Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK TEH BUNGA ROSELA

(HIBISCUS SABDARIFFA L.)


(Study Kasus KWT di Desa Ciparay Kec. Jampangkulon Kab. Sukabumi, Jawa Barat)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan UMKM
Dosen Pengampu : Dr. Ekalia Yusiana, S.P., M.Sc.

Kelas 3C- Agribisnis


Disusun Oleh :
Suci Novianti 2210631200029

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Pengembangan UMKM yang berjudul
“Strategi Pengembangan Usaha Produk Teh Bunga Rosela ( Habiscus sabdariffa L. ) ” ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pengembangan UMKM, menambah wawasan serta mendalami pemahaman terkait upaya
pengembangan UMKM di daerah sendiri.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bu Dr. Ekalian Yusiana, S.P., M.Sc., selaku Dosen
Pengembangan UMKM yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagikan pengetahuannya, sehingga tugas ini dapat
terselesaikan. Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan dari
makalah ini.

Karawang, 06 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
2.1 Gambaran Umum ................................................................................................................. 5
2.2 Analisis Faktor Produksi ...................................................................................................... 5
2.3 Strategi Pengembangan Usaha ............................................................................................. 7
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 9
3.2 Saran .................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi sangat diperlukan oleh setiap negara sebab dengan adanya
peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat menunjukkan kesejahteraan yang tercermin pada
peningkatan output perkapita serta diikuti dengan daya beli masyarakat yang meningkat
(Yunan, 2009). Pertumbuhan ekonomi yang baik ditandai dengan bertumbuhnya sektor
ekonomi masyarakat contohnya di bidang industri, salah satunya adalah sektor makanan
dan minuman.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat dan minat
konsumen terhadap produk-produk alami, tanaman herbal semakin mendapatkan
perhatian. Salah satu tanaman herbal yang mendapat sorotan adalah rosela, terutama teh
rosela, yang terkenal karena khasiatnya yang bermanfaat bagi kesehatan. Dengan adanya
khasiat itu, maka tanaman rosela (Hibiscus sabdariffa) dapat memiliki kontribusi yang
signifikan dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat. Dari biji, bunga, hingga
daunnya, setiap bagian rosela memiliki potensi pengembangan bisnis yang dapat
memberikan nilai tambah bagi petani dan pengusaha. Kelompok Wanita Tani (KWT),
sebagai kelompok wanita yang terlibat dalam pertanian, memiliki peluang besar untuk
menjadi agen pengembangan usaha teh rosela yang berkelanjutan.
Dalam proses pengembangan usaha tersebut, tentu terdapat beberapa strategi yang
hafus diperhatikan agar usaha bisa berkembang dan berjalan lebih baik dari sebelumnya.
Maka dari itu, makalah ini akan mengeksplorasi strategi pengembangan usaha teh rosela
dengan manganalisis faktor internal dan eksternal usaha teh rosela, menentukan langkah-
langkah yang diambil untuk memperkuat posisi pasar dan meningkatkan kontribusi
ekonomi bagi para anggota KWT khususnya KWT Ciparay.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa masalah diantaranya:
1. Mengapa bunga rosela menjadi pilihan usaha KWT Ciparay?
2. Apa saja faktor internal dan eksternal usaha teh bunga rosela di Ciparay?
3. Apa strategi yang harus dilakukan untuk memperkuat posisi pasar dan mengembangkan
usaha teh bunga rosela di Ciparay?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang tertulis di atas, terdapat beberapa tujuan dalam
penulisan makalah ini diantaranya:
1. Mengetahui alasan KWT Ciparay memilih bunga rosela sebagai usahanya.
2. Mengetahui faktor internal dan eksternal usaha teh bunga rosela di Ciparay.
3. Mengetahui strategi untuk memperkuat posisi pasar dan mengembangkan usaha teh
bunga rosela di Ciparay.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum
Rosela atau nama latinnya Hibiscus sabdariffa L. merupakan salah satu tanaman
hias yang ditanaman di pekarangan rumah. Tanaman tersebut memiliki daun berwarna
merah dengan daun berwarna hijau. Rosela memiliki khasiat yang cukup banyak bagi
kesehatan. Dianatara olahan rosela adalah jeli, sirup, puding, kopi, kue dan lainnya.
Di Desa Ciparay sendiri, tanaman rosela dibudidayakan di lahan mati atau
pekarangan untuk memperindah lingkungan dan konsumsi individu. Namun, wabah covid-
19 menjadikan Kelompok Wanita Tani (KWT) Hegar Manah Desa Ciparay untuk
memanfaatkan potensi daerahnya dengan mengembangkan minuman sehat berupa teh dari
Bunga Rosella. Manfaat bunga rosela diantaranya bisa dikonsumsi untuk obat herbal,
antivirus, mencegah kangker, melancarkan pencernaan, magh akut, osteoporosis, obesitas
dan lain-lain. Proses pembuatan teh Rosella bisa dibilang tidak terlalu sulit yaitu dengan
memanen bunga rosela yang berwarna merah tua, dibersihkan dari bijinya lalu dicuci bersih
dan dikeringkan. Setelah proses pengeringan selesai, baru dikemas rapih dalam pouch
dengan harga Rp10.000/ sachet dengan berat 500 gram. Penyajian teh Rosella juga sangat
mudah bisa dengan cara direbus maupun diseduh langsung, hingga air menjadi merah.

