Pertemuan IX
VII. PONDASI TIANG
Pondasi tiang pancang digunakan untuk ;
Mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam
Mendukung bangunan yang menahan gaya angkat keatas, terutama bangunan tinggi yang
dipengaruhi oleh gaya penggulingan akibat angin.
Mendukung bangunan dermaga
VII - 1
Bahan Ajar – Disain Pondasi II
Gambar VII.1 menunjukan panjang maksimum dan beban maksimum untuk berbagai tiang
yang umumnya dipakai dalam praktek (Carson, 1965)
Gambar VII.1 Panjang dan beban maksimum berbagai type tiang yang dipakai dalam
praktek (Carson, 1965)
VII - 2
Bahan Ajar – Disain Pondasi II
VII - 4
Bahan Ajar – Disain Pondasi II
4. Tiang bor
Dipasang kedalam tanah dengan jalan mengebor terlebih dahulu
Kemudian diisi tulangan dan dicor beton
Dipakai pada tanah yang stabil dan kaku
Jika tanah berair pipa besi dibutuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa ini
ditarik keluar saat pengecoran
Pada tanah keras atau batuan lunak dasar tiang dapat dibesarkan untuk menambah
tahanan dukung ujung tiang.
5. Tiang komposit
Tiang pancang terdiri dari kombinasi bahan tiang pancang.
Dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada kondisi tanah tertentu
VII - 5
Bahan Ajar – Disain Pondasi II
Gambar VII.5 Tiang ditinjau dari cara mendukung beban (Tomlinson, 1977)
VII - 6
Bahan Ajar – Disain Pondasi II
Hitungan cara pendekatan statis adalah dengan perhitungan menurut teori dalam mekanika
tanah yaitu mempelajari sifat-sifat teknis tanah. Hitungan cara dinamis dilakukan dengan
menganalisa kapasitas ultimit dengan data yang diperoleh dari data pemancangan.
Hasil hitungan kapasitas tiang dengan teori mekanika tanah, perlu di cek dengan
melakukan pengujian tiang untuk menyakinkan hasilnya. Variasi kondisi tanah dan pengaruh
cara pelaksanaan pemancangan dapat menimbulkan perbedaan yang besar pada beban ultimit
tiang dalam satu lokasi bangunan, begitu juga dengan bahan dan cara pembuatan tiang.
Kapasitas ultimit netto tiang tunggal (Qu) adalah jumlah dari tahanan ujung bawah
ultimit (Qb) dan tahanan gesek ultimit (Qs) antara dinding tiang dengan tanah sekitarnya
dikurangi berat sendiri tiang (Wp).
Qu = Qb + Qs - Wp
VII - 7
Bahan Ajar – Disain Pondasi II
qu cb N c pb N q 0,5dN
dengan :
qu = tahanan ujung per satuan luas tiang (kN/m2)
Qb = tahanan ujung bawah ultimit (kN)
Ab = luas penampang ujung bawah tiang (m2)
cb = kohesi tanah disekitar ujung tiang (kN/m2)
pb = z = tekanan overburden ujung tiang (kN/m2), jika tanah
homogen dan tidak ada pengaruh muka air tanah
= berat volume tanah efektif (kN/m3) sekitar ujung
d = diameter tiang (m)
Nc, Nq, N = factor-faktor kapasitas dukung (fungsi ) tanah sekitar ujung
tiang
sehingga diperoleh tahanan ujung ultimit adalah,
Qb Ab cb Nc pb Nq 0,5dN
h = K v
dengan ;
v = tegangan vertical akibat berat tanah (tekanan overburden)
h = tegangan tanah lateral (horizontal) pada dinding tiang
K = koefisien tekanan tanah lateral
VII - 8
Bahan Ajar – Disain Pondasi II
h = n = Kd v = Kd po
dengan ;
Kd = koefisien tekanan tanah lateral pada dinding tiang
v = po = z (z = kedalaman dari muka tanah)
rumus d menjadi ;
d = cd + Kd po tg d
dengan ;
po = tekanan overburden rata-rata
dengan ;
po = v = izi = tekanan overburden rata-rata sepanjang tiang
= d = sudut gesek dinding tiang dan tanah
pb = tekanan overburden ujung tiang
Ab = luas penampang ujung tiang
As = luas selimut tiang
Catatan :
Jika kapasitas tiang ultimit dihitung pada kondisi keruntuhan jangka pendek digunakan
kondisi undrained, maka parameter yang digunakan adalah po dan pb (kondisi tegangan
total)
Jika kapasitas tiang ultimit dihitung pada kondisi keruntuhan jangka panjang digunakan
kondisi drained, maka parameter yang digunakan adalah po’ dan pb’ (kondisi tegangan
efektif)
VII - 9