Jiunkpe Ns s1 2008 25404059 10464 Eliminasi Waste Chapter2
Jiunkpe Ns s1 2008 25404059 10464 Eliminasi Waste Chapter2
LANDASAN TEORI
4
Universitas Kristen Petra
5
terminal
fixed contact
Moving contact
strip braid
magnetic trip
strip braid
bimetal strip
terminal
MCB NC45N sama dengan MCB NC45a namun MCB ini hanya khusus
digunakan untuk panel atau kegiatan industri.
NC45H
MCB NC45H sama dengan MCB NC45a, tetapi MCB NC45H hanya
untuk toggle lokal I-O dan biasanya dipergunakan untuk panel atau
kegiatan industri.
MB45
MCB MB45 diproduksi hanya khusus untuk di-export ke Vietnam.
Domae
MCB Domae diproduksi untuk pasar lokal dan export. MCB Domae
dengan kurva B hanya diproduksi untuk export tanpa menggunakan print
SNI. Penggunaan MCB Domae dikhususkan untuk perumahan (4.5kA dan
6kA).
3. Coiling
Adalah proses penambahan resistance/heater wire pada bimetal. Tujuannya
adalah untuk memanaskan bimetal agar dapat melengkung sesuai yang
diharapkan. Penambahan heater wire ini hanya khusus untuk MCB rating
kecil (1, 2, 3, 4 & 6 ampere). Hal ini karena panas yang ditimbulkan oleh arus
rating kecil tersebut tidak mampu melengkungkan bimetal sesuai yang
diharapkan. Pada proses coiling ini diperlukan bimetal insulation tujuannya
agar insulation dan bimetal tidak kontak. Sedangkan panjang bimetal
insulation adalah 22mm +0.5. Lilitan antar resistance tidak bersentuhan dan
jaraknya merata.
4. Welding
Proses penggabungan beberapa komponen pembangun MCB dengan
menggunakan mesin welding khusus. Ada beberapa tahapan dalam proses
welding ini, yaitu :
M1 (moving contact set assembly)
Adalah proses penggabungan antara hasil welding S6 dengan contact
support, spring pression, contact holder arm dan pin 1.5 mm.
S4
Adalah proses penggabungan antara komponen moving contact dan braid.
S1
Adalah proses penggabungan antara hasil welding S2 dengan hasil welding
S3.
S2
Adalah proses penggabungan antara komponen shunt dan connection.
S3
Adalah proses penggabungan antara komponen bimetal dan braid.
S56
Adalah proses penggabungan antara hasil welding M1, S1 dengan coil.
5. Assembling MCB ( M23)
Merakit semua komponen pembangun MCB sesuai dengan type dan
ampernya.
6. Riveting
Adalah proses penggabungan case (wadah) dengan cover (tutup) setelah
proses perakitan selesai.
7. Testing
• Magnetic Test
Maksud dari pengujian magnetic ini adalah untuk menguji apakah MCB
tersebut sesuai atau tidak sesuai dengan karateristik trip magnetic-nya.
Komponen yang mempengaruhi fungsi pada pengujian ini adalah mobile
core, spring, sticker, fixe core, cylinder dan coil. Pengujian ini merupakan
suatu simulasi pengetesan apabila terjadi hubungan singkat.
• Thermal Test
Pengujian ini ada 2 macam, yaitu :
Adjustment Automatic (pengaturan secara otomatis)
Maksud dari pengujian thermal ini adalah untuk mengatur posisi dari
bimetal agar masuk atau sesuai dengan karasteristik waktu trip-nya,
yaitu dengan cara memutar-mutar komponen thermal screw dengan
menggunakan screw driver dari mesin adjusment auto tersebut.
Adjusment Manual
Maksud dari pengujian dari thermal ini adalah untuk mengatur posisi
bimetal/seting ulang bilamana MCB gagal pada pengujian di
adjusment auto, yaitu dengan cara memutar (bisa menambah atau
mengurangi putaran thermal screw) secara manual atau dilakukan oleh
operator di mesin control.
• MCB PLN
Setelah MCB di-gluing dan di-stamping kemudian MCB tersebut dirakit
dengan PLN Box dan dilengkapi dengan assesories. Setelah MCB lengkap
dengan PLN Box dan assesories, kemudian dimasukkan ke dalam Big
Carton.
• Packing to big carton
Adalah proses pengepakan dimana MCB Private (PRV) yang telah
dimasukkan ke empty box (white box) kemudian dimasukkan ke big
carton.
Prinsip dari lean dan SPS rules mencakup analisa kapasitas proses dan
analisa dari produk. Line Architecture Design Methodology (LADM) adalah salah
satu alat yang digunakan untuk mengaplikasikan prinsip lean dalam proses
industri yang meliputi desain line produksi, penanganan persediaan material dan
key performance indicators. Desain suatu line produksi memperhatikan
perhitungan Cmax, takt time, elastisitas line dan balancing, sedangkan untuk key
performance indicator terdapat lima pendekatan yaitu melalui quality, delivery
performance, cost, inventory dan activity.
LADM memiliki langkah-langkah utama dalam proses pengerjaannya.
Langkah-langkah tersebut yang akan menuju ke arah analisa LADM dan analisa
LADM tersebut yang nantinya akan dipergunakan untuk mengambil keputusan
dalam merancang sebuah line produksi.
2.2.1 Data
LADM memerlukan data-data penunjang untuk mencapai suatu analisa
LADM. Data-data yang diperlukan antara lain:
• Customer demand
Rata-rata permintaan konsumen tiap bulan atau tiap tahun untuk kemudian
digunakan sebagai bahan perencanaan organisasi perusahaan. Data customer
demand yang digunakan adalah data customer demand yang paling banyak dalam
satuan waktu (Cmax).
• Organization
Organisasi perusahaan yang dimaksud di sini meliputi jumlah jam kerja
per shift, jumlah shift per hari, jumlah jam kerja selama satu hari, satu minggu,
dan satu tahun. Pengorganisasian seperti ini sangat diperlukan untuk memenuhi
customer demand yang telah diterima sebelumnya oleh perusahaan. Data
customer demand akan sangat membantu dalam proses perancangan organisasi
perusahaan.
2.2.2 Capacity
Kapasitas produksi per shift atau per jam sangat diperlukan dalam
menentukan keputusan-keputusan yang terkait dengan organisasi perusahaan.
Produksi dalam satu hari atau satu shift tidak boleh kurang atau lebih tapi harus
sesuai dengan kapasitas produksi yang sesungguhnya.
Keterangan :
Consumption (C) : Cmax (kapasitas per jam)
Feeding Period (F) :F (waktu di antara siklus dua “Water Spider”)
Quantity/product :n (jumlah komponen yang diperlukan untuk
menghasilkan satu produk jadi)
Boxes qty :N (SPS rules, 2 box per reference)
Safety rate :S (tingkatan untuk menghindari kekurangan
komponen)