Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH UJIAN AKHIR SEMESTER PENGANTAR MANAJEMEN

PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN POAC (PLANNING,


ORGANIZING, ACTUATING, CONTROLLING) PADA PT PLN
(PERSERO)

KELOMPOK 1

Penyusun :

Erica Adelia Gunawan (2205421059)

Jonathan Agusto (2205421040)

Melviansyah Putra Ananda (2205421043)

ADMINISTRASI BISNIS TERAPAN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB 1.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1. Profil Perusahaan.......................................................................................1
1.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan.............................................................1
1.1.2. Riwayat Singkat Perusahaan...........................................................1
1.1.3. Visi, Misi, Moto Perusahaan...........................................................2
1.1.4. Tujuan Perusahaan...........................................................................2
1.1.5. Tata Nilai Perusahaan......................................................................3
1.2. Struktur Organisasi Perusahaan.................................................................3
1.2.1. Bagian Pemasaran...........................................................................4
1.2.2. Bagian Niaga...................................................................................5
1.2.3. Bagian Distribusi.............................................................................5
1.2.4. Bagian Keuangan.............................................................................6
1.2.5. Bagian SDM dan Administrasi........................................................7
1.3. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Perusahaan................7
1.4. Subholding dan Anak Perusahaan.............................................................8
1.4.1. PT PLN Indonesia Power................................................................8
1.4.2. PT PLN Nusantara Power (PLN NP)..............................................8
1.4.3. PT PLN Energi Primer Indonesia....................................................9
1.4.4. PT PLN Icon Plus............................................................................9
1.4.5. PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam)................9
1.4.6. PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN Tarakan)...........9
1.4.7. PT Haleyora Power (biasa disingkat HP)......................................10
1.4.8. PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN Enjiniring)............10
1.4.9. PT Energy Management Indonesia (EMI)....................................10
1.4.10. PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN)...........................10
1.4.11. Majapahit Holding BV................................................................11
1.5. Penerapan Whistleblowing System di Perusahaan..................................11
1.6. Sistem Manajemen Anti Penyuapan di Perusahaan.................................13
1.7. Tata Nilai Manajemen Risiko di Perusahaan...........................................13
BAB 2.....................................................................................................................15
PEMBAHASAN....................................................................................................15
2.1 Planning (Perencanaan)............................................................................15
2.2 Organizing (Pengorganisasian).................................................................16
2.3 Actuating (Pengarahan)............................................................................17
2.4 Controling (Pengawasan)..........................................................................18
BAB 3.....................................................................................................................20
PENUTUP..............................................................................................................20
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................20
3.2 SARAN.....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Profil Perusahaan

1.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan


Sejarah PT PLN (Persero) bermula pada 27 Oktober 1945 dimana
Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, yang
berada di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga untuk
mengelola pembangkit listrik yang dimiliki saat itu dengan kapasitas
total 157,5 MW. Perusahaan berkembang melewati beberapa fase
perubahan bentuk hingga pada tahun 1994, sesuai PP No. 23/1994
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara atau disingkat PT PLN (Persero) berdasarkan akta 169
tanggal 30 Juli 1994 dari Sutjipto, Notaris. Sepanjang 75 tahun
perjalanan, PT PLN (Persero) telah berhasil menjadi salah satu
perusahaan dengan aset terbesar di Indonesia sebesar Rp1.613
Triliun (Laporan Keuangan PT PLN (Persero) 2021 Audited.

1.1.2. Riwayat Singkat Perusahaan


Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik
ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa
perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan
pebrik teh mendirikan pembangkit tenaga lisrik untuk keperluan
sendiri
Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-
perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah
kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II
pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik
melalui delagasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama
dengan Pemimpin KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden
Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut
kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945,
Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas
pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.

1
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
BPU-PLN (Bada Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang
bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada
tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan
negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola
tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18, status
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan
Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik
bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan
kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik,
maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK
dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.

1.1.3. Visi, Misi, Moto Perusahaan


Visi : Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia
Tenggara dan #1 Pilihan Pelanggan untuk Solusi Energi.

Misi :
 Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan
dan pemegang saham.
 Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
 Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong
kegiatan ekonomi.
 Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Moto : Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik

1.1.4. Tujuan Perusahaan


Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi
kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta
memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di
bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan
dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

2
1.1.5. Tata Nilai Perusahaan
PLN menjiwai dan mengimplementasikan tata nilai AKHLAK
sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan usahanya dengan
memegang teguh kepercayaan yang diberikan (Amanah), terus
belajar dan mengembangkan kapabilitas (Kompeten), saling peduli
dan menghargai perbedaan (Harmonis), berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara (Loyal), terus
berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun menghadapi
perubahan (Adaptif) serta membangun kerjasama yang sinergis
(Kolaboratif).

1.2. Struktur Organisasi Perusahaan

3
Adapun PT PLN (Persero) memiliki tugas umum dan tugas pokok yang
tercantum dalam fungsi pelayan pelanggan (fungsi yang melaksanakan
pelayanan pemberian informasi tentang tata cara, perhitungan besarnya
biaya, persyaratan, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan
penyambungan tenaga listrik kepada calon elanggan serta masyarakat
umum lainnya serta pelayanan pemberian penyambungan tenaga
listriknya, perubahan data yang berhubungan dengan pemberian
penyambungan tenaga listrik yang meliputi perencanaan, persiapan,
pelaksanaan dan pengendalian) berikut ini adalah urainnya adalah:

1.2.1. Bagian Pemasaran


Bertanggung jawab dalam penyusunan rencana penjualan dan
pengembangan usaha sesuai dengan potensi dan kemampuan yang
ada serta pelaksanaan kegiatan pelayanan khusus yang diprioritaskan
kepada pelanggan-pelanggan potensial, untuk menjamin teriptanya
peningkatan kepuasan pelanggan potensial. Untuk melaksanakan
tanggung jawab sebagaimana disebutkan diatas, Bagian Pemasaran
mempunyai fungsi :
 Menyusun data potensi pasar, rencana penjualan serta
perkiraan pendapatan di daerah kerja APJ maupun di masing-
masing unit asuhannya.

