Anda di halaman 1dari 20

Mesopotamia meliputi wilayah antara Sungai Efrat dan Tigris yang sama-sama bersumber

dari dataran tinggi Armenia. Kedua sungai ini juga mendapatkan tambahan pasokan air dari banyak
anak sungai, dan keseluruhan jaringan sungai ini mengaliri wilayah bergunung-gunung yang sangat
luas. Jalur perjalanan darat di Mesopotamia lazimnya menyusuri Sungai Efrat karena tepian Sungai
Tigris sebagian besar terjal dan sukar dilalui. Iklim wilayah ini semi-gersang dengan bentangan
gurun yang luas di utara serta bentangan daerah berawa-rawa, berlaguna, berlumpur, dan
bergelagah seluas 15.000 Km persegi (5.800 Mil persegi) di selatan. Jauh di ujung selatan, Efrat
dan Tigris menyatu dan bermuara ke Teluk Persia.

Lingkungan gersang yang membentang dari kawasan-kawasan pertanian tadah hujan di daerah
utara sampai ke daerah selatan di mana pertanian dengan irigasi menjadi sangat penting jika orang
mengharapkan perolehan surplus energi yang dihasilkan atas energi yang diinvestasikan (Energy
Returned On Energy Invested, EROEI). Irigasi ini dipermudah oleh tingginya permukaan air tanah
serta lelehan salju dari puncak-puncak tinggi Pegunungan Zagros di wilayah utara dan dari dataran
tinggi Armenia, sumber air Sungai Tigris dan Efrat yang menjadi asal-muasal nama negeri itu.
Manfaat irigasi bergantung pada kemampuan mengerahkan tenaga kerja yang memadai untuk
membuat dan memelihara saluran-saluran air, dan inilah faktor yang sejak permulaan zaman telah
membantu pertumbuhan pemukiman-pemukiman perkotaan dan sistem kekuasaan politik yang
terpusat.

Usaha pertanian di seluruh wilayah Mesopotamia disokong oleh usaha penggembalaan ternak
secara berpindah-pindah. Kaum pengembara yang mendiami kemah-kemah menggembalakan biri-
biri dan kambing (dan kemudian unta) dari padang-padang penggembalaan sepanjang sungai pada
bulan-bulan musim panas yang kering, menuju padang-padang rumput musiman di sepanjang
perbatasan dengan gurun pada musim dingin yang basah. Wilayah Mesopotamia umumnya tidak
memiliki batu-batu untuk bahan bangunan, logam mulia, dan kayu, dan karena itulah sepanjang
sejarahnya bergantung pada perniagaan jarak jauh atas hasil-hasil pertanian untuk mendapatkan
barang-barang langka itu dari luar wilayah. Di daerah rawa-rawa di selatan, terdapat suatu budaya
rumit penangkapan ikan dengan kapal-kapal pengangkut semenjak zaman prasejarah, yang
menambah keberagaman budaya Mesopotamia.

Kegagalan-kegagalan berkala dalam sistem budaya ini diakibatkan oleh sejumlah faktor. Kebutuhan
akan tenaga kerja dari waktu ke waktu telah mengakibatkan peningkatan populasi yang mendesak
batas-batas daya tampung ekologi, dan begitu wilayah ini mengalami masa kekacauan iklim,
keruntuhan pemerintah pusat dan penurunan populasi dapat terjadi. Di lain pihak, kerentanan militer
terhadap serangan dari suku-suku pinggiran dari daerah perbukitan atau padang-padang
penggembalaan telah mengakibatkan keruntuhan perniagaan dan penelantaran jaringan-jaringan
irigasi selama beberapa waktu. Demikian pula, kecenderungan-kecenderungan memusat yang ada
pada negara-negara kota hanya berarti pemerintahan terpusat atas seluruh wilayah Mesopotamia,
bilamana dipaksakan, cenderung berumur pendek, dan semangat kedaerahan pun memecah-belah
kekuasaan yang utuh menjadi satuan-satuan kesukuan atau kedaerahan yang lebih kecil.
[12]
Kecenderungan-kecenderungan semacam ini masih terus berlanjut di Irak sampai sekarang.

Sejarah Mesopotamia[sunting | sunting sumber]


Sejarah Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya sebuah peradaban, yang diyakini sebagai pusat
peradaban tertua di dunia, oleh bangsa Sumer(ia). Bangsa Sumeriamembangun beberapa kota
kuno yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, Kish, dll. Kehadiran seorang tokoh imperialistik dari bangsa lain
yang juga mendiami kawasan Mesopotamia, bangsa Akkadia, dipimpin Sargon Agung, ternyata
melakukan sebuah penaklukan politis, tetapi bukan penaklukan kultural. Bahkan dalam berbagai hal
budaya Sumer dan Akkad berakulturasi, sehingga era kepemimpinan ini sering disebut Jilid Sumer-
Akkad. Campur tangan Sumer tidak dapat diremehkan begitu saja, pada saat Akkad terdesak oleh
bangsa Gutti, bangsa Sumer-lah yg mendukung Akkad, sehingga mereka masih dapat berkuasa di
"tanah antara dua sungai-sungai" itu.

Mesopotamia dalam Alkitab[sunting | sunting sumber]


Beberapa catatan lain bisa dikemukakan untuk menunjukkan hubungan antara Abraham dengan
Mesopotamia. Dalam kitab Ulangan 26,3; Nabi Musa mengajak umat untuk berdoa kepada Tuhan
saat mempersembahkan panen pertama dengan mengawalinya, Bapaku adalah seorang Aram,
seorang pengembara. Di tempat lain dikatakan bahwaIshak, anak Abraham, diperintah Abraham
untuk mencari istri dari daerah Aram-Mesopotamia (aram-naharayim) (Kejadian 24,2.10). Demikian
juga dengan Yakub, cucu Abraham, dia disuruh pergi ke Padan-Aram untuk mendapatkan istri di
sana (Kejadian 28,2). Dalam terjemahan Yunani Septuaginta, kedua nama terakhir ini disebut
Mesopotamia.

Bagian potongan dari Epic Gilgamesh dalam bahasa Akkadia

Selain petunjuk yang secara eksplisit ada dalam Alkitab, masih bisa ditemukan informasi lain yang
menunjukkan pengaruh Mesopotamia yang cukup kuat. Kesejajaran antara kisah-kisah
Enkidu/Shamhat dan Adam/Hawa telah lama diakui oleh para peneliti.[13] Kisah Taman Eden dan
kisahAir Bah yang terkenal itu, yang dikisahkan pada bagian awal kitab Kejadian, sebenarnya kuat
dipengaruhi sastra Mesopotamia.[14][15] Biasanya ada tiga karya sastra Mesopotamia yang ditunjuk,
yaitu Enuma Elis (dari abad 17 SM), Epos Gilgames (abad 20 SM), dan Athrahasis (abad 18-17
SM). Teks-teks itu cukup terkenal dan tersebar luas karena ditemukan dalam berbagai versi dan
bahasa, seperti versi Akkadia, Sumeria, Hittit, dan Asyur. Kemiripan antara sastra Mesopotamia
dengan teks-teks Alkitab begitu mencolok sehingga seringkali disimpulkan bahwa ada
ketergantungan antara keduanya. Karena teks-teks Mesopotamia berasal dari periode yang jauh
lebih tua dari teks-teks Alkitab, maka tidak mengherankan jika bisa disimpulkan, teks Alkitab
bergantung pada sastra Mesopotamia itu. Para penulis Israel tampaknya mengambil dan
memanfaatkan teks-teks Mesopotamia itu untuk mengungkap keyakinan mereka, sekaligus
menyesuaikannya dengan keyakinan itu, terutama di bidang monoteisme.

Salah satu kemungkinan datangnya pengaruh Mesopotamia dalam kitab Kejadian adalah bahwa
kisah-kisah Mesopotamia dibawa ke Palestina lalu menyebar-saat terjadi perpindahan penduduk
besar-besaran dari Mesopotamia yang disebabkan situasi yang agak kacau sekitar abad 19 SM.
Kiranya ini juga yang menjadi konteks berpindahnya keluarga Abraham dari Ur ke Haran, lalu
ke Kanaan.

Berbagai kebiasaan dan peraturan yang tercermin dalam kitab Kejadian ternyata juga menemukan
banyak kesamaan dengan kebiasaan dan peraturan yang hidup di daerah Mesopotamia. Sebagai
contoh, kekhawatiran Abraham karena dia tidak mendapat keturunan, karena itu harus mewariskan
segala miliknya kepada abdinya yang setia, Eliezer(Kejadian 15,1-4), ternyata sejajar dengan praktik
yang dilakukan masyarakat Nuzi yang mendiami sebelah timur Sungai Tigris. Hal ini bisa diketahui
melalui analisis teks-teks hukum yang berlaku di Nuzi, yang berasal dari abad 15 SM. Kisah tentang
Abraham yang datang ke negeri asing lalu mengaku istrinya sebagai saudarinya (Kejadian 12,10-
20) sering membingungkan orang. Tetapi, kini, dengan ditemukannya teks-teks yang berasal dari
bangsa Hori di sebelah utara Mesopotamia, berdekatan dengan Haran, hal itu bisa dipahami dengan
lebih baik. Dalam masyarakat Hori, ikatan perkawinan yang paling kuat adalah jika seorang istri
sekaligus mendapat status saudari secara hukum. Karena itu, sering terjadi, sesudah perkawinan
diadakan upacara lain untuk mengadopsi sang istri menjadi saudari. Hal ini disahkan dengan dua
dokumen. Pertama, dokumen tentang perkawinan. Kedua, berkait dengan pengangkatannya
sebagai saudari.

Matthias Henze menunjukkan bahwa kegilaan Nebukadnezar dalam Kitab Daniel mengacu
pada Epos Gilgames. Dia mengklaim bahwa penulis menggunakan unsur-unsur dari deskripsi
Enkidu untuk melukis potret sarkastik dan mengejek raja Babel.[16]

Salah satu warisan peradaban Mesopotamia Kuno yang amat bernilai bagi umat manusia adalah
kumpulan hukum yang biasa disebut Codex Hammurabi. Kumpulan hukum yang berbentuk balok
batu hitam itu ditemukan di Susa tahun 1901 dalam suatu ekspedisi yang dilakukan arkeolog
Perancis di bawah pimpinan M de Morgan. Pada bagian atas balok, yang kini ada di Museum
Louvre, Paris, ada relief yang menggambarkan Raja Hammurabi dari Babilonia Kuno (1728-1686
SM) sedang menerima hukum dari Dewa Shamash, dewa Matahari yang juga menjadi dewa
pelindung keadilan. Perbandingan dengan kumpulan hukum yang ada dalam kitab Keluaran 21-23
menunjukkan adanya kesejajaran yang dekat. Adanya ketergantungan antara kedua kumpulan
hukum itu tidak bisa ditentukan dengan pasti, tetapi pengaruh tidak langsung rasanya merupakan
sesuatu yang amat masuk akal.

Codex Hammurabi, yang terdiri dari 282 pasal ditambah Prolog dan Epilog, tidak saja berpengaruh
pada kumpulan hukum yang ada dalam Alkitab, tetapi juga pada sistem hukum pada periode
selanjutnya. Yang menarik dan mungkin membuat kita (seharusnya) tertunduk malu adalah,
kumpulan hukum itu juga mengingatkan kita bahwa sejak abad 18 SM, di Mesopotamia sudah ada
seorang pemimpin besar yang sungguh-sungguh mempunyai kesadaran bahwa manusia harus
diperlakukan secara adil sebagai manusia.

Budaya[sunting | sunting sumber]

majore, sebuah permainan yang mirip rugbi, tetapi dimainkan dengan sebuah bola yang terbuat dari
kayu. Mereka juga memainkan sebuah permainan papan yang mirip
dengan senet dan backgammon, dan yang kini dikenal Patung pria Sumeria dengan sikap tubuh seorang
peserta upacara pemujaan, terbuat daripualam dengan mata dari cangkang kerang, 2750-2600 SM
Hari raya[sunting | sunting sumber]
Bangsa Mesopotamia Kuno setiap bulan menyelenggarakan upacara-upacara. Tema upacara dan
perayaan untuk tiap-tiap bulan ditentukan oleh sekurang-kurangnya enam faktor utama:

1. Pergantian penampakan bulan (paro-terang bermakna kelimpahan dan pertumbuhan,


sedangkan paro-gelap dikait-kaitkan dengan penurunan, pelestarian, dan perayaan "Alam
Bawah"")
2. Pergantian musim bercocok-tanam
3. Titik katulistiwa matahari dan titik balik matahari
4. Mitos-mitos setempat beserta dewa-dewi yang terkait dengannya
5. Keberhasilan dari raja yang berkuasa saat itu
6. Akitu, atau perayaan Tahun Baru (purnama pertama sesudah matahari melintasi katulistiwa
di musim semi)
7. Peringatan peristiwa-peristiwa bersejarah (hari pendirian, kemenangan-kemenangan
perang, hari-hari suci bagi kuil, dst.)
Olahraga[sunting | sunting sumber]
Perburuan populer di kalangan raja-raja Asyur. Tinju dan gulat kerap ditampilkan dalam seni rupa,
dan beberapa bentuk permainan polo agaknya merupakan olahraga yang populer, dengan pemain
yang duduk di atas pundak orang bukannya di atas punggung kuda.[17] Mereka juga memainkan
sebagai "Permainan Kerajaan dari Ur."

Ekonomi dan pertanian[sunting | sunting sumber]

Area-area tambang di Asia BaratKuno. Warna kotak: cokelat untukarsen, merah untuk tembaga, kelabu
untuk timah, cokelat kemerah-merahan untuk besi, kuning untuk emas, putih untuk perak, hitam untuk timbal.
Warna area: kuning untuk perunggu lakuran arsen , kelabu untuk perunggu lakuran timah.

Budi daya tanaman pangan yang dibantu irigasi menyebar dari pegunungan Zagros ke arah selatan
bersama dengan peradaban Samara dan peradaban Hadji Muhammed sejak sekitar 5,000 SM.
[18]
Kuil-kuil Sumeria berfungsi sebagai bank dan mengembangkan sistem pinjaman dan
kredit berskala besar yang pertama, tetapi bangsa Babilonia yang mengembangkan
sistem perbankan dagang yang pertama. Perekonomian Mesopotamia dalam satu dan lain hal dapat
dibandingkan dengan ilmu ekonomi pasca-Keynes, tetapi dengan suatu pendekatan yang
cenderung "apa saja boleh".[19]

Sejak permulaan sejarah Mesopotamia sampai dengan zaman Ur III, kuil-kuil menguasai sampai
dengan sepertiga dari seluruh lahan yang ada, namun jumlah itu menurun dari waktu ke waktu
seiring peningkatan kepemilikan tanah oleh pihak istana dan orang-orang pribadi.Ensi adalah kata
yang digunakan sebagai sebutan bagi orang yang bertugas mengatur pekerjaan untuk segala
macam usaha pertanian di lahan-lahan milik kuil. Rakyat jelata diketahui sebagai golongan yang
paling sering bekerja di bidang pertanian sebagai petani-petani penggarap, khususnya di lahan-
lahan milik kuil atau istana.[20]

Kondisi geografi Mesopotamia selatan hanya memungkinkan penyelenggaraan pertanian jika


dikelola dengan irigasi dan drainase yang baik. Kenyataan ini berdampak besar pada evolusi
peradaban Mesopotamia awal. Kebutuhan akan irigasi mendorong bangsa Sumeria, dan
selanjutnya bangsa Akkadia, untuk membangun kota-kota mereka di sepanjang tepian sungai Tigris
dan Efrat serta cabang-cabangnya. Kota-kota besar seperti Ur dan Uruk, bertempat di sekitar anak-
anak Sungai Efrat, sedangkan kota-kota lain, khususnya Lagash, didirikan dekat cabang-cabang
Sungai Tigris. Sungai-sungai juga memiliki manfaat lain sebagai sumber pasokan ikan (baik sebagai
bahan pangan maupun sebagai pupuk), gelagah, dan lempung (untuk bahan bangunan). Berkat
irigasi, pasokan pangan di Mesopotamia sebanding dengan pasokan pangan di padang-padang
rumput Kanada.[21] Lembah sungai Tigris dan lembah Sungai Efrat merupakan bagian timur laut dari
bentangan Hilal Subur yang juga meliputi lembah Sungai Yordan dan lembah Sungai Nil. Jika
semakin dekat dengan sungai membuat lahan menjadi subur dan baik untuk ditanami, maka
sebaliknya jarak yang semakin jauh dari sungai membuat lahan menjadi kering dan sebagian besar
tidak dapat dihuni. Itulah sebabnya perkembangan irigasi sangat penting artinya bagi para penduduk
Mesopotamia. Inovasi-inovasi bangsa Mesopotamia lainnya adalah pengendalian laju air
dengan bendungan serta pemanfaatan saluran-saluran air. Orang-orang yang mula-mula
menempati tanah yang subur di Mesopotamia mempergunakan luku kayu untuk
menggemburkan tanah sebelum ditanami jelai, bawang, anggur, lobak, atau pun apel. Penduduk
Mesopotamia terbilang di antara orang-orang pertama yang membuat bir dan tuak anggur.
Dilibatkannya keterampilan dalam bertani di Mesopotamia membuat para petani tidak tidak
bergantung pada budak belian untuk merampungkan pengerjaan lahan-lahan mereka, akan tetapi
ada pula beberapa pengecualian. Tingginya risiko mempekerjakan budak belian (budak belian
melarikan diri atau memberontak) membuat banyak petani menghindarinya. Meskipun sungai-
sungai menjadi penyokong hidup penduduk Mesopotamia, sungai-sungai jualah yang
menghancurkannya dengan banjir yang kerap meluap dan meluluh-lantakkan seisi kota. Cuaca
Mesopotamia yang sukar ditebak seringkali tidak berpihak pada para petani; tanaman-tanaman
pangan sering dirusak cuaca sehingga orang perlu memelihara sumber-sumber pangan cadangan
seperti lembu dan biri-biri. Seiring berlalunya waktu, daerah-daerah paling selatan di Mesopotamia
menderita akibat meningkatnya kadar garam pada tanah, sehingga mengakibatkan kota-kota
lambat-laun ditinggalkan orang dan terjadi pemusatan kekuasaan di Akkad yang letaknya jauh lebih
ke utara.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]