2.2 Analisis Faktor Produksi


Sebelum menganalisis strategi pengembangan maka diperlukan analisis faktor
usaha sehingga analisis yang dilakukan bisa tepat sasaran. Beberapa faktor produksi yang
harus diperhatikan yaitu:
a. Analisis Lingkungan
• Lingkungan Internal
Hunger dan Wheleen (2003) mengidentifikasi faktor-faktor strategis
internal, yaitu kekuatan dan kelemahan yang juga akan menentukan apakah
perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada sambil
menghindari ancaman-ancaman. Beberapa analisis lingkungan yang termasuk ke
dalam faktor internal adalah produksi, keuangan, sumber daya manusia, dan
pemasaran. Berikut adalah analisis lingkungan internal usaha produk teh bunga
rosela oleh KWT Hegar Manah di desa Ciparay.
Proses produksi teh rosela dimulai dengan penanaman tanaman rosela di
pekarangan atau di lahan mati. Setelah kurang lebih satu bulan tanaman rosela akan
menumbuhkan bunga. Bunga rosela akan menjadi tua dibuktikan dengan
terbukanya kelopak bunga dan memperlihatkan bijinya. Ketika keaadan itu, bunga
rosela di panen kemudian di pisahkan dari bijinya. Kemudian, kelopak bunga dicuci
dan dikeringkan lalu setelah itu baru dikemas dan siap untuk dipasarkan.

5
Keuangan usaha teh rosela di desa Ciparay berasal dari dana anggota
kelompok wanita tani sehingga pengahasilan dari penjualan juga dikelola kembali
oleh KWT untuk menjadi kas.
Pengelolaan usaha teh rosela dilakukan oleh ketua KWT Hegar Manah yaitu
Rosanti dan anggotanya. Untuk budidaya tanaman rosela sendiri dibantu oleh ketua
Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Jampangkulom yaitu Ucu
Rohillah. Sehingga, ada pelatihan dari penyuluh untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat khususnya anggota KWT Hegar Manah dalam melakukan produksinya.
Pemasaran produk teh rosela dilakukan secara online dan offline dengan harga jual
Rp10.000/ sachet. Kemasan sudah dilengkapi dengan nama produk Teh Rosela
Jampang yang dilengkapi dengan gambar rosela dan deskripsi kandungan rosela
untuk memperkenalkan khasiat rosela bagi kesehatan.
• Lingkungan Eksternal
David (2011) menjelaskan tujuan dari analisis lingkungan eksternal adalah
untuk mengembangkan daftar terbatas peluang yang dapat dimanfaatkan
perusahaan dan ancaman yang harus dihindari. Faktor-faktor eksternal usaha
produk Teh Rosela diantaranya kompetitor dan pemerintah.
Dalam usaha atau bisnis tentunya banyak pesaing usaha yang dapat
menurunkan hasil penjualan. Dalam produk Teh Rosela sendiri banyak kompetitor
di Indonesia yang menawarkan produk sama ataupun substitusi. Untuk di daerah
Jampangkulon sendiri, penjual teh rosela cukup minim namun penjualan online
yang dilakukan oleh KWT Hegar Manah menyebabkan persaingan yang cukup
tinggi oleh karena itu perlunya pertimbangan dalam menentukan keunikan
produknya.
Peran pemerintah menjadi salah satu faktor dalam keberhasilan usaha. Di
dalam usaha produk teh rosela ada campur tangan pemerintah yaitu dari Badan
Penyuluhan Pertanian (BPP) daerah jampangkulon untuk meningkatkan
kemampuan mengelola sumber daya alam dan manusianya. Selain itu, peran
penyuluh juga memperkenalkan teknologi sehingga masyarakat bisa menerima
orderan. Pemerintah desa pun menjadi salah satu faktor yang termasuk, karena
KWT Hegar Manah mendapatkan dukungan dengan mengajak warga untuk
menanam tanaman rosela dipinggir-pinggir jalan sehingga bahan baku teh rosela
bisa mudah didapatkan.