4
 Mempersiapkan dan melaksanakan pengembangan usaha baru
sesuai dengan program yang telah ditetapkan.
 Memonitor dan melakukan analisa atas pemakaian energi
pada pelanggan-pelanggan potensial (TM/TT).
 Mengadakan komunikasi dan memberikan pelayanan khusus
kepada pelangganpelanggan dalam rangka meningkatkan
loyalitas pelanggan.
 Melaksanakan pembacaan meter dengan Automatic Meter
Reading (AMR) untuk pelanggan potensial, serta memelihara
sarana dan kelengkapannya.
 Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian pemasaran.

1.2.2. Bagian Niaga


Bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan pelanggan,
administrasi pelanggan, pembuatan tagihan listrik, dan pengendalian
pendapatan untuk menjamin peningkatan pelayanan dan peningkatan
pendapatan. Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana
disebutkan diatas, Bagian Niaga mempunyai fungsi :
 Melaksakan pengawasan terhadap kegiatan pelayanan
pelanggan / calon pelanggan.
 Menyusun dan memelihara Data Induk Pelanggan (DIP) dan
Data Induk Saldo (DIS).
 Mengawasi kegiatan pencatatan meter dan melaksakan
pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas hasil
pembacaan meter.
 Melaksanakan dan memonitor proses pengolahan data dalam
rangka pembuatan tagihan listrik sesuai dengan peraturan dan
ketentuan yang ada.
 Mengamankan dan mengendalikan pendapatan dengan
melaksanakan administrasi pelanggan secara tertib.
 Melaksanakan pengawasan dan mengkoordinir kegiatan
penagihan dalam rangka pengelolaan piutang.
 Menyusun standar mutu pelayanan serta mengendalikan
pencapaiannya.
 Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian niaga.

1.2.3. Bagian Distribusi


Bertanggung jawab dalam perencanaan dan pembangunan jaringan
distribusi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pengembangan

5
sistem, merencanakan dan melaksanakan pengoprasian jaringan
distribusi untuk menjamin kontinyuitas pelayanan dengan mutu dan
keandalan yang memadai, serta mengoptimalkan pelaksanaan
pemeliharaan dan pengaturan jaringan distribusi agar dicapai
pengusahaan energi yang efisien. Untuk melaksakan tanggung jawab
sebagaimana disebutkan di atas, Bagian Distribusi mempunyai
fungsi:
 Menyusun rencana dan melaksanakan pembangunan jaringan
untuk melayani pelanggan dan pengembangan sistem.
 Menyusun SOP dan mengatur pengoprasian jaringan
distribusi.
 Menyusun rencana pemeliharaan dan melaksanakan
pemeliharaan jaringan distribusi.
 Mengelola aset jaringan distribusi dan menyusun Data Induk
Jaringan.
 Membuat data peta jaringan (mapping) dan memelihara
akurasi data sesuai dengan perkembangan.
 Mengendalikan dan mengawasi fungsi Alat Pembatas dan
Pengukur (APP) dan menyususn rencana pemeliharaannya.
 Melaksanakan analisa dan evaluasi susut distribusi serta
menyusun upaya pengendaliannya.
 Membina dan mengembangkan PDKB (Pekerjaan Dalam
Keadaan Bertegangan).
 Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian distribusi.

1.2.4. Bagian Keuangan


Bertanggung jawab dalam pencatatan dan pembukuan aset,
perencanaan dan pengendalian anggaran dan pendapatan sesuai
dengan prosedur administrasi dan akuntansinya, untuk menjamin
pengelolaan anggaran dan pendapatan yang efektif dan efisien guna
peningkatan kinerja keuangan. Untuk melaksakan tanggung jawab
sebagaimana disebutkan di atas, Bagian Keuangan mempunyai
fungsi:
 Melaksanakan pencatatan dan pembukuan aset.
 Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pendapatan
serta mengadakan rekonsilasi dengan fungsi terkait.
 Menyusun RAO / UA1 sesuai dengan jadwal dan pedoman
yang ada.
 Mengatur dan melaksanakan pengwasan atas penggunaan
anggaran investasi maupun operasi.
 Mengatur dan mengendalikan likuidasi keuangan secara
optimal.

6
 Melaksanakan supervisi tentang keuangan dan akuntansi
terhadap unit asuhannya.
 Menyusun laporan keuangan serta melaksanakan analisa dan
evaluasi untuk merumuskan upaya perbaikannya.
 Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian keuangan.

1.2.5. Bagian SDM dan Administrasi


Bertanggung jawab dalam pengembangan dan administrasi Sumber
Daya Manusia, pengelolaan kegiatan kesekretariatan dan umum
untuk menjamin kelancaran operasional, serta melaksanakan kegiatan
ehumasan dan pemberdayaan lingkungan. Untuk melaksakan
tanggung jawab sebagaimana disebutkan di atas, Bagian SDM dan
Administrasi mempunyai fungsi :
 Mencatat dan melaksanakan inventarisasi fasilitas kantor serta
menyusun rencana dan melaksanakan pemeliharannya.
 Melaksanakan Administrasi kepegawaian, membuat
perhitungan dan melaksanakan pembayaran hak-hak pegawai
sesuai ketentuan yang ada.
 Menyusun dan memelihara Data Induk Kepegawaian serta
melaksanakan monitoring dan evaluasi SDM.
 Melaksanakan pembinaan SDM serta menyusun rencana
pengembangan SDM.
 Merencanakan dan mengelola kegiatan kesekretariatan,
umum dan KS.
 Mengatur penyelesaian masalah hukum yang terkait dengan
masalah kedinasan, baik di lingkungan internal maupun
eksternal.
 Mengatur dan melaksanakan program kehumasan dan
pemberdayaan lingkungan.
 Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian SDM dan
Administrasi.