Geografi Mesopotamia sangat berdampak pada perkembangan politik di wilayah itu. Di antara
sungai dan kali, orang-orang Sumeria mendirikan kota-kota perdana berikut saluran-saluran
irigasinya yang terpisahkan satu sama lain oleh bentangan gurun atau rawa yang luas dan terbuka,
tempat berkeliaran suku-suku pengembara. Komunikasi antar kota-kota terisolasi itu sulit dan
terkadang berbahaya jika dilakukan. Oleh karena itu, masing-masing kota Sumeria menjadi
sebuah negara kota yang merdeka dan gigih mempertahankan kemerdekaannya. Kadang-kadang
salah satu kota akan mencoba menaklukkan dan mempersatukan kota-kota yang sewilayah
dengannya, tetapi upaya-upaya semacam itu mendapat perlawanan dan tertumbuk pada kegagalan
selama berabad-abad. Akibatnya, sejarah politik Sumer penuh dengan peperangan yang
berlangsung nyaris tanpa henti. Pada akhirnya Sumer pun dipersatukan oleh Eannatum, tetapi
persatuan itu rapuh dan gagal bertahan, karena bangsa Akkadia berjaya menaklukkan Sumeria
pada 2331 SM hanya satu generasi sesudahnya. Kekaisaran Akkadia adalah kekaisaran pertama
yang mampu bertahan melampaui satu generasi dan menyelenggarakan alih kepemimpinan raja-
raja secara damai. Umur kekaisaran ini relatif singkat, karena ditaklukkan bangsa Babilonia setelah
bertahan selama beberapa generasi.

Raja-raja[sunting | sunting sumber]


Informasi lebih lanjut: Daftar Raja Sumeria, Daftar Raja Babel dan Daftar Raja Asyur

Bangsa Mesopotamia percaya bahwa raja-raja dan ratu-ratu mereka adalah keturunan dari warga
Kota Dewa-Dewa, akan tetapi tidak seperti bangsa Mesir Kuno, mereka tidak pernah meyakini
bahwa raja-raja mereka adalah dewa-dewa sejati.[22] Sebagian besar raja-raja menggelari dirinya
“raja semesta alam” atau “raja agung”. Gelar lainnya yang lazim dipakai adalah “gembala”, karena
raja-raja harus memperhatikan peri kehidupan rakyatnya.

Kekuasaan[sunting | sunting sumber]


Ketika tumbuh menjadi sebuah kekaisaran, wilayah kekuasaan Asyur dibagi-bagi menjadi daerah-
daerah yang disebut provinsi. Tiap-tiap provinsi dinamakan menurut nama kota utamanya,
seperti Niniwe, Samaria, Damsyik, dan Arpad. Semua provinsi dikepalai gubernurnya masing-
masing yang bertugas memastikan setiap orang membayar pajaknya. Para gubernur juga wajib
menghimpun pasukan untuk maju berperang dan menyalurkan tenaga kerja bilamana ada
pembangunan kuil. Seorang gubernur juga bertanggung jawab atas penerapan hukum di provinsi
yang dipimpinnya. Cara ini memudahkan pengendalian sebuah kekaisaran besar. Walaupun
sebelumnya cuma sebuah negara kecil di Sumeria, Babel tumbuh pesat selama masa
pemerintahan Hammurabi. Ia dikenal sebagai “pencipta aturan hukum”, dan segera
saja Babel menjadi salah satu kota utama di Mesopotamia. Kelak Babel disebut Babilonia, yang
berarti "gapura dewa-dewa." Kota ini juga menjadi salah satu pusat pembelajaran terbesar dalam
sejarah.

Peperangan[sunting | sunting sumber]

Sekeping pecahan dari Prasasti Burung Nazar yang memperlihatkan pasukan perang yang sedang berbaris,
zaman dinasti awal III, 2600–2350 SM

Salah satu dari dua patung domba dalam belukar yang ditemukan di pemakaman kerajaan di Ur, 2600-2400
SM

Dengan berakhirnya kisah percintaan kita dalam percintaan yng menyakitkan pengorbananku
selama ini hanya sia2 berakhirnya zaman kekuasaan Uruk, tumbuh kota-kota bertembok dan
banyak desa terpencil dari zaman Ubaid ditinggalkan yang menyiratkan adanya peningkatan
kekerasan yang dilakukan secara berkelompok. Seorang raja awal Lugalbanda diduga telah
membangun tembok putih mengitari kota itu. Begitu negara-negara kota mulai tumbuh, lingkup
jangkauan pengaruh mereka pun saling tumpang-tindih sehingga menimbulkan perdebatan di antara
negara-negara kota lainnya, khususnya menyangkut tanah dan terusan-terusan. Perdebatan-
perdebatan ini dicatat pada loh-loh lempung beberapa ratus tahun sebelum pecah perang-perang
besar—catatan pertama mengenai peperangan ditulis sekitar 3200 SM namun belum menjadi suatu
kelaziman sampai kira-kira 2500 SM. Seorang raja Fred Sufianiii III(Ensi) Dinasti Awal II dari Uruk di
Sumer, Gilgames (ca. 2600 SM), disanjung karena keberhasilannya dalam bertempur
melawan Humbaba, penjaga Pegunungan Aras, dan kelak dalam banyak sajak dan kidung ia dipuja-
puji pula sebagai makhluk dua pertiga dewa dan hanya sepertiga manusia. Tugu Prasasti Burung
Nazar yang berasal dari akhir zaman Dinasti Awal III (2600–2350 SM), yang dibuat untuk
memperingati kemenangan Eannatum dari Lagash atas kota tetangga saingannya Umma, adalah
monumen tertua di dunia yang dibuat sebagai pernyataan pujian atas sebuah tindakan
pembantaian.[23] Mulai dari saat itu sampai seterusnya, peperangan dijadikan bagian dari sistem
politik Mesopotamia. Sesekali sebuah kota yang netral dapat bertindak selaku penengah bagi dua
kota yang saling berseteru. Keadaan ini mendorong terbentuknya persatuan-persatuan antar-kota
yang kelak berkembang menjadi negara-negara kedaerahan.[22] Tatkala kekaisaran-kekaisaran
terwujud, mereka pun maju berperang tetapi lebih sering melawan negara-negara asing. Raja
Sargon misalnya, menaklukkan seluruh kota di Sumer, beberapa kota di Mari, dan kemudian maju
berperang melawan Suriah utara. Banyak dinding istana Asiria dan Babilonia dihiasi dengan
gambar-gambar mengenai pertempuran-pertempuran yang berhasil dimenangkan dan seteru yang
lari kocar-kacir atau bersembunyi dibalik rumpun-rumpun gelagah.

