Anda di halaman 1dari 5

KURIKULUM PELATIHAN

Pembuatan Kue Nastar

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum Pendidikan Kejuruan

Pembimbing: Dr. Teti Setiawati, M.Pd teti.setiawati.ft@um.ac.id

Disusun oleh:

Muhammad Teuku Attila Prayitno

NIM:

220543611509

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA BOGA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

Makanan adalah kebutuhan primer, dan perkembangan industri makanan dalam hal food &
beverage mengalami kemajuan yang signifikan. Tidak hanya soal makanan tradisional dan
makanan berat, industri makanan ringan baik itu cemilan, kudapan, aneka snack juga semakin
variatif. Roti dan kue contohnya, keberadaannya semakin digemari dan mulai menggoyang
keberadaaan nasi sebagai makanan pokok. Roti dan kue pun memiliki banyak jenis. Jenis roti
yang umum ada di Indonesia adalah roti tawar, roti gandum, roti manis, roti sobek, bagel,
croissant. Sedangkan kue pun juga banyak jenisnya. Salah satunya adalah kue nastar.

Kue Nastar adalah makanan ringan yang bukan makanan utama. Secara harfiah kue ini
seringkali diartikan sebagai makanan ringan yang dibuat dari tepung. Lebih detailnya, kue
nastar adalah makanan ringan bertekstur lembut dan sedikit kering yang memiliki kadar air
yang sangat rendah karena dibuat dengan cara di oven. Kue nastar memiliki daya tahan yang
cukup lama, bahan yang umum digunakan utuk pembuatan kue nastar diantaranya tepung
terigu protein rendah, tepung maizena.

Pada zaman sekarang, kue sering dikenal dengan istilah “cookies”. Istilah ini muncul dari
Bahasa Belanda yaitu Koekje (Kue Kecil) atau Kookie yang bisa juga berarti Cake kecil.
Konon bahwa cookies tercipta secara tak sengaja. Dilansir dari The Nibble, penemuan kue
kering adalah hasil dari coba-coba mengetes adonan dan suhu oven, di masa berabad-abad
sebelum buku masak zaman Renaissance dibuat. Seorang tukang masak ketika itu hanya
ingin mengetes apakah adonannya sudah bisa mengembang sempurna atau belum. Mengingat
oven pada masa lalu masih sangat sederhana, belum memiliki alat pengatur suhu. Maka,
kemudian ia mengambil bagian kecil dari adonan pastry yang ada dan memasukkannya ke
dalam oven. Tak disangka, adonan yang diambil tersebut ternyata bisa mengembang dan
memiliki cita rasa yang renyah.

Di Indonesia sendiri, kue nastar lebih identik dengan perayaan, seperti Lebaran, Natal, Tahun
baru, bahkan imlek, kue nastar sering dijadikan sebagai suguhan untuk tamu maupun sebagai
pelengkap parcel. Kue nastar dikenalkan di Indonesia pertama kali oleh Belanda pada masa
penjajahan. Awalnya, isian nastar bukan nanas melainkan bluberi. Namun, karena bluberi
sulit ditemukan di Indonesia akhirnya diganti dengan buah nanas karena lebih mudah
dijankau oleh masyarakat.
A. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan

Kegiatan ini memiliki maksud dan tujuan untuk meningkatkan kreatifitas para
remaja, khususnya remaja perempuan yang lebih telaten dalam membuat kue.
Juga dapat menjadi peluang bagi para remaja untuk mengembangkan
keterampilan, mengisi waktu luang dengan cara berbisnis kue kering dan
memberikan pengalaman bagaimana rasanya bekerja.

b. Sasaran

Sasaran dalam pelatihan kue nastar ini adalah semua remaja. Juga dapat diikuti
oleh siswa mulai jenjang Sekolah Menengah Pertama hingga mahasiswa
perkuliahan.
BAB II

DESKRIPSI RENCANA PELATIHAN

A. Program Kegiatan

Program kegiatan pelatihan singkat untuk meningkakan kemampuan dalam


berwirausaha dan keterampilan. Kegiatan ini dirancang dan dilaksanakan oleh
Muhammad Teuku Attila Prayitno dari jurusan Teknologi Industri prodi S1
Pendidikan Tata Boga Universitas Negeri Malang,

B. Rencana Pelaksanaan

a) Produk kue nastar

Produk yang akan dipelajari dalam pelatihan kali ini adalah kue nastar

b) Alat dan bahan

- Cengkih - Buah nanas


- Kayu manis - Telur
- Gula pasir - Susu bubuk
- Garam - Tepung maizena
- Tepung terigu - Vanili bubuk
- Keju - Gula halus
- Mixing bowl
- Mixer
- Spatula
- Oven
BAB III

PENUTUP

Membuat kue adalah serangkaian kegiatan mencampuran bahan-bahan tertentu untuk


menghasilkan suatu cookies yang lezat. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan serta kreatifitas remaja. Selain
mendapatkan pengalaman, remaja-remaja dapat mendapat penghasilan lebih dan
mereka mampu unuk memperjualbelikan hasil yang telah mereka dapat dalam
pelatihan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai