan penyakit
infeksi menular (thyfoid, pellagra, goiter,dll) serta kurangnya pelayanan
kesehatan untuk ibu dan anak.1

2. 1950 - 1970 “Increasing Role Of Health Care”

Pada masa itu, penyakit jantung dan kanker menjadi penyebab kematian
utama di Amerika Serikat. Fokus pelayanan kesehatan mulai berpindah
menjadi pelayanan tindakan intervensi. 1

3. 1970 - 1990 “Contribution Of Health Behaviours (smoking/diet/excercise) Increases”

Penyakit jantung, kanker ditambah penyakit sroke dan paru menjadi penyebab
utama kematian di AS selama pertengahan tahun 1900, Kesehatan masyarakat
mulai fokus mengenai identifikasi penyebab kejadian tersebut. Hingga
timbulah beberapa penelitian seperti “Framingham Heart Study”, dan lain –
lain. 1

4. 1900 - Sekarang “Social and Economic Determinants”

Pada awal abad 21, para peneliti mulai beralih fokus tidak hanya pada risiko
terjadinya penyakit, melainkan faktor predisposisi gaya hidup dan risiko
lainnya. Berdasarkan laporan dari Institute Of Medicine Amerika Serikat
dalam The Future Of Public’s Health In The Century menyebutkan
“Keuntungan utama dalam pemahaman faktor yang mempengaruhi populasi
kesehatan dalam waktu lebih dari 2 dekade dapat mengidentifikasi kondisi
tingkah laku dan sosiallah yang menjadi faktor utama dalam peningkatan
angka mortalitas, morbiditas dan penuruna fungsi”. 1

Institute of Medicine pada tahun 2001, menyebutan dari hasil penelitiannya


bahwa faktor yang berkontribusi dalam kesehatan diantaranya adalah
lingkunga fisik, pelayanan kesehatan dan tingkah laku (seperti sosioekonomi,
ras dan etnik, kehidupan sosial dan kondisi lingkungan kerja). 1

Lebih dari 25 tahun dilakukan penelitian membuat timbulnya suatu peran baru
yang disebut “Determinan Sosial” yang salah satunya terdiri dari pendapatan
keuangan, edukasi, pekerjaan dan tingkah laku sosial lainnya. 1
DETERMINAN KESEHATAN

1.1. Definisi

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spoiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 2 Determinan
(de.ter.mi.nan) menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah faktor yang menentukan 3.Determinan
kesehatan adalah kondisi sosial, fisik dan lingkungan ekonomi dimana seseorang tersebut lahir, hidup,
bekerja dan menua, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan. 4

1.2. Jenis Determinan Kesehatan

Gambar 1. Model dari determinan kesehatan

Bedasarkan gambar diatas didapatkan determinan yang mempengaruhi tingkat kesehatan diantaranya
faktor individu (usia, jenis kelamin dan faktor konstitusional) yang menjadi suatu populasi sosial dan
gaya hidup dilingkungan tersebut. Hal ini dipengaruhi juga dengan kondisi hidup dan kondisi kerja
seperti ketersediaan dan jenis bahan makanan, edukasi, lingkungan kerja, kebersihan lingkungan dan
air, sarana dan prasarana.5 40% masalah kesehatan populasi disebabkan faktor sosioekomonik seperti
edukasi, pekerjaan, pendapatan, dukungan keluarga, kemanan komunitas. 30% gaya hidup (merokok,
diet dan latihan fisik, penggunaan alkohol, sex yang tidak aman, dan lain – lain). 20% masalah
fasilitas kesehatan seperti sulitnya akses ke sarana kesehatan, kurangnya kualitas pelayanan di sarana
kesehatan tingkat I. Hal ini membuat perubahan cara pandang kesehatan yang tadinya berfokus pada
penyakit dan pengobatan menjadi kesehatan populasi dan preventif. 5
Gambar 2. Determinan Sosial Kesehatan dan Perjalanan Penyakit5

Indonesia merupakan negara berkembang dimana stress dan kesehatan kerja mulai menjadi perhatian
kesehatan. Gambar diatas menyebutkan bagaimana peningkatan masalah sosial di lingkungan kerja
dan tempat tingal dapat menigkatkan stress (psikologik) dan menurunkan daya tahan tubuh seseorang
sehingga menyebabkan suatu penyakit dengan risiko kematian. Hal ini dipengaruhi pula dengan usia,
kerentanan genetik dan kultur dimana seseorang tinggal. 5

1.3. Determinan dan Pengaruhnya Dengan Kebijakan

Dalam upaya penyediaan data kesehatan yang berkesinambungan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesethatan (Litbangkes) Kementrian Kesehatan RI melaksanakan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas). Pada tahun 2007, RISKESDAS pertama kali dilakukan untuk mengidentifikasi
indikator kesehatan utama, seperti status kesehatan (penyebab kematian, angka kesakitan, angka
kecelakaan, angka disabilitas dan status gizi), kesehatan lingkungan, konsumsi gizi rumah tangga,
pengetahuan-sikap-perilaku kesehatan (Flu Burung, HIV/AIDS, perilaku higienis, penggunaan
tembakau, minum alkohol, aktivitas fisik, perilaku konsumsi makanan) dan berbagai aspek mengenai
pelayanan kesehatan (akses, cakupan, mutu layanan, pembiayaan kesehatan), termasuk sampel darah
anggota rumah tangga (kecuali bayi) pada sub sampel daerah perkotaan. 6

Hasil Riskesdas 2007 telah banyak dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan dan penyelenggara
program kesehatan baik di pusat maupun daerah. Selain telah digunakan sebagai bahan penyusunan
RPJMN 2010-2014, data Riskesdas juga telah digunakan sebagai dasar penyusunan Indeks
Pembangunan Kesehatan Masyarakat/IPKM yang berguna untuk membuat peringkat kabupaten/kota
berdasarkan hasil pembangunan kesehatan serta sebagai dasar Penanggulangan Daerah Bermasalah
Kesehatan/PDBK dalam Peraturan Kementerian Kesehatan No 27 Tahun 2012. 6,7

Sumber:

1. Booske C. Bridget. Different Perspectives For Assigning Weights To Determinants Of


Health. Population Health Institute. University Of Winsconsin. United States: February 2010.
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tentang Kesehatan. Jakarta:2009
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Kamus versi online.https://kbbi.web.id/determinan.2017
4. WHO. Health Impact Assessment (HIA). Use Of Evidence. Retrieve: 13 Sept 2017.
5. Mikkonen J & Raphael D. Social Determinants Of Health :The Canadian Fatcs. Stress Body
and Illness. Hal 11. Toronto:2010
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2013.
7. Peraturan Menteri Kesehatan : Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Nomor 27. Jakarta:2017

Anda mungkin juga menyukai