Hukum[sunting | sunting sumber]


Lihat pula: Hukum perkawinan Mesopotamia

Negara-negara kota Mesopotamia menyusun naskah hukum mereka dengan bersumber pada
keputusan-keputusan peradilan dan undang-undang raja-raja. Naskah hukum Urukagina dan Lipit
Isytar telah ditemukan. Naskah hukum paling terkenal berasal dariHammurabi, yang termasyhur
setelah kematiannya berkat perangkat aturan hukum yang disusunnya, yakni Naskah Hukum
Hammurabi (disusun ca. 1780 SM), yang merupakan salah satu perangkat hukum tertua yang
pernah ditemukan dan salah satu contoh dokumen sejenis yang berasal dari Mesopotamia Kuno.
Hammurabi menetapkan 200 lebih aturan hukum bagi Mesopotamia. Kajian atas aturan-aturan ini
menunjukkan makin lemahnya hak-hak perempuan, dan makin kejamnya perlakuan terhadap budak
belian[24]

Seni rupa[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Seni rupa Mesopotamia
Seni rupa Mesopotamia menyaingi Seni rupa Mesir Kuno baik dari segi kemegahan, kecanggihan,
maupun tingkat kerumitannya di kawasan barat Eurasia sejak milenium ke-4 SM sampai wilayah itu
ditaklukkan Kekaisaran Akhemeniyah Persia pada abad ke-6 SM. Peninggalan seni rupa
Mesopotamia sebagian besar berupa berbagai jenis patung batu dan tanah liat yang sangat tahan
lama sifatnya; hanya sedikit peninggalan berupa lukisan yang mampu menyintasi zaman, namun
peninggalan-peninggalan itu menyiratkan bahwa lukisan-lukisan Mesopotamia umumnya berupa
pembubuhan warna pada pola-pola hiasan geometris dan tumbuh-tumbuhan, meskipun sebagian
besar patung-patung juga diwarnai.

Pada zaman melek-aksara perdana, tatkala Mesopotamia berada di bawah kekuasaan Uruk,
dihasilkan karya-karya yang canggih seperti Bejana Warka dan stempel-stempel silinder. Singa
Betina Guennol adalah sebuah patung batugamping kecil yang menarik dari Elam sekitar 3000–
2800 SM, berwujud separuh manusia dan separuh singa.[25] Tak lama sesudah zaman itu muncul
sejumlah patung berwujud imam-imam dan pemuja-pemuja bermata besar, sebagian besar terbuat
dari pualam dengan tinggi mencapai satu kaki, yang tampak tengah menghadiri upacara
penyembahan berhala di kuil, namun hanya sejumlah kecil patung-patung ini yang menyintas.
[26]
Patung-patung dari zaman Sumeriadan Akkadia umumnya bermata besar membelalak dan
berjanggut panjang pada sosok pria. Banyak pula mahakarya yang telah ditemukan di makam
kerajaan di Ur (ca. 2650 SM), termasuk dua patung domba dalam belukar, lembu tembaga, dan
sebuah kepala lembu pada salah satu di antara lira-lira dari Ur.[27]

Dari zaman-zaman berikutnya sebelum bangkitnya Kekaisaran Asiria Baru, seni rupa Mesopotamia
menyintas dalam beberapa wujud: stempel-stempel silinder, patung-patung utuh yang relatif kecil,
dan relief-relief dalam berbagai ukuran, termasuk plakat-plakat murah dari gerabah cetakan untuk
rumah tinggal, sebagian berkaitan dengan keagamaan dan sebagian lagi tampaknya tidak. [28] Relief
Burney adalah sebuah plakat terakota dengan tingkat kerumitan yang tidak seperti biasanya dan
relatif besar ukurannya (20 x 15 inci) memperlihatkan sesosok dewi bersayap dan berkaki burung
pemangsa, dikawal burung-burung hantu dan singa-singa. Relief ini berasal dari abad ke-18 atau
ke-19 SM, dan mungkin pula merupakan hasil cetakan.[29] Tugu-tugu batu prasasti, persembahan-
persembahan nazar, atau plakat-plakat peringatan kemenangan-kemenangan perang dan pesta-
pesta perayaan, ditemukan pula di kuil-kuil, yang tidak seperti barang-barang sejenis keluaran
pemerintah yang lebih resmi sifatnya, tidak memuat cukup banyak tulisan untuk menjelaskan
barang-barang itu;[30] Kepingan tugu Prasasti Burung Nazar adalah sebuah contoh awal peninggalan
barang-barang bertulisan,[31] dan Obelisk HitamSalmaneser III dari Asyur adalah peninggalan
bertulisan yang besar dan kokoh dari zaman kemudian.[32]

Ditaklukkannya seluruh Mesopotamia dan wilayah-wilayah di sekitarnya oleh bangsa Asyur


menjadikan negeri itu lebih besar dan lebih makmur dari pada sebelumnya, dan dipajangnya karya
seni yang sangat memukau di istana-istana dan tempat-tempat umum pastilah dimaksudkan pula
untuk menyaingi semarak seni rupa negeri tetangga mereka, Kekaisaran Mesir. Bangsa Asyur
mengembangkan sebuah gaya seni berupa latar-latar yang sangat luas diisi relief-relief pipih naratif
yang ditatah dengan sangat rinci pada batu untuk istana-istana, menampilkan adegan-adegan
peperangan atau perburuan; British Museum memiliki sekumpulan relief semacam itu. Bangsa
Asyur menghasilkan sangat sedikit patung yang dipahat utuh, kecuali untuk sosok-sosok raksasa
penjaga, kerapkali berwujud lamassu berkepala manusia, yang dipahat menjadi relief timbul pada
dua sisi balok persegi, dengan bagian kepala berupa pahatan utuh (dan juga kelima tungkainya,
sehingga tampak terpahat utuh dari masing-masing sisi balok). Bahkan sebelum menguasai
Mesopotamia mereka telah meneruskan tradisi pembuatan stempel silinder dengan rancangan-
rancangan yang seringkali tampak hidup dan penuh cita rasa seni.[33]

Arsitektur[sunting | sunting sumber]

Rekonstruksi dari rekaan tampilan sebuah ziggurat Sumeria


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Arsitektur Mesopotamia

Kajian mengenai seni bina Mesopotamia Kuno didasarkan pada bukti-bukti arkeologi yang tersedia,
gambar-gambar berwujud bangunan, dan naskah-naskah tentang pelaksanaan pembangunan.
Karya-karya ilmiah biasanya berkonsentrasi pada kuil-kuil, istana-istana, tembok-tembok dan
gerbang-gerbang kota, serta bangunan-bangunan monumental lainnya, namun sesekali dihasilkan
pula karya ilmiah terkait seni bina rumah tinggal.[34] Survei permukaan dalam lingkup arkeologi juga
telah memungkinkan pembuatan kajian mengenai tata ruang perkotaan di kota-kota Mesopotamia
awal.

Batu-bata merupakan bahan bangunan yang paling banyak digunakan karena tersedia dekat dan
cuma-cuma, sementara batu bangunan harus didatangkan dari tempat-tempat yang cukup jauh dari
sebagian besar kota-kota itu. Ziggurat adalah bentuk bangunan yang paling menonjol, dan kota-kota
seringkali memiliki gerbang-gerbang besar. Yang paling masyhur dari gerbang-gerbang itu
adalah Gerbang Isytardari kota Babel yang dibangun pada era Babilonia Baru, dihiasi hewan-hewan
yang dibentuk pada batu-bata beraneka warna, dan yang sebagian besar kini menjadi
koleksi Pergamon Museum di Berlin.

Sisa-sisa bangunan yang paling menonjol dari zaman awal Mesopotamia adalah gugus-gugus
bangunan kuil di Uruk dari milenium ke-4 SM, kuil-kuil dan istana-istana di situs-situs periode Dinasti
Awal di lembah Sungai Diyala seperti Khafajah dan Tell Asmar, sisa-sisa peninggalan Dinasti ketiga
Ur di Nippur (Tempat suci Enlil) dan Ur (Tempat suci Nanna), sisa-sisa peninggalan dari
pertengahan Zaman Perunggu di situs-situs Suriah-Turki
seperti Ebla, Mari, Alalakh, Aleppo dan Kultepe, istana-istana dari akhir Zaman Perunggu
diBogazkoy (Hattusha), Ugarit, Asyur dan Nuzi, istana-istana dan kuil-kuil Zaman Besi di situs-
situs Assiria (Kalhu/Nimrud, Khorsabad, Nineveh), Babilonia (Babel), Urartu(Tushpa/Van, Kalesi,
Cavustepe, Ayanis, Armavir, Erebuni, Bastam) dan Het Baru (Karkamis, Tell Halaf, Karatepe).
Rumah-rumah sebagian besar diketahui dari sisa-sisa peninggalan era Babilonia Baru di Nippur dan
Ur. Yang paling menonjol dari antara sumber-sumber tertulis mengenai pendirian bangunan dan
ritual-ritual yang terkait dengannya adalah silinder-silinder Gudea dari milenium ke-3 SM, demikian
pula prasasti-prasasti kerajaan Assiria dan Babilonia dari Zaman Besi.
PERADABAN MESOPOTAMIA

PERADABAN MESOPOTAMIA
A. Letak Geografis dan Sejarah awal Mesopotamia
Mesopotamia merupakan salah satu peradaban tertua di dunia. Letak Mesopotamia berada di
wilayah perlembahan yang terletak di antara dua sungai Tigris dan Eufrat. Hulu kedua sungai tersebut
berasal dari dataran tinggi yang bergunung-gunung di Asia Kecil yang mengalir ke arah tenggara secara
pararel menyisir hamparan terbuka. Hanya kurang dari dua ratus mil, kedua sungai itu saling mendekat.
Daerah yang dilalui kedua sungai itu pada umumnya subur. Sebab daerah itu merupakan daerah yang
berupa tanah hasil endapan air yang dihasilkan dari sungai Tigris dan Eufrat. Hal ini menyebabkan rakyat
disekitar sungai Tigris dan Eufrat hidup makmur dan sejahtera. Kesuburan dan kemakmuran itu
membuat iri hati pada bangsa-bangsa lain yang tinggal di tepi-tepi lembah sungai. Timbullah serbuan-
serbuan dari luar yang ingin memperebutkan air irigasi dan tanah yang baik. Bangsa yang mencapai
peradaban yang layak pertama kali itu di lembah sungai Efrat dan Tigris menamai dirinya bangsa
Sumeria. Adapun penduduk asli di situ ditakhlukkan menjadi budak yang kemudian dikawini pula.
Bangsa Sumeria dating dari gurun dan pegunungan di luar Mesopotamia.
Mereka tentunya mula-mula adalah para peternak yang hidup sebagai nomad. Datang pula
kesitu bangsa Semit untuk kemudian bercampur dengan bangsa Sumeria. Sebelum sampai ke
lembah Eufrat dan Tigris bangsa Semit sudah mengenal dasar-dasar kehidupan politik dan
ekonomi pertanian.
Sejarah Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya sebuah peradaban, yang diyakini sebagai
pusat peradaban tertua di dunia, oleh bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria membangun beberapa kota
kuno yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, Kish, dll. Kehadiran seorang tokoh imperialistik dari bangsa lain yg
juga mendiami kawasan Mesopotamia, bangsa Akkadia, dipimpin Sargon Agung, ternyata melakukan
sebuah penaklukan politis, tapi bukan penaklukan kultural. Bahkan dalam berbagai hal budaya Sumer
dan Akkad berakulturasi, sehingga era kepemimpinan ini sering disebut Jilid Sumer-Akkad. Campur
tangan Sumer tidak dapat diremehkan begitu saja, pada saat Akkad terdesak oleh bangsa Gutti, bangsa
Sumer-lah yg mendukung Akkad, sehingga mereka masih dapat berkuasa di "tanah antara dua sungai"
itu.

B. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Ekonomi


Pada dasarnya yang disebut dengan peradaban Mesopotamia adalah peradaban Sumeria itu
sendiri. Dikatakan demikian sebab secara umum, sebagaian besar peradaban Mesopotamia dibentuk
oleh bangsa Sumeria. Bangsa-bangsa yang lain yang datang sesudahnya hanyalah meneruskan dan
mengembangkan peradaban yang dicapai oleh bangsa Sumeria. Pola ekonomi bangsa Sumeria lebih
sederhana. Negara memberikan kesempatan yang lebih luas kepada usaha yang bersifat individual.
Kekayaan tidak secara eksklusif menjadi milik penguasa baik dalam praktek maupun teori.
Demikian juga dalam bidang perdagangan maupun industri tidak di monopoli pemerintah. Hanya
saja karena sebagian besar rakyat berstatus sebagai budak mereka tidak memiliki kesempatan
mengembangkan ekonomi secara bebas. Hanya sedikit dari mereka yang memiliki dan mengembangkan
ekonomi atas nama mereka sendiri. Aktifitas ekonomi sebagaian besar bertumpu pada produksi
pertanian. Karena kondisi tanah yang subur dan pengairan yang sangat baik sekali, serta tersedianya
tenaga-tenaga yang terampil dan ahli menjadikan pertanian menjadi sektor utama devisa negara.
Hasil pertanian diangkut dengan kendaraan beroda sehingga memungkinkan mobilisasi yang cepat
terhadap hasil pertanian. Meskipun industri bukan tumpuan utama, perekonomian bangsa sumeria
bukan berarti tidak berkembang dengan baik. Dengan kendaraan beroda yang berhasil diciptakan.
Mereka dengan mudah mengimpor bahan-bahan mentah yang didatangkan dari negara tetangga
sebelah Utara, terutama bahan manufaktur, untuk diubah menjadi produk siap pakai dan lalu
mengekspor ke daerah-daerah lain yang luas. Barang–barang kerajinan yang terbuat dari logam
mulia.diciptakan oleh tenaga-tenaga yang terampil dan ahli. Para saudagar dan pelancong yang datang
dari arah utara dan barat melalui daerah “bualan sabit subur” menuju ke Timur Mediterrania dan Mesir,
singgah di Mesopotamia untuk membawa produk-produk industry maupun pertanian bangsa Sumeria.
Bukti telah ada hubungan antara Mesir dan Mesopotamia dapat dijelaskan dengan adanya
keasamaan pada budaya tertentu antara keduanya. Yakni menggunakan sejenis senjata perang yang
berbentuk bnuga yang ditemukan dalam seni dekorasi. Bahkan penemuan terakhir menujukan bahwa
Mesopotamia telah mengadakan kontak dagang dengan india.
Di atas itu semua, bangsa Sumeria adalah masyarakat bisnis yang pragmatis. Kredit dan pinjaman
diatur secara hati-hati. Segala perjanjian ditulis dan ditandatangani oleh saksi. Alat tukar perdagangan
yang sudah digunakan ialah logam mulia seperti emas dan perak.

C. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Sosial

1. Organisasi sosial masyarakat Mesopotamia terbahagi dua golongan yaitu :


a. Golongan Pemerintah
Terdiri daripada Raja, Ketua pendeta, ketua Tentera dan orang bangsawan.
b. Rakyat
 Terdiri daripada rakyat bebas, petani, artisan, dan pedagang.
 Hamba daripada tawanan perang.
2. Raja dalam sistem pemerintahan Mesopotamia berperanan sebagai:
a. Ketua kerajaan/pemerintah dan dianggap sebagai tuhan atau wakil tuhan dan pemilik negara kota,
dikenali teokrasi.
b. Ketua Tentara
c. Ketua pendeta/agama
d. Berkuasa melantik pembesar terutama ahli keluarga dalam memegang jawatan di Zigurat.
e. Berkuasa dalam bidang ekonomi, pengutipan cukai tanah, hasil pertanian dan perniagaan.
f. Ketua pemerintahan dan dibantu golongan bangsawan yang ada ikatan kekeluargaan.
g. Masyarakatnya tidak menyembah raja saebagai Tuhan kecuali dalam zaman Raja Naramsin di Akkad –
gelar diri Raja Empat Penjuru Alam.
3. Bangsa-Bangsa Pendukung Peradaban Mesopotamia
a. Bangsa Ubaid
Merupakan bangsa pertama yang telah tinggal di Mesopotamia selama bertahun-tahun. Bangsa
ini bermata pencaharian sebagai petani. Mereka menanam biji-bijian dengan memanfaatkan air sungai
sebagai sarana irigasi pertanian ini dilakukan di daerah yang subur.
b. Bangsa Sumeria (± 3000 SM)
Merupakan bangsa yang ada setelah bangsa Ubaid telah punah. Bangsa ini bermata pencaharian
sebagai petani yaitu dengan cara melanjutkan pertanian yang dilakukan oleh bangsa Ubaid. Namun
berbeda dengan para pendahulunya bangsa Sumeria memperbaharui sistem irigasi dengan membuat
waduk-waduk agar ketika musim kemarau mereka tetap akan bisa melakukan pengairan ke ladang-
ladang mereka. Bangsa Sumeria adalah bangsa yang pertama mendiami Mesopotamia. Mula-mula
daerah tersebut berupa rawa-rawa. Setelah dikeringkan daerah tersebut menjadi pemukiman yang
dihuni oleh kelompok masyarakat yang teratur. Kota yang dihuni tertua adalah Ur dan kemudian Sumer.
Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa. Dewa-
dewa tersebut, antara lain, Uruk (Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan Eridu (Dewa Air). Tempat
untuk memuja para dewa tersebut adalah ziggurat. Bangsa Sumeria juga sudah mengenal tulisan, yaitu
tulisan paku. Kebudayaan bangsa Sumeria akhirnya berakhir setelah pada tahun 2350 SM diserang oleh
bangsa Akkad di bawah pimpinan Sargon. Bangsa Akkad adalah rumpun bangsa Semit.