1.3. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Perusahaan


Wahyudi Prakarsa (dalam Sukrisno Agoes,2006) menjelaskan tatakelola
perusahaan yang baik adalah “Mekanisme administratif yang mengatur
hubungan-hubungan antara manajemen perusahaan, komisaris, direksi,
pemegang saham, dan kelompok-kelompok kepentingan yang lain.
Dimana hubungan ini dimanifestasikan dalam bentuk aturan permainan
dan sistem insentif sebagai kerangka kerja yang diperlukan untuk
mencapai tujuan perusahaan, cara pencapaian tujuan serta pemantauan

7
kinerja yang dihasilkan”. Sebagai salah satu BUMN, PT PLN (Persero)
memiliki kewajiban untuk menerapkan GCG sebagaimana diamanatkan
didalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011
tentang penerapan GCG pada BUMN. Perusahaan menyadari bahwa
penerapan GCG saat ini tidak hanya sebagai pemenuhan kewajiban saja,
namun telah menjadi kebutuhan dalam menjalankan kegiatan bisnis
Perusahaan dalam rangka menjaga pertumbuhan usaha secara
berkelanjutan, meningkatkan nilai perusahaan dan sebagai upaya agar
Perusahaan mampu bertahan dalam persaingan. Kemampuan yang tinggi
dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG telah diwujudkan oleh
Perusahaan diantaranya dengan dibentuknya fungsi pengelolaan GCG
dibawah Sekretaris Perusahaan yang secara khusus menangani dan
memantau efektivitas penerapan GCG di Perusahaan. Perusahaan secara
berkesinambungan melakukan langkah-langkah perbaikan baik dari sisi
soft structure maupun dari sisi infrastructure GCG dalam rangka
meningkatkan kualitas penerapan GCG. Perusahaan Telah menerbitkan
dokumen-dokumen pendukung dalam penerapan GCG seperti Pedoman
GCG, Board Manual, dan Pedoman Perilaku (Code of Conduct). Dewan
komisaris juga telah memiliki organ pendukung yaitu Komite-komite
Dewan Komisaris yang berperan dalam membantu meningkatkan
efektivitas pelaksaaan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Dewan
Komisaris. Penerapan prinsip GCG pada PT. PLN (Persero) dapat dilihat
melalui prinsip Transparansi dimana PT. PLN (Persero) memiliki website
publik yang dapat diakses oleh siapa pun, penyampaian informasi
mengenai kinerja organisasi seperti lingkungan organisasi, visi misi dan
partisipasi dalam kegiatan masyarakat.

1.4. Subholding dan Anak Perusahaan

1.4.1. PT PLN Indonesia Power


Sebelumnya bernama PT Indonesia Power, merupakan Subholding
PT PLN (Persero) yang memegang peranan strategis dalam sektor
ketenagalistrikan di Indonesia. Kegiatan utama bisnis perusahaan saat
ini yakni sebagai penyedia solusi energi yang meliputi penyediaan
tenaga listrik melalui pembangkit tenaga listrik yang tersebar di
Indonesia serta pengembangan bisnis Beyond kWh.

1.4.2. PT PLN Nusantara Power (PLN NP)


Sebelumnya bernama PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), merupakan
Subholding PT PLN (Persero) yang bergerak di bidang pembangkitan
tenaga listrik. Berdiri sejak 3 Oktober 1995 dengan kapasitas

8
pembangkit yang dikelola sebesar 18.258 MW tersebar di seluruh
Indonesia. PLN NP juga mengembangkan bisnis melalui anak
perusahaan di bidang jasa operation dan maintenance pembangkit,
investasi pembangkit melalui JVC, penyediaan sparepart dan jasa
pendukung lainnya.

1.4.3. PT PLN Energi Primer Indonesia


Merupakan Subholding PT PLN (Persero) yang didirikan untuk
memastikan ketersediaan pasokan suplai energi primer melalui
konsolidasi proses pengadaan & logistik, pencarian sumber energi
primer serta pengembangan ekosistem yang resilien dan rantai pasok
yang kuat.

1.4.4. PT PLN Icon Plus


Sebelumnya bernama PT Indonesia Comnets Plus, merupakan
Subholding PT PLN (Persero) yang bergerak di bidang teknologi
informasi dan komunikasi (ICT) dan solusi bisnis. Berdiri pada 3
Oktober 2000, PLN Icon Plus yang saat ini bertransformasi menjadi
Subholding Beyond KwH menjalankan lini bisnis diluar
ketenagalistrikan, meliputi internet, konektivitas, market place,
pengisian daya kendaraan listrik,swap baterai, sistem Charge-In dan
PLTS Atap.

1.4.5. PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam)


Merupakan Anak Perusahaan dari PT PLN (Persero), suatu perseroan
terbatas yang didirikan sejak 3 Oktober 2000 dan merupakan
pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Umum
(IUPTLU). PT PLN Batam menjalankan kegiatan usaha
ketenagalistrikan di wilayah usahanya meliputi Batam, Rempang,
Galang dan wilayah tersebar lainnya di Indonesia. Adapun bidang
usaha utama dari PT PLN Batam adalah penyediaan tenaga listrik,
yang meliputi pembangkitan, transmisi, distribusi, retail dan aktivitas
penunjang lainnya di bidang ketenagalistrikan.

