Anda di halaman 1dari 17

2.

LANDASAN TEORI

2.1. Miniature Circuit Breaker


2.1.1 Definisi
Miniatur Circuits Breaker (MCB) merupakan suatu alat sistem proteksi
yang dapat melindungi kabel terhadap beban lebih dan hubung singkat,
melindungi terhadap ganguan isolasi, dan dapat mencapai aliran arus puncak
tanpa adanya pemanasan berlebih. Proteksi ini dapat dilakukan oleh MCB karena
MCB mempunyai :
• Mechanic sistem yang berfungsi untuk membuka dan menutup looping
circuit.
• Lembaran bimetal yang berfungsi untuk pengaman beban lebih.
• Magnetic trip unit yang berfungsi sebagai pengaman hubung singkat
(short circuits).

2.1.2 Bagian-bagian MCB


MCB memiliki bagian-bagian penting yang menunjang fungsi MCB
sebagai alat sistem proteksi.

4
Universitas Kristen Petra
5

terminal

fixed contact
Moving contact

strip braid
magnetic trip
strip braid
bimetal strip
terminal

Gambar 2.1. Bagian-bagian MCB


Sumber: Slide Presentasi MCB Training

2.1.3 Tipe-tipe MCB


MCB yang diproduksi oleh PT Schneider Indonesia ada 2 macam, yaitu:
1) MCB PLN
MCB PLN yang diproduksi dengan tipe C32N.
2) MCB Private
MCB Private biasanya diproduksi untuk kegiatan di perindustrian atau
kegiatan umum yang lainnya. MCB Private diproduksi dengan tipe :
ƒ NC45a
MCB tipe NC45a diproduksi untuk kegiatan-kegiatan di perumahan baik
untuk pasar lokal maupun export. Untuk export ke Vietnam, MCB
menggunakan identitas print SNI. Sedangkan untuk pasar Malaysia tidak
menggunakan print SNI tapi dengan ref. -----A.
ƒ NC45aD
MCB NC45aD hanya diproduksi untuk pasar lokal dengan fungsi sebagai
pemutus motor listrik dan trafo.
ƒ NC45N

Universitas Kristen Petra


6

MCB NC45N sama dengan MCB NC45a namun MCB ini hanya khusus
digunakan untuk panel atau kegiatan industri.
ƒ NC45H
MCB NC45H sama dengan MCB NC45a, tetapi MCB NC45H hanya
untuk toggle lokal I-O dan biasanya dipergunakan untuk panel atau
kegiatan industri.
ƒ MB45
MCB MB45 diproduksi hanya khusus untuk di-export ke Vietnam.
ƒ Domae
MCB Domae diproduksi untuk pasar lokal dan export. MCB Domae
dengan kurva B hanya diproduksi untuk export tanpa menggunakan print
SNI. Penggunaan MCB Domae dikhususkan untuk perumahan (4.5kA dan
6kA).

2.1.4 Perbedaan MCB PLN dan Private


MCB PLN dan Private memiliki beberapa perbedaan yang dapat
dijadikan sebagai pembeda diantara keduanya.

Tabel 2.1. Perbedaan MCB PLN dan Private


Pembeda PLN Private
Warna Toggle/tuas Biru Hitam
Tidak ada lubang Ada lubang untuk Auxillaries
Case dan cover
untuk Auxillaries yang ditutup dengan obturator
Bahasa petunjuk Bahasa Indonesia dan Bahasa Prancis dan Bahasa
pemakaian Bahasa Inggris Inggris
Tulisan “Milik PLN”
Ada Tidak ada
pada label

Sumber: MCB Training

Universitas Kristen Petra


7

2.1.5 Cara Kerja MCB


Apabila kabel dari jala-jala listrik dimasukan ke salah satu terminal
(terminal atas) dan keluarnya pada terminal lainnya (terminal bawah), maka arus
listrik akan mengalir melalui komponen trip yang telah kontak atau terhubung
dengan terminal atas dimana komponen trip tersebut dihubungkan dengan Braid
ke Coil. Dari coil arus mengalir ke bimetal melalui braid menuju ke terminal
bawah. Komponen trip terdiri dari toggle, toggle spring, hook, mechanical spring,
tripping rod/bar, bar spring, spring pression, contact support, contact holder
arm, tripping lever.

