MAKALAH Zawa Kel 4
MAKALAH Zawa Kel 4
Lalu shalawat beriring salam mari kita curahkan kepada junjungan umat terbaik
yaitu Muhammad Saw, yang mana beliaulah manusia yang mustaqiem hidupnya,
dan selalu menanamkan prinsip untuk menjadi orang yang selalu berkembang
dalam setiap harinya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Fiqh Zakat dan Wakaf yang bertema pengorganisasian dengan judul “zakat hewan
ternak dan pertanian“ tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Fiqh Zakat dan Wakaf yang diberikan kepada kami yang sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuan penulis yang didapat selama menempuh mata
kuliah ini.
Untuk itu kami selaku penyusun berterima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini terutama pada Dosen Mata Kuliah Fiqh
Zakat dan Wakaf yang telah memberikan bimbingan sehingga makalah ini dapat
saya selesaikan tepat waktu.
Selaku penyusun saya sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran yang membangun
agar saya dapat menyusun kembali menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya. Akhir kata penulis mengucapkan Terima kasih.
ii
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................2
C. Tujuan penulisan.......................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Zakat hewan ternak...................................................................................3
B. Zakat pertanian..........................................................................................7
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................12
B. Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Zakat secara etimologi atau bahasa (lughoh) merupakan kata dari zaka
yang berarti numuww (tumbuh) ziyadah (bertambah), nama (kesuburan),
thaharah (suci), dan berkah (keberkahan). Demikian keterangan yang
ditegaskan oleh K.H Masdar Helmi. Dalam arti secara etimologi zakat
merupakan kata dasar (lafadz mashdar) dari atau zaka yang berarti suci,
berkah, tumbuh, dan terpuji yang semua arti itu sangat populer dalam
penerjemahan baik Al Qur’an maupun Hadits.
iv
Sedangkan zakat dari segi istilah fiqih berarti “sejumlah harta tertentu
yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak”. Jumlah
yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu
menambah banyak, membuat lebih berarti dan melindungi kekayaan itu dari
kebinasaan.3 Menurut istilah fiqih, zakat adalah kadar harta tertentu yang
diberikan kepada kelompok tertentu dengan berbagai syarat tertentu.
Terdapat beberapa pembagian dalam zakat seperti zakat fitrah, zakat mal,
zakat perdagangan, zakat penghasilan, zakat emas dan perak, zakat hewan
ternak dan zakat perdagangan. Dan yang akan kami bahas dalam makalah ini
adalah zakat hewan ternak dan juga zakat pertanian.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan zakat hewan ternak?
2. Apa yang dimaksud dengan zakat pertanian?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui tentang zakat hewan ternak
2. Mengetahui tentang zakat pertanian
v
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun syarat syarat yang wajib dipenuhi dalam zakat peternakan ini
adalah:
vi
3. Digembalakan di tempat penggembalaan umum. Yakni tidak diberi
makan dikandangnya, kecuali jarang sekali
4. Tidak digunakan untuk keperluan pribadi pemiliknya, seperti untuk
mengangkut barang, membajak sawah dan sebaginya.
1. islam
2. merdeka
3. hak milik yang sempurna
4. genap satu nishab
5. genap satu tahun
6. digembalakang di padang
Dimaksud dengan hewan ternak di sini adalah unta, sapi atau kerbau
dan kambing atau domba. Adapun hewan ternak selain yang disebutkan
itu, seperti unggas (ayam, bebek, burung dan semacamnya) dan perikanan
tidak dikenakan zakat peternakan atasnya. Akan tetapi jika hewan tersebut
dijadikan sebagai usaha perdagangan, seperti usaha peternakan ayam,
bebek atau tambak, maka dikenakan zakat perdagangan dan berlaku segala
ketentuanketentuan zakat perdagangan.
a) Digembalakan
vii
Sengaja diurus sepanjang tahun atau dalam mayoritas satu tahun untuk
memproleh susu, daging dan hasil pengembangbiakannya. Ternak
gembalaan adalah ternak yang memperoleh makanan di lapangan
pengembalaan terbuka atau milik sendiri.
b. Landasan hukum
فأما المواشي فتجب الزكاة في ثالثة أجناس وهي اإلبل والبقر والغنم
Artinya: Adapun hewan ternak yang wajib di keluarkan zakanya ada tiga
jenis, yaitu unta, sapi dan kambing (Hamid, 2011).
viii
اggها كثرتهggنى في تخصيصggيره والمعggاع وغgg اإلجم: ةggدليل وجوبها في هذه الثالث
الفgg وبخ,وكثرة نمائها وكثرة وكثرة االنتفاع بها مع كونها مأكولة فاحتملت المواساة
غيرها وبأن األصل عدم الوجوب في غيرها إال ما ثبت يدليل خاص
لم فيgg ليس على المس: الggلم قggه وسggلى هللا عليggبي صggلما روى أبو هريرة أن الن
عبده وال فرسه صدقة
Nisab atau batas dan besarnya zakat yang harus dikeluarkan dari
hewan ternak adalah sebagai berikut:
a) Nisab dan zakat unta. Tidak wajib zakat kecuali jumlanya sudah
mencapai lima unta. Dari Abi Sai’id al Hudri bahwa Rasulullah
Saw berkata: tidak ada zakat pada unta yang jumlahnya kurang dari
lima ekor (H.R. Imam Bukhori).
Berikut agar lebih jelas nya akan kami cantumkan dalam tabel:
ix
15-19 3 ekor kambing
20-24 4 ekor kambing
25-35 1 ekor anak unta betina usia 1 th masuk 2 th (bintu
mukhod)
36-45 1 ekor anak unta usia 2 th masuk 3 th (bintu labun)
46-60 1 ekor anak unta usia 3 th masuk 4 th (higgo)
61-75 1 ekor unta betina usia 4 th masuk 5 th (juzáh)
76-90 2 ekor anak unta betina usia 2 th atau lebih
91-120 2 ekor anak unta betina usia 3 th atau lebih
121-129 3 ekor anak unta betina
Dari 130 setiap 40 ekor dan seterusnya zakatnya 1 ekor unta betina usia 2 th
masuk 3 th. Dan untuk setiap 50 ekor dst zakatnya 1 ekor unta betina usia 3
th masuk 4 th.
b) Nishab dan zakat sapi. Tidak wajib atas sapi atau kerbau kecuali
jumlanya sudah mencapai 30 ekor.
Berikut agar lebih jelasnya akan kami cantumkan dalam tabel:
x
130-139 3 ekor anak sapi jantan dan 1 ekor anak sapi betina
140-149 2 ekor anak sapi betina dan 2 ekor anak sapi jantan
150-159 5 ekor anak sapi jantan dan begitulan seterusnya
B. Zakat pertanian
a. Hasil tani yang dapat dizakati
Zakat dari segi istilah fiqh berarti sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak.
Menurut Ibnu Taimiyah “jiwa orang yang berzakat itu menjadi bersih
dan kekayaannya akan bersih pula: bersih dan bertambah maknanya”.
Arti tumbuh dan suci tidak dipakaikan hanya untuk kekayaan,
melainkan juga untuk jiwa orang yang menzakatinya.
Azari berkata bahwa zakat juga menciptakan pertumbuhan untuk
orangorang miskin. Zakat adalah cambuk yang membuat zakat tidak
hanya menciptakan pertumbuhan material dan spiritual bagi orang-
orang miskin, tetapi juga mengembangkan jiwa dan kekayaan orang-
orang kaya.
Sedangkan zakat pertanian adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil
pertanian ketika sudah mencapai nishobnya.
xi
Dari pengertian tentang zakat diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa zakat pertanian merupakan zakat yang obyeknya meliputi hasil
tumbuh tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis dan
bermanfaat secara syar‟i seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-
mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan.
b. Landasan hukum
Zakat pertanian ditunaikan pada waktu panen dan tidak
diisyaratkan haul karena pertumbuhan harta telah sempurna pada
jangka waktu pertanian (waktu tanam sampai panen), hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam surat Al-Anam ayat 141.
َو ُهَو اَّلِذ ْٓي َاْنَش َا َج ّٰن ٍت َّم ْع ُرْو ٰش ٍت َّو َغْيَر َم ْع ُرْو ٰش ٍت َّو الَّنْخ َل َو الَّز ْر َع ُم ْخ َتِلًفا ُاُك ُلٗه
َو الَّز ْيُتْو َن َو الُّر َّم اَن ُم َتَش اِبًها َّو َغْيَر ُم َتَش اِبٍۗه ُك ُلْو ا ِم ْن َثَم ِر ٖٓه ِاَذ ٓا َاْثَم َر َو ٰا ُت ْو ا َح َّق ٗه َي ْو َم
َحَص اِد ٖۖه َو اَل ُتْس ِرُفْو اۗ ِاَّنٗه اَل ُيِح ُّب اْلُم ْس ِرِفْيَۙن
xii
Hukum dasarnya adalah zakat dibayar dalam wujud benda dari
jenis yang dihasilkan, tetapi dimungkinkan dibayar dalam bentuk uang
selama dalam pembayaran tersebut terdapat maslahat bagi kaum fakir.
Hasil panen tersebut dihiting berdasar harga pasar waktu tiba
membayar zakat, dan dimungkinkan juga untuk menghitung zakat atas
dasar harga uang tunai, kemudian diterjemahkan dalam bentuk barang
dan ditunaikan dalam bentuk benda.
Jumhur ulama yang terdiri dari para sahabat, tabi‟in dan para
ulama sesudah mereka berpendapat bahwa tanaman dan buahan
samasekali tidak wajib zakat sampai berjumlah lima beban unta
(wasaq), berdasarkan sabda Rasulullah s.a.w “kurang dari lima wasaq
tidak wajib zakat” hadist ini disepakati adalah shahih.
xiii
Oleh karena itu tidak dipersyaratkan setahun, maka nisab dalam hal itu
juga tidak dipersyaratkan.
, ِو ْص ُف ْالُع ُشِز: َو ِفْي َم ا ُس ِقَي ِباّلَس اِو َي ِة، اْلُع ُشْىُر:ِفْي َم ا َس َقِت اأَلْو ـَه اُر َو اْلَغ ْي ُم
xiv
sungai atau mata air besar atau mendapat air dari air tanahnya sendiri,
smua zakatnya 10%”
xv
tunaikanlah haknya di hari memetik kilogram atau dibulatkan menjadi 653 kilogram.
hasilnya (dengan disedekahkan
kepada fakir miskin);” Dan Abu Said
Al-Khuduri r.a Nabii SAW
bersabda : “tidak wajib dizakati
bahan makanan pokok yang kurang
dari liwa wasasq”
Dari Jabir Abdullah, Nabi bersabda : Sepersepuluh sama dengan 10% dan
“tanaman yang mendapat air sungai seperduapuluh sama dengan 5%.
dan tadah hjan, zakatnya
sepersepuluh. Dan tanaman yang
mendapat air dengan cara usaha,
seperti dengan kincir air dan
sebagainya, zakatnya seperduapuluh”
xvi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat adalah mengeluarkan sebagian harta yang wajib kepada orang
muslim dan diserahkan kepada orang orang yang berhak menerimanya.
Dimakalah ini kami membahas tentang zakat hewan ternak dan pertanian.
Hewan ternak yang dimaksud disini adalah unta, sapi (kerbau) dan domba
(kambing). Sedangkan hasil pertanian yang wajib untuk dizakati adalah
tumbuh tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis dan bermanfaat
secara syar‟i seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan,
tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan. Akan tetapi, zakat tersebut tidak
serta merta dilaksanakan, melainkan ada ketentuan ketentuan seperti harus
mencapai nishob, telah mencapai satu haul, digembala di tempat umum, dan
tidak digunakan untuk kepentingan pribadi. Sedangkan ketentuan untuk zakat
pertanian seperti mencapai nishob.
B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat dan
menambah wawasan para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, kurang
dimengerti dan lugas, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya materi dan referensi yang kami peroleh. Penulis juga sangat
mengharapkan kritik dansaran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalh ini dapat diterima dengan baik.
xvii
DAFTAR PUSTAKA
xviii