1.4.6. PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN Tarakan)


Merupakan Anak Perusahaan PT PLN (Persero) yang menjalankan
bisnis di bidang pengelolaan jasa operasi & pemeliharaan
pembangkit, transmisi, distribusi, dan pelayanan pelanggan di
wilayah Indonesia Timur yang mencakup Kalimantan, Sulawesi,

9
Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, serta menyediakan pembangkit
dengan kapasitas maksimum 100 MW di wilayah kerjanya. PT PLN
Tarakan, melalui Anak Perusahaannya, juga menyediakan jasa
penunjang untuk Beyond kWh dan pengelolaan gedung.

1.4.7. PT Haleyora Power (biasa disingkat HP)


Bergerak dibidang operasi dan pemeliharaan jaringan transmisi dan
distribusi kelistrikan. Didirikan sejak 18 Oktober 2011, HP
beroperasi di wilayah Sumatera, Jawa dan Bali. HP ditugaskan untuk
mengelola bisnis penjualan tenaga listrik (retail), yang di masa
mendatang diperkirakan akan makin kompetitif melalui
pengembangan penyediaan tenaga listrik dengan layanan dan tarif
khusus, sehingga dapat menekan subsidi.

1.4.8. PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN Enjiniring)


Salah satu Anak Perusahaan PT PLN (Persero) yang berdiri pada
tahun 2002, adalah perusahaan konsultan dan engineering terkemuka
di Indonesia. Jasa utamanya melingkupi seluruh siklus proyek mulai
dari perencanaan, konstruksi dan operasi dan pemeliharaan.

1.4.9. PT Energy Management Indonesia (EMI)


Merupakan Anak Perusahaan dari PT PLN (Persero) yang bergerak
di bidang konservasi energi dan lingkungan serta energi baru dan
terbarukan sebagai Leading Energy Service Company Nasional yang
mendukung penurunan emisi karbon. Berdiri sejak 28 Januari 1987
dengan nama PT Konservasi Energi Abadi, EMI berubah status dari
yang sebelumnya merupakan BUMN menjadi Anak Perusahaan PT
PLN (Persero) pada tahun 2021. Saat ini, kegiatan usaha EMI
meliputi pengembangan ekosistem bioenergi, pengelolaan dan
pemanfaatan FABA, waste/water/waste water treatment, waste heat
recovery serta konservasi sumber daya alam lainnya berbasiskan
pengembangan teknologi yang proven dan inovatif.

1.4.10. PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN)


merupakan perusahaan yang mengelola PLTG yang dibangun untuk
memenuhi kebutuhan listrik dan uap Blok Rokan yang meningkat di
tahun 1998 untuk pengembangan lapangan minyak Duri. Konstruksi
dimulai pada tahun 1998 dan mulai operasi pada September 2000
dengan nilai investasi 300 juta USD. Pembangkit PT MCTN dengan

10
sistem Cogeneration terletak di North Duri Field di Rokan Block
Work Area di Sumatra, Indonesia dengan kapasitas pembangkit
listrik 300 MW dan uap 360.000 steam barrel per day atau setara
dengan 80 kebutuhan Blok Rokan. Sejalan dengan Blok Rokan yang
diambil alih oleh Pertamina, PT MCTN diakuisisi oleh PT PLN
(Persero) pada 6 Augustus 2021. North Duri Cogeneration (NDC)
tetap menjadi fasilitas penting untuk mendukung operasi Blok Rokan
sampai dengan 2041.

1.4.11. Majapahit Holding BV


Didirikan tanggal 3 Oktober 2006 dan merupakan suatu lembaga
keuangan yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda.

1.5. Penerapan Whistleblowing System di Perusahaan


Whistleblowing system (WBS) merupakan suatu media pengungkapan
tindakan pelanggaran atau pengungkapan tindakan perbuatan yang
melawan hukum, perbuatan tidak etis/ tidak bermoral atau perbuatan lain
yang dapat merugikan organisasi maupun pemangku kepentingan
(KNKG, 2008). PLN menyediakan saluran komunikasi bagi para
pemangku kepentingan untuk mengadukan fraud dan/atau pelanggaran
yang disebut Whistleblowing System bagi pihak eksternal dan internal,
guna mengoptimalkan peran Insan PLN dan pihak eksternal dalam
pengungkapan dugaan Fraud dan/atau pelanggaran yang terjadi di
lingkungan PLN. Dalam rangka membangun dan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi penanganan pengaduan baik secara internal
maupun eksternal yang terintegrasi secara profesional, transparan,
akuntabel dengan mengutamakan kerahasiaan dalam rangka optimalisasi
pemberantasan tindak pidana korupsi, PLN melakukan kerjasama dengan
KPK RI berdasarkan Perjanjian Kerja Sama antara Komisi
Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) dengan PT PLN
(Persero) Nomor: 77 Tahun 2021 / Nomor:
0043.Pj/HKM.02.01/C01000000/2021 tanggal 2 Maret 2021 tentang
Penanganan Pengaduan Dalam Upaya Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Adapun ruang lingkup atas Perjanjian Kerjasama ini antara lain
Penyusunan dan/atau penguatan aturan internal terkait penanganan
pengaduan, Komitmen pengelolaan penanganan pengaduan, Penguatan
Budaya Organisasi, Penanganan pengaduan melalui aplikasi (clearing
house) dan koordinasi serta kegiatan bersama penanganan pengaduan dan
pertukaran data dan/atau informasi. Kategorisasi Pengaduan yang dapat
disampaikan melalui Whistleblowing System (WBS) antara lain kejadian
terkait :

