Offering E3-13EN
Dosen pengampu :
Drs. H. Bambang Supriyanto, S.T., M.T.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan
baik. Shalawat dan salam juga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia.
Laporann ini kami susun sebagai salah satu tugas Teori dan Praktikum Perkerasan Jalan
pada jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Malang. Kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dukungan selama proses penulisan laporan ini. Kami juga ingin menyampaikan terimakasih
kepada Bapak Drs. H. Bambang Supriyanto, S.T., M.T. yang telah memberi dukungan dan
materi selaku Dosen dari mata kuliah Teori dan Praktikum Perkerasan Jalan.
Laporan ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih dalam tentang pengujian
penetrasi setelah titik lembek, serta untuk menjadi kontribusi kami dalam memahami,
menganalisis, dan mengatasi isu-isu yang terkait. Semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat dan kontribusi yang berarti bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan sehingga kami
mengharapkan masukan dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa depan. Semua
upaya kami dalam penulisan laporan ini semata-mata untuk mengejar pengetahuan yang lebih
dalam dan pemahaman yang lebih baik.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermanfaat
bagi semua pihak yang membacanya. Kami berharap agar laporan ini dapat menjadi titik awal
bagi diskusi lebih lanjut dan penelitian lanjutan dalam bidang ini.
Kelompok 5
PENETRASI SETELAH TITIK LEMBEK
A. Maksud Pengujian
1. Dapat memahami prosedur pengujian penetrasi aspal dengan baik dan benar
sesuai standar.
2. Dapat terampil menggunakan peralatan pengujian penetrasi aspal dengan
baik dan benar.
3. Dapat mengetahui nilai penetrasi aspal yang diujikan.
4. Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian yang diperoleh
5. Dapat menentukan spesifikasi aspal yang diuji dengan standar.
1. Penetrometer
2. Cawan
3. Wajan
4. Kompor
5. Termometer
6. Cawan kaca
7. Air
8. Tisu
9. Aspal (benda uji)
C. Langkah-langkah Pengujian
1. Letakkan benda uji pada tempat air yang kecil dan masukkan tempat air tersebut
kedalam bak peredam yang telah berada pada suhu yang ditentukan. Diamkan
dalam bak tersebut 1 sampai 1,5 jam untuk beda ujidengan cawan berkapasitan 90
ml dan 1,5 sampai 2 jam untuk benda uji dengan cawan berkapasitan 175 ml.
2. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan bersihkan
jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain lalu keringkan jarum tersebut
dengan lap bersih dan pasanglah jarum pada pemegang jarum.
3. Letakkan pemberat 50 gram diatas jarum untuk memperoleh beban sebesar (100 ±
0,1)gram.
4. Pindahkan tempat air pada bak perendam ke bawah alat penetrasi.
5. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh permukaan
benda uji. Kemudian aturlah angka 0 di arloji penetrometer sehingga jarum
penunjuk berlapit denganya.
6. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka waktu
(5 ± 0,1) detik.
7. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan
jarum penunjuk. Bulatkan hingga angka 0.1 mm terdekat.
8. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk pekerjaan
selanjutnya.
9. Lakukan pekerjaan diatas sebanyak 5 kali untuk benda uji yang sama. Dengan
ketentuan setiap titik pemeriksaan dan tepi dinding berjarak lebih dari 1 cm.
a. Blow aspal
c. Aspal cair
d. Aspal emulsi
b. Kelas jalan.
Secara garis besar penetrasi adalah masuknya jarum penetrasi kedalam
permukaan aspal dalam waktu 5 detik dengan beban 100 gr pada temperatur 25o.
Nilai penetrasi sangat ditentukan oleh suhu. Apabila akan dibuat suatu konstruksi
yang lokasinya atau kondisi lingkungannya bersuhu tinggi maka sebaiknya digunakan
aspal dengan nilai penetrasi yang rendah, karena aspal yang berpenetrasi rendah
memiliki sifat yang tidak terpengaruh oleh suhu dan lebih kaku. Begitupun untuk lokasi
yang memiliki volume lalu lintas yang tinggi, dikarenakan adanya gesekan as roda yang
dapat meningkatkan suhu, begitupu sebaliknya. Sedangkan untuk lokasi dengan berat
lalu lintas yang tinggi maka diizinkan untuk menggunakan aspal dengan penetrasi
tinggi, ini dikarenakan agar menambah kekuatan pada lapisan perkerasan jalan. Aturan
tentang penggunaan aspal dapat dilihat pada SNI 06-2456-91.
• RUMUS PENGUJIAN
• PERHITUNGAN
E. Perawatan Alat
1. Panaskan cawan yang sudah digunakan hingga aspal yang menempel pada cawan
cair, lalu bersihkan menggunakan solar hingga cawan bersih dari benda uji.
2. Aspal yang telah di gunakan dibuang pada bak tempat pembuangan aspal.
3. Bersihkan jarum penetrasi dengan solar lalu mencuci menggunakan air yang
mengalir.
F. Hasil Pengujian
• GRAFIK
GRAFIK PENETRASI
SEMPEL 1
25 20,7 21,9
20,6
Nilai Penetrasi (mm)
17,8 19,2
20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6
Titik Pengamatan
GRAFIK PENETRASI
SEMPEL 2
25
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6
Titik Pengamatan
• TABEL REKAPITULASI
G. Kesimpulan
No Gambar Keterangan
2
Siapkan cawan kaca perendam.