2.1.6 Proses Produksi


Proses pembuatan MCB melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Preparation
Yang termasuk kedalam proses preparation adalah assembling core,
assembling terminal, thermal screw, assembling arc chute, proses
penggabungan komponen-komponen seperti : cylinder, spring, striker, mobile
core dan fixe core.
2. Pre-Assembly
• Bending, proses pembentukan sudut dari heater wire/resistence menjadi 90
untuk bagian bawah dan 30 untuk bagian atas.
• Cutting, proses pemotongan sisa resistance hasil coiling untuk
mendapatkan jarak 4mm dan toleransi yang diijinkan 0,5mm, setelah di-
pressing dan di-bending
• Pressing, proses ini bertujuan untuk merapatkan lilitan heater wire pada
insulation dengan menjaga bimetal agar insulation tidak bergeser, sehingga
heater wire terhindar dari terjadinya hubungan singkat dengan bimetal.
Berikut standart ketebalan yang diijinkan :
ƒ Rating 1A, 3A, 6A, ketebalan maximum 3,1mm
ƒ Rating 2A, 4A, 6A, 10A ketebalan maximum 3,4mm

Universitas Kristen Petra


8

3. Coiling
Adalah proses penambahan resistance/heater wire pada bimetal. Tujuannya
adalah untuk memanaskan bimetal agar dapat melengkung sesuai yang
diharapkan. Penambahan heater wire ini hanya khusus untuk MCB rating
kecil (1, 2, 3, 4 & 6 ampere). Hal ini karena panas yang ditimbulkan oleh arus
rating kecil tersebut tidak mampu melengkungkan bimetal sesuai yang
diharapkan. Pada proses coiling ini diperlukan bimetal insulation tujuannya
agar insulation dan bimetal tidak kontak. Sedangkan panjang bimetal
insulation adalah 22mm +0.5. Lilitan antar resistance tidak bersentuhan dan
jaraknya merata.
4. Welding
Proses penggabungan beberapa komponen pembangun MCB dengan
menggunakan mesin welding khusus. Ada beberapa tahapan dalam proses
welding ini, yaitu :
ƒ M1 (moving contact set assembly)
Adalah proses penggabungan antara hasil welding S6 dengan contact
support, spring pression, contact holder arm dan pin 1.5 mm.
ƒ S4
Adalah proses penggabungan antara komponen moving contact dan braid.
ƒ S1
Adalah proses penggabungan antara hasil welding S2 dengan hasil welding
S3.
ƒ S2
Adalah proses penggabungan antara komponen shunt dan connection.
ƒ S3
Adalah proses penggabungan antara komponen bimetal dan braid.
ƒ S56
Adalah proses penggabungan antara hasil welding M1, S1 dengan coil.
5. Assembling MCB ( M23)
Merakit semua komponen pembangun MCB sesuai dengan type dan
ampernya.

Universitas Kristen Petra


9

Gambar 2.2. Perakitan MCB


Sumber: Slide Presentasi MCB Training

6. Riveting
Adalah proses penggabungan case (wadah) dengan cover (tutup) setelah
proses perakitan selesai.
7. Testing
• Magnetic Test
Maksud dari pengujian magnetic ini adalah untuk menguji apakah MCB
tersebut sesuai atau tidak sesuai dengan karateristik trip magnetic-nya.
Komponen yang mempengaruhi fungsi pada pengujian ini adalah mobile
core, spring, sticker, fixe core, cylinder dan coil. Pengujian ini merupakan
suatu simulasi pengetesan apabila terjadi hubungan singkat.
• Thermal Test
Pengujian ini ada 2 macam, yaitu :
ƒ Adjustment Automatic (pengaturan secara otomatis)
Maksud dari pengujian thermal ini adalah untuk mengatur posisi dari
bimetal agar masuk atau sesuai dengan karasteristik waktu trip-nya,
yaitu dengan cara memutar-mutar komponen thermal screw dengan
menggunakan screw driver dari mesin adjusment auto tersebut.
ƒ Adjusment Manual
Maksud dari pengujian dari thermal ini adalah untuk mengatur posisi
bimetal/seting ulang bilamana MCB gagal pada pengujian di
adjusment auto, yaitu dengan cara memutar (bisa menambah atau
mengurangi putaran thermal screw) secara manual atau dilakukan oleh
operator di mesin control.

