Anda di halaman 1dari 4

Sekilas Memahami HIV AIDS

Pertanyaannya, sebelum adanya fakta klinis penemuan pengendali itu, apa yang harus dilakukan
untuk mengendalikan sekaligus mencegah virus (HIV/AIDS,red) ini menjamah manusia?

Fenomena HIV /AIDS menggugah rasa ingin tahu, karenanya fakta fisik dari ranah laboratorium
selalu ditunggu. Dalam konteks kekinian, selalu ditunggu BERITA BESAR ditemukannya antibodi
yang dapat mengendalikan HIV, sehingga manusia dapat terhindar dari sindrom yang
diakibatkannya. Bukan tidak mungkin, penemuan itu akan menjadi harapan besar manusia di
muka bumi ini, seperti ditemukannya antibodi untuk virus cacar, polio, hepatitis, dan lainya.

Pertanyaannya, sebelum adanya fakta klinis penemuan pengendali itu, apa yang harus dilakukan
untuk mengendalikan sekaligus mencegah virus ini menjamah manusia? Tentu tidak bijaksana
jika kita hanya pandai melontarkan kata kasihan kepada ODHA (orang dengan HIV/AIDS), tanpa
mau berbuat sesuatu untuk melakukan pencegahan. Sebelum terlalu jauh berbicara pencegahan,
tentu harus paham sekaligus mengenali terlebih dulu apa itu HIV/AIDS secara benar dan penuh
kearifan.

Apa Itu AIDS???

AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem
kekebalan dirusak oleh virus yang disebut HIV. AIDS sebetulnya sudah tercermin dari nama
lengkapnya: ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME, atau bisa diartikan sindrom cacat
kekebalan tubuh. AIDS adalah suatu sindrom yang fatal karena terjadi kerusakan progresif pada
sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan manusia amat rentan dan mudah terjangkit
beberapa penyakit tertentu. Utamanya yang disebabkan oleh berbagai jenis protozoa, cacing,
jamur, bakteri, virus dan kanker. Sehingga, penyakit-penyakit yang menyerang penderitanya
amat bervariasi. Dan karena alasan itu pulalah, maka AIDS kurang tepat jika disebut penyakit
melainkan sindrom.

Apa Itu HIV???

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia, yang dalam stadium lanjutnya kemudian menjelma menjadi AIDS. Hingga saat ini,
mekanisme kerja HIV di dalam tubuh manusia masih terus diteliti. Namun, secara umum, telah
diketahui bahwa HIV menyerang sel-sel darah putih, sistem kekebalan tubuh yang bertugas
menangkal infeksi sel darah putih itu bernama limfosit, juga disebut sel T-4, sel penolong, atau
CD-4.

HIV tergolong dalam kelompok retrovirus, yaitu kelompok virus yang mempunyai kemampuan
untuk menggandakan cetak biru materi genetik diri di dalam materi genetik sel-sel manusia yang
ditumpangi. Dengan proses ini, HIV dapat mematikan sel-sel penolong T-4.

Masa inkubasi atau laten infeksi HIV bisa bertahun-tahun, menurut penelitian yang saat ini masih
dipercayai, berkisar 5-7 tahun. Yang perlu diketahui dan patut dimengerti, selama masa ini,
orang yang terinfeksi HIV tidak akan memperlihatkan gejala-gejala. Namun lambat laun, karena
semakin menurun jumlah T-4-nya, semakin rusak pulalah fungsi kekebalan tubuhnya. Di saat
seperti ini, penyakit-penyakit akan mudah masuk. Penyakit yang semula tidak serius menyerang
tubuh (di saat sistem kekebalan tubuh belum rusak), akan berkembang menjadi parah, seiring
dengan menurunnya kekebalan tubuh. Pada saat kekebalan tubuh sudah memasuki keadaan
yang parah, seorang pengidap HIV akan mulai menampakkan gejala-gejala AIDS.

Penularan HIV

Seseorang yang mengidap HIV tidak menunjukkan sesuatu gejala klinis yang disebut tanpa
gejala, atau istilah lainnya: asimtomatik, atau merasa dan tampak sehat selama bertahun-tahun
sebelum AIDS mulai muncul. Kondisi ini yang patut diwaspadai. Dengan kata lain, di sinilah letak
bahaya terselubung bagi penyebaran dan penularan HIV, karena seseorang tidak bisa
membedakan jika orang lain telah terinfeksi HIV atau tidak.

Apakah seseorang yang mengidap HIV bisa menularkan virus tersebut kepada orang lain? Satu
pertanyaan yang patut mendapatkan perhatian, karena jawabannya mudah: seseorang yang
tertular HIV, meskipun belum mengalami dan memperlihatkan gejala, orang itu telah dapat
menularkan HIV kepada orang lain dengan jalur tertentu. Perlu dipahami, HIV ditemukan dalam
darah dan cairan sperma atau cairan vagina dari seorang pengidap HIV dalam jumlah yang
cukup untuk menginfeksi orang lain. Perlu juga diketahui, penularan itu tidak terlalu mudah,
hanya bila HIV di dalam darah atau cairan tubuh itu memasuki aliran darah orang lain.

Cairan tubuh yang bisa menularkan HIV, sekali lagi, di antaranya adalah darah, cairan sperma
dan vagina. Sementara, cairan tubuh yang tidak dapat menularkan HIV, adalah keringat, air
mata, air ludah, dan air seni. Perkembangan terbaru, virus ini juga bisa
menular lewat gonta-ganti jarum suntik yang tidak steril dan terinfeksi atau tercemar dengan
HIV.

HIV dapat menular kepada siapa pun melalui cara tertentu, tanpa peduli apa kebangsaan, ras,
jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, kelas ekonomi maupun orientasi seksualnya. HIV bisa
menular lewat hubungan seksual dengan seorang pengidap HIV tanpa pengaman (misalnya
kondom), melalui darah yang sudah terinfeksi HIV, lewat transfusi darah atau alat-alat yang telah
tercemar HIV, melalui ibu yang mengidap HIV kepada janin dikandungnya selama kehamilan.

Sehingga, dapat diambil kesimpulan, yang bisa mempermudah penularan HIV, di antaranya,
berhubungan seks yang tidak aman, gonta-ganti pasangan seks, gonta-ganti jarum suntik dan
memperoleh transfusi darah yang tercemar HIV.

Penularan terjadi, jika HIV masuk langsung ke aliran darah, (perlu diketahui HIV sangat rapuh
dan cepat mati di luar tubuh manusia, virus ini juga sensitif sekali terhadap panas dan tidak kuat
hidup pada suhu di atas 60 derajat celsius). Untuk tertular, harus ada konsentrasi HIV cukup
tinggi. Di bawah konsentrasi tertentu, tubuh manusia dapat mengeluarkan HIV yang masuk,
sehingga infeksi tidak terjadi.

Pencegahan Penularan HIV

Cara pencegahan penularan HIV yang terbaik, tidak melakukan perilaku perilaku yang beresiko
tinggi, yaitu menjaga agar jangan sampai cairan tubuh yang telah tercemar HIV masuk ke dalam
tubuh, di antaranya mencegah penularan HIV melalui hubungan seksual yang dilakukan secara
serampangan, atau dapat diartikan pula, dengan cara tidak berganti-ganti pasangan.

Kemudian, mencegah penularan HIV melalui alat-alat yang tercemar darah HIV, juga perlu
dilakukan. Cara yang dapat ditempuh melalui dengan hanya menggunakan peralatan streril pada
penggunaan alat yang menembus kulit dan darah (seperti jarum suntik, jarum tato, pisau cukur
dan lain-lain). Sterilisasi alat-alat ini dengan mencuci alat-alat tersebut dengan pencucian yang
benar. Jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit bergantian dengan orang
lain!

Dan, terakhir, mencegah penularan HIV lewat darah secara langsung, dengan cara screening
darah yang akan ditransfusikan, yang tentu dilakukan pihak-pihak berwenang misalnya PMI.
Karena itulah, pola hidup yang sehat amat penting di dalam menjaga kesehatan. Terlebih, hingga
kini, anti-virus untuk menangkal penyakit AIDS dan HIV belumlah ditemukan. Dan, jangan pula di
dalam kehidupan sosial kita, mengucilkan para pengidap HIV-AIDS. Sebab, secara medis, selama
kita dapat menjaga pola hidup kita yang sehat, kita tidak akan mudah tertular, meski berinteraksi
dan bersosialisasi dengan ODHA.

Mereka juga manusia!

Oleh:T. Wulandari (Aktivis Blitar Care)

Anda mungkin juga menyukai