11
1) Korupsi, termasuk namun tidak terbatas pada konflik kepentingan,
penyuapan, gratifikasi ilegal, pemerasan ekonomi, dan tindakan
lain yang dilarang oleh UU Tipikor beserta perubahannya.
2) Penyalahgunaan Aset/Wewenang, Pencurian atau penggelapan
terhadap kas atau persediaan, material, aset lainnya.
3) Rekayasa Laporan keuangan maupun non keuangan.
4) Tindakan yang menyimpang dari peraturan perundangan yang
berlaku, peraturan perusahaan, pedoman perilaku perusahaan serta
SOP.
5) Tindakan yang dapat menurunkan citra Perusahaan.
6) Pelanggaran Etika/Perbuatan Tidak Etis.
7) Penggunaan narkoba.
8) Terlibat dalam kegiatan masyarakat yang dilarang.
Pelapor dapat melaporkan pelanggaran yang diketahuinya melalui:
Website: https://cos.pln.co.id;
Telepon, Short Message Service (SMS) atau Whatsapp ke nomor resmi
Pengaduan Pelanggaran di 08119861901;
Emai lke wbpln@pln.co.id; dan/atau Surat kepada Executive Vice
President Kepatuhan PT PLN (Persero) Kantor Pusat Jalan Trunojoyo
Blok M – I No. 135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160.

Dalam rangka mempermudah dan mempercepat proses tindak lanjut,


pengaduan fraud dan/atau pelanggaran yang disampaikan memenuhi
informasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan serta dapat
dilengkapi dengan bukti permulaan yang relevan, kompeten dan cukup,
diantaranya meliputi:
 Pelanggaran yang diadukan.
 Waktu kejadian.
 Tempat kejadian.
 Pihak yang terlibat/Terlapor.
 Penyebab terjadinya pelanggaran
 Bagaimana kronologi kejadiannya.
 Berapa kerugian yang diakibatkan.
Atas Pengaduan yang disampaikan, PLN akan menindaklanjuti sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. PLN menjamin
kerahasiaan dan memberikan perlindungan kepada pelapor yang beritikad
baik, bagi pegawai internal maupun pihak eksternal yang menyampaikan
pengaduan dugaan fraud dan/atau pelanggaran sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku.

12
1.6. Sistem Manajemen Anti Penyuapan di Perusahaan
Sistem Manajemen Anti Penyuapan dan SNI ISO 37001:2016
memberikan panduan untuk membantu organisasi baik sektor publik,
swasta dan nirlaba dalam membangun, mengimplementasikan, dan terus
meningkatkan program kepatuhan atau SMAP dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah, dan mendeteksi penyuapan.
Insan PLN bersama Stakeholder PLN terapkan pelaksanaan Sistem
Manajemen Anti Penyuapan SNI ISO 37001 : 2016 dengan prinsip 4
NO’s :
1. No Bribery (hindari/menolak segala bentuk suap menyuap dan
pemerasan).
2. No Kickback (hindari/menolak meminta komisi, tanda terima
kasih baik dalam bentuk uang dan dalam bentuk lainnya).
3. No Gift (hindari/menolak penerimaan/ pemberian hadiah atau
gratifikasi yang bertentangan dengan peraturan dan ketentuan
yang berlaku).
4. No Luxurious Hospitality (hindari/menolak penyambutan dan
jamuan yang berlebihan).
Secara garis besar, manfaat implementasi SMAP pada sistem PLN antara
lain adalah :
a. Proses Bisnis lebih efisien
b. Peningkatan GCG & Citra Perusahaan
c. Memberikan kepercayaan investor & pelanggan
d. Produk PLN sesuai kebutuhan pelanggan

1.7. Tata Nilai Manajemen Risiko di Perusahaan


Guna mencapai Visi dan Misi, PT PLN (Persero) memahami bahwa
dinamika ketidakpastian di masa mendatang penuh dengan peluang dan
risiko yang harus direspon secara cermat, tepat, dan prudent berlandaskan
praktik Governance, Risk Management, and Compliance (GRC) yang
andal. Sebagai arah dan sikap bersama yang mencerminkan cara menilai
risiko pada setiap aktivitas organisasi yang akan berpengaruh pada
penerapan komponen manajemen risiko, maka ditetapkan Tata Nilai
Manajemen Risiko di dalam Statement of Corporate Intent Nomor
0070.P/DIR/2021 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi PT
PLN (Persero).
Tata nilai manajemen risiko yang menjadi landasan perilaku seluruh insan
PT PLN (Persero) dalam mewujudkan praktik manajemen risiko di dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dan dalam
mendukung bisnis dan operasi yang dijalankan perusahaan sesuai dengan
18 panduan perilaku AKHLAK adalah:

13
14
BAB 2

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Fungsi Manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating,


Controlling). PT PLN (Persero) memiliki tugas umum dan tugas pokok yang
tercantum dalam fungsi pelayan pelanggan, maka kepuasan pelanggan adalah
bentuk keberhasilan pekerjaan. Oleh karena itu, sangat penting sekali untuk
memahami fungsi manajemen dan menerapkannya dalam setiap aktivitas atau
pekerjaan.

Dalam sebuah perusahaan manajemen diterapkan agar tujuan perusahaan dapat


dicapai. Untuk mencapai tujuan perusahaan dibutuhkan sebuah fungsi
manajemen. Berikut ini adalah fungsi manajemen planning, organizing, actuating,
controlling (POAC) :

2.1 Planning (Perencanaan)


Perencanaan adalah hal yang sangat berarti dalam suatu manajemen karena
dapat digunakan untuk memastikan secara totalitas tujuan perusahaan serta
segala upaya untuk memenuhi tujuan tersebut. Dalam perencanaan manajer
berfungsi dan berarti dalam mengisyaratkan rencana kerja yang hendak
dilakukan karyawan ataupun pegawai perusahaan. Tanpa sebuah
perencanaan maka perusahaan akan berjalan sendiri mengikuti alur tanpa
mengetahui apa tujuan dan target perusahaan yang harus dicapai sehingga
dapat terjadi tujuan perusahaan tidak terlaksana. Terlebih PT PLN
merupakan perusahaan listrik yang melayani pelanggan sehingga
kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting. Untuk memenuhi
fungsi manajemen perencanaan, PT PLN memberi pembagian jabatan
seperti, bagian pemasaran, bagian niaga, bagian distribusi, bagian
keuangan, dan bagian SDM dan administrasi. Disetiap bagian memiliki
fokus masing – masing, misalnya bagian pemasaran yang terfokus dalam
perencanaan penjualan dan pengembangan usaha sesuai dengan potensi
yang ada, dibagian niaga berfokus pada pelayanan pelanggan, administrasi
pelanggan, pembuatan tagihan listrik, dan pengendalian pendapatan.
Selain itu, dibagian distribusi berfokus pada perencanaan dan
pembangunan jaringan distribusi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,
di bagian keuangan berfokus pada perencanaan dan pengendalian
anggaran dan pendapatan sesuai dengan prosedurnya, dibagian SDM dan

15
administrasi berfokus pada pengembangan sumber daya manusia dan
pengelolaan kesekretariatan untuk menjamin kelancaran operasional.
Setiap bagian memiliki tanggung jawab masing – masing, dengan
penerapan GCG pada PT PLN setiap bagian juga harus melakukan
transparansi terhadap hasil laporan evaluasi yang diberikan pada setiap
bagiannya. Hasil evaluasi dari masing – masing bagian akan ditampung
oleh manajer sehingga untuk kedepannya manajer dapat mengetahui dan
mempertimbangkan langkah apa yang harus diambil.

2.2 Organizing (Pengorganisasian)


Fungsi manajemen yang kedua merupakan organizing. Organizing dicoba
dengan metode membagi aktivitas ataupun pekerjaan yang cocok dengan
bidang masing – masing. Organizing bertujuan untuk memudahkan
manajer melaksanakan pengawasan yang lebih efisien serta memastikan
sumber energi yang diperlukan untuk setiap aktivitas Dalam hal ini
manajer membagi tugas ataupun pekerjaan tersebut sesuai dengan bidang
masing – masing. Pada bagian pemasaran memiliki tugas yaitu :
menyusun data potensi pasar, rencana penjualan serta perkiraan
pendapatan di daerah kerja APJ maupun di masing-masing unit asuhannya,
mempersiapkan dan melaksanakan pengembangan usaha baru sesuai
dengan program yang telah ditetapkan, memonitor dan melakukan analisa
atas pemakaian energi pada pelanggan-pelanggan potensial (TM/TT),
mengadakan komunikasi dan memberikan pelayanan khusus kepada
pelangganpelanggan dalam rangka meningkatkan loyalitas pelanggan,
melaksanakan pembacaan meter dengan Automatic Meter Reading (AMR)
untuk pelanggan potensial, serta memelihara sarana dan kelengkapannya,
dan menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian pemasaran. Bagian
niaga memiliki tugas yaitu : melaksakan pengawasan terhadap kegiatan
pelayanan pelanggan / calon pelanggan, menyusun dan memelihara Data
Induk Pelanggan (DIP) dan Data Induk Saldo (DIS), mengawasi kegiatan
pencatatan meter dan melaksakan pembinaan dalam rangka meningkatkan
kualitas hasil pembacaan meter, melaksanakan dan memonitor proses
pengolahan data dalam rangka pembuatan tagihan listrik sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang ada, mengamankan dan mengendalikan
pendapatan dengan melaksanakan administrasi pelanggan secara tertib,
melaksanakan pengawasan dan mengkoordinir kegiatan penagihan dalam
rangka pengelolaan piutang, menyusun standar mutu pelayanan serta
mengendalikan pencapaiannya, dan menyusun laporan sesuai bidang tugas
bagian niaga. Lalu dibagian distribusi memiliki tugas yaitu: menyusun
rencana dan melaksanakan pembangunan jaringan untuk melayani
pelanggan dan pengembangan system, menyusun SOP dan mengatur

16
pengoprasian jaringan distribusi, menyusun rencana pemeliharaan dan
melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi, mengelola aset jaringan
distribusi dan menyusun Data Induk Jaringan, membuat data peta jaringan
(mapping) dan memelihara akurasi data sesuai dengan perkembangan,
mengendalikan dan mengawasi fungsi Alat Pembatas dan Pengukur (APP)
dan menyususn rencana pemeliharaannya, melaksanakan analisa dan
evaluasi susut distribusi serta menyusun upaya pengendaliannya, membina
dan mengembangkan PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan),
dan menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian distribusi. Pada bagian
keuangan memiliki tugas yaitu: melaksanakan pencatatan dan pembukuan
asset, melaksanakan pengawasan dan pengendalian pendapatan serta
mengadakan rekonsilasi dengan fungsi terkait, menyusun RAO / UA1
sesuai dengan jadwal dan pedoman yang ada, mengatur dan melaksanakan
pengwasan atas penggunaan anggaran investasi maupun operasi, mengatur
dan mengendalikan likuidasi keuangan secara optimal, melaksanakan
supervisi tentang keuangan dan akuntansi terhadap unit asuhannya,
menyusun laporan keuangan serta melaksanakan analisa dan evaluasi
untuk merumuskan upaya perbaikannya, dan menyusun laporan sesuai
bidang tugas bagian keuangan. Pada bagian SDM dan administrasi
memilki tugas yaitu: mencatat dan melaksanakan inventarisasi fasilitas
kantor serta menyusun rencana dan melaksanakan pemeliharannya,
melaksanakan Administrasi kepegawaian, membuat perhitungan dan
melaksanakan pembayaran hak-hak pegawai sesuai ketentuan yang ada,
menyusun dan memelihara Data Induk Kepegawaian serta melaksanakan
monitoring dan evaluasi SDM, melaksanakan pembinaan SDM serta
menyusun rencana pengembangan SDM, merencanakan dan mengelola
kegiatan kesekretariatan, umum dan KS, mengatur penyelesaian masalah
hukum yang terkait dengan masalah kedinasan, baik di lingkungan internal
maupun eksternal, mengatur dan melaksanakan program kehumasan dan
pemberdayaan lingkungan, dan menyusun laporan sesuai bidang tugas
bagian SDM dan Administrasi.