Universitas Kristen Petra


10

8. Stamping & Gluing


Stamping adalah proses dimana MCB diberikan suatu tanda atau biasa
disebut dengan nomor batch pada bagian bawah kecuali untuk Domae di bagian
depan dekat terminal.
Nomor batch ini ada 7 digit untuk Private dan 6 gidit untuk PLN, 5 digit
untuk Domae - 7 digit (Private) misal N422510
digit 1 : N - kode negara tempat mcb di produksi
digit 2 : 4 - tahun 2004
digit 3&4 : 22 - minggu ke 22
digit 5 : 5 - hari ke 5
digit 6&7 : 10 - rating MCB 10 Ampere
Untuk MCB PLN hanya 6 digit, huruf N pada digit pertama tidak ada.
Untuk Domae 5 digit (kode negara, tahun dan minggu).
Gluing adalah proses pemberian segel pada bagian thermal screw-nya
dengan cat putih. Gluing ini hanya untuk MCB PLN dan Private MB45.
9. Printing
Adalah proses dimana MCB diberi tanda sesuai dengan tipe, amper dan pole-
nya, bacth number (untuk domae) pada bagian atasnya.
10. Labeling
Proses ini hanya untuk MCB Private, dimana pada sisi kanan MCB atau cover
diberi label berupa label Hologram.
11. Packing
Proses packing dibagi menjadi dua berdasarkan jenisnya, yaitu:
• MCB Private
Setelah MCB dilabel dengan label hologram, kemudian dimasukkan ke
kardus kecil yang disebut dengan empty carton, dimana pada empty carton
tersebut tercantum mengenai tipe MCB, amper, pole, nomor catalog,
nomor batch, jumlah serta jenis kurva pengujiannya. Empty box ini
selanjutnya dimasukkan ke big carton dalam posisi berdiri sejumlah 240
pole / box.

Universitas Kristen Petra


11

• MCB PLN
Setelah MCB di-gluing dan di-stamping kemudian MCB tersebut dirakit
dengan PLN Box dan dilengkapi dengan assesories. Setelah MCB lengkap
dengan PLN Box dan assesories, kemudian dimasukkan ke dalam Big
Carton.
• Packing to big carton
Adalah proses pengepakan dimana MCB Private (PRV) yang telah
dimasukkan ke empty box (white box) kemudian dimasukkan ke big
carton.

2.2. Line Architecture Design Methodology (LADM)


Lean Manufacturing merupakan suatu konsep yang digunakan secara
permanen dalam mengoptimalkan proses dalam industri. Konsep ini berpusat
kepada kebutuhan konsumen akan kualitas, kuantitas, tanggal dan waktu dan
dengan mengidentifikasi waste yang ada, yang dapat berupa transportasi maupun
pekerjaan-pekerjaan yang tidak memberikan suatu nilai tambah kepada produk.
Terdapat 7 muda (waste) dalam lean manufacturing antara lain:
• Overproduction
• Waiting time
• Transportation atau handling
• Administrative
• Movement
• Rework, inspection
• Storage
Lean berusaha menghilangkan semua waste yang ada di dalam line produksi
tersebut sehingga dengan menggunakan konsep dari lean, proses produksi akan
continuous dan cepat, pergerakan dapat diminimalkan dan dioptimalkan, para
operator akan fokus kepada pekerjaan yang mempunyai nilai tambah, stock dan
WIP dapat diminimalkan dan produksi akan mengarah kepada konsep one piece
flow.

Universitas Kristen Petra


12

Prinsip dari lean dan SPS rules mencakup analisa kapasitas proses dan
analisa dari produk. Line Architecture Design Methodology (LADM) adalah salah
satu alat yang digunakan untuk mengaplikasikan prinsip lean dalam proses
industri yang meliputi desain line produksi, penanganan persediaan material dan
key performance indicators. Desain suatu line produksi memperhatikan
perhitungan Cmax, takt time, elastisitas line dan balancing, sedangkan untuk key
performance indicator terdapat lima pendekatan yaitu melalui quality, delivery
performance, cost, inventory dan activity.
LADM memiliki langkah-langkah utama dalam proses pengerjaannya.
Langkah-langkah tersebut yang akan menuju ke arah analisa LADM dan analisa
LADM tersebut yang nantinya akan dipergunakan untuk mengambil keputusan
dalam merancang sebuah line produksi.

