Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN PERKERASAN JALAN

(PENETRASI SETELAH TITIK LEMBEK)


Di Laboratorium Perkerasan Jalan FT UM

Disusun Oleh Kelompok 5 :


1. Achmad Fakhrur Rozi (210523617248)
2. Nasya Kusuma Hadi (220523611071)
3. Stevanie Azaria Widiyanti Putri (220523611433)
4. Syafiq Ais Ubaidillah (220523610928)
5. Triselyna Cehsia Zelda (220523610919)
6. Vania Widi Anindya (220523604846)

Offering E3-13EN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah :


Teori dan Praktikum Perkerasan Jalan

Dosen pengampu :
Drs. H. Bambang Supriyanto, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan
baik. Shalawat dan salam juga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia.
Laporann ini kami susun sebagai salah satu tugas Teori dan Praktikum Perkerasan Jalan
pada jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Malang. Kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dukungan selama proses penulisan laporan ini. Kami juga ingin menyampaikan terimakasih
kepada Bapak Drs. H. Bambang Supriyanto, S.T., M.T. yang telah memberi dukungan dan
materi selaku Dosen dari mata kuliah Teori dan Praktikum Perkerasan Jalan.
Laporan ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih dalam tentang pengujian
penetrasi setelah titik lembek, serta untuk menjadi kontribusi kami dalam memahami,
menganalisis, dan mengatasi isu-isu yang terkait. Semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat dan kontribusi yang berarti bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan sehingga kami
mengharapkan masukan dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa depan. Semua
upaya kami dalam penulisan laporan ini semata-mata untuk mengejar pengetahuan yang lebih
dalam dan pemahaman yang lebih baik.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermanfaat
bagi semua pihak yang membacanya. Kami berharap agar laporan ini dapat menjadi titik awal
bagi diskusi lebih lanjut dan penelitian lanjutan dalam bidang ini.

Malang, 1 Desember 2023

Kelompok 5
PENETRASI SETELAH TITIK LEMBEK

A. Maksud Pengujian

Tujuan Mahasiswa dapat menentukan nilai kekerasan aspal dengan melakukan


pengujian penetrasi setelah kehilangan berat dengan alat penetrometer, dimana
pengujian ini akan menjadi acuan penggunaan aspal dilapangan berdasarkan tempat dan
kondisi tertentu.

1. Dapat memahami prosedur pengujian penetrasi aspal dengan baik dan benar
sesuai standar.
2. Dapat terampil menggunakan peralatan pengujian penetrasi aspal dengan
baik dan benar.
3. Dapat mengetahui nilai penetrasi aspal yang diujikan.
4. Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian yang diperoleh
5. Dapat menentukan spesifikasi aspal yang diuji dengan standar.

B. Alat dan Bahan

1. Penetrometer
2. Cawan
3. Wajan
4. Kompor
5. Termometer
6. Cawan kaca
7. Air
8. Tisu
9. Aspal (benda uji)

• Menyiapkan Benda Uji


Panaskan sampel aspal setelah pengujian kehilangan berat hingga mencair pada suhu
50-100 o C

C. Langkah-langkah Pengujian

1. Letakkan benda uji pada tempat air yang kecil dan masukkan tempat air tersebut
kedalam bak peredam yang telah berada pada suhu yang ditentukan. Diamkan
dalam bak tersebut 1 sampai 1,5 jam untuk beda ujidengan cawan berkapasitan 90
ml dan 1,5 sampai 2 jam untuk benda uji dengan cawan berkapasitan 175 ml.
2. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan bersihkan
jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain lalu keringkan jarum tersebut
dengan lap bersih dan pasanglah jarum pada pemegang jarum.
3. Letakkan pemberat 50 gram diatas jarum untuk memperoleh beban sebesar (100 ±
0,1)gram.
4. Pindahkan tempat air pada bak perendam ke bawah alat penetrasi.
5. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh permukaan
benda uji. Kemudian aturlah angka 0 di arloji penetrometer sehingga jarum
penunjuk berlapit denganya.
6. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka waktu
(5 ± 0,1) detik.
7. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan
jarum penunjuk. Bulatkan hingga angka 0.1 mm terdekat.
8. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk pekerjaan
selanjutnya.
9. Lakukan pekerjaan diatas sebanyak 5 kali untuk benda uji yang sama. Dengan
ketentuan setiap titik pemeriksaan dan tepi dinding berjarak lebih dari 1 cm.

D. Dasar Teori dan Perhitungan

Aspal menurut pengertian ASTM D-8-31 adalah bahan berwarna hitam/coklat


tua, bersifat perekat, terutama terdiri dari bituman, di dapat dari alam atau dari proses
pembuatan minyak bumi. Sedangkan menurut The Asphalt Institue aspal adalah suatu
campuran hidrokarbon alami atau dari suatu proses pemanasan minyak bumi atau dari
keduana bersifat non-logam, dapat berbentuk gas, cairan atau bahan setengah padat,
dapat larut dalam karbondisulfida (CS2). Aspal berasal dari hasil proses penyulingan
minyak bumi dengan destilasi bertingkat pada suhu ±290oC dimana sisa residulah yang
dijadikan bahan aspal. Sisa residu minyak bumi ini dijadikan beberapa jenis aspal:

a. Blow aspal

b. Aspal keras / aspal semen / aspal panas

c. Aspal cair

d. Aspal emulsi

Sifat-sifat aspal dapat ditinjau dari :

1. Sifat kimia adalah menurut unsur-unsur yang terkandung dalam aspal.

2. Sifat physis adalah kepekatan/konsistensi, ketahanan derajat kekerasan,ketahanan


terhadap pengaruh air.

Penetrasi termasuk kedalam sifat physis yaitu kepekatan/konsistensi. Adapun


hubungan nilai penetrasi aspal keras dalam pelaksanaan adalah terhadap :

a. Lokasi penggunaan aspal (kondisi lingkungan)

b. Kelas jalan.
Secara garis besar penetrasi adalah masuknya jarum penetrasi kedalam
permukaan aspal dalam waktu 5 detik dengan beban 100 gr pada temperatur 25o.

Nilai penetrasi sangat ditentukan oleh suhu. Apabila akan dibuat suatu konstruksi
yang lokasinya atau kondisi lingkungannya bersuhu tinggi maka sebaiknya digunakan
aspal dengan nilai penetrasi yang rendah, karena aspal yang berpenetrasi rendah
memiliki sifat yang tidak terpengaruh oleh suhu dan lebih kaku. Begitupun untuk lokasi
yang memiliki volume lalu lintas yang tinggi, dikarenakan adanya gesekan as roda yang
dapat meningkatkan suhu, begitupu sebaliknya. Sedangkan untuk lokasi dengan berat
lalu lintas yang tinggi maka diizinkan untuk menggunakan aspal dengan penetrasi
tinggi, ini dikarenakan agar menambah kekuatan pada lapisan perkerasan jalan. Aturan
tentang penggunaan aspal dapat dilihat pada SNI 06-2456-91.

Untuk mengetahui penetrasi dilakukan dengan cara mengukur kedalaman


masuknya suatu jarum yang ukurannya tertentu dengan berat 100 gram, dalam waktu 5
detik. Angka kedalaman masuknya jarum itu diukur dari permukaan dinyatakan dengan
angka satuan 1/100cm (0,1 mm). Jadi bila suatu aspal mempunyai angka penetrasi 100,
berarti kedalaman masuknya jarus adalah 1 cm.

• RUMUS PENGUJIAN
• PERHITUNGAN
E. Perawatan Alat

1. Panaskan cawan yang sudah digunakan hingga aspal yang menempel pada cawan
cair, lalu bersihkan menggunakan solar hingga cawan bersih dari benda uji.
2. Aspal yang telah di gunakan dibuang pada bak tempat pembuangan aspal.
3. Bersihkan jarum penetrasi dengan solar lalu mencuci menggunakan air yang
mengalir.

F. Hasil Pengujian

• GRAFIK

GRAFIK PENETRASI
SEMPEL 1
25 20,7 21,9
20,6
Nilai Penetrasi (mm)

17,8 19,2
20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6
Titik Pengamatan
GRAFIK PENETRASI
SEMPEL 2
25

Nilai Penetrasi (mm)


19,2
20 16,5
14,3 15,6
15 13,1

10
5
0
0 1 2 3 4 5 6
Titik Pengamatan

• TABEL REKAPITULASI

G. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, kami mendapatkan hasil


penetrasi yaitu sempel 1 = 20,04 mm dan sempel 2 = 15,74 mm. Sedangkan untuk
hasil penetrasi dikurangi batas toleransinya yaitu sempel 1 = 19,24 mm dan
sempel 2 = 15,14 mm. Adapun untuk batas toleransi yang kami gunakan yaitu 0,8
pada sempel 1 dan 0,6 untuk sempel 2, karena hasil penetrasi data yang kami
punya diantara rentang 15-17,9 mm dan >20 mm.
H. Dokumentasi

No Gambar Keterangan

Siapkan 2 cawan kosong.


1

2
Siapkan cawan kaca perendam.

Panaskan sampel aspal setelah


pengujian kehilangan berat hingga
3 mencair pada suhu 50-100 o C

Simpanlah cawan yang berisi


4 sampel didalam suhu ruang
selama 1 sampai 1,5 jam.

Isikan air kedalam cawan kaca dan


5 rendam sampel atau aspal yang
telah didiamkan
No Gambar Keterangan

Atur alat dan jarum pada


6
penetrometer hingga diangka 0
dan letakkan pemberat diatas
jarum.

7 Turunkan jarum perlahan


hingga menyentuh permukaan
aspal.

Lepaskan pemegang jarum dan


8 serentak jalankan stopwatch
selama (5 ± 0,1) detik dan baca
jarum pada arloji penetrometer.

Lakukan pekerjaan diatas 5 kali


untuk 5 titik untuk benda uji
10 yang sama. Dengan ketentuan
setiap titik pemeriksaan dan tepi
dinding berjarak lebih dari 1 cm

Anda mungkin juga menyukai