Anda di halaman 1dari 18

Pengantar Toksikologi Klinik

KELOMPOK 1:

Adira Syahrir (PO713203211002)


Ester Viona Manuputty (PO713203211012)
Muh. Akmal (PO713203211026)
Nurihsani (PO713203211031)
Nursugiana (PO713203211032)
Sri Wahyuningsih (PO713203211044)
Pokok Bahasan

Sejarah perkembangan Peristilahan Dalam


01 ilmu 02 Bidang Toksikologi

Klasifikasi Bahan
03 Toksik 04 Toksisitas
1. Sejarah Perkembangan Ilmu

Toksikologi analitis berkaitan dengan deteksi,


identifikasi dan pengukuran obat-obatan dan
senyawa asing lainnya (xenobiotik) dan
metabolitnya pada spesimen biologis dan yang
terkait. Metode analisis tersedia untuk berbagai
senyawa yang sangat beragam: dapat berupa bahan
kimia, pestisida, obat-obatan, penyalahgunaan obat-
obatan (drugs abuse) dan racun alami.
Toksikologi analitik dapat membantu dalam
diagnosis, manajemen dan dalam beberapa kasus
pencegahan keracunan.
s

Kedudukan Ilmu Toksikologi


2. Peristilahan Dalam Bidang Toksikologi
Dalam lingkup toksikologi sering digunakan beberapa istilah yang mirip yaitu,
racun, toksin, toksikan yang memiliki arti yang mirip tetapi berbeda.

1. Racun
Menurut Taylor, “Racun adalah setiap bahan atau zat yang
dalam jumlah tertentu bila masuk ke dalam tubuh akan
menimbulkan reaksi kimiawi yang akan menyebabkan
penyakit dan kematian”.

Menurut Dorland Dictionary: Racun adalah setiap zat yang


bila dalam jumlah sedikit ditelan atau dihirup atau diserap atau
dioleskan atau disuntikkan ke dalam tubuh atau 4 Toksikologi
Klinik  dihasilkan dalam tubuh, memiliki aksi kimiawi dan
menyebabkan kerusakan pada struktur atau gangguan fungsi
yang menimbulkan gejala, penyakit atau kematian.
2.Toksin
Racun (poison) adalah zat yang memiliki efek berbahaya pada organisme hidup.
Sedangkan toksin adalah racun yang diproduksi oleh organisme hidup. “Bisa”(venom)
adalah racun yang disuntikkan dari organisme hidup ke makhluk lain. “Bisa” (venom)
adalah toksin dan toksin adalah racun, tidak semua racun adalah toksin, tidak semua toksin
adalah venom.
3. Venom atau “bisa”
Racun dan “bisa” (venom) adalah toksin, karena toksin didiskripsikan secara sederhana
sebagai bahan kimia yang diproduksi secara biologis yang mengubah fungsi normal
organisme lain.
4. Toksikan
Apa perbedaan toksin dan toxicant? Toksin adalah produk alami seperti yang ditemukan
pada jamur beracun, atau racun ular. Toksikan adalah produk buatan manusia, produk
buatan yang dipaparkan ke lingkungan karena aktivitas manusia; Contohnya adalah produk
limbah industri dan pestisida.
5.Toksoid 6.Xenobiotik

Toksoid adalah toksin yang tidak Xenobiotik berasal dari bahasa


aktif atau dilemahkan. Toksin Yunani: Xenos yang artinya asing.
adalah racun yang dibuat oleh Xenobiotik adalah zat asing yang
organisme lain yang bisa membuat secara alami tidak terdapat dalam
kita sakit atau membunuh kita. tubuh manusia. Contoh: obat obatan,
Dengan kata lain, toksin beracun. insektisida, zat kimia.
Toksoid tidak lagi beracun tetapi
masih sebagai imunogenik sebagai
toksin dari mana ia berasal.
C. Klasifikasi Bahan Toksik

1. Berdasarkan sumbernya, bahan toksik dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


a. Toksin tanaman
b. Toksin hewan
c. Toksin lingkungan (air, tanah, udara)

2. Berdasarkan senyawanya:
a. Logam berat
b. Senyawa organik
c. Racun gas

3. Berdasarkan penggunaannya:
a. Obat-obatan
b. Pestisida
c. Pelarut organik
d. Logam berat
D. Toksisitas

Toksisitas merupakan istilah relatif yang biasa dipergunakan dalam memperbandingkan


satu zat kimia dengan lainnya. Adalah biasa untuk mengatakan bahwa satu zat kimia lebih
toksik daripada zat kimia lain. Perbandingan sangat kurang informatif, kecuali jika
pernyataan tersebut melibatkan informasi tentang mekanisme biologi yang sedang
dipermasalahkan dan juga dalam kondisi bagaimana zat kimia tersebut berbahaya. Oleh
sebab itu, pendekatan toksikologi seharusnya dari sudut telaah tentang berbagai efek zat
kimia atas berbagai sistem biologi, dengan penekanan pada mekanisme efek berbahaya zat
kimia itu dan berbagai kondisi di mana efek berbahaya itu terjadi.
Undang-Undang Narkotika dan Psikotropika

A. PERUNDANG-UNDANGAN NARKOTIKA
Pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika yang
dilakukan secara terorganisasi dan memiliki jaringan yang luas melampaui batas negara, dalam Undang-Undang
No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika diatur mengenai kerja sama, baik bilateral, regional, maupun internasional.

B. UNDANG UNDANG PSIKOTROPIKA


Di Indonesia, UU Psikotropika berbeda dengan undang-undang narkotika, namun UU Narkotika yang terbaru
sekarang mempengaruhi UU Psikotropika yang telah ada. Artinya walaupun berbeda hal yang diatur, dalam hal
ini psikotropika dan narkotika, dengan adanya Undang-Undang Narkotika Nomor 35 tahun 2009, menjadikan
pembaharuan pula terhadap UU tentang psikotropika. Psikotropika Golongan I dan Golongan II sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671) yang
telah dipindahkan menjadi Narkotika Golongan I menurut Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika.
Undang-Undang Narkotika dan Psikotropika

C. PREKURSOR
Adapun yang dimaksud precursor narkotika dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
narkotika, ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 44 tahun 2010 tentang Prekursor,
bahwa yang dimaksud Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan
dalam pembuatan Narkotika dan Psikotropika.

Pengaturan Prekursor ini bertujuan untuk:


a. Melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan Prekursor;
b. Mencegah dan memberantas peredaran gelap Prekursor;
c. Mencegah terjadinya kebocoran dan penyimpangan Prekursor; dan
d.Menjamin ketersediaan Prekursor untuk industri farmasi, industri non farmasi, dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
KESIMPULAN

Toksikologi analitik adalah bidang kajian yang memerlukan dukungan ilmu lain terutama
anatomi fisiologi, patofisiologi, biokimia dan kimia analitik. Dalam bidang toksikologi dibedakan
antara istilah racun, toksin, dan toksikan Toksisitas suatu bahan toksik dapat dinyatakaan dalam
ukuran LD50, atau dengan peristilahan misalnya: karsinogen, mutagen, teratogen. Toksisitas juga
digolongkan menjadi toksisitas akut dan kronis. Penggunaan obat dapat mengakibatkan toleransi,
habituasi, ketergantungan (dependensi) dan ketagihan (adiksi).
Kesimpulan
Teknik fiksasi sediaan sitologik adalah suatu tindakan yang
dilakukan dengan segera dilakukan guna mencegah
pengeringan dan perubahan bentuk sel akibat faktor luar.

Hasil dari fiksasi tersebut akan memungkinkan pewarnaan


menjadi jelas dan tentunya menghasilkan diagnosis yang benar.
Fiksasi dari sediaan sitologik terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
fiksasi basah,fiksasi “coating”, fiksasi kering dan fiksasi
khusus.

Anda mungkin juga menyukai