2.2.1 Data
LADM memerlukan data-data penunjang untuk mencapai suatu analisa
LADM. Data-data yang diperlukan antara lain:
• Customer demand
Rata-rata permintaan konsumen tiap bulan atau tiap tahun untuk kemudian
digunakan sebagai bahan perencanaan organisasi perusahaan. Data customer
demand yang digunakan adalah data customer demand yang paling banyak dalam
satuan waktu (Cmax).
• Organization
Organisasi perusahaan yang dimaksud di sini meliputi jumlah jam kerja
per shift, jumlah shift per hari, jumlah jam kerja selama satu hari, satu minggu,
dan satu tahun. Pengorganisasian seperti ini sangat diperlukan untuk memenuhi
customer demand yang telah diterima sebelumnya oleh perusahaan. Data
customer demand akan sangat membantu dalam proses perancangan organisasi
perusahaan.

Universitas Kristen Petra


13

2.2.2 Capacity
Kapasitas produksi per shift atau per jam sangat diperlukan dalam
menentukan keputusan-keputusan yang terkait dengan organisasi perusahaan.
Produksi dalam satu hari atau satu shift tidak boleh kurang atau lebih tapi harus
sesuai dengan kapasitas produksi yang sesungguhnya.

2.2.3 Takt Time Reference


Dasar yang paling penting dalam penerapan lean adalah takt time. Takt
time merupakan rentang waktu antara dua produk untuk memenuhi permintaan
pelanggan. (Takt berarti detak jantung dalam bahasa Jerman).
Proses yang efisien adalah proses yang Just In Time yang berarti
memproduksi sesuatu sesuai dengan permintaan yang ada dan pada waktu yang
dibutuhkan, tidak lebih atau tidak kurang.
Takt time reference dapat digunakan sebagai :
• Digunakan untuk memenuhi tingkat produksi sampai kepada langkah
penjualan.
• Target untuk keseimbangan peralatan dan operator.
• Target untuk mengkonsumsi material (material flow).
• Digunakan sepanjang sistem untuk komponen dan perakitan.

2.2.4 Assembly Chronology


Assembly chronology adalah kronologi produksi dari suatu produk.
Tujuan dari pembuatan assembly cronology adalah:
• Untuk mengontrol rute atau urutan assembly suatu produk.
• Untuk menggambarkan kronologi suatu produk dalam rangka membangun
differentiation tree.

Universitas Kristen Petra


14

2.2.5 Differentiation Tree


Differentiation tree menampilkan varian yang nampak dan terjadi dalam
tiap proses.
Dampak adanya differentiation tree dalam arsitektur adalah:
• Mengurangi stock, jumlah, dan biaya.
• Mengurangi investment (tools,jigs).
• Mengurangi change over.
• Mengurangi jumlah varian dalam stasiun kerja.
• Aliran produk sangat sederhana.

2.2.6 Processus Analysis


2.2.6.1 Elementary Operation
Elementary operation adalah proses dasar yang harus dilalui oleh suatu
produk. Elementary operation memuat informasi tentang proses yang harus
dilalui, waktu per operasi, dan simbol operasi.

Universitas Kristen Petra


15

2.2.6.2 Time Reference

Gambar 2.3. Time Reference


Sumber: Handout Line Architecture Design Methodology

• Design Time (DT)


Design time (DT) adalah jumlah keseluruhan dari semua waktu yang telah
ditentukan untuk sebuah operasi. DT berisi tentang :
ƒ Value-added time “UT” (Useful Time)
ƒ Non value-added time dalam kaitannya dengan desain proses (cyclic
element atau frequential element)
Aplikasi DT antara lain :
ƒ Untuk menyeimbangkan line dan menetapkan jumlah output minimum
ƒ Untuk mengukur waste dalam hubungannya dengan Operation Time
ƒ Untuk mengukur potential savings
• Design Coefficient (KD)
Design coefficient (KD) adalah rasio dari Useful Time/Design Time. KD yang
digambarkan oleh departemen engineering untuk tiap operasi :
KD = UT / DT (2.1)
KD menunjukkan efisiensi dari desain proses (Added Value dari sebuah
proses).

Universitas Kristen Petra


16

• Operation Time for Reference (OTR)


Operation Time for Reference (OTR) adalah jumlah keseluruhan dari Design
Time dan waste yang diperkirakan. OTR antara lain berisi tentang :
ƒ Value-added time “UT” (Useful Time)
ƒ Jumlah keseluruhan dari non value-added time dalam kaitannya
dengan desain proses dan waste
Aplikasi OTR antara lain :
ƒ Bermanfaat didalam menentukan ukuran cell (jumlah operator dan
peralatan)
ƒ Menghitung beban kerja DVC di dalam satu cell
• Efficiency coefficient for Reference (KER)
Efficiency coefficient (KER) adalah rasio Design Time/Operating Time for
Reference. KER digambarkan untuk sebuah proses atau sebuah cell. KER
diramalkan kemungkinan berasal dari data masa lalu atau menurut forecasted
improvement.
• Time Spent for Reference (TSR)
Time Spent for Reference (TSR) adalah jumlah keseluruhan dari Operation
Time for Reference dan total dari waktu support function DVC. TSR
menggunakan ukuran waktu DVC untuk satu cell yang mencakup operator
dan fungsi pendukung.
• Support coefficient for Reference (KSR)
Support coefficient for Reference (KSR) adalah ratio Operating Time for
Reference/Time Spent for Reference. KSR menunjukkan kebutuhan fungsi
pendukung waktu DVC. KSR digambarkan untuk satu proses atau satu cell.
KSR diramalkan kemungkinan berasal dari data masa lalu atau menurut
forecasted improvement.
• Operation Time (OT)
Operation Time (OT) adalah waktu DVC yang dihabiskan oleh operator di
dalam cell. OT digunakan untuk menganalisa waste dari Design Time for
Reference.

Universitas Kristen Petra


17

• Efficiency Coefficient (KE) atau Efisiensi


Efficiency Coefficient (KE) adalah ratio Design Time/Operation Time. KE
menunjukkan pencapaian dari sebuah cell atau dari sebuah proses.
KE = DT / OT (2.2)

2.2.7 Process Architecture


2.2.7.1 Proses yang Optimal
Proses yang optimal adalah menanggapi permintaan pelanggan (Takt
Time) dengan organisasi dan efisiensi yang optimal (IE), berdasarkan kualitas dan
lead time.
Keseimbangan dan keelastisitasan dari suatu line juga mempengaruhi
suatu arsitektur dari suatu produksi, dengan adanya keseimbangan line maka akan
mengurangi waktu tunggu, WIP, stock, dan adanya peningkatan kualitas. Suatu
line yang efektif adalah line dengan model U (U-line) dan adanya fleksibilitas dari
operator, hal ini dikarenakan terdapat pergerakan oleh operator dan jarak
pergerakan dari operator semakin kecil karena jarak antar station yang dekat.
Dengan demikian efisiensi yang didapat akan semakin besar.
Dalam mendorong supaya waste dapat keluar dari line, harus dimengerti
proses yang harus diprioritaskan untuk dilakukan perubahan. Prioritas utama yang
harus didahulukan adalah dengan cara meningkatkan cell dalam produksi tersebut
kemudian meningkatkan aliran (flow) yang berada di sekitar cell produksi, dan
yang terakhir adalah peningkatan dari keseluruhan dari supply chain. Untuk dapat
meminimalkan pergerakan operator yang merupakan waste misalnya mengambil
material sendiri maka solusi yang diberikan adalah dengan menggunakan feeder
atau water spider. Diharapkan dengan adanya feeder tersebut, produktivitas dari
operator akan meningkat karena keseluruhan kegiatan yang dilakukan operator
tersebut merupakan kegiatan yang memberikan nilai tambah ke dalam produk
yang dihasilkan.

Universitas Kristen Petra


18

2.2.7.2 Metodologi dan SPS Rules


Schneider memiliki metodologi tersendiri dalam menentukan kebijakan-kebijakan
untuk line produksinya. Kebijakan-kebijakan itu diatur di dalam Schneider
Production System (SPS).
Takt Time Re f = Available production time
(2.3)
Maxi Demand = C max
Jumlah operator maksimum yang bekerja dalam satu U-cell adalah sebanyak 8
orang.
Re ssources = Operating Time Re f
(2.4)
Takt Time Re f
Elastisitas yang diperbolehkan adalah sebesar 30%.
Number of Operations = Re sources × Elasticity (1,3) (2.5)
Cycle time per operation = Design Time
(2.6)
Number of Operations
Ketidakseimbangan diantara waktu siklus operasi yang paling bawah dengan yang
paling atas tidak lebih dari 20%.

2.2.8 Line Architecture Flow


Line Architecture Flow membantu dalam memahami semua flow yang
ada, yaitu product flow, component flow, operator flow, information flow. Line
architecture flow secara keseluruhan berbicara tentang semua aliran yang terjadi
di lantai produksi baik aliran benda (product and component flow), aliran manusia
(operator flow) dan aliran informasi (information flow).

2.2.9 Material Providing & Handling


Sasaran hasil yang ingin dicapai oleh material providing & handling
antara lain:
• Memfokuskan operator kepada aktivitas yang added-value
• Menyediakan semua komponen sedekat mungkin dari operator
• Ukuran (lebar, tinggi) dari setiap stasiun kerja sebelum konstruksi layout

Universitas Kristen Petra


19

Beberapa hal atau komponen yang diperlukan sebagai penunjang dalam


material providing & handling antara lain :
• Bill of material dan work instruction
Kedua hal ini diperlukan untuk mengidentifikasi semua komponen yang
diperlukan di stasiun kerja.
• Tipe container, misal: jumble, roll, normative box, dan lain-lain
• Ukuran container
• Petunjuk untuk keamanan dan ergonomi
Memeriksa kekonsistenan di antara ukuran container dan area yang tersedia di
station (lebar, tinggi).
• Kapasitas maksimum : Cmax
• Frekuensi supply berdasarkan aturan SPS, misal 20 menit<frekuensi<480
menit
• Jumlah komponen yang digunakan per siklus
• Jumlah yang sebenarnnya per container
ƒ Mendefinisikan jumlah minimum dari komponen untuk menghindari
kekurangan persediaan = otonomi container
ƒ Memeriksa kekonsistenan antara ukuran container dan area yang
tersedia di station (lebar, tinggi)
Dalam pengiriman suatu komponen ke setiap stasiun kerja yang ada, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan jumlah komponen yang
dibutuhkan:
• Tidak ada kekurangan persediaan
• Mengoptimalkan inventory dan area
ƒ Menerapkan konsep Kanban dengan dua container per komponen
(full box, empty box) di stasiun kerja.
ƒ Mengirimkan container yang baru sebelum kekurangan stock.
Agar tidak terjadi kekurangan komponen pada saat pengiriman
komponen, dapat dilakukan perhitungan jumlah komponen per container dengan
rumus sebagai berikut :
Quantity = (C max × n )(2 × F )(1 + S )
(2.7)
(N − 1)

Universitas Kristen Petra


20

Keterangan :
Consumption (C) : Cmax (kapasitas per jam)
Feeding Period (F) :F (waktu di antara siklus dua “Water Spider”)
Quantity/product :n (jumlah komponen yang diperlukan untuk
menghasilkan satu produk jadi)
Boxes qty :N (SPS rules, 2 box per reference)
Safety rate :S (tingkatan untuk menghindari kekurangan
komponen)

2.2.10 Workstation & Layout


Workstation dan layout yang akan didesain harus mengikuti peraturan
ergonomi dan sesuai dengan standart yang seharusnya dipakai untuk mendesain
suatu line produksi. Workstation dan layout juga didesain sesuai dengan hasil
analisa LADM yaitu dengan memperhatikan berapa jumlah mesin yang
dibutuhkan untuk masing-masing proses.

2.2.11 Production Indicators


Indikator yang digunakan dalam menentukan suatu target perusahaan
adalah dengan menggunakan Industrial Efficiency (IE) target.
IE = UT / TSR (2.8)
atau
IE = KD × KER × KSR (2.9)
Keterangan:
IE = Industrial Efficiency
UT = Usefull Time
TSR = Time Spent Refeerence
KD = Koefisien Design
KER = Koefisien Efficiency Reference
KSR = Koefisien Spent Reference

Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai