Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL OBSERVASI

“AYAM PETELUR”

Nama Kelompok:

1. Bhima Yudha Yanto (6)

2. Elyza Dwi Hapsariningrum (12)

3. Haidar Muhammad Yafi (18)

4. Muhamad Salik Abror (24)

5. Raditya Eka Wahyunanda (30)

6. Yovita Briana Hari Pradani (36)

SMA NEGERI 3 KLATEN

TAHUN AJARAN 2023/2024


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengembangan usaha ternak layer (ayam petelur) di Indonesia masih memiliki prospek yang
bagus, terlebih lagi konsumsi protein hewani masih kecil. Sesuai standar nasional, konsumsi
protein per hari per kapita ditetapkan 55 g yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein
hewani (www.litbang.deptan.co.id). Hal itu berarti target konsumsi protein hewani sekitar
11g/hari/perkapita. Namun yang terjadi, konsumsi protein hewani penduduk Indonesia
barumemenuhi 4,7 g/hari/perkapita, jauh lebih rendah dibanding Malaysia, Thailand dan
Filipina.

Dalam dunia peternakan, kita tidak asing lagi dengan ayam yang sengaja diternakan
untukdihasilkan daging atau telurnya, karena sudah banyak peternakan ayam yang menyebar
diseluruhIndonesia bahkan sampai diluar negeri, baik peternkan pabrik ataupun peternakan
individu.Seperti pada peternakan ayam petelur yang kami kunjungi, yang dimana peternakan
tersebutdimiliki individu. Adapun nama pemiliknya yaitu Rochman Hadi, peternakan ini terletak
didaerah Jalan Klogeng Gribig No 22.

Ayam itu sendiri terbagi ke dalam dua jenis yaitu ayam jenis pedaging dan ayam jenis petelur.
Ayam jenis pedaging, pastinya dibudidayakan karena untuk dihasilkan daging dalam jumlah
yang banyak dengan kualitas yang baik, sedangkan ayam petelur dibudidayakan
untukdihasilkan telur dengan jumlah yang banyak dan kualitas yang baik. Dalam beternak, kita
perlumemperhatikan mulai dari pakan, kandang, penyakit serta pengobatannya, sifat
genetikanya, asalusulnya, vaksinasi dan sebagainya.

Perkembangan ayam ras petelur juga semakin maju dari hasil silang genetic berbagai rasayam
unggulan seluruh dunia. Salah satunya adalah ISA Brown, yang merupakan hasil penelitiandari
perusahaan Institut de Sélection Animale(ISA). Ayam ISA Brown memiliki beberapakelebihan
dibandingkan ayam petelur lokal, di antaranya adalah tingginya produktivitas teluryakni
mencapai 409 butir pada setiap periode pemeliharaan, dan berat telur rata-rata 62.9 gram( ISA
Brown General Management Guide, 2011:1). Meskipun memiliki banyak keunggulan,
padadasarnya ayam ISA Brown bukan berasal dari Indonesia. Oleh karena itu, ISA merilis
standardalam ISA Brown Commercial Management Guide sebagai panduan bagi para peternak
untukmemantau dan mengevaluasi pemeliharaan ayam.Menilik peluang usaha serta
kebermanfaatan, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddinmembuat suatu usaha budidaya
unggas petelur dengan pengawasan langsung dari badan pemerintah serta bekerja sama
dengan beberapa badan usaha.

B. RUMUSAN MASALAH

1) Mengetahui kewirausahaan budidaya uanggas petelur.

2) Mengetahui perencanaan usaha budidaya unggas petelur.

3) Mengetahui persiapan teknis pemilihan unggas petelur.

4) Mengetahui cara pemeliharaan unggas petelur.

5) Mengetahui tahap panen dan pasca panen unggas petelur.

6) Mengetahui cara pemasaran unggas petelur.

C. TUJUAN LAPORAN

 Untuk mengetahui tahapan perencanaan atau persiapan usaha budidaya unggas petelur.

 Untuk mengetahui tahapan pelaksanaan usaha budidaya unggas petelur.

 Untuk mengetahui stretegi promosi dan pemasaran dalam usaha budidaya unggas petelur.

D.METODE OBSERVASI

(link youtube)

E. WAKTU OBSERVASI
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Kewirausahaan budidaya Ayam petelur.

Ayam petelur adalah ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal
mula ayam petelur adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dopelihara
serta dapat bertelur cukup banyak.

Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini adalah ayam ras petelur
white leghorn yang kurus. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga
menjelang akhir periode 1990an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam boiler yang
memang khusus untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna atau ayam petelur cokelat
mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai sadar bahwa aym ras memiliki klasifikasi
sebagai petelur handal dan menghasilkan telur yang enak. Mulai terjadi pula persaingan yang
tajam antara telur dan daging ayam ras dengan telur dan daging ayam kampung. Sementara itu,
telur ayam ras cokelat mulai diatas angin, sedangkan ayam kampung mulai terpurukterbatas
pada penggunaan resep makanan tradisonal saja. Persaingan ini menandakan maraknya
peternakan ayam petelur

B. Perencanaan budidaya ayam petelur

C. Wirausaha bidang budidaya ayam petelur.

D. Persiapan teknis pemilihan ayam

E. Pemeliharaan.

F. Pemanenan

G. Pasca panen.
BAB III

ANALISIS BUDIDAYA

A. Faktor pendukung

B. Faktor penghambat

C. Sistem pelaksanaan

BAB IV

PENJUALAN

A. Konsinyasi

B. Penjualan langsung

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai