Anda di halaman 1dari 3

RESENSI BUKU “KIMI NO NAWA”

Ica Cantika Utami XI MIA

Judul Buku : Kimi no Na wa (Jepang), Your Name (Inggris), Namamu (Indonesia)


Pengarang : Makoto Shinkai
Penerbit : Kadokawa
Tahun Terbit : 2016

Tebal : 232 halaman

Kimi no Na wa adalah sebuah novel berbahasa Jepang yang ditulis oleh Makoto Shinkai.
Novel ini merupakan novelisasi dari film animasi berjudul sama, yang juga disutradari oleh
Shinkai. Dirilis di Jepang melalui Kadokawa pada 18 Juni 2016, sekitar satu bulan sebelum
filmnya muncul di bioskop.

Cerita diawali dengan Mitsuha Miyamizu, seorang siswi SMA yang tinggal di sebuah desa
bernama Itomori yang masih melekat dengan budayanya. Ia mulai bosan dengan
kehidupannya di desa dan berharap dapat terlahir menjadi seorang lelaki tampan di Tokyo
pada kehidupan selanjutnya.

Cerita berpindah tempat ke Tokyo, dimana Mitsuha terbangun dari tidurnya dan mendapati
dirinya menjadi siswa SMA bernama Taki Tachibana. Sementara, Taki Tachibana mendapati
dirinya terbangun ditubuh seorang wanita bernama Mitsuha Miyamizu.
Taki dan Mitsuha akhirnya menyadari bahwa mereka berdua telah bertukar tubuh. Mereka
berkomunikasi dengan meninggalkan catatan pada kertas atau memo di ponsel. Keduanya
berjanji untuk saling membantu kehidupan mereka masing-masing. Taki membantu Mitsuha
agar terkenal disekolahnya, sementara Mitsuha membantu Taki untuk berkencan dengan
senior di tempat kerjanya.

Suatu hari, Taki tidak pernah lagi bertukar tubuh dengan Mitsuha. Didorong rasa penasaran,
Taki akhirnya pergi mencari Mitsuha hanya dengan bermodalkan sketsa desa Itomori yang
pernah ia gambar. Sesampainya disana, ia terkejut bahwa desa Itomori sudah hancur tiga
tahun yang lalu karena hantaman meteor.

Tak menyerah, ia pergi ke kuil keluarga Mitsuha yang berada di lembah yang dikelilingi oleh
bukit. Taki meminum kuchikami-zake, sejenis arak beras yang dibuat dengan cara
mengunyah nasi di dalam mulut, yang pernah dibuat oleh Mitsuha saat menjalani tradisi gadis
kuil dan ditinggalkan di dalam kuil tersebut sebagai persembahan. Akhirnya, Taki terbangun
di tubuh Mitsuha pada pagi dimana meteor akan menghantam Itomori. Ia berusaha untuk
mengevakuasi warga Itomori secepatnya. Sementara itu, Mitsuha terbangun di tubuh Taki
yang berada di kuil keluarganya. Ia berusaha mendaki ke puncak bukit. Akhirnya, mereka
berdua dapat merasakan keberadaannya satu sama lain, namun mereka tidak dapat saling
melihat satu sama lain karena mereka berada pada linimasa yang berbeda. Ketika saatnya tiba,
terjadilah kataware-doki, yaitu hal mistis yang hanya bisa terjadi saat senja.

Mereka sangat bahagia karena akhirnnya bisa melihat satu sama lain dalam tubuh asli mereka.
Sebelum berpisah, mereka menuliskan nama mereka pada telapak tangan masing-masing.
Taki menuliskan namanya pada tangan Mitsuha, sementara ketika Mitsuha menuliskan
namanya, tubuh mereka akhirnya terpisah kembali pada linimasanya masing-masing. Setelah
mereka berpisah, mereka saling melupakan nama satu sama lain. Di satu sisi, Mitsuha
kebingungan dengan nama 'Taki Tachibana' yang tertulis di telapak tangannya, sementara
Taki juga bingung saat melihat kalimat "Aku mencintaimu" di telapak tangannya.

Delapan tahun kemudian, terungkap bahwa Mitsuha berhasil mengevakuasi penduduk desa
Itomori sehingga berhasil diselamatkan tepat waktu. Sementara itu, Taki memiliki perasaan
bahwa ada sesuatu yang hilang pada dirinya. Saat bepergian dengan kereta api yang terpisah,
Taki dan Mitsuha saling tertegun melihat satu sama lain ketika kedua kereta tersebut
berpapasan. Mereka kemudian turun di pemberhentian selanjutnya untuk saling mencari satu
sama lain. Akhirnya mereka saling bertemu di sebuah tangga, dan karena mereka merasa
sepertinya saling mengenal, mereka saling menanyakan nama.

Dari novel ini, terlihat jelas perbedaan karakter yang menonjol pada Taki dan Mitsuha. Taki
adalah siswa yang hidup ditengah padatnya kota Tokyo yang memiliki keterampilan dalam
beradaptasi dan komunikasi sehingga membuat nama Mitsuha menjadi terkenal di
sekolahnya. Sementara Mitsuha, adalah gadis desa yang memiliki keterampilan rumahan, dan
memiliki sifat lemah lembut, sehingga dapat membuat Taki dapat berkencan dengan
seniornya di tempat kerja. Perbedaan ini secara tersirat menjelaskan perbedaan akan hal-hal
yang terjadi di antara kota dan desa. Setiap tempat memiliki problematikanya sendiri. Selain
Taki dan Mitsuha, terdapat juga beberapa karakter pelengkap yang sangat pas untuk
mendampingi cerita Taki dan Mitsuha. Perjuangan Taki dan Mitsuha untuk saling bertemu
juga sangat menyentuh hati penonton.

Novel ini memiliki cerita yang menyentuh. Jalan cerita yang dibawakan juga sangat tidak
terduga dan tidak membuat pembaca merasa bosan. Sayangnya, pertukaran tubuh Taki dan
Mitsuha kerap membingungkan bagi pembaca. Terkadang, kita tidak tahu siapa yang ada di
dalam tubuh siapa. Perbedaan linimasa antara Taki dan Mitsuha juga tak jarang membuat
pembaca kebingungan. Adaptasi dari film ini menampilkan visual grafis yang sangat
memanjakan mata.

Novel ini sangat cocok untuk kalangan anak remaja yang sedang dalam pertumbuhan
emosional, atau pencarian jati diri. Novel ini juga cocok untuk orang yang membutuhkan
hiburan yang menyentuh dan sangat wajib dibaca oleh pecinta anime.

Anda mungkin juga menyukai