c. Bangsa Akkad (± 2350 SM)


Memasuki tahun 2800 SM, Mesopotamia dikuasai oleh bangsa Akkadia, setelah berhasil
mengalahkan bangsa Sumeria. Pemimpin bangsa Akkadia adalah raja Sargon. Memilih Agade sebagai
ibukotanya. Dari segi kebudayaan bangsa Akkadia meniru kebudayaan bangsa Sumeria yang sudah maju
sehingga berkembanglah budaya baru yang disebut budaya Sumer Akkad berbahasa semit. Bangsa
Akkad memuja banyak dewa, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang kepahlawanan, seperti
cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh.

d. Bangsa Babilonia (±1900 SM)


Kerajaan Babilonia didirikan oleh bangsa Amorit yang disebut juga Babilonia. Kata Babilonia
berasal dari kata babilu yang berarti gerbang menuju Tuhan. Babilon terletak ± 97 kilometer di selatan
kota Baghdad sekarang, di tepi sungai Eufrat, Irak selatan. Babilon menjadi pemerintahan (ibukota),
perdagangan dan keagamaan. Raja Babilonia yang terbesar adalah Hammurabi (1948-1905 SM). Raja
Hammurabi terkenal sebagai pembuat Undang-undang. Menurut kepercayaan, undang-undang tersebut
berasal dari pemberian Dewa Marduk. Agar dapat dibaca oleh masyarakat, maka undang-undang itu
dipahatkan pada tugu batu setinggi 8 kaki yang ditempatkan di tengah ibukota. Inti dari hukum
Hammurabi adalah pembalasan, misalnya mata ganti mata, gigi ganti gigi. Penerapan hukum itu sangat
keras, contoh: “Jika seseorang melakukan pencurian di sebuah rumah, maka ia harus dibunuh dan
dibakar di muka rumah tempat ia melakukan pencurian”. Dengan demikian keteraturan masyarakat
tercapai karena ketaatan pada hukum. Setelah Hammurabi meninggal dunia, kira-kira tahun 1900 SM
Babilonia ditaklukkan oleh bangsa Hittit dari dataran tinggi di sebelah utara Mesopotamia. Pada masa
pemerintahan Hammurabi, kekuasaan Babylonia terbentang dari Teluk Persia sampai seberang wilayah
Turki sekarang dan dari Pegunungan Zagros di timur sampai Sungai Khabur di Siria. Tetapi, sepeninggal
Hammurabi wilayah Babylonia terpecah-balah dan akhirnya Babylonia (Lama) runtuh karena serangan
dari bangsa Hitti (Hittit). Selanjutnya Mesopotamia diduduki dan diperintah oleh bangsa Kassi (Kassit).

e. Bangsa Assyria (±1200 SM)


Bangsa Assyria termasuk rumpun bangsa Semit. Mereka membangun kota Asshur dan
Niniveh. Kota Niniveh yang terletak di tepi sungai Tigris dijadikan ibukota. Pemerintahan bangsa Assyria
bercorak militer. Bangsa Assyria digelari sebagai bangsa Roma dari Asia. Gelar tersebut di dapat karena
seperti bangsa Romawi, bangsa Assyria merupakan penakluk daerah-daerah di sekitarnya sehingga
berhasil membentuk imperium yang besar. Wilayah Assyria membentang dari teluk Persia sampai Laut
Tengah. Mereka sangat ditakuti oleh bangsa lain karna pasukan infantri, kavaleri dan tentara dengan
kereta perangnya sangat kuat.
Wilayah kerajaan dibagi menjadi beberapa propinsi dan setiap propinsi diperintah oleh
gubernur yang bertanggungjawab kepada Raja. Untuk memperlancar hubungan antara ibukota dan
daerah maka dibangunlah jalan raya yang bagus.
Selain kehidupannya yang bercorak militer, bangsa Assyria juga membangun negerinya
menjadi sangat maju antara lain di bidang pendidikan. Salah seorang raja Assyria yang terkenal adalah
Assurbanipal. Pada masa pemerintahannya ia meninggalkan 22000 buah lempengan tanah liat yang
tersimpan di perpustakaan Niniveh. Lempengan (tablet-tablet) tersebut memuat tulisan tentang
masalah keagamaan, sastra, pengobatan, matematika, ilmu pengetahuan alam, kamus dan sejarah.
Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Assyria, dan antaranya Raja Sargon I I, Raja Sennacherib, dan
Raja Assurbanipal. Lambat laun Kerajaan Assyria semakin lemah. Hal ini diketahui oleh bangsa Chaldea
yang berkembang di daerah Mesopotamia Selatan (bekas kekuasaan Kerajaan Babylonia Lama). Bangsa
ini menyerang Kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, Ibu Kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga
mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Assyria.

f.Bangsa Babilonia Baru


Tampilnya suku bangsa Khaldea mengangkat kembali keperkasaan Babilonia yang dulu
pernah jaya. Raja bangsa Khaldea yang terkenal adalah Nebukadnezar. Ia membangun kembali kota
Babilon dan menjadikan kota tersebut sebagai ibukota sehingga disebut Babilonia Baru. Ada dua hal
yang menarik di kota Babilonia yaitu menara Babel dan taman gantung. Menara babel yang tingginya
mencapai 90 meter berfungsi sebagai keindahan kota serta mercusuar bagi para pedagang di sekitarnya
yang akan menuju ke kota Babilonia. Hal kedua yang menarik adalah pembuatan taman gantung yang
dipersembahkan untuk isterinya. Taman itu dibangun di atas bukit buatan. Tingginya 107 meter.
Bentuknya berupa podium bertingkat yang ditanami pohon, rumput dan bunga-bungaan. Ada air terjun
buatan berasal dari air sungai Eufrat yang dialirkan ke puncak bukit lalu mengalir melalui saluran buatan.
Jika dilihat dari jauh seolah-olah taman itu menggantung, suatu pemandangan yang sangat
menakjubkan.
Di bidang pengetahuan bangsa Khaldea telah mengembangkan astronomi dan astrologi.
Mereka percaya bahwa masa depan dapat diketahui dengan mempelajari bintang-bintang. Selain
meramal nasib seseorang juga ramalan tentang gerhana. Mereka membagi minggu dalam tujuh hari,
satu hari ke dalam 12 jam ganda (1/2 hari siang/terang dan 1/2 hari malam/gelap). Menghitung
lewatnya waktu dengan jam air (water clock) dan jam matahari (sundial). Sebuah catatan penting
mengenai Nebukadnezar adalah peristiwa penaklukan kerajaan Yudea dan Palestina. Ibukota Yerusalem
direbutnya, kemah raja Sulaiman dibakar dan menjarah tanah Yudea. Bangsa Israel termasuk para
pemimpinnya diangkut ke negerinya dijadikan budak dan tawanan. Peristiwa itu disebut masa
pembuangan Babilon dari tahun 586-550 SM yang sangat membekas bagi bangsa Israel. Sesudah
Nebukadnezar meninggal dunia tak lama yaitu tahun 539 SM, Babilonia Baru ditaklukkan oleh bangsa
Persia.

g. Bangsa Persia
Di bawah pimpinan Cyrus berdirilah Kerajaan Persia, berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya dengan menaklukkan Babylonia Baru dan daerah Asia Kecil. Raja Cyrus menguasai
sebagian dari daerah India bagian barat. Namun dalam pertempuran melawan bangsa Tura, Raja Cyrus
terbunuh. Ia kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Cambysses.
Raja Cambysses berhasii mengembalikan ketentraman dalam negeri Persia. Bahkan pada
tahun 525 SM Cambysses berhasil menaklukkan negeri Mesir. Setelah Raja Cambysses meninggal ia
digantikan oleh Raja Darius. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Persia mencapai masa kejayaannya.
Pada masa itu dibangun istana yang megah dan indah di Kota Suza. Istana di Persepolis terkenal karena
mempunyai tangga raksasa untuk memasuki istana tersebut. Kerajaan Persia hancur ketika mendapat
serangan dari Iskandar Zulkarnaen.

D. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Budaya

Orang-orang Sumeria sudah mengenal abjad yang berupa huruf paku. Huruf-huruf paku itu
antara lain ditemukan pada sebuah prasasti yang berisi tentang hukum dan undang-undang yang
berlaku untuk mengatur kerajaan. Undang-undang dan peraturan-peraturan hukum itu disebut dengan
Undang-Undang Hammurabi (Codex Hammurabi).
Tradisi kesusasteraan Epik Gilgamesh, kisah Falsafah dan cara hidup masyarakat Mesopotamia.
Tentang kepahlawanan Gilgamesh, ada sifat dua pertiga tuhan, satu pertiga manusia. Wajah tampan,
ada kekuatan dan keberanian. Telah memerintah dan memberikan perlindungan kepada Kota Uruk.
Menceritakan juga kehidupan yang kekal dan kesaktian.
Orang-orang Sumeria sudah mengenal sistem penanggaian atau sistem kalender, yang
dimaksudkan untuk mengenal perputaran waktu dan musim. Pengetahuan tentang perputaran waktu
dan musim berguna untuk menentukan saat yang tepat dalam melaksanakan aktivitas kehidupannya,
baik untuk bercocok tanam, perdagangan, dan sebagainya. Untuk mempermudah memahami
pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim,, mereka membagi dan mempersingkat waktu ke
dalam jam, menit, dan detik. ~embagian waktu terus dikembangkan ke dalam bentuk yang lebih khusus
melalui sistem penanggalan atau sistem kalender, yaitu 24 jam menjadi 1 hari, 30 hari menjadi 1 bulan,
dan 12 bulan menjadi 1 tahun.

E. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Religi/Kepercayaan

Berkembangnya kepercayaan di Mesopotamia berawal dari kepercayaan bangsa Sumeria.


Bangsa Sumeria memuja dewa-dewa yang menguasai alam, seperti Dewa Anu (Dewa Langit), Dewa Enlil
(Dewa Bumi), dan Dewa Ea (Dewa Air). Ketiga dewa itu mendapat pemujaan tertinggi dari bangsa
Sumeria. Bangsa Sumeria juga menyembah Dewa Sin (Dewa Bulan), Dewa Samas (Dewa Matahari), dan
Dewa Istar (Dewa Perang dan Asmara). Bangsa Sumeria juga menyembah Tammuz (Dewa Tumbuh-
tumbuhan) untuk memajukan pertanian. Dewa yang memiliki peranan penting dalam kepercayaan
bangsa Sumeria adalah dewa yang berhubungan dengan terciptanya dunia, yaitu Dewa Marduk. Dewa
Marduk adalah lambang usaha bangsa Sumeria di dalam menciptakan daerah pertanian.
Kepercayaan bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di
daerah Mesopotamia. Tetapi ketika bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia, berkembanglah
ajaran agama Persia. Kitab Suci Awesta ini merupakan firman-dewa dengan perantara nabi diturunkan
kepada bangsa Persia. Pada masyarakat bangsa Sumeria terdapat kepercayaan, bahwa manusia setelah
mati akan hilang. Hal ini dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita itu pada hakikatnya mempunyai
kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia ini tidak ada.
Aspek keagamaan dan kepercayaan masyarakat Mesopotamia dapat dilihat berdasarkan ciri berikut:
a. Mengamalkan kepercayaan banyak tuhan atau politiesme.
b. Raja sebagai wakil tuhan.
c. Pendeta ketuai upacara agama di Zigurat.
d. Tidak percaya kehidupan selepas mati tetapi hanya jatuh ke dalam gua yg penuh debu.
e. Pemerintahan oleh tuhan atau wakil tuhan berasaskan hukum agama dan bersifat ketuhanan/teokrasi.

F. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang HANKAM

Sejak awal pemerintahannya, Raja Hammurabi telah memperkenalkan sistem hukuman dalam
kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan atas nilai-nilai tradisional. Dengan peraturan
hukum seperti itu, masyarakat akan dapat hidup dengan hidup yang tertib dan menjadikan Raja
Hammurabi sebagai raja yang besar, bijaksana, dan termasyhur namanya.
Hukum tersebut berupa prasasti batu yang tingginya delapan kaki atau sekitar 2,5 meter dan
ditempatkan di tengah-tengah ibu kota Kerajaan Babylonia. Prasasti itu ditemukan kembali oleh pada
ahli Prancis di Kota Susa (Persia) pada abad ke-20. Hukum itu dikenal dengan Hukum atau Undang-
Undang Hammurabi (Codex Hammurabi) dan merupakan hukum atau undang-undang tertulis pertama
di dunia. Dalam kitab hukum atau undang-undang itu ditulis tentang peraturanperaturan yang
menyangkut bidang pertanian, perdagangan, agama, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Hukum itu
terdiri dari 300 pokok undang-undang. Pada setiap bagian dengan jelas tercantum jenisjenis
pelanggaran dan hukumannya. Dalam menjalankan undang-undang itu, Raja Hammurabi bertindak
dengan keras dan tegas, sehingga terwujud ketertiban dan keamanan.
Aspek undang-undang ini dapat dicirikan dengan:
 Mengenalkan Kod Undang-Undang Hammurabi
 Berteraskan hak rakyat terhadap keadilan.
 Hukuman adalah setimpal dengan kesalahan, hukuman juga berbeda mengikuti susunan lapisan
masyarakat. Contoh:
1. Jika rakyat patah tulang bangsawan juga tulangnya akan dipatahkan.
2. Jika bangsawan cedera atau patahkan tulang rakyat, hukumannya denda satu uang perak.
3. Kod ini mengandungi 282 undang-undang yang dipahat pada tembok.
4. Dasar perundangan tamadun Mesopotamia.
5. Berjaya mengelakkan wujudnya permasalahan di kalangan masyarakat pelbagai kaum dan susun lapis
masyarakat.
6. Wujudkan perpaduan dan mengukuhkan organisasi.

G. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Kesenian


Peninggalan bangsa Sumeria yang antara lain berupa lukisan - lukisan para penguasa yang
terlukis dalam peta, kuil-kuil maupun dalam gundukan-gundukan tanah yang tertutup oleh benda-benda
yang tidak berharga. Dan mereka berhasil mengungkapkan karateristik kebudayaan bangsa Sumeria
dalam bidang arsitektur Sumeria terletak pada tingkat kerumitannya yang khas. Sebagai contoh ialah
istana para raja (3500 SM ) dibangun berdasarkan perencaan yang rumit. Bangunan terdiri dari tangga
yang besar dan tembok-temboknya dihiasi dengan relief-relief dengan bentuk binatang dan manusia.
Sebenarnya orang-orang Sumeria lebih familiar dengan bangunan-bangunan yang berbentuk kubah.
Akan tetapi karna tidak adanya batu besar di Mesopotamia membuat bangunan-bangunan seperti itu
kurang berkembang.
Seni pahat bangsa Sumeria terdiri dari relief-relief yang digunakan untuk dekorasi dan isinya
berupa cerita-cerita yang berupa bentuk badan manusia ataupun binatang. Manusia yang kekar adalah
bentuk khas seni pahat yang paling digemari oleh bangsa Sumeria.
Tradisi kesusasteraan Epik Gilgamesh, kisah Falsafah dan cara hidup masyarakat Mesopotamia.
Tentang kepahlawanan Gilgamesh, ada sifat dua pertiga tuhan, satu pertiga manusia. Wajah tampan,
ada kekuatan dan keberanian. Telah memerintah dan memberikan perlindungan kepada Kota Uruk.
Ceritakan juga kehidupan yang kekal dan kesaktian. Bidang arsitektur, orang Sumeria membangun
kotanya menurut tata aturan kota yang terencana. Bangunan umumnya terbuat dari batu bata dan
tanah liat. Kemampuan mengolah logam, dari pengolahan logam dihasilkan cermin, tongkat-tongkat,
kapak, dan perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga pandai membuat pakaian lenan, perkakas dari
tembikar dan tembaga, serta perhiasan dari emas.Mesopotamia pada zaman Babylonia (Baru) terkenal
dengan “taman gantung”, yang kemudian menjadi salah satu keajaiban dunia
H. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Kesenian
Bahasa Aramaik merupakan bahasa yang digunakan masyarakat Assyria, Kaldynia, Yahudi, dan
Syria sejak 900 tahun sebelum Masehi. Istilah Aramaik diambil dari kata Aram, cucu Nabi Nuh dari anak
kelimanya, Sam. "Makanya, ada yang menyebut bahasa Aram. Bahasa ini pertama kali berkembang di
Padan Aram, lembah di barat daya Mesopotamia, yang dihuni anak-cucu Aram. Dari lembah inilah
bahasa Aramaik berkembang menjadi bahasa utama masyarakat Mesopotamia dan menembus
Imperium Assyria dan Babylonia. Sebagai bahasa yang terus berkembang, Aramaik mengalami
penyesuaian dengan tradisi lokal. Idiom yang digunakan bercampur dengan budaya setempat. Begitu
pula dialek, pengucapan, dan penulisannya yang tak berhenti pada satu pakem. Selama 15 abad
perjalanannya, bahasa Aramaik terbelah dalam dua aliran besar, Aramaik Barat dan Aramaik Timur.
Aliran ini muncul berdasarkan dialek utama masyarakat yang menggunakannya.
Aramaik Barat bersandar pada dialek Yahudi yang berkembang di Yerusalem, Talmud, dan
Talgum. Sedangkan Aramaik Timur muncul berdasarkan dialek Syriak di wilayah Assyria, Kaldynia,
Babylonia, dan Mundai. Ada beberapa fase perkembangan bahasa Aramaik. Fase keempat, antara abad
ke-2 sampai ke-7, yang disebut Aramaik Mutakhir. Fase terakhir inilah yang diyakini sebagai bahasa
sehari-hari Yesus selama hidupnya. Fase ini diyakini pula sebagai fase puncak perkembangan. Bahasa
Aramaik menjadi bahasa utama spiritual dan intelektual penganut agama samawi alias kaum Semit masa
itu. Sebagaimana bahasa Ibrani bagi Yahudi dan bahasa Arab bagi penganut Islam. "Tiga bahasa itu
menjadi bahasa spiritual tiga agama Semit karena berasal dari rumpun yang sama," kata Franz
Rosenthal, profesor studi bahasa kuno dalam Journal Near Eastern. Jangan heran jika tiga bahasa
tersebut punya kemiripan dari berbagai sisi. Huruf dalam bahasa Aramaik dan Ibrani punya beberapa
kemiripan bentuk. Beberapa huruf bisa disambung dengan huruf lain untuk membentuk kata. Hal serupa
juga bisa ditemukan dalam bahasa Arab. Kosakata yang dimiliki tiga bahasa ini juga berdekatan. Kata
"tidak" dalam bahasa Aramaik disebut "la". Sama persis dengan kosakata Arab. Beberapa kosakata Arab
dan Ibrani juga punya kemiripan. Bangsa Israel dalam bahasa Arab disebut "bany Israil". Sedangkan
Ibrani menyebutnya "benei Yisra'il." Dalam perkembangan selanjutnya, bahasa Aramaik lambat-laun
berkurang. Skala penggunaannya juga menyempit pada ritual peribadatan yang bersumber dari Kitab
Perjanjian Baru yang ditulis dalam bahasa Aramaik. Kini bahasa Aramaik "cuma" menjadi wilayah kajian
tentang peradaban Mediterania. Namun, bukan berarti ia punah sama sekali. Harian The Christian
Science Monitor, 29 Januari 2004, menemukan fakta menarik. Bahasa Aramaik ternyata masih
digunakan dalam ritual peribadatan 130 tokoh Katolik Maronit di Kormakiti, Siprus. Mereka tetap
mendaras doa sebagaimana bahasa yang digunakan Yesus semasa hidup. Dialek mereka terpengaruh
dialek Arab sehingga bahasa Aramaik dari Kormakiti ini disebut gaya Arab Maronit Siprus.
I. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang IPTEK

Peradaban Mesopotamia telah memperlihatkan keunggulan di bidang ilmu pengetahuan dan


teknologi, sejak didiami oleh bangsa Sumeria (tahun 3000 SM). Keunggulan-keunggulan tersebut tampak
dalam bidang-bidang berikut :
 Bidang arsitektur, orang Sumeria membangun kotanya menurut tata aturan kota yang terencana.
Bangunan umumnya terbuat dari batu bata dan tanah liat.
 Kemampuan mengolah logam, dari pengolahan logam dihasilkan cermin, tongkat-tongkat, kapak, dan
perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga pandai membuat pakaian lenan, perkakas dari tembikar dan
tembaga, serta perhiasan dari emas.
 Bidang ilmu pengetahuan, Ashurbanipal, pemimpin Assyria, membangun perpustakaan tertua di dunia.
 Mesopotamia pada zaman Babylonia (Baru) terkenal dengan “taman gantung”, yang kemudian menjadi
salah satu keajaiban dunia
 Kewujudan Sistem Tulisan Sistem pendidikan telah melahirkan juru tulis, Epik Gilgamesh merupakan
hasil kesusasteraan yang tertua di dunia serta mengandungi falsafah dan cara hidup orang
Mesopotamia.
 Perkembangan ilmu astronomi, Perkembangan ilmu matematik dan geometri, Menggunakan jalan laut,
menciptakan kalender berdasarkan sistem solar yang mengandungi 12 bulan dalam satu tahun.
 Perkembangan ilmu perobatan, Kerajaan Assyria mementingkan kesihatan anggota tenteranya 500 jenis
0bat-0batan termasuk herbal dan ramuan perobatan, serta cara mengobati.

J. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Politik


Bentuk bangsa adalah “Negara Kota” yang masing-masing Negara kota dipimpin oleh seorang
raja. Sebagaimana telah disinggung di muka, masing-masing raja memilki otoritas penuh baik sebagai
pemimpin politik, supervisor irigasi maupun pemimpin keagamaan. Mungkin lebih tepat bangsa Sumeria
menganut sistem pemerintahan dan bentuk negara “kondefenderasi terbuka”. Persatuan diperlukan
hanya dalam bidang militer ketika mendapatkan serangan dari luar. Namun tidak jarang juga terjadi
persaingan dan ingin saling menguasai di antara Negara-negara kota sendiri. Sebagai contoh ialah ketika
Dungi berkuasa, bangsa Sumeria berada di bawah kekuasaan tunggalnaya. Sistem pemerintahan bersifat
despotik. Sebagian besar penduduknya merupakan budak atau dianggap sebagai budak yang hidup
dalam sebuah tirani yang secara terpaksa harus rela menerima setiap kehendak raja. Raja berkedudukan
sebagai dewa yang memerintah manusia di bumi. Kebebasan intelektual hanya sedikit diberikan.
K. Hubungan Peradaban Mesopotamia dengan Peradaban/Kerajaan Lain
Kerajaan Babilonia (±1900 SM)
Kerajaan Babilonia didirikan oleh bangsa Amorit yang disebut juga Babilonia. Kata Babilonia
berasal dari kata babilu yang berarti gerbang menuju Tuhan. Babilon terletak ± 97 kilometer di selatan
kota Baghdad sekarang, di tepi sungai Eufrat, Irak selatan. Babilon menjadi pemerintahan (ibukota),
perdagangan dan keagamaan. Raja Babilonia yang terbesar adalah Hammurabi (1948-1905 SM). Raja
Hammurabi terkenal sebagai pembuat Undang-undang. Menurut kepercayaan, undang-undang tersebut
berasal dari pemberian Dewa Marduk. Agar dapat dibaca oleh masyarakat, maka undang-undang itu
dipahatkan pada tugu batu setinggi 8 kaki yang ditempatkan di tengah ibukota. Inti dari hukum
Hammurabi adalah pembalasan, misalnya mata ganti mata, gigi ganti gigi. Penerapan hukum itu sangat
keras, contoh: “Jika seseorang melakukan pencurian di sebuah rumah, maka ia harus dibunuh dan
dibakar di muka rumah tempat ia melakukan pencurian”. Dengan demikian keteraturan masyarakat
tercapai karena ketaatan pada hukum. Setelah Hammurabi meninggal dunia, kira-kira tahun 1900 SM
Babilonia ditaklukkan oleh bangsa Hittit dari dataran tinggi di sebelah utara Mesopotamia. Pada masa
pemerintahan Hammurabi, kekuasaan Babylonia terbentang dari Teluk Persia sampai seberang wilayah
Turki sekarang dan dari Pegunungan Zagros di timur sampai Sungai Khabur di Siria. Tetapi, sepeninggal
Hammurabi wilayah Babylonia terpecah-balah dan akhirnya Babylonia (Lama) runtuh karena serangan
dari bangsa Hitti (Hittit). Selanjutnya Mesopotamia diduduki dan diperintah oleh bangsa Kassi (Kassit).

Anda mungkin juga menyukai