Anda di halaman 1dari 6

Zakat solusi pengentasan kemiskinan

NASKAH SYARHIL QUR’AN


TAHUN 2022

MUSABAQAH SYARHIL QUR’AN (MSQ)


Ketimpangan kekayaan antara orang kaya dan miskin di Indonesia termasuk paling
buruk di dunia. Berdasarkan survei lembaga keuangan Swiss, Credit Suisse, 1 persen orang
terkaya di Indonesia menguasai 49,3 persen kekayaan nasional. Kondisi ini hanya lebih baik
dibanding Rusia, India, dan Thailand. Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik, per
Maret 2016 Indek Gini Ratio di Indonesia berada di angka 0,397. Meski mengalami
penurunan, tingkat ketimpangan tersebut masih jauh dari target pemerintah. Pada 2019,
pemerintah menargetkan nisbah Gini turun hingga 0,36.

Hadirin, bukankah kemiskinan bisa mengakibatkan kebodohan?


Bukankah kemiskinan bisa mengakibatkan kejahatan ?
Bukankan kemiskinan bisa mengakibatkan kekufuran ?
Bahkan, kemiskinan bisa mengakibatkan negeri ini mengakibatkan
kehancuran ?.

Lalu relakah kita negeri ini hancur karena kemiskinan dan ketimpangan
sosial? Tentu tidak, bagaimanakah solusi islam terhadap persoalan ini? Sebagai
jawabannya pada kesempatan kali ini kami akan menyampaikan syarahan
alquran dengan tema Pengelolaan Zakat Produktif dan Cash Wakaf sebagai
penguatan kesejahteraan ummat. Yang berjudul : “ZAKAT SOLUSI
PENGENTASAN KEMISKINAN”. Yang akan kami uraikan dengan
berlandaskan Al-Quranul Karim surah An-Nur ayat 56 yang berbunyi :
Artinya : “Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada
Rasul (Muhammad), agar kamu diberi rahmat”

Majelis hakim yang arif dan bijaksana


Hadirin wal hadirat rakhimakumullah.

Menurut Syekh Ibnu Abbas yang lahir Thaif tahun 619M dan wafat
Thaif, 687M mengungkapkan dalam kitab Tanwirul Miqbas halaman 222
mengatakan “sempurnakan shalat lima waktu, berikanlah zakat harta kalian
serta taatilah rasul dalam setiap hukum-hukumnya supaya kalian diberi rahmat
dan tidak disiksa”

Lalu hadirin, apa yang dimaksud dengan zakat ?. Secara bahasa zakat
berarti suci, bersih, tumbuh, dan berkembang, sedangkan secara istilah, menurut
Dr. Yusuf al – Qardhawi yang lahir Mesir, 9 September 1926 yang dikutip
dalam buku Ensiklopedia Hukum Islam jilid 6 halaman 1985 menyatakan
bahwa zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk
membagikannya kepada orang-orang yang berhak untuk menerimanya. Lalu
bagaimanakah ralefansinya ayat ini dengan kehidupan bangsa kita sekarang ?.
Alhamdulillah hadirin, pemerintah kita memberikan perhatian yang serius
tentang masalah zakat yaitu dengan diterbitkannya UU No 23 tahun 2011 dan
peraturan pemerintah No 14 tahun 2014 tentang pengelolaan zakat yang
kemudian ditambah lagi dengan intruksi presiden No 3 tahun 2014 tentang
optimalisasi pengumpulan zakat, sehingga pemerintah menganjurkan untuk
selalu sadar membayar zakat sesuai dengan tuntunan syariat.

Kita perlu apresiasi bersama dinegara kita banyak didirikan lembaga


zakat seperti baznas, rumah zakat, zakat centre, dan lembaga zakat lainnya.
Namun sayang seribu sayang, kenyataannya dinegara kita masih banyak
masyarakat yang belum sadar akan kewajiban membayar zakat.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) dan IPB potensi zakat nasional tahun 2015 mencapai 286 triliun,
namun realisasinya hanya menyentuh angka 3,7 triliun. Artinya 1,3% umat
Islam di Indonesia yang baru sadar untuk membayar zakat. Padahal uangnya
berlipat, mobilnya mengkilat, rumahnya bertingkat, tapi pelitnya bagaikan
Qorun yang bermental bejat.

Hadirin, padahal Rasulullah SAW telah bersabda didalam haditsnya yang


berbunyi :

Artinya : “ Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khathab ra,
dia berkata “Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: ’Islam itu
dibangun di atas lima perkara, yaitu: Bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan
sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat,
mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitullah, dan berpuasa pada bulan
Romadhon.’”(HR.Bukhori dan Muslim)
Lalu kepada siapa zakat itu dibagikan ?. Sebagai jawabannya, mari kita
renungkan firman Allah dalam Al-Quranul Karim surah At-Taubah ayat 60
yang berbunyi :

Artinya : “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,


orang-orang miskin, amil zakat, yang di lunakkan hatinya ( muallaf ), untuk
yang memerdekakan hamba sahaya, untuk ( membebaskan ) orang yang
berhutang, untuk orang yang berjuang dijalan Allah, dan untuk orang yang
sedang dalam perjalanan, Sebagai kewajiban dari Allah. dan Alah Maha
Mengetahui, Maha Bijaksana”.

Majelis hakim yang arif dan bijaksana


Hadirin wal hadirat rakhimakumullah.

Berdasarkan ayat tersebut, menurut Imam Ath-Thobarani yang lahir di


kota Akka pada bulan Safar tahun 260 H dan wafat di Isfahan pada tanggal 28
Dzul Qa'dah tahun 360H. Mengungkapkan bahwa zakat itu hanyalah bagi
orang-orang fakir, orang-orang miskin dan orang-orang yang sudah Allah
jelaskan dalam surah At-Taubah ayat 60 tadi, dan Allah tidak menginginkan
harta tersebut bergulir diantara sikaya dengan sikaya saja, sehingga lahirlah “the
rich richer and the poor poorer” . yang kaya semakin kaya, yang miskin
semakin miskin.
Inilah konsep pemerataan ekonomi islam melalui zakat. Karena didalam harta
orang kaya, Allah titipkan bagian untuk fakir dan miskin. Jika mereka
membayar zakat, maka sucilah hartanya, bersih jiwanya, bahagia hidupanya dan
orang miskin akan tersenyum bahagia karena kehidupannya yang sejahtera.
Namun sebalikanya, jika konglomerat enggan berzakat, apa bedanya dengan
perampok yang jahat, yang gayanya seperti malaikat, padahal nyatanya
hanyalah penindas dan perampas hak-hak rakyat.

Untuk itu kami menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk memiliki


kesadaran berzakat. Dan kepada aparatur pemerintah hendaknya
mengintruksikan gerakan sadar zakat bahkan memberikan sanksi yang tegas
bagi oknum-oknum yang mengambil keuntungan sesaat dengan
menyelewengkan harta zakat. Setuju hadirin ?

Dari uraian demi uraian diatas, dapatlah disimpulkan bahwa zakat adalah
kewajiban yang harus ditunaikan. Dengan zakat harta dan jiwa akan bersih,
hidup akan tenang dan nyaman, bahkan kesejahteraan masyarakat mengalami
pemerataan. Semoga bangsa kita selalu diberkahi dan dirahmati oleh Allah
SWT.
Aamiin ya rabbal’aalamiin.

Billahi taufiq wal hidayah, waridha wal inaayah.

Anda mungkin juga menyukai