Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dustyn Putra Vardhana

Nim : 320210301010

Tugas Biomedis mencari Mekanisme kerja salah satu toksin


Toksin ular adalah senyawa beracun yang dihasilkan oleh beberapa jenis ular untuk
melumpuhkan atau mencerna mangsa mereka. Mekanisme kerja toksin ular bervariasi
tergantung pada jenis ular dan jenis toksin yang dimilikinya. Toksin Neurotoksik: Jenis toksin
ini memengaruhi sistem saraf mangsa. Mereka dapat mengganggu transmisi sinyal saraf atau
mengganggu kerja otot. Hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan otot atau bahkan berhenti
bernapas pada mangsa. Perlu diingat bahwa mekanisme kerja toksin ular sangat bervariasi
tergantung pada spesies ular dan jenis toksin yang digunakan. Selain itu, beberapa ular tidak
memiliki toksin yang cukup kuat untuk mengancam manusia, sementara yang lainnya sangat
berbahaya. Studi ilmiah tentang toksin ular terus berkembang, dan penelitian terbaru dapat
memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang mekanisme kerja toksin ular tertentu.
Jika Anda ingin meneliti lebih lanjut tentang toksin ular, disarankan untuk merujuk ke
literatur ilmiah yang terbaru dan relevan dalam bidang ini.
Mekanisme kerja toksin neurotoksik pada ular melibatkan penggunaan berbagai
senyawa kimia yang memengaruhi sistem saraf mangsa mereka. Toksin ini bertindak dengan
cara mengganggu transmisi sinyal saraf atau merusak sel-sel saraf, yang akhirnya
mengakibatkan kelumpuhan atau kematian mangsa. Racun ular yang mengandung toksin
neurotoksik adalah jenis racun yang mempengaruhi sistem saraf. Toksin neurotoksik bekerja
dengan mengganggu transmisi sinyal saraf di tubuh manusia atau hewan yang terkena
gigitan ular beracun. Ini dapat menyebabkan berbagai efek negatif pada korban Berikut
adalah beberapa langkah umum dalam mekanisme kerja toksin neurotoksik pada ular:

1.Penetrasi: Ular biasanya menginjeksikan toksin mereka ke dalam mangsa melalui gigitan.
Gigi ular mengandung saluran yang memungkinkan toksin masuk ke dalam tubuh mangsa.

2.Penyaringan: Toksin neurotoksik ular biasanya mengandung berbagai senyawa kimia,


seperti neorotoksin dan cardiotoxin. Senyawa ini memiliki berbagai efek pada sistem saraf
dan organ tubuh.

3.Interaksi dengan Reseptor: Toksin neurotoksik akan berinteraksi dengan reseptor pada saraf
atau sel-sel target di dalam tubuh mangsa. Ini dapat mengganggu transmisi sinyal saraf atau
menghambat aktivitas normal sel-sel target.

4.Gangguan pada Transmisi Saraf: Toksin neurotoksik dapat memengaruhi kemampuan saraf
untuk mengirim sinyal. Ini dapat menyebabkan kelumpuhan atau gangguan dalam fungsi
organ-organ yang terhubung dengan saraf tersebut.

5.Efek Sistemik: Toksin ini juga dapat memiliki efek sistemik pada tubuh mangsa, seperti
gangguan peredaran darah, pembekuan darah yang tidak normal, atau kerusakan organ.

6.Kematian Mangsa: Dalam banyak kasus, toksin neurotoksik dapat menyebabkan kematian
mangsa, terutama jika organ vital atau sistem saraf utama terpengaruh.
Referensi
"Venomous Reptiles and Their Toxins" oleh Bryan G. Fry, et al. (2009)
Frank C. Lu. Toksikologi dasar: Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko, edisi kedua.
Universitas Indonesia Press,Yakarta.1985.
Des W. Connel & Gregory J. Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia
Donatus, I. A., Toksikologi Dasar. Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Facultas Farmasi,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta..2001

Anda mungkin juga menyukai