Bahan Wawancara CP
Bahan Wawancara CP
2. Dalam kaitannya dengan BPJS Kesehatan di era JKN, di rumah sakit st Elisabeth
seilekop,telah dibuat clinical pathway yang disesuaikan dengan anggaran BPJS sehingga
dokter yang menangani pasien BPJS Kesehatan bekerja dengan clinical pathway tersebut.
Dengan demikian, biaya tindakan dan prosedur klinis yang dilakukan tidak melebihi
anggaran dari BPJS kesehatan dan tidak menimbulkan kerugian bagi rumah sakit dalam
segi biaya.
3. Sangat penting, karena : Clinical Pathway menyediakan pendekatan untuk terus menilai,
menyusun, dan memantau aspek klinis dan administratif layanan. Jadi, metode ini
membantu tim medis untuk menyediakan layanan kesehatan yang terstruktur dan
terkoordinasi untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan lebih baik. Clinical
pathway harus dimiliki oleh rumah sakit dalam memenuhi Standar Akreditasi Rumah
Sakit yang diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia . Tidak hanya
dokumen clinical pathway saja, implementasinya dalam pengendalian mutu dan biaya
menjadi faktor yang penting.
4. Proses pembuatan dan Menjalankan clinical pathway memerlukan kerja sama antar
departemen yang baik seperti dari tim medis dokter spesialis/umum,komite mutu.komite
medik, keperawatan ,apoteker/ farmasi,Gizi/nutrisionis ,. Perpaduan ini kemudian
disesuaikan dengan algoritma atau panduan berbasis bukti dari organisasi profesi dan
literatur, Standar Pelayanan Medis, Standar Prosedur Operasional (SPO) dan Daftar
Standar Formularium untuk tindakan dan pengobatan,Serta Nutrisionis. Adapun tujuan
Prioritas pembuatan clinical pathway pada RS ini dilakukan berdasarkan jumlah kasus
yang banyak (high volume), risiko tinggi (high risk), dan biaya tinggi atau perlu sumber
daya yang banyak (high cost)
6. Kendala ;
1. kurang tenaga pada bagian farmasi , perawat dan Nutrisionis
2. kurangnya persediaan obat seperti pada ketentuan clinical pathway ,
3. kurangnya partispasi tenaga kesehatan terkait dalam penerapan clinical pathway .
4. kurangnya tingkat kepedulian tenaga terhadap penerapan clinical pathway,
5. Tiidak ada reward dan punisment bagi yang patuh dan yang tidak patuh dalam
menerapkan clinical pathway ini.
6. kurangnya ketegasan dari manajemen terkait dalam mengendalikan clinical
Pathway