b. Analisis SWOT
• Strenghts (Kekuatan)
Kekuatan dari produk teh rosela sendiri yaitu memiliki khasiat yang baik
untuk tubuh sehingga menjadi minuman sehat dengan harga yang cukup
terjangkau. Pengolahan produk yang tradisional dan tanpa pengawet serta tanpa
tambahan zat atau produk lain juga menjadikan produk ini asli dan tidak
membahayakan jika dikonsumsi secara wajar. Bahan baku yang dibudidayakan
sendiri juga menjadikan potensi yang cukup baik dalam produksi teh rosela.
Sumber daya manusia yang cukup banyak juga menjadikan pengolahan produk ini
efektif dan efisiem dengan membagi tugas antara pengolah, pemasaran dan
distribusi. Selain itu, warna merah dari bunganya juga menjadikan produk teh
rosela ini menarik.
• Weakness (Kelemahan)
Kelemahan dari produk ini adalah kurangnya inovasi sehingga hanya
mengandalkan rosela saja. Kemasan produk yang kurang menarik karena tulisan
yang terlalu kecil dan juga tidak tersedianya toko dalam artian produksi hanya
dilakukan di rumah warga.
• Opportunities (Peluang)
Salah satu peluangnya adalah tidak adanya produk yang serupa di sekitaran
Jampangkulon. Penjualan produk yang tidak mengubah bentuk teh rosela juga bisa
bermanfaat bagi konsumen untuk dijadikan pewarna alami baik olahan kue ataupun
lainnya sehingga produk ini tidak fokus untuk diolah menjadi teh saja.
• Threats (Ancaman)
Ancaman yang ada dalam produk ini adalah adanya pesaing yang memiliki
produk yang sama atau serupa. Selain itu, cuaca juga bisa menjadi ancamannya
karena budidaya tanaman rosela bisa terganggu. Kurangnya perhatian atau
pengawasan dari pihak desa atau penyuluh juga bisa menyebabkan usaha ini
berhenti karena hilangnya semangat masyarakat.

2.3 Strategi Pengembangan Usaha


Strategi pengembangan usaha adalah rencana atau langkah-langkah yang dirancang
secara sistematis untuk mengoptimalkan pertumbuhan, keberlanjutan, dan daya saing suatu
bisnis atau usaha. Tujuan dari strategi ini adalah untuk mencapai tujuan jangka panjang
perusahaan dan menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Bryson menyatakan bahwa
strategi dikatakan sebagai strategi pengembangan jika strategi tersebut berusaha
menciptakan masa depan baru yang lebih baik. Dari analisis faktor produksi di atas maka
dapat ditentukan strategi pengembangan usaha yang harus dilakukan oleh usaha produk
Teh Rosela KWT Hegar Manah Ciparay yaitu:
a. Menggunakan Merek
Berdasarkan uaraian sebelumnya pada analisis SWOT, produk teh rosela jampang
sudah memiliki merek dan kemasan yang dapat menarik konsumen, namun kemasan
masih kurang menarik.
b. Menetapkan Strategi Penjualan
Strategi penjualan cukup baik dengan dilakukannya penjualan offline dan online
seperti instargram, facebook, dan shoope sehingga bisa manjangkau pasar yang luas.
c. Optimalisasi Analisis SWOT
Analisis SWOT cukup diperhatikan oleh pelaku usaha teh rosela jampang
dibuktikan dengan banyaknya kelebihan yang dimiliki oleh produk ini.

7
d. Meningkatkan Ilmu Bisnis
Peningkatan ilmu bisnis atau pelatihan sudah cukup baik dilakukan dengan adanya
dukungan BPP setempat sehingga masyarakat melek teknologi dan mengetahui cara
berbisnis hingga pengelolaan sumber daya yang baik dan benar.
Dari hal di atas maka KWT Hegar Manah harus memahami lebih dalam terkait inovasi
produk sehingga produk memiliki keunikan sendiri dan meningkatkan minat pasar. Selain
itu, bangunan untuk produksi seharusnya didirikan agar produksinya lebih efektif dan
efisien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rosela adalah salah satu tanaman herbal yang menjadi potensi di Desa Ciparay
khususnya pada saat covid-19 karena khasiatnya yang sangat baik untuk kesehatan. Potensi
tersebut menjadikan KWT Hegar Manah untuk melakukan produksi agar memanfaatkan
sumber daya alam yang ada untuk kesejahteraan masyarakat.
Beberapa faktor produksi yang dianalisis yaitu faktor internal dan eksternal serta
analisis SWOT. Dari analisis tersebut terdapat beberapa kelebihan dari produk teh rosela
yaitu keaslian produk, tanpa pengawet, warna yang menarik, terdapat merk produk,
ketersediaan bahan baku yang dibudiayakan sendiri, adanya kemasan dan penjualan online
yang dapat memperluas target pasar serta dukungan dari pemerintah. Namun, ada beberapa
kendala serta ancaman yang harus diperhatikan yaitu kurangnya inovasi, kompetitor lain,
tidak adanya kedai serta cuaca yang dapat menurunkan produksi bahan baku.
Analisis tersebut memberikan jalan keluar yang harus dilakukan oleh pemilik
produk Teh Rosela Jampag yaitu mengadakan inovasi untuk menambah keunikan produk
dan membuat kedai atau toko agar konsumen bisa membeli secara langsung dan mudah
ditemukan.
3.2 Saran
Kepada pihak desa Ciparay diharapkan bisa mendukung lebih dari segi keuangan
terhadap KWT Hegar Manah dengan mendirikan toko atau kedai penjualan. Selain itu,
untuk Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat, diharapkan bisa melakukan
penyuluhan lebih dalam terkait inovasi produk dan pengembangan usaha tani.

9
DAFTAR PUSTAKA

Handi, S. (2021) Abdul Muiz Dukung Pengembangan Petani Rosella di Jampang Kulon Diakses
pada 06 Desember 2023 pukul 11.18 https://radarsukabumi.com/kabupaten-
sukabumi/abdul-muiz-dukung-pengembangan-petani-rosella-di-jampang-kulon/
Herlan, H. (2020) Teh Rosella dari KWT Ciparay Sukabumi, Cara Kuatkan Imun Ditengah
Pandemi Covid-19 Diakses pada 06 Desember 2023 pukul 10.03
https://www.sukabumiupdate.com/food-travel/70294/teh-rosella-dari-kwt-ciparay-
sukabumi-cara-kuatkan-imun-ditengah-pandemi-covid-19
Ai Rahmatullah (2021). Rosela, Si Kecil Sejuta Manfaaat Diakses pada 06 Desember 2023 pukul
11.24
https://www.kompasiana.com/airahmatilahawaliah9354/6100044006310e22f8080dd2/ros
ella-si-kecil-dengan-sejuta-manfaat
Kuncir (2020) Pemerintah Melalui BPP Jampangkulon akan Dukung Kembangkan, Potensi
Kelompok Wanita Tani Ciparay Diakses pada 06 Desember 2023 pukul 10.50
https://infokowasi.com/pemerintah-melalui-bpp-jampangkulon-akan-dukung-
kembangkan-potensi-kelompok-wanita-tani-ciparay/
Nurul, F. (2017) Rosela Merah (Hibiscus sabdariffa). Aceh: Universitas Syiah Kuala
Tamara, I. Sri, M. Dkk. (2018) Strategi Pengembangan Usaha Produk Teh Celup Rosela (Hibiscus
sabdariffa. L) UD. Bali Gendis, Klungkung. Jurnal Rekayasa dan Manajemen
Agroindustri, 6 (1), 33-44 http://dx.doi.org/10.24843/JRMA.2018.v06.i01.p04
Warcita. & Ahmad, S. (2016) Strategi Pengelolaan Usaha Mikro dan Kecil pada Usaha Pengolahan
Pangan. Jurnal Manajemen, 7 (2), 172-180
https://www.researchgate.net/publication/328788099_Strategi_Pengembangan_Usaha_M
ikro_dan_Kecil_Pada_Usaha_Pengolahan_Pangan

Anda mungkin juga menyukai