2.3 Actuating (Pengarahan)


Fungsi manajemen yang ketiga merupakan Actuating. Actuating
berhubungan dengan organizing. Apabila dalam penggunaan
pengorganisasian manajer hanya membagi tugas kepada masing – masing
bagian yang cocok dengan kemampuan serta keahlian sumber energi pada
manajemen penggerakan seseorang manajer melepaskan pekerja pada
masing – masing bagian untuk bekerja bersama menjangkau tujuan
perusahaan sama dengan arah manajer, pekerja ataupun karyawan pada
masing-masing – masing-masing bagian hendak melakukan pekerjaannya.

17
Seseorang manajer hendak melaksanakan pengarahan bila terkait
permasalahan ataupun bila apa yang dikerjakan tidak sesuai dengan yang
direncanakan. Penerapan prinsip GCG pada PT. PLN (Persero) dapat
dilihat melalui prinsip Transparansi dimana PT. PLN (Persero) memiliki
website publik yang dapat diakses oleh siapa pun, penyampaian informasi
mengenai kinerja organisasi seperti lingkungan organisasi, visi misi dan
partisipasi dalam kegiatan masyarakat. Jadi didalam melakukan
pengarahan mananjer sudah berbasis online dimana ada website yang bisa
diakses untuk membaca segala peraturan atau arahan dari manajer.

2.4 Controling (Pengawasan)


Fungsi manajemen yang keempat ataupun yang terakhir merupakan
pengawasan. Dari rangkaian rencana serta aksi yang telah dijalankan, butuh
adanya pengawasan ataupun pengendalian. Manajer hendak melakukan
pengawasan terhadap sumber energi yang telah diorganisasi terlebih dahulu
serta membenarkan apa yang dikerjakan sesuai dengan yang direncanakan.
Terdapat kesalahan ataupun penyimpangan dalam melaksanakan tugas yang
dapat dikoreksi untuk jadi pelajaran pada sesi perencanaan selanjutnya.
PLN menyediakan saluran komunikasi bagi para pemangku kepentingan
untuk mengadukan fraud dan/atau pelanggaran yang disebut
Whistleblowing System bagi pihak eksternal dan internal, guna
mengoptimalkan peran Insan PLN dan pihak eksternal dalam pengungkapan
dugaan Fraud dan/atau pelanggaran yang terjadi di lingkungan PLN. Dalam
rangka membangun dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi penanganan
pengaduan baik secara internal maupun eksternal yang terintegrasi secara
profesional, transparan, akuntabel dengan mengutamakan kerahasiaan
dalam rangka optimalisasi pemberantasan tindak pidana korupsi, PLN
melakukan kerjasama dengan KPK RI berdasarkan Perjanjian Kerja Sama
antara Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI)
dengan PT PLN (Persero) Nomor: 77 Tahun 2021 / Nomor:
0043.Pj/HKM.02.01/C01000000/2021 tanggal 2 Maret 2021 tentang
Penanganan Pengaduan Dalam Upaya Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Adapun ruang lingkup atas Perjanjian Kerjasama ini antara lain
Penyusunan dan/atau penguatan aturan internal terkait penanganan
pengaduan, Komitmen pengelolaan penanganan pengaduan, Penguatan
Budaya Organisasi, Penanganan pengaduan melalui aplikasi (clearing
house) dan koordinasi serta kegiatan bersama penanganan pengaduan dan
pertukaran data dan/atau informasi. Kategorisasi Pengaduan yang dapat
disampaikan melalui Whistleblowing System (WBS) antara lain kejadian
terkait korupsi, penyalahgunaan aset/wewenang, pencurian atau
penggelapan terhadap kas atau persediaan, material, aset lainnya, rekayasa

18
laporan keuangan maupun non keuangan, tindakan yang menyimpang dari
peraturan perundangan yang berlaku, peraturan perusahaan, pedoman
perilaku perusahaan serta SOP, tindakan yang dapat menurunkan citra
perusahaan, pelanggaran etika/perbuatan tidak etis, penggunaan narkoba,
terlibat dalam kegiatan masyarakat yang dilarang.

19
BAB 3

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dalam mempelajari POAC (Penyelenggaraan Operasi dan
Pemeliharaan Alat dan Mesin) pada PT PLN (Persero) adalah sebagai berikut:

