Anda di halaman 1dari 20

Literasi Lingkungan

(Ecoliteracy)
 Alam dipandang sebagai bernilai pada dirinya
sendiri karena ada kehidupan di dalamnya.
 Manusia dipandang sebagai bagian tak terpisahkan
dari alam dan bergantung sepenuhnya pada alam..
Mahluk
Sosial

Manusia

Mahluk
ekologis
 Manusia :
1. Sebagai makhluk social: makhluk yang selalu hidup
bersama sesamanya, karena itu tidak bisa bertahan hidup
sebagai manusia yang sejati tanpa kehadiran dan interaksi
dengan sesama manusia lainnya.
2. Sebagai makhluk ekologis; makhluk yang tidak bisa hidup
dan berkembang menjadi manusia seutuhnya tanpa alam,
menyatu dengan alam sekitar dan tidak bisa bertahan hidup
lepas dari alam.
 Manusia hidup dalam satu kesatuan interaksi hakiki dan
bergantung satu sama lain dengan alam semesta dan seluruh
isinya.
 Manusia hidup, karena alam menyediakan segala
sumber kehidupan:
- Matahari Air
- Energi Udara
- Tanah Iklim.

 kalau semua itu rusak dan tercemar, kehidupan


manusia akan musnah.
Sebagai mahluk ekologis, Joanne Macy merumuskan “ The
greening of the self”, menghijaukan diri dalam arti:
 hidup secara ramah lingkungan sesuai dengan hakikat
sebagai mahluk ekologis.
 Kembali ke alam dan hidup sebagai mahluk alam yang
menyatu dengan prinsip2 alam dengan pola2 alam,
dengan dinamika dan hukum alam.

 Theodore Roszak menyebut sebagai “Eco-psychology”;


untuk mengungkapkan kaitan yang demikian erat antara diri
manusia dengan alam
Ecoliteracy
 Manusia membangun dan menata hidupnya secara bersama
dengan bertumpu pada kesadaran tentang pentingnya
lingkungan hidup.
 Kesadaran tersebut oleh Capra disebut sebagai “Ecoliteracy”
(melek ekologi); yakni kesadaran tentang pentingnya hidup
selaras dengan alam dan sekaligus bertumpu pada mata rantai
kehidupan dalam alam sekitar.
 Menurut Capra, Ecoliteracy merupakan aspek penting dalam
upaya membangun masyarakat berkelanjutan.
  melahirkan dan terjelma dalam perilaku yang selalu ramah
atas lingkungan hidup, perilaku yang selalu menjaga dan
merawat lingkungan hidup sebagai sebuah kebiasaan dan pola
laku hidup.
Kesadaran yang menjiwai seluruh penataan kehidupan
manusia, yang meliputi:
- Konsumsi kebutuhan pokok
- Konsumsi energy
- Penggunaan teknologi dan peralatan rumah tangga
- Penggunaan fasilitas dan sarana transportasi
- Penataan dan perawatan rumah
Ecoliteracy/ecological literacy
 Secara harfiah; Eco, berasal dari kata oikos (bhs
Yunani): rumah tangga, atau dalam arti luas
berarti alam semesta, bumi tempat tinggal semua
kehidupan, habitat atau rumah tempat tinggal
kehidupan.
 Eco kemudian digunakan untuk kata lingkungan
hidup.
 ecology/ekologi (ilmu tentang bagaimana
merawat dan memelihara alam semesta tempat
tinggal mahluk hidup.
 Ekologi:
Ilmu yang mengkaji hubungan antara anggota rumah
tangga di alam semesta dan sekaligus hubungan
semua mahluk hidup dengan alam semesta atau
lingkungan alam sekitarnya.

Literacy: melek huruf, keadaan dimana orang


sudah paham atau tahu tentang sesuatu.

Ekoliterasi: keadaan dimana orang sudah


tercerahkan tentang pentingnya lingkungan hidup.
 Menurut Capra ecoliteracy merupakan keadaan dimana
orang telah memahami prinsip2 ekologi, dan hidup sesuai
dengan prinsip2 ekologi dalam menata dan membangun
kehidupan bersama umat manusia di bumi ini untuk
mewujudkan masyarakat berkelanjutan.
 Capra menyebut ecoliteracy juga sebagai “kearifan
alam”, yakni:
Kemampuan alam untuk mengorganisir diri dalam system
terpadu saling kait mengait dalam sebuah system kehidupan
untuk memungkinkan berkembangnya system kehidupan.
 Arne Naess, menawarkan sebuah solusi atas krisis
lingkungan hidup, berupa perubahan dalam pola dan
gaya hidup manusia yang didasarkan pada kesadaran
tentang pentingnya menjaga dan memelihara
lingkungan hidup demi menyelamatkan kehidupan.
 perubahan pola dan gaya hidup itu tidak dapat hanya
dilakukan oleh masing2 individu. Yang diperlukan
adalah perubahan pola dan gaya hidup sebagai
sebuah masyarakat.
 Pola dan gaya hidup harus melembaga menjadi sebuah
budaya, “budaya ramah lingkungan hidup”,
 sebuah budaya baru masyarakat modern, yang oleh
Capra disebut sebagai “sustainable society”
(masyarakat berkelanjutan).
 Semua anggota masyarakat menata kehidupan dengan
didasarkan pada pertimbangan mengenai pentingnya
perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup.
 Untuk mengatasi krisis dan bencana lingkungan hidup,
kita harus membangun masyarakat sebagai masyarakat
berkelanjutan dengan berpolakan dan bersumberkan
model ekosistem yang berkelanjutan.

 Ekosistem berkelanjutan terdiri dari Komunitas


tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme yang saling
terkait satu sama lain dalam satu mata rantai
kehidupan yang saling menunjang dan menghidupi satu
sama lain.
Prinsip2 Ekologis
 Prinsip ekologi merupakan panduan dasar dalam
membangun kembali masyarakat menjadi masyarakat
yang berkelanjutan, sehingga dapat mengatasi krisis
lingkungan hidup dan sekaligus menyelamatkan
kehidupan di planet bumi.

1. Prinsip interdependensi; menegaskan kenyataan hakiki


dalam alam bahwa semua anggota dari komunitas ekologis
hidup dan berkembang dalam satu kesatuan mata rantai
yang terkait satu sama lain dalam sebuah jaringan relasi
yang luas, yang disebut “jaring kehidupan”
2. Prinsip daur ulang (recycling);
Setiap kehidupan menghasilkan limbah buangan sisa
proses kehidupan. Sisa hasil produksi dari proses
kehidupan tidak terbuang percuma, melainkan
semuanya diserap kembali sebagai energy dan
makanan bagi proses kehidupan dalam mata rantai
hubungan siklis non-linear.
3. Prinsip kemitraan (partnership);
Prinsip interdependensi dan daur ulang akan berlangsung
secara berkelanjutan kalau ada kemitraan dan
kerjasama diantara anggota komunitas kehidupan.
Kehidupan dapat berlangsung karena ada kerjasama
dalam proses berkembang bersama saling menunjang
dan mengisi satu sama lain dalam berbagai bentuk
kehidupan.
4. Prinsip fleksibilitas;
Memungkinkan alam dapat menyesuaikan diri
dengan berbagai perubahan dan kondisi yang
muncul dalam proses perkembangan itu.
Alam dapat menjaga dan mempertahankan
keseimbangan dan keutuhannya ketika berhadapan
dan berbenturan dengan berbagai penyimpangan
(anomaly).
5. Prinsip keragaman;
Keragaman memungkinkan alam dan kehidupan berkembang
sebagaimana adanya dengan membuka diri bagi
interdependensi dan fleksibilitas.
Dalam komunitas manusia, ditemukan banyak komunitas
etnik dengan beragam budaya dan bahasanya.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai