Anda di halaman 1dari 1

Untukmu yang berjubah api

Untukmu yang berjubah api,hangat mu mencairkan hati yang. Hati yang selama ini ku bekukan
karena luka di masa lalu .Apa kau tau meratapi puing diantara reruntuhan kisah lama tanpa mengikuti
ritme dunia adalah ilusi yang menenangkan. Jadi tak usah mengharapkanku menitipkan sesuatu yang
belum tentu bisa kau jaga,meski mungkin,pengharapan darimu adalah pengharapan dari ku semata.

Jangan memikat jika engkau tak berniat mengikat.

Kau imigran gelap yang menjelajahi tanpa permisi,lalu singgah di ujung mimpi. Mantra apa yang
engkau taburkan hingga aku menggilaimu seperti ini? Senjata apa yang kau pakai hingga tamengku tak
sekuat dulu? Haruskah aku menyerah dihadapan?mu? Atau perlukah aku berpura-pura tangguh? Apa
mesti kau ku usir? Atau kubiarkan saja kau menetap?

Jika ingin menetap,jangan menetap sebagai “tanda tanya”,tapi sebagai “titik” pengembaraan. Kau
jernih diantara buram,nyata diantara nanar. Biar ku rengkuh dirimu beberapa milimeter ke dekat
jantungku,agar detaknya seirama dengan jantung mu. Karena aku ingin hatiku dan hatimu
berkonspirasi,berkonsorsium,berkongsi,berkompilasi,berkomplot,hingga pada akhirnya berkolaborasi.
Karena aku yang egois ini,hanya ingin engkau menjadi milikku seorang.

Untukmu yang berjubah api,ku harap hangatmu takkan padam,karena aku tau aku pun tidak.

Anda mungkin juga menyukai