1. Pentingnya pemeliharaan alat dan mesin: Mempelajari POAC di PT PLN


menunjukkan pentingnya pemeliharaan yang baik terhadap alat dan mesin dalam
perusahaan. Pemeliharaan yang tepat dapat meningkatkan efisiensi operasional,
mengurangi risiko kegagalan peralatan, dan memperpanjang umur pakai
peralatan.
2. Kepatuhan terhadap prosedur dan standar: Pada PT PLN, mempelajari POAC
mengajarkan pentingnya mematuhi prosedur dan standar yang ditetapkan oleh
perusahaan. Hal ini bertujuan untuk menjaga konsistensi, keamanan, dan kualitas
pekerjaan dalam menjalankan tugas pemeliharaan.
3. Peningkatan keandalan sistem: Dengan memahami POAC, PT PLN dapat
meningkatkan keandalan sistem kelistrikan dan mencegah terjadinya pemadaman
listrik yang tidak terduga. Ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan pelanggan dengan penyediaan listrik yang stabil.
4. Pelatihan dan sertifikasi karyawan: Mempelajari POAC membantu dalam
menyediakan pelatihan dan sertifikasi bagi karyawan yang bertanggung jawab
atas pemeliharaan peralatan dan mesin. Dengan karyawan yang terampil dan
berkualifikasi, PT PLN dapat menghadapi tantangan teknis dengan lebih baik.
5. Penggunaan teknologi dan inovasi: POAC di PT PLN juga mencakup
penggunaan teknologi dan inovasi terbaru untuk meningkatkan efisiensi
pemeliharaan. Dengan memanfaatkan teknologi modern, perusahaan dapat
mencapai tujuan perawatan yang lebih baik dan lebih efektif.
6. Efisiensi biaya: Penerapan POAC yang baik di PT PLN dapat membantu
dalam mengelola anggaran dan mengurangi biaya pemeliharaan jangka panjang.
Dengan demikian, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih
cerdas dan efisien.
7. Fokus pada keselamatan kerja: POAC di PT PLN juga memberikan perhatian
khusus pada aspek keselamatan kerja. Ini penting untuk melindungi karyawan dan
lingkungan saat menjalankan tugas-tugas pemeliharaan yang berisiko tinggi.
Dalam kesimpulannya, mempelajari POAC pada PT PLN adalah langkah penting
untuk meningkatkan kualitas dan keandalan operasional perusahaan, dengan
berfokus pada pemeliharaan yang baik, keselamatan kerja, penggunaan teknologi,
dan pengelolaan biaya yang efisien. Semua upaya ini berkontribusi untuk

20
mencapai tujuan perusahaan dalam menyediakan pelayanan listrik yang
berkualitas tinggi bagi masyarakat.
3.2 SARAN
Berikut adalah beberapa saran yang dapat membantu Anda dalam mempelajari
POAC pada PT PLN (Persero):
1. Memahami prosedur dan standar: Pertama-tama, pahami dengan baik prosedur
dan standar POAC yang telah ditetapkan oleh PT PLN. Pelajari dokumen-
dokumen resmi, manual, dan pedoman perusahaan yang terkait dengan
pemeliharaan alat dan mesin. Hal ini akan membantu Anda untuk beroperasi
sesuai dengan aturan perusahaan dan menjalankan tugas dengan efisiensi.
2. Ikuti pelatihan dan kursus: Manfaatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan
dan kursus yang disediakan oleh PT PLN terkait POAC. Pelatihan ini akan
memberikan pemahaman mendalam tentang teknik-teknik pemeliharaan terbaru
dan teknologi yang digunakan dalam industri kelistrikan.
3. Praktik langsung di lapangan: Selain mendapatkan pengetahuan dari pelatihan,
praktik langsung di lapangan sangat penting. Cobalah untuk mendapatkan
pengalaman kerja di fasilitas PLN untuk berlatih dan menerapkan pengetahuan
yang telah Anda pelajari. Dengan praktik lapangan, Anda akan lebih mengerti
tantangan yang dihadapi dalam pemeliharaan alat dan mesin secara langsung.
4. Berdiskusi dengan ahli: Jalin hubungan dengan ahli dan tenaga berpengalaman
di bidang POAC. Diskusikan pertanyaan Anda, minta masukan, dan pelajari dari
pengalaman mereka. Kolaborasi dengan mereka akan membantu Anda
memperluas wawasan dan memahami praktik terbaik dalam pemeliharaan alat dan
mesin.
5. Ikuti perkembangan teknologi: Perkembangan teknologi dalam industri
kelistrikan terus berlangsung. Tetap up-to-date dengan tren terbaru dan inovasi di
bidang POAC. Pelajari bagaimana teknologi baru dapat diterapkan untuk
meningkatkan efisiensi dan keandalan pemeliharaan di PT PLN.
6. Kembangkan keterampilan interpersonal: Selain pengetahuan teknis,
keterampilan interpersonal juga penting dalam POAC. Pelajari cara
berkomunikasi dengan baik, bekerjasama dengan tim, dan mengatasi situasi yang
menantang. Keterampilan ini akan membantu Anda dalam berinteraksi dengan
rekan kerja dan pelanggan dengan lebih efektif.
7. Prioritaskan keselamatan kerja: Selalu utamakan keselamatan kerja dalam
segala aktivitas pemeliharaan. Pelajari dan ikuti prosedur keselamatan yang telah
ditetapkan. Keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam setiap tindakan
yang Anda lakukan.
8. Evaluasi dan perbaiki diri: Selalu lakukan evaluasi diri untuk melihat
kemajuan Anda dalam mempelajari POAC. Identifikasi area di mana Anda perlu
meningkatkan pengetahuan atau keterampilan, dan upayakan untuk memperbaiki
diri secara terus-menerus.

21
Dengan mengikuti saran-saran di atas, Anda akan dapat memperoleh pemahaman
mendalam tentang POAC pada PT PLN dan menjadi profesional yang kompeten
dalam pemeliharaan alat dan mesin di industri kelistrikan.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.ibik.ac.id/index.php/jiakes/article/download/1385/1148

https://accounting.binus.ac.id/2017/06/20/good-corporate-governance-gcg/

https://chub.fisipol.ugm.ac.id/2022/01/14/fungsi-fungsi-manajemen/

23
Website Perusahaan

https://web.pln.co.id/tentang-kami/profil-perusahaan

https://web.pln.co.id/statics/uploads/2021/08/Company-Profile-PLN-082021.pdf

24

Anda mungkin juga menyukai