Makalah ASWAJA - Maulid Nabi Muhammad Saw Di PP. Sunniyah Salafiyah Situbondo Jawa Timur
Makalah ASWAJA - Maulid Nabi Muhammad Saw Di PP. Sunniyah Salafiyah Situbondo Jawa Timur
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Aswaja 2”
Dosen Pengampu :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan yang meriah dan penuh makna
dalam tradisi Islam, di mana umat Muslim bersatu untuk merayakan kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Awal mula tradisi Maulid dimulai pada abad ke-4 Hijriah (abad ke-10
Masehi) di Mesir. Perayaan ini pertama kali dimulai sebagai bentuk penghargaan
terhadap Nabi Muhammad dan sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran Islam. Selama
berbagai masa kekhalifahan Islam, tradisi Maulid Nabi berkembang dengan dinamika
yang berbeda di berbagai wilayah. Pada masa kekhalifahan Abbasiyah, perayaan maulid
menjadi lebih terstruktur dan melibatkan acara-acara keagamaan.
Allah SWT berfirman dalam surah Yunus ayat 58 :
ُقْل ِبَفْض ِل ٱِهَّلل َو ِبَر ْح َم ِتِهۦ َفِبَٰذ ِلَك َفْلَيْفَر ُحو۟ا ُهَو َخْيٌر ِّمَّم ا َيْج َم ُعوَن
Yang artinya : Katakanlah, dengan anugerah Allah dan rahmatNya (Nabi Muhammad
Saw) hendaklah mereka menyambut dengan senang gembira.
Dalam kitab Fathul Bari karangan al- Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani diceritakan
pula bahwa Abu Lahab mendapatkan keringanan siksa tiap hari senin karena dia gembira
atas kelahiran Rasulullah. Ini membuktikan bahwa bergembira dengan kelahiran
Rasulullah memberikan manfaat yang sangat besar, bahkan orang kafirpun dapat
merasakannya
Perayaan Maulid Nabi tidak hanya menjadi momen untuk merayakan kelahiran
Nabi, tetapi juga menjadi sarana untuk menyampaikan ajaran dan sunnah beliau kepada
masyarakat. Ceramah, kisah-kisah kehidupan Nabi, dan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an
menjadi bagian integral dari acara Maulid.
Di bawah Kesultanan Utsmaniyah, tradisi Maulid Nabi semakin diakui dan
dihargai. Pemerintah Ottoman mendukung perayaan maulid dan mendirikan lembaga-
lembaga khusus untuk memperingati acara ini. Tradisi Maulid Nabi kemudian menyebar
ke berbagai negara Islam, membawa berbagai nuansa lokal dan budaya. Meskipun tidak
diakui secara resmi oleh semua sekte dan mazhab Islam, perayaan maulid tetap menjadi
bagian penting dari kehidupan umat Islam di banyak tempat.
B. Rumusan Masalah
1. Mendeskripsikan acara dalam kegiatan Maulid Nabi
Halaman | 1
2. Mendeskripsikan hikmah taushiyah atau mauidhoh
BAB II
PEMBAHASAN
Maulid nabi yang di gabungkan dengan Haul Habib Hasan bin Abdullah Asy-Syatiri
ke-19 di Jakarta pada tanggal 02 Oktober 2023. Acara dimulai pada
Halaman | 2
B. Hikmah Taushiyah
Halaman | 3
BAB III
KESIMPULAN
1. Pengertian
Halaman | 4
D AFTAR PUSTAKA
Halaman | 5