Anda di halaman 1dari 9

Bahan Ajar – Disain Pondasi II

Pertemuan IX
VII. PONDASI TIANG
Pondasi tiang pancang digunakan untuk ;
 Mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam
 Mendukung bangunan yang menahan gaya angkat keatas, terutama bangunan tinggi yang
dipengaruhi oleh gaya penggulingan akibat angin.
 Mendukung bangunan dermaga

Maksud digunakannya pondasi tiang pancang


1) Untuk meneruskan beban bangunan ketanah pendukung yang lebih kuat
2) Untuk meneruskan beban ketanah lunak dengan kedalaman tertentu shg mampu
memberikan dukungan yang cukup oleh gaya gesekan.
3) Untuk mengangker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat.
4) Untuk menahan gaya horizontal dan gaya yang arahnya miring.
5) Untuk memadatkan tanah pasir
6) Untuk mendukung fondasi yang permukaan tanahnya mudah tergerus air.

Pondasi tiang pancang dapat dibagi 3 kategori.


1) Tiang perpindahan besar (large displacement pile),
 Yaitu tiang pejal, atau berlubang dengan ujung tertutup yang dipancangkan
kedalam tanah sehingga terjadi perpindahan tanah yang cukup besar.
 Termasuk tiang kayu, tiang beton pejal, tiang beton prategang, tiang baja bulat
(tertutup pada ujungnya).
2) Tiang perpindahan kecil (small displacement pile),
 Adalah sama dengan diatas tetapi volume tanah yang dipindahkan relative
kecil.
 Contohnya tiang beton berlubang dengan ujung terbuka, tiang beton prategang
berlubang dengan ujung terbuka, tiang baja H, tiang ujung bulat terbuka, tiang
ulir.
3) Tiang tanpa perpindahan (non displacement pile)
 Adalah terdiri dari tiang yang dipancang dalam tanah dengan menggali atau
mengebor tanah.

VII - 1
Bahan Ajar – Disain Pondasi II

 Termasuk dalamnya adalah tiang beton yang pengecorannya langsung didalam


lubang hasil pengeboran tanah (pipa baja diletakan dalam beton dan dicor).

Gambar VII.1 menunjukan panjang maksimum dan beban maksimum untuk berbagai tiang
yang umumnya dipakai dalam praktek (Carson, 1965)

Gambar VII.1 Panjang dan beban maksimum berbagai type tiang yang dipakai dalam
praktek (Carson, 1965)

Klasifikasi tiang didasarkan pada metode pelaksanaan adalah sebagai berikut ;


Tiang pancang (driven pile), dipasang dengan membuat tiang terlebih dahulu kemudian
dipancang atau ditekan didalam tanah.
Tiang bor (drilled shaft), dilakukan dengan membor tanah terlebih dahulu pada kedalalam
tertentu, kemudian dimasukan tulangan dan dicor dengan beton.
Kaison (caisson), berbentuk kotak atau silinder yang dicetak terlebih dahulu, dan dimasukan
kedalam tanah dan selanjutnya diisi beton, kadang-kadang disebut juga tiang bor berdiameter
besar.

Jenis pondasi tiang ;


A. Ditinjau dari Bahan Yang Digunakan
1. Tiang kayu
 Murah dan mudah penanganannya
 Diameter antara 10 – 25 cm

VII - 2
Bahan Ajar – Disain Pondasi II

 Yang banyak digunakan adalah tiang cerucuk diameter 8 – 10 cm panjang 4 m,


untuk perbaiakn kapasitas dukung tanah lunak.
 Dapat dilindungi atau tidak tergantung kondisi tanah
 Dapat mengalami pembusukan atau rusak dimakan serangga
 Tiang yang selalu terendam biasanya awet
 Waktu pemancangan ujungnya perlu perlindungan dengan sepatu besi
 Tiang tunggal beban maksimum dapat memikul (270 – 300) kN

Gambar VII.2 Tiang kayu

2. Tiang beton pracetak


 Umumnya berbentuk prisma atau bulat
 Dicetak dilokasi tertentu kemudian diangkut kelokasi pembangunan.
 Berbentuk prisma atau bulat
 Diameter tiang yang tidak berlubang (20 – 60) cm, untuk tiang berlubang dapat
mencapai 140 cm.
 Panjang biasanya berkisar (20 – 40) m, tiang beton berlubang dapat mencapai
60 m
 Beban maksimum tiang berukuran kecil berkisar (300 – 800) kN.

Gambar VII.3 Tiang beton pracetak


Keuntungan menggunakan tiang ini ;
VII - 3
Bahan Ajar – Disain Pondasi II

a. Bahan tiang dapat diperiksa sebelum pemancangan


b. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah
c. Dapat dipancang sampai kedalaman yang dalam
d. Dapat menambah kepadatan tanah granuler

3. Tiang beton dicetak ditempat


Ada dua type
a. Tiang yang berselubung pipa
 Pipa baja yang dipancang terlebih dahulu kedalam tanah
 Kemudian kedalam lubang dimasukan adukan beton
 Pada akhirnya pipa baja tetap tinggal dalam tanah
 Termasuk jenis tiang ini adalah tiang standar Raimond.
b. Tiang yang tidak berselubung pipa
 Pipa baja dipancang lebih duhulu kedalam tanah
 Kemudian kedalam lubang dimasukan adukan beton dan pipa ditarik keluar
ketika atau sesudah pengecoran.
 Termasuk jenis tiang ini adalah tiang Frangki (Gambar VII.4)

Gambar VII.4 Tiang Frangki

Pelaksanaan tiang Frangki sebagai berikut ;


a. Pipa dipancangkan kedalam tanah dengan kedalaman yang tidak begitu
dalam
b. Adukan beton dengan factor air semen rendah diisikan kedalam dasar
lubang sehingga membentuk sumbatan diujung pipa.

VII - 4
Bahan Ajar – Disain Pondasi II

c. Sumbat beton dipukul sehingga masuk kedalam pipa, selama proses


pemukulan sumbat beton menjadi sau kesatuan dengan pipa.
d. Setelah mencapai kedalaman yang dikehendaki, pipa ditahan agar tidak
turun, dan beton dipukul sehingga keluar dari pipa.
e. Cor beton kedalam pipa, beton sumbat yang keluar dari pipa diusahakan
membentuk gelembung.
Keuntungan menggunakan tiang Frangki
a. Tiang dipancang dengan ujung tertutup, sehingga tidak dipengaruhi oleh
air tanah
b. Panjang tiang dapat disesuaikan dengan kondisi tanah
c. Dapat dilakukan pembesaran ujung, sehingga menambah kapasitas dukung
d. Penulangan tidak dipengaruhi oleh masalah pengangkutan atau tegangan
yang timbul akibat pemancangan
Kerugian ,
a. Gangguan tanah dapat menimbulkan gesek negative pada tiang sehingga
mengurangi kapasitas dukung.
b. Mutu beton tidak dapat diketahui setelah pelaksanaan, mutu beton dapat
berkurang akibat pengaruh air akibat penarikan pipa selubung
c. Panjang tiang terbatas oleh gaya tarik maksimum yang dapat dilakukan
saat penarikan pipa selubeng.

4. Tiang bor
 Dipasang kedalam tanah dengan jalan mengebor terlebih dahulu
 Kemudian diisi tulangan dan dicor beton
 Dipakai pada tanah yang stabil dan kaku
 Jika tanah berair pipa besi dibutuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa ini
ditarik keluar saat pengecoran
 Pada tanah keras atau batuan lunak dasar tiang dapat dibesarkan untuk menambah
tahanan dukung ujung tiang.

5. Tiang komposit
 Tiang pancang terdiri dari kombinasi bahan tiang pancang.
 Dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada kondisi tanah tertentu

VII - 5
Bahan Ajar – Disain Pondasi II

6. Tiang baja profil


 Terbuat dari baja profil
 Mudah penanganannya dapat mendukung beban pukulan yang besar pada waktu
dipancang
 Bentuk baja profil H, empat persegi, segi enam dan lainnya.

B. Ditinjau dari Cara Mendukung Beban


1. Tiang dukung ujung (end bearing pile)
 Tiang dukung ujung adalah tiang yang kapasitas dukungnya ditentukan oleh
tahanan ujung tiang
 Umumnya tiang dukung ujung berada dalam zone tanah lunak yang berada diatas
tanah keras
 Tiang dipancang mencapai lapisan tanah keras
 Kapasitas tiang sepenuhnya ditentukan oleh tahanan dukung lapisan keras yang
berada dibawah ujung tiang.
2. Tiang gesek (friction pile)
 Tiang gesek adalah tiang yang kapasitas dukungnya ditentukan oleh perlawanan
gesek antara dinding tiang dan tanah sekitarnya.
 Tahanan gesek dan pengaruh konsolidasi lapisan tanah dibawahnya
diperhitungkan dalam menghitung kapasitas tiang.

Gambar VII.5 Tiang ditinjau dari cara mendukung beban (Tomlinson, 1977)

Hitungan Kapasitas Tiang.


Hitungan kapasitas tiang maksudnya adalah hitungan kapasitas dukung tiang dalam
mendukung beban, hitungan ini dapat dilakukan dengan cara pendekatan statis dan dinamis.

VII - 6
Bahan Ajar – Disain Pondasi II

Hitungan cara pendekatan statis adalah dengan perhitungan menurut teori dalam mekanika
tanah yaitu mempelajari sifat-sifat teknis tanah. Hitungan cara dinamis dilakukan dengan
menganalisa kapasitas ultimit dengan data yang diperoleh dari data pemancangan.
Hasil hitungan kapasitas tiang dengan teori mekanika tanah, perlu di cek dengan
melakukan pengujian tiang untuk menyakinkan hasilnya. Variasi kondisi tanah dan pengaruh
cara pelaksanaan pemancangan dapat menimbulkan perbedaan yang besar pada beban ultimit
tiang dalam satu lokasi bangunan, begitu juga dengan bahan dan cara pembuatan tiang.

Kapasitas Dukung Ultimit Cara Statis.


Kapasitas dukung ultimit tiang secara statis dihitung dengan teori mekanika tanah,
skema bidang runtuh untuk tiang yang mengalami pembebanan tekan dan menahan beban
dengan mengerahkan tahanan ujung dan tanahan gesek seperti Gambar VI.1

Gambar VI.1 Model kerutuhan tahanan gesek dan tanahan ujung

Kapasitas ultimit netto tiang tunggal (Qu) adalah jumlah dari tahanan ujung bawah
ultimit (Qb) dan tahanan gesek ultimit (Qs) antara dinding tiang dengan tanah sekitarnya
dikurangi berat sendiri tiang (Wp).

Qu = Qb + Qs - Wp

A. Tahanan Ujung Bawah Ultimit (Qb)


Qb = Ab . qu
Nilai qu dapat dihitung dengan pendekatan persamaan kapasitas dukung ultimit fondasi
dangkal

VII - 7
Bahan Ajar – Disain Pondasi II

qu  cb N c  pb N q  0,5dN 

dengan :
qu = tahanan ujung per satuan luas tiang (kN/m2)
Qb = tahanan ujung bawah ultimit (kN)
Ab = luas penampang ujung bawah tiang (m2)
cb = kohesi tanah disekitar ujung tiang (kN/m2)
pb = z = tekanan overburden ujung tiang (kN/m2), jika tanah
homogen dan tidak ada pengaruh muka air tanah
 = berat volume tanah efektif (kN/m3) sekitar ujung
d = diameter tiang (m)
Nc, Nq, N = factor-faktor kapasitas dukung (fungsi ) tanah sekitar ujung
tiang
sehingga diperoleh tahanan ujung ultimit adalah,
Qb  Ab cb Nc  pb Nq  0,5dN 

B. Tahanan Gesek Dinding Tiang (Qs)


Qs = As . d

Nilai d dapat dianalisis dengan teori Coulomb


d = cd + n tg d
dengan :
d = tahanan geser dinding tiang
cd = kohesi antar dinding dan tanah
n = h = tegangan normal pada dinding tiang
d = sudut gesek antara dinding tiang dan tanah sekitarnya

h = K v
dengan ;
v = tegangan vertical akibat berat tanah (tekanan overburden)
h = tegangan tanah lateral (horizontal) pada dinding tiang
K = koefisien tekanan tanah lateral

VII - 8
Bahan Ajar – Disain Pondasi II

h = n = Kd v = Kd po
dengan ;
Kd = koefisien tekanan tanah lateral pada dinding tiang
v = po = z (z = kedalaman dari muka tanah)

rumus d menjadi ;
d = cd + Kd po tg d
dengan ;
po = tekanan overburden rata-rata

Tahanan gesek dinding ultimit menjadi ;


Qs =  As . d =  As (cd + Kd po tg d )

Persamaan Umum Kapasitas Ultimit netto tiang tunggal menjadi;


Qu = Ab . ( cb N c  pb N q  0,5dN ) +  As (cd + Kd po tg  ) - Wp

dengan ;
po = v =  izi = tekanan overburden rata-rata sepanjang tiang
 = d = sudut gesek dinding tiang dan tanah
pb = tekanan overburden ujung tiang
Ab = luas penampang ujung tiang
As = luas selimut tiang
Catatan :
 Jika kapasitas tiang ultimit dihitung pada kondisi keruntuhan jangka pendek digunakan
kondisi undrained, maka parameter yang digunakan adalah po dan pb (kondisi tegangan
total)
 Jika kapasitas tiang ultimit dihitung pada kondisi keruntuhan jangka panjang digunakan
kondisi drained, maka parameter yang digunakan adalah po’ dan pb’ (kondisi tegangan
efektif)

VII - 9

Anda mungkin juga menyukai